“Wayang Kulit”
Disusun Oleh:
Farida Nur Febriani (5016201050)
D. Pernasalahan
Permasalahan yang dihadapi budaya seni wayang kulit adalah
pertunjukkan wayang kulit terancam punah akibat jumlah penonton yang sedikit.
Permasalahan ini terjadi bukan karena jumlah dalang yang sedikit, tetapi karena
penonton yang makin lama makin berkurang. Di media masa berita atau
pertunjukkan wayang kulit juga sangat sedikit karena masyarakat lebih menyukai
hiburan lain
E. Solusi
Solusi untuk mencegah punahnya wayang kulit antara lain:
1. Mengenalkan wayang kulit melalui kegiatan ekstrakurikuler
Anak-anak yang saat ini berada dalam bangku Pendidikan akan menjadi
generasi yang akan berkontribusi pada 10-30 tahun mendatang. Agar
regenerasi untuk menjaga nilai budaya dan kesenian tetap bertahan di
tengah arus zaman yang semakin modern, dapat dilakukan dengan
mengenalkan wayang kulit yang dapat dengan memasukkannya ke dalam
ekstra kurikuler di sekolah atau masuk ke dalam mata pelajaran kesenian
budaya.
2. Membuat pertunjukan seni rutin bulanan
Pertunjukan wayang kulit yang diadakan secara rutin akan menarik minat
pengunjung. Kita dapat mensosialisasikan wayang kulit dengan memasang
banner atau poster jadwal pertunjukan di tempat-tempat yang strategis.
Dengan demikian, jumlah penonton akan meningkat dan wayang kulit akan
tetap lestari.
3. Membacakan kisah pewayangan pada anak-anak
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat anak-anak mengenal kisah
tentang kebaikan dan keburukan yang direpresentasikan melalui tokoh
wayang seperti Arjuna, Rahwana, Rama, Shinta, Semar, dll. Bentuk cerita
pastinya beragam di segala media social atau bentuk buku cetak. Untuk
menarik minat baca pada anak-anak dan memicu keingintahuan mereka akan
kisah pewayangan yang melegenda media cerita harus dikemas dengan
model yang kekinian.
F. Gazeter
Arti nama walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir