Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DEO RAMADHAN PRAMUDIA

NPM : 217023373
PRODI : TEKNIK MESIN
KELAS : B2 (2021)
Tugas PKN

(Pengganti Perkuliahan)

2007-2012 Malaysia klaim tujuh budaya Indonesia Selasa, 19 Juni 2012 21:39
WIB

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Windu


Nuryanti, membentang catatan klaim Malaysia atas kekayaan budaya asli Indonesia
selama ini. Pada rentang 2007-2012, Malaysia sudah tujuh kali mengklaim budaya
Indonesia sebagai warisan budaya mereka.

"Melihat sejarah klaim itu cukup panjang, dalam catatan saya sudah tujuh kali," kata
Nuryanti di Jakarta, Selasa. Ini juga pertama kalinya seorang pejabat negara
Indonesia menyatakan perihal klaim budaya oleh Malaysia itu kepada publik.

Dia mengurai klaim Malaysia itu bermula pada November 2007 terhadap kesenian
reog ponorogo, selanjutnya pada Desember 2008 klaim atas lagu Rasa Sayange dari
Kepulauan Maluku. Lalu klaim batik pada Januari 2009.

Tari pendet yang jelas-jelas dari Bali juga diklaim Malaysia pada Agustus 2009 yang
muncul dalam iklan pariwisata negeri jiran yang suka menyatakan diri sebagai The
Truly Asia itu. Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung pada Maret
2010.

Masih kurang? Pangan kekayaan kita juga diincar Malaysia, itu adalah beras asli
Nunukan, Kalimantan Timur, yaitu beras Adan Krayan. Di MaLaysia, beras organik
bergizi tinggi itu dijual dengan merk Bario Rice.

Lalu yang terbaru adalah klaim Malaysia atas tari tor-tor dan gondang sambilan
yang merupakan asli kesenian dari Sumatera Utara.

"Mereka menyatakan tidak mengklaim tari tor-tor tapi hanya mencatat, kita minta
secara tertulis maksud mereka mencatat itu dalam kategori apa," katanya.

Editor: Ade Marboen, COPYRIGHT © 2012, Sumber:

http://www.antaranews.com/berita/317054/2007-2012-malaysia-
klaimtujuhbudaya- indonesia
Pertanyaan:

1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh


lainnya? Sebutkan, apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi di
kemudian hari?
JAWABAN :
Cukup banyak, pada rentang tahun 2007-2012 Malaysia sudah
tujuh kali mengklaim budaya Indonesia sebagai warisan mereka.
Contohnya adalah kesenian Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange dari
Kepulauan Maluku, Batik, Tari Pendet yang merupakan tarian khas Bali
pun pernah diklaim Malaysia. Lalu, giliran instrument dan ansambel
music angklung yang diklaim Malaysia. Tidak hanya dalam hal budaya,
pangan kekayaan kita juga pernah diincar oleh Malaysia, yaitu, beras
asli Nunukan, Kalimantan Timur (beras adan krayan). Di Malaysia
beras itu dijual dengan merk Bario Rice. Yang terbaru, Malaysia
mengklaim bahwa Tari Tor-Tor dan gondang sambilan asal Sumatera
Utara merupakan kesenian dari negaranya dan masih banyak contoh
yang lainnya.
Klaim Malaysia yang mengakui budaya Indonesia sebagai budaya
bangsanya sangat memungkinkan di kemudian hari. Hal ini wajar
sebab sebagian besar masyarakat Malaysia adalah keturunan Indonesia
sehingga akar budaya sama. Meski begitu, kebudayaan yang mereka
kembangkan tetap harus diakui berasal dari Indonesia sehingga klaim
mereka tidak didukung banyak pihak termasuk yang kedudukannya
netral seperti PBB dan badan UNESCO-nya.
Kebudayaan bangsa Indonesia memang sangat kaya dan
beragam. Kebudayaan ini mirip dengan yang berkembang di negara
tetangga sehingga seringkali dipersangkakan sama. Masalah muncul
ketika negara jiran mulai mengakui kebudayaan tersebut bermula atau
berasal dari negaranya sementara fakta membuktikan kebudayaan itu
justru lahir dan besar di masyarakat Indonesia.

2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya


tersebut memang telah dijalankan oleh warga negaranya?
JAWABAN :
Tentu saja tidak, karena kebudayaan itu adalah milik bangsa
lain. kalau diklaim sama artinya dengan mengakui milik sendiri,
padahal bukan. apabila kebudayaan itu telah dijalankan oleh
masyarakatnya, maka itu adalah kebiasaan / kecanduan warga
terhadap kebudayaan itu, jadi cukup ditinjau dan tidak melakukan
klaim
3. Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian
dari kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang telah disenangi
dan dipraktikkan oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil
berdiri (standing party).
JAWABAN :
Tidak boleh, karena Indonesia memiliki kebudayaannya
tersendiri sebagai bagian dari kebudayaan nasional, Tidak asal tebang
pilih bahwa hanya karena disenangi dan dipraktikan oleh bangsa
Indonesia maka disebut sebagai kebudayaan Nasional karena ini
bersifat universal dan adanya pengakuan dari pemerintah. Adapun,
budaya makan sambIl berdiri itu merupakan budaya barat yang
dipengaruhi era globalisasi sehingga merambat ke Indonesia.
Adapun, Indonesia memiliki budaya sendiri dan mesti berfikir
bagaimana cara untuk melestarikan budayanya jika Indonesia ingin
menganggap kebudayaan bangsa lain maka secara tidak langsung
Indonesia tidak membanggakan kebudayaannya sehingga
kebudayaannya dilupakan dan membuat bangsa lain ingin menduduki
dan menguasai kebudayaan tersebut.

4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas


nasional tidak diklaim oleh negara lain?
JAWABAN :
Yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai
identitas nasional tidak diklaim oleh negara lain yaitu :
• Mencintai, mengapresiasi dan tentunya melestarikan
kebudayaan Indonesia
• Membagikan dan menginformasikan kebudayaan Indonesia
kepada orang lain khususnya kepada orang-orang asing. Karena,
zaman yang semakin canggih kita dapat membagikan hal itu
melalui berbagai macam sosial media yang ada.
• Mematenkan kebudayaan Indonesia pada UNESCO agar tidak
mudah diklaim oleh negara lain. Dalam hal ini, merupakan tugas
dari pemerintah Indonesia itu sendiri.

5. Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya


sebagai kebudayaan nasional/identitas nasional? Jika dapat, adakah
syaratnya?
JAWABAN :
Kebudayaan daerah adalah modal utama untuk mengembangkan
kebudayaan nasional karena kebudayaan nasional merupakan
puncak kebudayaan daerah yang berada di wilayah Indonesia.
Kebudayaan daerah dapat menjadi kebudayaan nasional harus
memenuhi syarat-syarat berikut ini :
• Tepat sasaran dan pantas untuk dijadikan sebagai budaya
nasional
• Harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan
dari semua masyarakat yang mencerminkan Indonesia yang
nantinya hal itu akan menjadi milik bangsa Indonesia, menjadi
milik kita semua
• Berkualitas tinggi dan dapat diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia, baik dari sabang sampai merauke

6. Kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur? Mengapa


demikian? Jika ya, akankah identitas bangsa itu hilang?
JAWABAN :
Yang menentukan hilang atau tidaknya kearifan lokal di negara
ini adalah anak bangsa sendiri. mungkin kearifan lokal tersebut
mengalami asimilasi dengan kebudayaan lain yang masuk kedalam
suatu daerah sehingga menimbulkan budaya yang baru. untuk itu,
kitalah sebagai penerus bangsa harus dapat melestarikan dan menjaga
kearifan lokal agar identitas bangsa tidak hilang dan menerima
sebagian budaya yang "baik" dari luar sebagai tambahan dan
pelengkap bagi kebudyaan yang telah ada. karena bagaimanapun kita
harus dapat beradaptasi dengan keadaan dunia yang selalu dinamis.

Anda mungkin juga menyukai