Anda di halaman 1dari 3

5 Budaya Indonesia yang Diklaim Malaysia

(Bagian I)
20 June 2012 | Posted by: uniknya.com
Oleh: Ilham Santoso
[UNIKNYA.COM]: Ada apa dengan Indonesia dan Malaysia? Satu sisi, pihak Indonesia
merasa satu persatu kebudayaannya dipreteli oleh negara tetangganya. Sisi lain, pihak
Malaysia mengklaim kebudayaan-kebudayaan tersebut adalah warisan leluhur negeri Jiran
tersebut. Mulai dari Batik sampai yang terbaru alat Gondang Sambilan dan tarian Tor-tor.
Uniknya.com mengutip dari mediaindonesia.com bahwa Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz
Siddiq, mensinyalir Malaysia mengklaim semua terkait budaya melayu adalah milik
Malaysia. Malaysia mengidentikkan dirinya sebagai melayu. Jadi semua terkait dengan
melayu adalah milik Malaysia. Ia pun telah menyampaikan saran kepada pemerintah untuk
segera merespon secara serius hal yang akan menghilangkan identitas dan warisan
kebudayaan Indonesia ini. Hal ini sudah saya sampaikan pada rapat dengan Menteri Luar
Negeri, katanya (18/6).

Di sisi lain, Indonesia sendiri secara perlahan menjauh dari ke-melayuan-nya. Budaya melayu
jarang ditampilkan di kancah internasional. Selama ini, budaya dan kesenian yang
ditampilkan Indonesia pada misi kebudayan di forum internasional, lebih banyak budaya
Jawa, Bali, dan Papua, tetapi budaya Melayu jarang ditampilkan, katanya. Lebih jauh lagi,
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (Wasekjen PKS) ini mengatakan di Arab
Saudi sudah terbangun opini bahwa melayu itu adalah Malaysia, sedangkan Indonesia tidak
dikenal sebagai melayu. Nah lho!
Mari kita ingat kembali kebudayaan-kebudayaan apa sajakah yang diklaim oleh Malaysia.
Dan, apakah benar promosi budaya-budaya melayu yang diklaim Malaysia ini sudah menjadi
asing bagi kita sehingga kita pun selalu kecolongan?

1. Tari Tor-tor dan Gordang Sembilan

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar atau Video... Buka

Berita yang paling hangat adalah klaim Malaysia terhadap tari Tor-tor dan Gondang
Sembilan. Menteri Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais
Yatim, berencana meregistrasi tari Tor-Tor dan Gondang Sambilan sebagai peninggalan
nasional Malaysia. Hal ini spontan mengejutkan kita karena yang selama ini kita tahu bahwa

tarian ini adalah berasal dari Sumatera Utara, tepatnya dari Mandailing. Apakah pembaca
uniknya tahu bahwa tarian ini berasal dari daerah tersebut? Atau baru tahu setelah berita ini
muncul?
Dikutip dari tempo.co (19/6) Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan bahwa Malaysia tak
pernah mengakui bahwa mereka klaim tari tor-tor adalah budaya asli Malaysia. Tapi budaya
tersebut pernah dibawa oleh orang Indonesia dan berkembang di negara Malaysia.
Dia mengatakan persoalan kebudayaan harus dilihat akar masalahnya. Banyak etnis
masyarakat Indonesia yang bermukim di Malaysia dan menjadi warga negara Malaysia.
Mereka mempertahankan budaya yang mereka bawa ke tempat baru, sehingga seni budaya
tersebut berkembang, kata Marzuki.
Karenanya, Marzuki minta masyarakat tidak terpancing klaim tarian Tor-tor dan alat musik
gondang 9 (sembilan gendang). Kita jangan marah, kita buktikan saja dengan sejarah tari
Tor-tor yang berada di Malaysia berasal dari Indonesia, ujarnya.
Nah, jelaskan sekarang permasalahannya terletak dimana?
2. Batik

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar atau Video... Buka

Sebelum sepopular sekarang, batik juga mengalami hal serupa seperti tarian Tor-tor. Batik
diklaim oleh Malaysia sebagai warisan kebudayaan mereka pada tahun 2009. Alhasil,
Indonesia akhirnya mencantumkan batik sebagai Warisan Budaya tak Benda (Intangible
Cultural Heritage) di UNESCO pada 2 Oktober 2009. Dan semenjak itu pula, batik menjadi
semakin jauh lebih popular di Indonesia; dikenakan saat akhir pekan di kantor-kantor, terapan
desain dengan gaya modern, penjualan batik di outlet-outlet, dll.
3. Rendang Padang

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar atau Video... Buka

Makanan asli Padang ini sudah tidak diragukan lagi kenikmatannya. Rendang menjadi salah
satu dari sepuluh makanan paling enak di dunia versi CNNGo. Makanan ini sudah tembus ke
benua Eropa dan seluruh belahan bumi lainnya. Namun, yang menembus ke Eropa tersebut
adalah rendang buatan Malaysia. Lho apa bedanya dengan rendang Indonesia? Ternyata, rasa
rendang Indonesia dengan Malaysia itu beda. Kalau bicara rendang, ya rendang asli cuma di
Indonesia. Kalau versi Malaysia , diolahnya cenderung setengah matang, ucap pecinta
kuliner Bondan Winarno, awal tahun ini.

Ya, tahun kemarin, Malaysia telah mengklaim rendang adalah budaya warisannya. Untuk
beberapa kalinya, negara tetangga itu membuat geram masyarakat Indonesia. Pemerintah pun
menghimbau agar kita tidak langsung ribut, lebih baik segera mematenkan rendang melalui
United Nations Education Social and Cultural Organization (UNESCO).
Rendang menyusul setelah tari Saman, tari Bali, TMII, dan Noven (tas asli Papu), yang akan
disyahkan 22 November 2011 nanti di Bali, kata Menbudpar Jero Wacik di Jakarta, Selasa
(13/9/2011) kemarin.
4. Wayang Kulit

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar atau Video... Buka

Dikutip dari VIVAnews.com, situs resmi pemerintah Malaysia warisan.gov.my, Senin, 28


September 2009, memasukkan Wayang Kulit sebagai warisan kebangsaan Malaysia yang
termasuk dalam kategori kebudayaan. Wayang Kulit tersebut telah didaftarkan pada 23
Februari 2009.
Menteri Kebudayaan mereka Dr Rais Yatim mengungkapkan bahwa wayang kulit, yang
sering dipentaskan di Malaysia, tak ada urusannya dengan Indonesia karena kesenian itu
berasal dari tradisi Hinduisme.
5. Tari Pendet

Silahkan Klik untuk Melihat Gambar atau Video... Buka


Dikutip dari ciricara.com, salah satu warisan budaya Indonesia yang pernah diklaim Malaysia
adalah tari Pendet. Malaysia mengklaim tari pendet sebagai iklan promosi kunjungan ke
Malasyia Visit Malaysia Years. Padahal sudah jelas, tari pendet adalah budaya dari Bali,
Indonesia.
Ada yang menarik dari pendapat Budayawan, Radhar Panca Dahana, terkait klaim Malaysia
terhadap budaya-budaya Indonesia. Ia mengatakan pengklaiman budaya Indonesia oleh
Malaysia untuk kesekian kalinya merupakan kesalahan pemerintah Indonesia sendiri. Ya
tidak apa-apa lah, kita juga suka mengambil budaya lain untuk untuk promosi, katanya
kepada Republika, Rabu (19/8/2009).
Ia menilai kecolongan budaya tersebut sebenarnya sebuah cermin atau refleksi. Ia menilai
kita terluka dan malu, karena kita sadar sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak
memperhatikannya. Selama ini kebudayaan dipinggirkan, pemerintah dan masyarakat tak
lagi peduli, ujarnya. Nah Lho. Ayo Indonesia, apa langkah kita selanjutnya? (**)

Anda mungkin juga menyukai