Anda di halaman 1dari 3

Tugas Resume Toponimi Webinar

“Rekonstruksi Dijital Peradaban Kuno Menyambut Metaverse”

Disusun Oleh:
Farida Nur Febriani (5016201050)

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
A. Metaverse
Metaverse can be defined as a simulated digital environment that uses
augmented reality (AR), virtual reality (VR) and blockchain, along with concepts
from social media, to create spaces for rich user interaction mimicking the real
world. Contoh: Film ready player one.
In addition, two-dimensional digital spaces, users will now have an
immersive reality that they can occasionally inhabit. The metaverse opens up
a new economy where wealth can be created, traded, and enchained using a
currency distinct from but related to the real world.
B. Virtual Reality
VR dapat digunakan sebagai terminology payung untuk menjelaskan
teknologi-teknologi yang serupa walau tak sama, dalam interaksi seorang
pengguna, pemain dan dunia virtual. Pengindra utama manusia adalah mata
yang memperoleh sensasi cara. Lazimnya adalah menggunaan Head Mounted
Display atau headset. Citra dan suara dibagkikan oleh PC atau perangkat inilah
yang akan diindra oleh pengguna sehingga memperoleh sensasi berada di
dunia lain
C. Aplikasi eksplorasi benda-benda bersejarah
Pemandangan panorama yang biasa dilihat pengguna dengan
menengok kanan kiri melalui HMD. Sensor terpasang di HMD yang mungkin
menangani adalah giroskop, akselerometer dan magnetometer (Kompas).
Ketiganya dapat berperan untuk arah/orientasi dan Gerakan kepala pengguna.
D. 3D Reconsturction using Photogrammetry (or 3D Scanner)
• Easier and now increasingly popular
• Pictures of cultural heritage object are taken from different angles,
processed using 3D Reconstruction Algorithm (Software)
• After completion, 3D object can be edited, finalized
E. 3D Reconstruction using Drone

F. Digitalisasi Artefak
Prasasti adalah tulang punggung penulisan sejarah kuna Indonesia,
yang arti pentingnya kadang belum dapat digunakan secara maksimal karena
pahatan yang ada dalam prasasti tersebut aus ataupun rusak, baik karena
faktor alam maupun manusia.
Teknologi dijital, khususnya image processing, meskipun sudah banyak
digunakan dalam bidang lain namun masih jarang digunakan dalam penelitian
epigrafi, khususnya di Indonesia.
Pada masa sekarang, jamak dikenal adanya revolusi industri 4.0 yang
menekankan pola digital economy, artificial intelligence, big data, dan lain
sebagainya. Digitalisasi cagar budaya setidaknya melibatkan aspek
information technology (IT), operational technology (OT), internet of things
(IoT), dan big data analitic untuk mengintegrasikan objek fisik, manusia, dan
dunia dijital.
Hal itu bertujuan untuk membuat cagar budaya masa klasik yang bersifat
statis menjadi informatif-edukatif melalui situs web yang diharapkan dapat
mendorong kesadaran masyarakat mengenai keberadaan cagar budaya.

G. RTI dan Photogrammetry


Hasil dokumentasinya dalam bentuk 2.5 dan Tiga Dimensi dengan
akurasi yang optimal sehingga akan dapat dihasilkan kemungkinan identikasi
pola pahatan dengan lebih baik. Metode ini diharapkan mampu meningkatkan
keterbacaan pahatan aksara dan angka pada prasasti batu dengan cara cara
terukur dengan baik serta meminimalisir perlakuan fisik terhadap prasasti (non-
invasive). Dimungkinkan melakukan restorasi dijital dan duplikasi 3 dimensi
untuk kepentingan penelitian dan pameran Photogrammetry. File akhir dapat
dibagikan dengan mudah diantara para peneliti untuk diskusi dan kolaborasi.
Reflectance Transformation Imaging (RTI) adalah metode fotografi yang
menangkap bentuk dan warna subjek untuk mengungkapkan informasi
permukaan yang tidak terlihat dalam penglihatan normal. Citra/Gambar dibuat
dari beberapa foto subjek, setiap bidikan diambil dengan cahaya yang
diproyeksikan dari arah berbeda untuk menghasilkan sorotan dan bayangan
yang berbeda-beda. Citra ini kemudian digabungkan sehingga interaksi yang
berubah antara terang dan gelap mengungkapkan detail halus dari permukaan.
Fotogrametri adalah ilmu melakukan pengukuran dari foto.
Masukan/input ke fotogrametri adalah foto, dan keluaran/outputnya biasanya
berupa peta, gambar, pengukuran, atau model 3D dari beberapa objek atau
pemandangan dunia nyata. Kita dapat melihat pahatan permukaan batu
sebagai permukaan bumi dan bagian-bagian pahatan sebagai skala kecil dari
lembah yang dibatasi lereng dan puncak.
Restorasi citra adalah teknik untuk mendapatkan kembali suatu citra
yang sudah mengalami penurunan kualitas menggunakan pengetahuan
tentang fenomena degradasi. Teknik restorasi citra memodelkan degradasi dan
menerapkan proses invers untuk memulihkan citra asli.

Narasumber:
1. Dr. Surya Sumpeno, S.T., M.Sc. (Dosen Teknik Komputer ITS)
2. Goenawan Sambodo, S.S., M.T. (Alumni S2 Teknik Elektro ITS)

Anda mungkin juga menyukai