Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPUH :

Prof. Dr. Ir. SUPARTONO, M.M., CIQaR.

KELOMPOK 2

1. Petrus Johanes Rosario.O (20220220006)

2. Abd Majid Saputra (202200220007)

3. Anastasya Enggar W (20220220008)

4. Raihan Syahputra (20220220009)

5. Gilang Aji Ismail (20220220010)

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA


FAKULTAS TENIK DAN ILMU KELAUTAN
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Identitas Nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu Bangsa yang
tentunya berbeda antara satu Bangsa, dengan Bangsa yang lain. Indonesia
adalah salah satu Negara yang memiliki bermacam identitas Nasional yang
mengkhaskan dan tentunya berbeda dengan Negara-Negara lainnya.
Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan Identitas Nasional mereka
dengan Negara dimana mereka dilahirkan.

Beragamnya suku Bangsa serta Bahasa di Indonesia, merupakan suatu


tantangan besar bagi Bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan
identitasnya. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya sudah
mengetahui apa itu Identitas Nasional Bangsa kita. Namun pada kenyataannya
masih banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu
Identitas Nasional dan apa saja wujud dari identitas Nasional Bangsa
Indonesia itu sendiri.

Seringkali kita marah Ketika aset Identitas Nasional kita direbut atau
ditiru oleh Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga
Negara Indonesia hanya bersikap pasif dan enggan untuk
mengembangkannya.

Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan
Negara, selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi
ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan
mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala
kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak
perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.

1
1.2 Rumusan Masalah
Pancasila Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
beberapamasalah penting sebagai berikut:

1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah


contoh lainnya? Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan
terjadi lagi di kemudian hari?

2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena


budaya tersebut memang telah dijalankan oleh warga negaranya?

3. Bolehkah Bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai


bagian dari kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang
telah disenangi dan dipraktikkan oleh orang Indonesia? Misalnya,
budaya makan sambal berdiri (standing party).

4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai


Identitas Nasional tidak diklaim oleh Negara lain?

5. Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan


daerahnya sebagai kebudayaan Nasional/identitas Nasional? Jika
dapat, adakah syaratnya

6. Kebudayaan Daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur?


Mengapa demikian? Jika ya, akankah identitas bangs aitu hilang?

2
1.3 Tujuan
Untuk memperlihatkan bangsa Indonesia dapat dibedakan dan sekaligus
dikenal oleh bangsa lain untuk mampu eksis sebagai Bangsa sesuai dengan
fitrahnya.

1.3 Manfaat
Dengan mengetahui Identitas Nasional suatu Bangsa maka akan tumbuh
rasa saling hormat, saling pengertian ( mutual understanding), tidak ada
stratifikasi dalam kedudukan antar Negara – Bangsa. Dalam berhubungan
antar negara tercipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing-masing
mengakui bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan
negara lain.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh lainnya?
Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi di kemudian hari?
Jawaban:

Terdapat 9 budaya yang diklaim oleh Malaysia diantaranya adalah :

 Angklung

Malaysia pernah mengklaim alat musik ini menjadi warisan budaya


mereka. Setelah perdebatan panjang antara Indonesia dan Malaysia,
akhirnya angkung resmi terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya
Lisan dan Tak benda Manusia asli Indonesia. Hal tersebut resmi tercatat
pada November 2010.

 Batik

Malaysia pernah mengklaim batik sebagai bagian dari budaya mereka


sejak lama. Pemerintah Indonesia kemudian mengirimkan nota keberatan
kepada Pemerintah Malaysia. Tak mau kecolongan kedua kalinya, Indonesia
pun mendaftarkan batik ke UNESCO pada 3 September 2008. Satu tahun
kemudian, tepatnya pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengesahkan batik
sebagai warisan budaya Indonesia. Tanggal tersebut sekaligus menjadi
perayaan Hari Batik Nasional dalam kalender Indonesia.

 Keris

Keris merupakan senjata yang kerap digunakan masyarakat di beberapa


daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat,
dan lainnya. Namun, Malaysia meyakini keris adalah warisan budaya dari
nenek moyang mereka. Hal ini memancing perdebatan antara masyarakat
Indonesia dengan Malaysia. Pada 25 November 2005, UNESCO akhirnya
mengukuhkan keris sebagai lambang budaya warisan milik Indonesia.

 Kuda Lumping

Kuda lumping atau yang juga disebut jaran kepang (jathilan) merupakan
tarian atau kesenian tradisional Jawa. Kesenian ini juga pernah menjadi

4
sasaran klaim Malaysia. Klaim ini muncul saat Miss Grand Malaysia 2017,
Sanjeda John, berpose mengenakan kostum rancangan Hana Yakoob.
Kostum tersebut menyertakan properti kuda lumping. Pemerintah Malaysia
beralasan Kuda Lumping menjadi bagian dari budayanya karena banyak
masyarakat Jawa yang menetap di Malaysia. Mereka mewariskan budaya
tersebut kepada anak-anaknya di sana.

 Lagu Rasa Sayange

Pada 2007, lagu 'Rasa Sayange' digunakan untuk mempromosikan


kepariwisataan Malaysia oleh Departemen Pariwisata Malaysia. Pada 2017,
lagu ini kembali digunakan saat Pembukaan SEA Games 2017 di Stadion
Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia. Tak berhenti di situ, baru-baru
ini, isu klaim lagu 'Rasa Sayange' juga muncul setelah girl grup K-pop,
STAYC, menyanyikan lagu ini saat jumpa fans di Kuala Lumpur, Malaysia.
Lagu 'Rasa Sayange' sebenarnya merupakan lagu daerah Indonesia yang
diciptakan Paulus Peal yang berasal dari Maluku. Lagu ini direkam di
Lokananta, Solo, pada 1962.

 Rendang

Tak hanya kesenian dan budaya, Malaysia juga pernah mengklaim


kuliner khas Indonesia sebagai miliknya. Adalah rendang khas Padang, yang
diklaim sebagai warisan budaya Malaysia. Malaysia berdalih, orang Padang,
Sumatera Barat, yang menetap di Malaysia sering memasak rendang. Hal
tersebut membuat mereka beranggapan sajian khas ini juga telah menjadi
bagian dari budaya mereka.

 Reog Ponorogo

Reog Ponorogo juga pernah diklaim Malaysia sebagai warisan


budayanya pada 2007 lalu. Padahal, sudah jelas jika nama Ponorogo
diambil dari salah satu nama daerah di Jawa Timur, Indonesia. Duta Besar
Malaysia untuk Indonesia, Dato' Zainal Abidin Mahamad Zain, kemudian
meluruskan tak pernah mengklaim kesenian-kesenian asal Indonesia. Reog
Ponorogo masuk ke Malaysia karena dibawa para pendatang.

5
 Tari Pendet dan Tari Piring

Tari Pendet berasal dari Bali, sedangkan Tari Piring berasal dari
Sumatera Barat. Namun, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh munculnya
dua tarian ini di iklan pariwisata Malaysia pada 2009.

 Wayang Kulit

Wayang kulit juga pernah diklaim Malaysia sebagai bagian dari budaya
mereka. Hal ini dikarenakan beberapa orang Indonesia yang menetap di
sana kerap mengadakan pertunjukan wayang kulit. Namun, pada 7
November 2003, UNESCO akhirnya mengakui wayang kulit sebagai warisan
kebudayaan asli Indonesia. Tanggal tersebut juga menjadi perayaan penting
Hari Wayang Nasional yang diperingati setiap tahunnya.

Klaim tersebut akan terjadi lagi dikemudian hari, salah satu penyebabnya
yaitu dengan adanya era globalisasi yang sekarang ini terjadi. Budaya sudah
mulai terkikis di era globalisasi ini. Pengklaiman budaya Indonesia oleh negara
lain akan terus ada, apabila rakyatnya tidak mencintai dan melestarikan
budaya yang dimiliki. Sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan
budaya yang kita miliki sekarang ini yaitu dengan mempelajarinya dan
mengajarkan kepada generasi muda atau generasi penerus bangsa.

2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya


tersebut memang telah dijalankan oleh warga negaranya?
Jawaban:
Tidak boleh, karena hal-hal yang berkaitan dengan budaya sudah diatur
oleh sebuah Lembaga dunia dan sudah dilindungi UNESCO.Setiap negara
mempunyai ragam budaya yang berbeda-beda. Walaupun terkadang memiliki
beberapa kesamaan, namun pasti tetap ada yang berbeda. Jadi, apabila ada
yang mencuri atau mengklaim budaya lain itu sama saja tidak menghargai dan
tidak menghormati negara lain yang mempunyai budaya tersebut.

