Anda di halaman 1dari 6

Makanan yang Beragam

Delon S W/ SMA Cinta Kasih Tzu Chi

Keberagaman adalah perbedaan/beraneka ragam sesuatu hal.


Keberagaman pastinya ada. Ciri khas keberagaman ada di negara Indonesia.

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya,


suku bangsa, ras, bahasa, agama, dan kepercayaan. Selain itu, Indonesia memiliki
keragaman hayati, hewan, tumbuhan dan tempat wisata.

Kita ambil contoh di desa. Ada cukup banyak desa di Indonesia yang
mementingkan toleransi di tengah keberagaman yang ada di desa tersebut. Mereka
saling menghargai satu sama lain tanpa memandang perbedaan. Ini berarti mereka
memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda
tetapi tetap satu jua.

Contoh nyatanya ada di Jepara, Jawa Tengah. Ada desa yang memiliki
keberagaman agama dan kepercayaan. Nama desanya adalah desa Plajan. Desa
tersebut masuk wilayah Kecamatan Pakis Aji. Desa itu berjarak sekitar 22 km ke
arah timur Kota Jepara. Desa yang berada di sudut timur Kecamatan Pakis Aji ini
memiliki luas 1.044.500 hektar. Secara administratif, desa ini terdiri dari 43 RT, 7
RW dan 24 dukuh sehingga Desa Plajan tergolong luas dan berpenduduk banyak.

Desa Plajan terdiri dari empat penganut, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan
Buddha. Dan juga memiliki 14 masjid, 40 musala, 4 pura, dan 1 gereja. Dari
catatan desa, ada sekitar 7.515 penganut Islam, 435 orang beragama Hindu, 55
orang beragama Kristen, dan 4 orang beragama Buddha. Meskipun sangat
beragam, mereka tetap hidup rukun dan nyaman. Mereka saling menghormati dan
tidak ada gesekan. Dengan kata lain, toleransi terjaga dengan baik di tempat ini.

Kepala Desa Plajan, Priyatin mengatakan keberagaman keyakinan dan


agama yang ada di desa tersebut sudah terjadi turun-temurun. Hubungan
antarumat terjaga dengan baik dan saling menghargai. “Kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat, warga sudah saling menghargai. Setiap hari warga di sini
saling membaur tanpa sekat beda agama. Ini seperti miniatur Indonesia,” papar
dia.
Hal yang sama ditunjukkan oleh desa lainnya di daerah Banyumas. Desa
Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah adalah
letak desanya. Desa Banjarpanepen ditetapkan menjadi Desa Sadar Kerukunan.
Desa terpencil yang berjarak sekitar 40 km arah tenggara dari Ibukota Kabupaten
Purwokerto ini menjadi salah satu dari lima desa di Jawa Tengah yang menjadi
percontohan kerukunan antarumat beragama.

Sejak puluhan tahun silam, umat Islam, Buddha, Kristen dan kepercayaan
di desa tersebut hidup berdampingan. Di desa yang berada di ketinggian 300 mdpl
ini terdapat beberapa rumah ibadah, yaitu masjid, gereja, dan vihara. Kepala Desa
Banjarpanepen, Mujiono mengatakan bahwa di desanya terdapat 1.853 kepala
keluarga (KK) atau hampir 6.000 jiwa. Namun, di desa tersebut, masyarakatnya
menghargai satu sama lain meskipun memiliki keragaman agama dan
kepercayaan. Hal ini membuktikkan bahwa kehidupan toleransi antarumur
beragama diterapkan di desa ini.

Ada contoh nyata lainnnya, tapi kali ini bukan desa. Contoh nyatanya
terdapat di daerah Timika, Papua. Pemuda dan pemudi intas agama ikut
mengamankan pelaksanaan shalat Idul Fitri 1440 Hijriah. Ketua FKUB Mimika
Ignastius Adii mengatakan bahwa ada 65 peuda dan pemudi yang terlibat
mengamankan Shalat Ied di Timika.

Contoh nyata lainnya ada juga di perkuliahan. Kisah ini diunggah di media
social Facebook pada Jumat (10/5/2019) oleh Andi Triwahyuni, salah satu
mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah dosennya. Kali ini dosen menyediakan
makanan untuk mahasiswa yang berpuasa. Dia adalah Rusli Ginting, dosen di
Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Dosen tersebut yang mengetahui waktu
berbuka puasa, mentraktir makanan bagi mahasiswanya yang berpuasa. “Beliau
bilang, ‘sudah azan ya, karena in Ramadhan, maka bapak memberikan waktu 30
menit untuk berbuka puasa bagi yang Muslim, yang tidak berpuasa pun silahkan
beristirahat. Eh sebentar Bapak punya rezeki sedikit untuk kalian’,” ujar Andi
yang berkuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen S1.
Kemudian, Rusli pergi ke ruangan dosen dan membawa sekotak
roti dan sekotak minuman teh untuk para mahasiswanya. Meskipun hanya
ada enam atau tujuh mahasiswa Muslim yang berpuasa di kelas itu dari 25
mahasiswa, tetapi sikap Rusli sangat toleransi dan menghargai. Atas
kebaikan dosen itu, para mahasiswa pun beristirahat sembari menyanta roti
coklat dan teh untuk menunaikan ibadah puasa. “Beliau hanya bilang,
‘saya hanya ingin berbagi, terutama untuk kalian yang berpuasa’,” ujar
Andi.

Meskipun jam buka puasa berada di tengah-tengah jam kuliahnya,


Rusli pun tidak memperpanjang jam kuliahnya. “Kuliahnya enggak
dimundurin. Kami tetapi selesai pukul 19.30,” ujar Andi.

Selain itu Andi mengungkapkan bahwa Rusli menjadi dosen


kesayangan bagi mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ekonomi. Menurut Andi,
Rusli adalah pribadi yang baik dan ramah. Selain memiliki sifat yang
ramah, Rusli tidak pernah mempersulit mahasiswanya. Hal-hal itulah yang
membuat dirinya dikagumi oleh Andi. ‘Pak Rusli juga mempunyai jiwa
kepemimpinan yang membuat saya salut. Saat mengajar mata kuliah, saya
sangat paham dengan apa yang beliau ajarkan,” ujar Andi.

Hal-hal di atas membuktikan bahwa masih adanya toleransi di


negara Indonesia. Banyak manfaat yang didapat dari toleransi. Contohnya
toleransi di desa, warganya bisa mengajarkan toleransi kepada
keturunannya supaya setiap keturunan ada sikap toleransi di desa. Kalau
saat penjagaan Sholat oleh agama selain Islam manfaatnya adalah
terjalinnya hubungan yang baik sesama agama. Manfaat yang besar
pastinya didapat dari Universitas ataupun sekolah, dosen ataupun guru
yang mengajarkan kepada mahasiswa ataupun muridnya dan mampu
menerapkan sikap toleransi atau menghargai terhadap sesama akan
diteladani oleh mahasiswa ataupun murid terlebih lagi mereka adalah
penerus generasi bangsa.

Mungkin kita sekarang memiliki sedikit saja pandangan negatif


terhadap suatu agama/ras/suku/golongan. Memang terdapat perbedaan
yang mungkin cukup signifikan. Yang diperlukan saat ini adalah
menerima apapun perbedaan yang ada di sekitar kita, bahkan perbedaan
pada teman dekat kita sekalipun. Yang saya tekankan adalah perlu, bukan
harus, karena menerima perbedaan adalah keperluan kita untuk menjalin
perdamaian, bukan suatu keharusan. Kita harus memiliki rasa toleransi dan
menerima terhadap sesame terlebih karena perbedaan yang ada, supaya
dapat membangun persatuan yang saat ini tengah rusak di negara
Indonesia ini. Hentikan saja keributan akibat perbedaan dan juga jadilah
pribadi yang selalu bertoleransi supaya tidak ada keributan.

Toleransi sangat penting bagi semua kalangan masyarakat, oleh


karena itu keberagaman yang ada jangan dijadikan alasan ribut satu sama
lain. Jika kita bertoleransi dan menerima keberagaman, kedamaianlah
yang didapat dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia. Sebaliknya jika
toleransi tidak diterapkan, keributan, kekacauan, dan provokasi yang
didapat. Saya mengajak untuk bertoleransi, saya tidak memaksa tetapi
mengajak dalam hal yang baik. Toleransi mendapatkan hal yang positif
sedangkan intoleransi mendapatkan banyak hal negatif. Untung tidak
didapat, rugi yang didapat, itulah intoleransi. Sebaliknya untung didapat,
kerugian tidak ada, itulah toleransi.
Referensi :

http://indonesiabaik.id/infografis/kita-indonesia-satu-dalm-
keberagaman#:~:text=Indonesia%20adalah%20negara%20kepulauan
%20yang,kekayaan%20dan%20keindahan%20bangsa%20Indonesia.

https://penelitianilmiah.com/pendahuluan-esai/

https://tambahpinter.com/contoh-essay/#Contoh_Essay_Pendidikan

https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3662699/belajar-keberagaman-dan-
kerukunan-dari-desa-plajan-jepara

https://regional.kompas.com/read/2019/09/03/09372521/di-desa-terpencil-ini-
umat-beragama-hidup-berdampingan-gotong-royong?page=all

https://regional.kompas.com/read/2019/08/20/07150091/7-kisah-damai-merawat-
toleransi-indonesia-?page=all

https://regional.kompas.com/read/2019/08/20/07150091/7-kisah-damai-merawat-
toleransi-indonesia-?page=all

https://medan.tribunnews.com/2019/05/13/dosen-non-muslim-rusli-ginting-
bagikan-makanan-berbuka-bagi-mahasiswa-aksinya-banjir-pujian

Anda mungkin juga menyukai