Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN

SOSIAL MASYARAKAT
(Studi Kasus masyarakat Kampung Maribu Distrik Sentani Barat
Kabupaten Jayapura, profinsi papua)

Marlianto la siraju
(Marliantosrj@gmail.com)
Abstrak
Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama - 2022 atau KKN
KNMB - 2022 adalah program nasional yang diselenggarakan oleh direktorat jendral
pendiddikan islam kementrian agama yang pada tahun ini dipercayakan kepada IAIN
FATTAHUL MULUK PAPUA sebagai tuan rumah. Yang diikuti 304 mahasiswa lintas
agama dari berbagai perguruan tinggi keagamaan yang ada di Indonesia yang terdiri
dari 37 perguruan tinggi meliputi, 34 PTAIN 3 PTAKN yang ikut berkontribusi dalam
kegiatan KKN KNMB 2022. Dimana para mahasiswa di tempatkan di 15 kampung
yang ada di daerah profinsi papua yang tersebar di 4 kampung di kota jayapura, 6
kampung dikabupaten jayapura, dan 5 kampung dikabupaten keerom. Dimana
moderasi beragama adalah program utama dalam kegiatan ini sehingga pada
kesempatan ini penulis mengangkat sedikit skrip moderasi beragama dalam judul
penelitian ini. Metode Pengumpulan data yang dilakukan adalah Aset Based
Community Development (ABCD) yang dimulai dengan observasi, wawancara, serta
diskusi dengan beberapa tokoh masyarakat desa setempat yang dilaksanakan selama
penulis melakukan pengabdian yang dimulai dari 20 juli sampai dengan 23 agustus
2022 di kampung maribu distrik sentani barat kabupaten jayapura profinsi papua.
Keywords: Kkn, Maribu, gotong-royong, Moderasi

Abstract
The Real Work Lecture for the Collaboration of Nusantara for Religious Moderation-
2022 or KKN KNMB 2022 is a national program organized by the directorate general
of Islamic education at the ministry of religion, which this year was entrusted to IAIN
FATTAHUL MULUK PAPUA as the host. Which was attended by 304 interfaith
students from various religious universities in Indonesia consisting of 37 universities
including 34 PTAIN 3 PTAKN who contributed to this 2022 KNMB KKN activity.
Where the students are placed in 15 villages in the Papua province area which are
spread over 4 villages in the city of Jayapura, 6 villages in the district, Jayapura, and 5
villages in the Keerom district. Where religious moderation is the main program in this
activity, so on this occasion the author raises a few scripts of religious moderation in
the title of this research. The data collection method used is Asset Based Community
Development (ABCD) which begins with observations, interviews, and discussions with
several local village community leaders which were carried out during the author's
service starting from 20 July to 23 August 2022 in the Maribu village, West Sentani
district. Jayapura Regency, Papua Province.
Keywords: Kkn, Maribu, mutual cooperation, Moderation
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat luas yang terdiri dari ribuan
pulau yang terbentang diwilayahnya dari papua hingga ke aceh. Jika dilihat secara geografis
Indonesia memiliki luas area 5.193.250 km2 yang memiliki daratan seluas 1.919.440 km2,
terdiri dari banyak pulau sehingga tidak heran apabila Indonesia mendapatkan julukan
sebagai negara kepulauan terbesar yang ada didunia dan luas lautan mencapai 3.273.810
km2 dengan populasi sebanyak 270 juta jiwa yang memiliki keberagaman suku, Bahasa,
agama, dan adat istiadat yang berbeda. (Lisfianti, 2022)
Negara Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat 4 sebagai negara yang
memiliki penduduk terbanyak didunia, dan menduduki peringkat 1 sebagai negara yang
memiliki penduduk muslim terbanyak didunia yang terdiri dari penganut lebih dari 230 juta
jiwa. Adapun agama-agama yang diakui diindonesia yaitu. Islam, Kristen, khatolik, budha,
dan kongucu
Di tengah Perbedaan yang mendasar yang ada pada masyarakat Indonesia seperti
agama, suku, budaya, Bahasa dan social menandakan bahwa masyarakat Indonesia adalah
negara yang berpenduduk majemuk dan multikultural. perbedaan inilih, yang dapat berpotensi
menimbulkan konflik juga perpecahan bagi setiap umat beragama yang mungkin timbul
karena perbedaan pandangan dan lainnya. Apalagi Ketika masyarakat memiliki sikap in
toleransi. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman juga penguatan dari setiap umat beragama
bahwa sikap moderasi beragama sangatlah penting dan amat diperlukan dalam berkehidupan
social karena jika tidak seperti itu, kemajemukan yang muncul karena perbedaan dapat
sewaktu-waktu menjadi bom atom bagi setiap masyarakat, yang sewaktu-waktu dapat
menghancurkan kehidupan social masyarakat tersebut.
Pada umumnya konflik antara umat beragama sering terjadi karena adanya ego dari
setiap penganut agama masing-masing yang menganggap bahwa agama yang dianutnya
adalah agama yang paling benar sedangkan agama yang lain adalah ajaran yang sesat. Prinsip-
prinsip radikal seperti inilah yang dapat menjadi pemantik timbulnya kekerasan antara umat
beragama yang mungkin dapat dilakukan melalui Tindakan kekerasan atau hanya perkataan
saja. Oleh karena itu setiap umat beragama perlu benar-benar memahami setiap ajaran
agamanya dengan memilih metode pengajaran yang baik misalkan dari guru terpercaya,
kelompok jama’ah yang terpercaya, kajian-kajian, dan selalu mengajarkan ajaran-ajaran yang
rasional pada agamanya agar tidak terjadi paham yang ekxtrim Ketika orang tersebut
mempelajari agamanya. Pada dasarnya setiap umat beragama diwajibkan untuk memahami
ajaran agamanya tidak hanya pada konteks tulisannya, juga perlu kajian-kajian yang rasioanal
dalam memahami setiap konteks pada setiap ajarannya. Agar tidak terjadi lagi konflik-konfik
beragama seperti yang terjadi pada posso yang terjadi sekitar tahun 2000an, dimana konflik
ini selesai Ketika adanya mediasi yang dilakukan oleh wakil presiden indonesia, jusuf kalla
pada tahun 2001. Dan masih banyak lagi konflik-konflik agama yang pernah terjadi di
Indonesia.
Dari zaman dulu hingga sekarang moderasi beragama telah menjadi fondasi utama
dalam kemakmuran NKRI, dengan memahami juga mengamalkan konteks kehidupan
moderasi beragama menyadarkan kita bahwa setiap perbedaan tidak akan menghalangi setiap
orang untuk menjalin kerja sama, dengan asas kemanusiaan kita juga harus menghargai juga
menerima setiap perbedaan apalagi perbedaan agama. Kita dapat menganggap agama kita
yang paling benar tanpa harus menjelek jelekan, mencela, menghina agama orang lain.
Sehingga dengan prinsip yang seperti itu dapat menciptakan kedamaian antara umat
beragama, persaudaraan, persatuan, antara umat beragama yang ada di negara kesatuan
Republik Indonesia ini.
Memahami moderasi beragama adalah hal yang perlu ditanamkan pada setiap personal
karena memang dengan memahami moderasi beragama kita dapat menerima kehadiran agama
yang lain selain kepercayaan kita. Meskipun tidak dengan ikut serta meyakininya namun
setidaknya menganggap bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memilih, mempercayai
kepercayaan mereka masing masing. Apalagi Dizaman sekarang telah banyak kelompok
kelompok juga aliran aliran yang mengatas namakan agama dan akan banyak lagi aliran aliran
baru yang akan muncul, tugas kita adalah tetap memegang teguh prinsip keagamaan kita dan
memilih kelompok atau lingkungan yang baik untuk diikuti.
Sebelum bergabung dengan organisasi-organisasi yang mengatas namakan agama
sebaiknya kita mencari tahu dulu segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi yang akan
kita ikuti tersebut, misalkan: sejarah berdirinya organisasi tersebut, profil organisasi, visi misi
organisasi, juga anggota anggota yang ada dalam organisasi tersebut. Dan sebaiknya Ketika
kita akan memilih bergabung dengan suatu organisasi alangkah baiknya memberi tahu dulu
orang-orang terdekat seperti teman,sahabat, dan keluarga.
Motede metode seperti inilah yang penulis ajarkan bersama teman-teman kelompok
kepada setiap masyarakat khususnya generasi muda yang yang ada di lokasi penelitian
melalui sosialisasi antara sekolah yang dimulai dari SD YPK Maribu kemudian dilanjutkan
dengan SMAN 2 Sentani kabupaten jayapura yang ada di tempat dimana penulis melakukan
pengabdian selama 34 hari yaitu dikampung maribu distrik sentani barat kabupaten jayapura
profinsi papua.
A. Profil singkat kampung maribu
Kampung maribu merupakan kampung yang menjadi titik lokasi pengabdian penulis
Ketika penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama
(KKN KNMB) di profinsi papua, kampung dimana menjadi wadah bagi penulis belajar
banyak hal salah satunya adalah belajar. Menggali, serta mencari arti dari moderasi. itulah
alasannya mengapa kampung maribu diangkat menjadi objek penelitian ini. Kampung maribu
merupakan salah satu kepingan tanah kaya yang ada di negeri timur Indonesia, kehidupan
masyarakatnya yang toleran, beragam, yang saling bergotong royong dan sebagainya adalah
produk leluhur dan masih tetap terjaga sampai saat ini. perjalanan Panjang nan melelahkan
yang penulis lewati yang panjangnya sekitar 34km dari kabupaten jayapura yang harus dilalui
untuk sampai ketitik lokasi penelitian ini. Kampung maribu terletak didistrik sentani barat
kabupaten jayapura dimana di sana bisa kita temukan beberapa etnis yang ada dinusantara
yang hidup tentram dalam satu naungan seperti jawa, papua, maluku, dan etnis lainnya.
Seakan Mengimplementasikan betapa nyatanya kehidupan moderasi masyarakat dikampung
maribu.
Menurut data sensus Badan Pusat Statistik Kabupaten Jayapura (BPS- Statistics
Regency Of Jayapura) kampung Maribu merupakan kampung terluas yang ada di distrik
sentani barat, luas daerahnya yaitu 44,km2 atau sebesar 34% dari total luas distrik sentani
barat. Dengan jumblah penduduk sekitar 1216 jiwa dengan rincian laki laki 604 jiwa dan
perempuan 612 jiwa. Dimana Mata pencaharian dari masyarakat maribu ialah petani,
peternak, swasta, pedagang, pengusaha, ASN, sopir. (statistik, 08 agustus 2020)
Sebagai kampung yang menjujung tinggi nilai-nialai moderasi beragama kampung
maribu terdiri dari tiga penganut agama yang berbeda dengan rincian sebagai berikut:
Penganut agama Kristen Protestan 1092 jiwa, penganut agama Islam 118 jiwa, dan penganut
agama Katolik 5 jiwa. Dari data diatas terlihat bahwa agama mayoritas yang ada di kampung
maribu adalah agama Kristen protestan. Meskipun demikian interaksi antara umat beragama
yang ada dikampung maribu begitu harmonis.
Kampung maribu terdiri dari 5 Rukun Warga (rw) dan 10 Rukun Tetangga (rt). Saat ini
kampung maribu memiliki 8 bangunan tempat ibadah dengan rincian sebagai berikut, 1
mesjid dan 7 gereja. Memiliki 1 PAUD, 1 SD, dan 1 SMA. Belum ada SMP dikampung
maribu.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mencoba
memahami juga menafsirkan data yang diperoleh penulis dari metode pengumpulan data
Teknik penelitian lapangan (field work research), yang diperoleh dari hasil obserfasi juga
kabar burung yang penulis dengar selama dilokasi penelitian dan penulis melakukan program-
program kemasyarakatan sebagai alat instrument pengabdian pada saat melakukan
pengabdian juga penelitian yang dilakukan selama 34 hari dari waktu yang diberikan untuk
melakukan Kuliah Kerja Nyata.
Metode penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan suatu gambaran yang lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi juga klarifikasi mengenai suatu fenomena atau suatu kenyataan sosial.
Caranya dengan mendeskripsikan, menggambarkan, menguraikan secara sistematis
sejumblah variabel yang berkaitan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena
yang diuji.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan lebih cenderung menggunakan analisis. Proses dan maknanya (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian ini.
1. Sugiono (2005) menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan suatu
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, diamana metode
ini digunakan untuk melakukan penelitian pada kondisi objek alamiah,
2. Bogdan dan taylor dalam maleong (2010) menjelaskan bahwa Metode penelitian
kualitatif merupakan metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
(Anugerah, 08 agustus 2019)
Tujuan penulis mengambil metode penelitian deskritip kualitatif dikarenakan penulis
ingin menjelaskan, menggambarkan, serta menguraikan suatu data yang ada kemudian
dicocokan dengan situasi atau kejadian yang sedang terjadi. Dengan proses memperoleh data
yang bersifat apa adanya, dimana hasil dari riset dalam peneletian ini mengungkapkan tentang
sikap, hubungan, serta pandangan yang benar-benar sesuai dengan fakta pada ruang lingkup
responden.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian moderasi beragama
Kata moderat dalam Bahasa arab adalah Al-wasathiya, al-wasathiya dalam al-quran
terdapat pada QS Al-baqarah [2] : 143 diamana kata tersebut memiliki arti tengah-tengah yang
bermakna terbaik dan paling sempurna. Sedangkan moderasi dalam Bahasa arab, adalah
moderatio, yang artinya kesedangan, maknanya adalah tidak berlebihan dan tidak
kekuarangan. Dalam KBBI kata moderasi sepadan dengan kata moderat yang artinya selalu
mengindari perilaku atau pengungkapan hal-hal yang bersifat ekstrim.
Jadi apabila kata moderasi kita sandingkan dengan kata beragama dapat dijelaskan bahwa,
moderasi beragama merupaka suatu cara pandang, sikap, juga perilaku manusia dalam
menjalankan ajaran agama yang berada diposisi tengah, adil, seimbang juga tidak berlebih-
lebihan dan dan juga tidak tidak ekstrim dalam hal agama.
Menurut yasid, wujud moderat atau jalan tengah dalam agama islam diklasifikasikan
menjadi empat hal pembahasan yaitu:
1. Moderat dalam hal agama
2. Moderat dalam hal ibadah
3. Moderat dalam hal perangai dan budi pekerti
4. Moderat dalam tasry’i, (Yasid, 2010)
Konsep islam moderatisme memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah:
1. Idielogi non kekerasan dalamdalam mendakwahkan islam
2. Mengadopsi pola kehidupan moderat dan seluruh derivasinya
3. Menggunakan pemikiran rasional dalam mendekati juga memahami ajaran-ajaran
islam
4. Penggunaan ijtihad dalam menetapkan hukum islam (istibat) (Hilmy, 2012)
Berikut Karakteristik diatas dapat diperluas lagi menjadi toleransi, harmoni, serta kerja sama
antara umat beragama yang berbeda
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan selama melakukan kegiatan
pengabdian di kampung maribu, distrik sentani barat kabupaten jayapura profinsi papua serta
didukung dengan pernyataan-pernyataan dari bapak kepala kampung, ketua Rt juga
masyarakat kampung maribu. Bahwa memang masyarakat maribu sampai saat ini selalu
memegang teguh arti dari moderasi dan memang benar-benar mengimplementasikannya.
Menurut bapak Tarmadi salah satu masyarakat transmigrant jawa juga merupakan pengurus
takmir Masjid Al-Muhajirin Panjang rejo di kampung maribu mengatakan bahwa bentuk
implementasi dari moderasi beragama di kampung maribu yaitu dengan tidak membeda-
bedakan setiap umat dengan Tindakan yang saling menghargai, menghormati, dan jujur dalam
beraktifitas baik dalam kegiatan beribadah ataupun dalam kegiatan sosial. Bahkan selama
pertama kali bapak tarmadi Menginjakan kaki dikampung maribu, masyarakat lokal di
kampung maribu tidak pernah menolak akan kedatangan transmigrant di kampung maribu.
Dan sudah 27 tahun bapak tarmadi tinggal dikampung maribu beliau beranggapan bahwa
masing-masing masyarakat dikampung maribu hidup dengan damai, tentram, meskipun dalam
kesederhanaan itu adalah salah satu bentuk nyata hidup. bahwa masyarakat maribu begitu
paham dengan moderasi.
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan bapak kepala kampung maribu, bapak Simon
nyaro pada saat penulis melakukan wawancara dengan beliau. “Selama ini di kampung
maribu tidak pernah terjadi konflik yang berkaitan dengan suku, agama, apalagi yang
berkaitan dengan etnis hal ini dikuatkan dengan cerita bapak bonyadone salah satu
masyarakat yang ada dikampung maribu beliau mengatakan bahwa “seperti yang kita tau
bahwa di maribu paling banyak agama Kristen, tapi selama ini agama Kristen tidak pernah
melarang apalagi mengganggu agama minoritas yang ada dikampung maribu karna kami tau
semua pendatang yang sudah jauh-jauh datang dari kampungnya dengan tujuan untuk datang
tinggal di kampung maribu, mereka itu cari kehidupan yang tenang sama dengan yang torang
mau, makanya selama ini torang tidak pernah bakulahi ”. ucap bapak kepala kampung maribu.
Selain itu implementasi moderasi beragama yang ada di kampung maribu dapat kita lihat dari
beberapa aktifitas masyarakat seperti:
A. Hadirnya sikap toleransi dalam prosesi ibadah kematain umat kristen
Ketika kami sampai di kampung maribu, penulis dilihatkan dengan pemandangan
moderasi yang ada dikampung maribu. ketika penulis sampai di posko KKN KNMB
Kelompok Maribu penulis melihat kegiatan ibadah kematian salah satu guru Sekolah
Menengah Pertama (SMP) yang tinggal maribu. Terlihat dengan jelas keluarga, kerabat, juga
tetangga berbondong-bondong untuk melibatkan diri dalam kegiatan ibadah kematian. Namun
ada yang unik dalam prosesi kedukaan yang penulis lihat pada saat itu. Tampak dari kejauhan
terlihat beberapa ibu-ibu yang menggunakan hijab duduk dalam barisan jama’ah peribadatan
mengikuti prosesi ibadah kematian, tidak hanya sekedar hadir bahkan mereka ikut
menyanyikan lagu-lagu rohani serta doa-doa yang telah diberikan dalam bentuk lembaran
pada saat itu.
B. Diterimanya masyarakat transmigran muslim untuk tinggal dikampung
Seperti yang penulis lihat masyarakat transmigrant yang berasal dari jawa adalah
masyarakat transmigrant yang mendominasi pada saat ini, jika dibandingan dengan
msayarakat transmigrant yang lain seperti maluku,bugis dan buton. Dan mayoratis masyarakat
tansmigran adalah penduduk yang beragama islam. Dulu, sebelum masyarakat transmigrant
menduduki kampung maribu, seluruh masyarakatnya menganut agama Kristen. Menurut data
yang kami dapatkan bahwa saat ini dikampung maribu terdapata 3 kepercayaan yaitu
Penganut agama Kristen Protestan 1092 jiwa, penganut agama Islam 118 jiwa, dan penganut
agama Katolik 5 jiwa.
C. Moderasi beragama dalam ruang lingkup pendidikan
Selain dalam aktifitas kemasyarakatan moderasi beragama di kampung maribu terlihat
juga dalam dunia pendidikan, menurut hasil obserfasi yang penulis lakukan secara langsung di
SMAN 2 Sentani kabupaten jayapura, penulis melihat ada banyak siswa yang beragama islam
yang bersekolah di SMAN 2 Sentani kabupaten jayapura. menurut hasil wawancara penulis
dengan kepala sekolah SMAN 2 Sentani kabupaten jayapura ibu Barbalina Yarusabra S.pd
beliau menjelaskan bahwa jumblah siswa yang beragama islam di SMAN 2 sentani ada 8
siswa, dengan rincian 1 siswa dan 6 siswi dan guru-guru SMAN 2 Sentani pun sebagiannya
beragama islam dan tidak ada aturan khusus untuk mereka seperti pelarangan menggunakan
jilbab dan lain sebagainya. Beliau juga menjelaskan bahwa Siswa siswi SMAN 2 sentani
akan pulang sekolah Ketika guru-gurunya yang beragaa islam telah selesai melaksanakan
sholat zuhur di sekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil obserfasi yang penulis lakukan yang kemudian dikuatkan dengan
hasil wawancara penulis dengan masyarakat kampung maribu, distrik sentani barat, kabupaten
jayapura penulis menyimpulkan bahwa implementasi moderasi beragama dalam kehidupan
masyarakat kampung maribu, dapat dilihat melalui Tindakan juga sikap yang saling
menghargai, menghormati juga saling terbuka antara masyarakat yang satu dengan yang lain
dalam menjalankan aktifitas keagamaan menurut kepercayaan juga keyakinan setiap umat
beragama tanpa adanya tekanan yang didapatkan oleh kelompok agama minoritas dari
kelompok agama yang mayoritas. Implementasi ini diwujudkan dengan bentuk pemahaman
arti toleransi, anti kekerasan juga anti radikalisme terhadap masyarakat kampung maribu juga
atas pemahaman masyarakat terhadap nilai nilai Pancasila yang ada diindonesia.
Meskipun pada awal pertama kali menginjakan kaki dikampung maribu, penulis
sempat mendapatkan kabar bahwa umat muslim dikampung maribu tidak terlalu bebas dalam
hal melakukan kegiatan ibadah dimesjid Al-Muhajirin Panjang rejo kampung maribu,
pasalnya pada saat itu pengurus masjid bapak Bapak Tarmadi, seperti pelarangan
menggunakan pengeras suara yang ada dimesjid, Namun Ketika kami mahasiswa KKN
kelompok kampung maribu melakukan sholat isyah dan magrib dimesjid Al-Muhajirin kami
menggunakan fasilitas tersebut dan tidak ada larangan sama sekali selama kami tinggal
dikampung maribu.

Saran
1. Disampaikan kepada seluruh masyarakat kampung maribu distrik sentani barat
kabupaten jayapura profinsi papua, agar tetap menjaga juga mengembangkan nilai-nilai
moderasi beragama pada setiap masyarakat kampung maribu, mengajarkan kepada
setiap generasi yang ada dikampung maribu bahwa begitu pentingnya moderasi
beragama dalam kehidupan sosial. Yang dapat diajarkan lewat bangku sekolah, seminar
atau yang lainnya. sehingga tidak hanya masyarakat dewasa saja yang paham juga
mengimplementasikan kehidupan moderasi beragama tapi dengan anak-anak yang ada
dikampung maribu.
Demi terwujudnya hal itu diperlukan peran pemerintah yang ada dikampung maribu,
tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda untuk menagmbil andil
dalam mensosialisasikan bahwa begitu pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan
sosial masyarakat.
2. Semoga tulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan seseorang yang selalu
menganggap bahwa masyarakat papua adalah orang-orang yang keras, papua adalah
tempat yang rawan, dan stigma-stigma buruk lainnya. karena stigma tersebut tidak
sepenuhnya benar masih banyak orang-orang baik yang ada dipapua dan Sebagian
orang-orang tersebut berada dikampung maribu.

DAFTAR PUSTAKA

Hilmy, M. (2012, 7 Juli). Menimbang Kembali Modernismei Beragama Nahdatul Ulama Dan
Muhammadiyah. Retrieved from Jurnalmiqotojs:
https://www.neliti.com/id/publications/261173/quo-vadis-islam-moderat-indonesia-
menimbang-kembali-modernisme-nahdlatul-ulama-d

Lisfianti, W. (2022, juni kamis). Terdiri Dari Daratan Dan Lautan, Berapa Luas Indonesia. Retrieved
from tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/pendidikan/2022/06/16/terdiri-dari-
daratan-dan-lautan-berapa-luas-indonesia

Sendari, A. A. (2019, 08 08). Mengenal Jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Sebuah Tulisan
Ilmiah. Retrieved from liputan6: https://m.liputan6.com/hot/read/4032771/mengenal-jenis-
penelitian-deskriptif-kualitatif-pada-sebuah-tulisan-ilmiah?
utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink

statistik, B. P. (08 agustus 2020). Distrik sentani barat kabupaten jayapura. jaya pura profinsi papua:
BPS sentani barat kabupaten jayapura.

Yasid, A. (2010, 9 agustus). Membangun Indonesia Tengah. Retrieved from onesearch.id:


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://opac.uinkhas.ac.id/
index.php%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D14326%26keywords
%3D&ved=2ahUKEwia8sj14s_6AhVF-
TgGHYysAqYQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw0_iJom58nHLOB4yZrf1Wx_

Anda mungkin juga menyukai