3. Bolehkah Bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari
kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi dan
dipraktikkan oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambal berdiri

6
(standing party).
Jawaban:
Budaya sebuah Bangsa merupakan kekayaan dari suatu bangsa itu
sendiri. Sehingga Bangsa Indonesia tidak boleh mengklaim begitu saja
budaya milik negara lain. Jika ingin menikmati budaya Bangsa lain bisa
dengan menerapkannya tanpa mengklaim bahwa budaya tersebut milik
Bangsa kita. Seperti budaya standing party, Kita dapat menggunakan
budaya tersebut tetapi bukan berarti kitab isa mengklaim bahwa budaya
tersebut milik Indonesia. Jika Indonesia mengklaim budaya lain, secara
tidak langsung Indonesia tidak membanggakan kebudayaan yang dimiliki.
Indonesia memiliki beraneka ragam budaya yang harus kita jaga dan
lestarikan sehingga identitas Bangsa Indonesia tetap terjaga.

4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai Identitas


Nasional tidak diklaim oleh Negara lain?
Jawaban:
Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia dapat
dilakukan berbagai cara yaitu :
a. Mau untuk mempelajari budaya daerah serta juga ikut
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam
penggunaan Bahasa.
b. Ikut berpartisipasi jika terdapat kegiatan pelestarian kebudayaan dan
ikut berpartisipasi mementaskan budaya tradisional.
c. Mengajarkan kebudayaan tradisional pada generasi muda sehingga
kebudayaan tradisional tidak akan musnah dan tetap bertahan.
d. Menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme atau mencintai
budaya sendiri tanpa merendahkan budaya orang lain.
e. Memperkenalkan kebudayaan pada negara lain, seperti mendaftarkan
kebudayaan tersebut ke UNESCO. Sehingga negara lain tidak mudah
mengklaim budaya Indonesia karena Negara lain telah mengetahui
identitas kebudayaan Bangsa Indonesia.

7
5. Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya
sebagai kebudayaan Nasional/identitas Nasional? Jika dapat, adakah
syaratnya
Jawaban:
Tentu, Dapat. Kebudayaan daerah adalah modal utama untuk
mengembangkan kebudayaan Nasional karena kebudayaan Nasional
merupakan puncak kebudayaan daerah yang berada di wilayah Bangsa
Indonesia. Kebudayaan daerah dapat menjadi kebudayaan nasional dan wajib
memenuhi syarat berikut ini :
a. Pantas dan tepat diangkat sebagai budaya Nasional.
b. Harus memiliki unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua
Bangsa Indonesia sehingga menjadi milik paten Bangsa kita.
c. Menunjukkan ciri atau identitas Bangsa Indonesia.
d. Dapat diterima oleh seluruh Rakyat Indonesia.

6. Kebudayaan Daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur? Mengapa


demikian? Jika ya, akankah identitas bangs aitu hilang?

Jawaban:

Kebudayaan Daerah dapat luntur, hal ini terjadi karena kita sebagai
Masyarakat Indonesia mudah sekali terpengaruh oleh budaya asing
dan mengikuti trend yang terjadi di era globalisasi, media massa
membuat perluasan budaya barat atau budaya dari luar diketahui oleh
masyarakat Indonesia dan menirunya, seharusnya kita harus lebih
pintar untuk memilih dan menyaring budaya asing mana yang patut kita
ikuti dan yang tidak patut kita ikuti.

Identitas Bangsa bisa hilang, karena generasi muda yang mengikuti


riasan, Bahasa, pergaulan, kebiasaan dan lain - lain yang
menyebabkan mereka menjadi seperti masyarakat Bangsa lain.

Hilangnya identitas budaya terletak pada meningkatnya penyerapan


budaya luar yang tidak semua memberi pengaruh positif. Pelestarian
budaya merupakan hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat supaya
budaya kita sendiri tidak tergerus oleh adanya globalisasi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri
nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa yang
satu dengan yang lainnya. Identitas nasional dalam konteks negara
tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila.
Identitas Nasional Indonesia:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila.
5. Hukum
Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola
pikir,pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi atau
kelompok.
Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari
cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai
masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

3.2 Saran
Sebagai Warga Negara dan Generasi Muda Indonesiamari kita
budayakan dan kita jaga segala hal yang terkandung dalam identitas
nasional. Jangan sampai identitas bangsa seperti kebudayaan, bahasa,
bahkan falsafah indonesia diakuisisi oleh pihak lain yang ingin menguasai
bangsa Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

A. Ubaidillah, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta: IAIN


Jakarta Press, 2000.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018.
Nikmah, Azah. “http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-
berbangsa-dan Bernegara, diakses pada selasa, 17 september 2017.
Sunarso, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan
Tinggi), Yogyakarta: UNY Press, 2013.
Khon, Prof. Hans, Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Erlangga,
1984.

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai