Anda di halaman 1dari 2

Nama: Alisha Husna Meharunnisa

Kelas: X MIPA 1 / 3

Penugasan Ancaman Ancaman Sosial masalah Intoleransi

Video 1

Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki sikap toleransi yang
sangat tinggi. Di daerah Monosobo, terdapat populasi masyarakat yang agama nya berbeda-
beda. Contohnya seperti Bapak Sarno Kusnandar. Bapak ini merupakan ketua Paguyuban Tunggul
Sabdo Jati, yang menganut kepercayaan kejawen.

Bapak Sarno mengatakan, bahwa penghayat kepercayaan dan penganut agama itu tidak dibeda-
bedakan. Jaman dahulu, di Wonosobo orang-orang yang menganut agama selain Islam sering
dituduh sebagai PKI dll. Setelah tahun 80-an, masyarakat disitu mulai memegang agama dan
kepercayaan sendiri-sendiri. Sehingga, jika ada kegiatan di masyarakat, tidak ada yang
membawa-bawa agama dan masyarakat-masyarakat disitu mulai hidup berdampingan dengan
rukun.

Semua kegiatan di Wonosobo tidak pernah dikaitkan dengan agama yang dianut oleh masayrakat
disitu. Karena mereka percaya bahwa agama adalah urusan pribadi masing-masing dengan
tuhan-Nya dan orang lain tidak boleh ikut campur dalam hal agama orang lain. Sehingga, mereka
bisa saling tolong-menolong, hidup rukun tanpa mempermasalahkan perbedaan agama atau
kepercayaan yang dianut.

Masyarakat-masyarakat di Wonosobo sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam


hal memilih agama atau kepercayaan yang dianut, sehingga mereka tidak mengganggu atau
mempermasalahkan perbedaan agama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga mereka
dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai tanpa mempermasalahkan agama dan
kepercayaan,

Video 2

Di Provinsi Jawa barat, mayoritas penduduk nya adalah penganut agama Islam. Namun,
ternyata di Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat terdapat salah satu kantung ks=risten
terbesar di Jawa Barat. Mereka dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai dengan
penduduk yang mayoritas beragama Islam dan mereka selalu mengutamakan bermusyawarah
dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Momen dan perayaan hari-hari besar keagamaan seperti natal, paskah dan hari raya idul
fitri, selalu menjadi kebahagian bersama yang dirayakan dengan penuh keakraban di kawasan
ini. Contohnya seperti yang dikatakan oleh Bapak Ismail Sholeh, pimpinan ponpes nurul hidayah
palalangon, pada saat ada hari besar Islam seperti hari raya idul fitri, idul adha, yang dimana
biasanya ada acara qurban, mereka juga berusaha untuk saling berbagi, tanpa membeda-
bedakan agama dan kepercayaan masing-masing untuk memperkuat toleransi di lingkungan yang
memiliki perbedaan seperti ini.

Bapak Ucu Suwarna Miun, sesepuh gereja Kristen, berkata, bahwa kuncinya dalam
menjaga toleransi di daerah tersebut adalah untuk berbuat baik kepada siapapun dan kita harus
saling menghargai dan menghormati terlebih dahulu tanpa memandang perbedaan. Bapak Denis,
seorang warga di daerah tersebut juga mengatakan, bahwa kaum kristiani disana tidak pernah
merasakan adanya kesenjangan antara orang Kristen dan orang islam, karena setiap kali orang-
orang kristiani disana merayakan hari besar keagamaan kristiani, mereka juga mengundang
semua warga-warga dari kecamatan dan desa, bahkan terkadang beberapa dari mereka
mengutip isi dari alkitab.

Warga-warga disana menyadari bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lainnya,
dan mereka juga menyadari betapa pentingnya kehidupan beragama, dan bahwa agama adalah
sesuatu yang melekat pada diri masing-masing. Mereka juga sadar bahwa perbedaan
kepercayaan dan keagamaan di daerah tersebut, bukanlah sebuah dinding penghalang,
melainkan sesuatu yang dapat menguatkan tali persaudaraan mereka. Sehingga, masyarakat
disana dapat hidup berdampingan dan menjalankan kehidupan sehari-hari dengan damai dan
tentram tanpa melihat perbedaan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai