Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERMODELAN DAN SIMULASI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Dosen Pembimbing :
ARIS WIJAYANTI, S.KOM, M.KOM

Disusun Oleh :
Megawati Kartono Putri (1412190045) 2019B
Salwa Octavia (1412190049) 2019B

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PENGOLAHAN CITRA DIGITAL” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
dosen Aris Wijayanti, S.KOM, M.KOM pada mata kuliah Permodelan dan
Simulasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengolahan Citra Digital bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aris Wijayanti, S.KOM,


M.KOM. selaku dosen mata kuliah Permodelan dan Simulasi Program Studi Teknik
Informatika Universitas PGRI Ronggolawe Tuban yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tuban, 10 Mei 2021

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH PERMODELAN DAN SIMULASI ...................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 Pengertian Pengolahan Citra ............................................................................... 2
2.1.1 Aplikasi Pengolahan Citra dan Pengenalan Pola ......................................... 3
2.2 Elemen-Elemen Citra Digital ......................................................................... 3
2.3 Histogram Citra .............................................................................................. 4
2.3.1 Peranan Histogram pada Pengolahan Citra ............................................. 4
2.4 Perbaikan Kualitas Citra ................................................................................. 5
2.4.1 Proses-Proses dalam Perbaikan Kwalitas Citra....................................... 6
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang ini, kebutuhan akan informasi merupakan sebuah hal
yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup di dunia. Data atau
informasi yang dibutuhkan bukan hanya sekedar berbentuk tulisan (teks), tapi
juga bisa disajikan dalam bentuk audio, gambar, dan video. Keseluruhan data
diatas biasa disebut dengan multimedia. Secara harafiah, citra (image) adalah
gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Citra (image) merupakan istilah
lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan
sanagat penting sebagai bentuk informasi visual.
Mata adalah Indra terbaik yang dimiliki oleh manusia sehingga citra
(gambar) memegang peranan panting dalam perspektif manusia. Namun, mata
manusia memiliki keterbatasan dalam menangkap sinyal elektromagnetik.
Teknologi pengolahan citra dapat masuk ke berbagai bidang seperti
kedokteran, industri, pertanian, geologi, kelautan, dan lain sebagainya. Kehadiran
teknologi pengolahan citra memberikan kemajuan yang luar biasa pada bidang-
bidang tersebut. Ke depan penerapan teknologi pengolahan citra digital ini akan
terus meluas dan hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi para penekun dan
peneliti di bidang ini.
Pengolahan Citra adalah salah satu cabang dari ilmu informatika.
Pengolahan citra berkutat pada usaha untuk melakukan transformasi suatu
citra/gambar menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu.
Pengolahan Citra terdiri dari banyak aspek, yaitu fisika, matematika,
teknologi komputer, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Citra Digital?
2. Apa saja elemen-elemen pada Citra Digital?
3. Apa yang dimaksud dengan Histogram Citra?
4. Bagaimana cara memperbaiki kualitas citra?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan Manfaat penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis
dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengolahan Citra Digital.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengolahan Citra


Pengolahan Citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang
banyak melibatkan persepsi visual. Istilah pengolahan citra digital secara umum
didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi (D2) dengan komputer. Citra
digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit
tertentu.
Data atau informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, tetapi juga
dapat berupa gambar, audio, dan video. Di era teknologi informasi saat ini tidak
dapat dipisahkan dari multimedia. Situs web (website) di Internet dibuat
semenarik mungkin dengan menyertakan visualisasi berupa gambar atau video
yang dapat diputar. Beberapa waktu lalu istilah SMS (Short Message Service)
begitu populer. Tetapi, saat ini orang dapat mengirim pesan berupa gambar
maupun video, yang dikenal dengan layanan MMS (Multimedia Message
Service).
Citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (duadimensi) yang
merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan atau terintegrasi untuk
membentuk suatu sistem antara data, perangkat keras, perangkat lunak, prosedure
pengolahan, dan tenaga pelaksana dalam ekplorasi citra digital.
Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus
(continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya
menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya
tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, misalnya mata
manusia, kamera, pemindai (scanner), dan sebagainya, sehingga bayangan objek
yang disebut citra tersebut terekam.
Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data dapat bersifat:
1. Optik berupa foto
2. Analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi
3. Digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik.
Citra yang dimaksudkan adalah “citra diam” (still images). Citra diam
adalah citra tunggal yang tidak bergerak. Sedangkan Citra bergerak (moving
images) adalah rangkaian citra diam yang ditampilkan secara beruntun
(sekuensial) sehingga memberi kesan pada mata kita sebagai gambar yang
bergerak. Setiap citra di dalam rangkaian itu disebut frame.

2
2.1.1 Aplikasi Pengolahan Citra dan Pengenalan Pola
Pengolahan citra mempunyai aplikasi yang sangat luas dalam berbagai
bidang kehidupan :
1. Bidang Perdagangan
• Pembacaan kode batang (bar code) yang tertera pada barang
(umum digunakan di pasar swalayan/supermarket).
• Mengenali huruf/angka pada suatu formulir secara otomatis.

2. Bidang Militer
• Mengenali sasaran peluru kendali melalui sensor visual.
• Mengidentifikasi jenis pesawat musuh.

3. Bidang Kedokteran
• Pengolahan citra sinar X untuk mammografi (deteksi kanker
payudara)
• NMR (Nuclear Magnetic Resonance)
• Mendeteksi kelainan tubuh dari foto sinar X.
• Rekonstruksi foto janin hasil USG

4. Bidang Biologi
• Pengenalan jenis kromosom melalui gambar mikroskopik

5. Bidang Hukum
• Pengenalan sidik jari
• Pengenalan foto narapidana.

2.2 Elemen-Elemen Citra Digital


a. Kecerahan (brightness)
Kecerahan adalah kata lain untuk intensitas cahaya. Kecerahan pada sebuah
titik (pixel) di dalam citra bukanlah intensitas yang riil, tetapi intensitas rata-rata
dari suatu area yang melingkupinya. Sistem visual manusia mampu
menyesuaikan dirinya dengan tingkat kecerahan (brightness level) mulai dari
yang paling rendah sampai yang paling tinggi dengan jangkauan sebesar 1010
[MEN89].

b. Kontras (contrast)
Kontras menyatakan sebaran terang (lightness) dan gelap (darkness) di dalam
sebuah gambar. Citra dengan kontras rendah dicirikan oleh sebagian besar

3
komposisi citranya adalah terang atau sebagian besar gelap. Pada citra dengan
kontras yang baik, komposisi gelap dan terang tersebar secara merata.

c. Kontur (contour)
Kontur adalah keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada
pixel-pixel yang bertetangga. Karena adanya perubahan intensitas inilah kita
mampu mendeteksi tepi- tepi (edge) objek di dalam citra.

d. Warna (color)
Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap
panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Setiap warna
mempunyai panjang gelombang paling tinggi, sedangkan warna ungu (violet)
mempunyai panjang gelombang paling rendah.

e. Bentuk (shape)
Shape merupakan properti intrinsik dari objek tiga dimensi utama untuk
sistem visual manusia. Manusia lebih sering mengasosiasikan objek dengan
bentuknya daripada elemen lainnya (misalnya warna). Pada umumnya, citra yang
dibentuk oleh mata merupakan citra dwimatra (2 dimensi), sedangkan objek yang
dilihat umumnya berbentuk trimatra (3 dimensi).

f. Tekstur (texture)
Tekstur dicirikan sebagai distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam
sekumpulan pixel- pixel yang bertetangga.

2.3 Histogram Citra


Histogram citra adalah grafik yang menggambarkan penyebaran nilai-nilai
intensitas pixel dari suatu citra atau bagian tertentu di dalam citra. Dari sebuah
histogram dapat diketahui frekuensi kemunculan nisbi (relative) dari intensitas
pada citra tersebut.

Histogram juga dapat menunjukkan banyak hal tentang kecerahan


(brightness) dan kontas (contrast) dari sebuah gambar. Karena itu, histogram
adalah alat bantu yang berharga dalam pekerjaan pengolahan citra baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.

2.3.1 Peranan Histogram pada Pengolahan Citra


Pada pengolahan citra, histogram mempunyai peran yang cukup penting.
Manfaat yang dapat didapatkan seperti berikut :

4
1. Berguna untuk mengamati penyebaran intensitas warna dan dapat
dipakai untuk pengambilan keputusan misalnya dalam peningkatan
kecerahan atau peregangan kontras serta sebaran warna.
2. Berguna untuk penentuan batas-batas dalam pemisahan objek dari latar
belakangnya.
3. Memberikan persentase komposisi warna dan tekstur intensitas untuk
kepentingan identifikasi citra.

Histogram tidak mencerminkan susunan posisi warna piksel di dalam


citra. Oleh karena itu, histogram tidak dapat dipakai untuk menebak bentuk objek
yang terkandung di dalam citra. Sebagai contoh, Gambar 2 memperlihatkan
empat buah citra yang memiliki histogram yang sama, tetapi bentuk masing-
masing jauh berbeda. Dengan demikian, histogram tidak memberikan petunjuk
apapun tentang bentuk yang terkandung dalam keempat citra tersebut.

Gambar 2.1. 4 citra dengan histogram sama

2.4 Perbaikan Kualitas Citra


Perbaikan kualitas citra (image enhancement) merupakan salah satu
proses awal dalam pengolahan citra (image preprocessing). Perbaikan kualitas
diperlukan karena seringkali citra yang dijadikan objek pembahasan mempunyai
kualitas yang buruk, misalnya citra mengalami derau (noise) pada saat
pengiriman melalui saluran transmisi, dan sebagainya. Melalui operasi
pemrosesan awal inilah kualitas citra diperbaiki sehingga citra dapat digunakan
untuk aplikasi lebih lanjut, misalnya untuk aplikasi pengenalan (recognition)
objek di dalam citra.

5
Tujuan dari teknik peningkatan mutu citra adalah untuk melakukan
pemrosesan terhadap citra agar hasilnya mempunyai kualitas relative lebih baik
dari citra awal untuk aplikasi tertentu. Yang dimaksud dengan perbaikan kualitas
citra adalah proses mendapatkan citra yang lebih mudah diinterpretasikan oleh
mata manusia. Pada proses ini, ciri-ciri tertentu yang terdapat di dalam citra lebih
diperjelas kemunculannya. Secara matematis, image enhancement dapat diartikan
sebagai proses mengubah citra f(x, y) menjadi f ’(x, y) sehingga ciri-ciri yang
dilihat pada f(x, y) lebih ditonjolkan.
2.4.1 Proses-Proses dalam Perbaikan Kualitas Citra
Proses-proses nya sebagai berikut :
1. Pengubahan Kecerahan Gambar (Image Brightness)
Untuk membuat citra lebih terang atau lebih gelap, kita melakukan
pengubahan kecerahan gambar. Kecerahan/kecemerlangan gambar dapat
diperbaiki dengan menambahkan (atau mengurangkan) sebuah konstanta kepada
setiap pixel di dalam citra. Secara matematis operasi ini ditulis sebagai : f(x, y)’
= f(x, y) + b Jika b positif, kecerahan gambar bertambah, sebaliknya jika b
negatif kecerahan gambar berkurang. Nilai pixel hasil pengubahan mungkin £
derajat keabuan minimum (0) atau ³ derajat keabuan maksimum (255). Karena
itu, pixel tersebut perlu dilakukan clipping ke nilai keabuan minimum atau ke
nilai keabuan maksimum.

2. Peregangan Kontras
Kontras menyatakan sebaran terang (lightness) dan gelap (darkness) di
dalam sebuah gambar. Citra dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
kontras: citra kontras-rendah (low contrast), citra kontras-bagus (good contrast
atau normal contrast), dan citra kontras-tinggi (high contrast).
• Citra kontras- rendah dicirikan dengan sebagian besar komposisi
citranya terang atau sebagian besar gelap. Jika citranya cenderung gelap,
pengelompokan nilai-nilai pixel berada di bagian kiri (yang berisi nilai
keabuan yang rendah). Jika citranya cenderung terang, pengelompokan
nilai-nilai pixel berada di bagian kanan (yang berisi nilai keabuan yang
tinggi).
• Citra kontras-bagus memperlihatkan jangkauan nilai keabuan yang lebar
tanpa ada suatu nilai keabuan yang mendominasi. Histogram citranya
memperlihatkan sebaran nilai keabuan yang relatif seragam.
• Citra kontras-tinggi, seperti halnya citra kontras bagus, memiliki
jangkauan nilai keabuan yang lebar, tetapi terdapat area yang lebar yang
didominasi oleh warna gelap dan area yang lebar yang didominasi oleh
warna terang.

6
3. Pengubahan Histogram Citra
Terdapat dua metode pengubahan citra berdasarkan histogram:
1. Perataan historam (histogram equalization). Nilai-nilai intensitas di
dalam citra diubah sehingga penyebarannya seragam (uniform).
2. Spesifikasi histogram (histogram spesification). Nilai-nilai intensitas di
dalam citra diubah agar diperoleh histogram dengan bentuk yang dispesifikasikan
oleh pengguna. Histogram citra memberikan informasi tentang penyebaran
intensitas pixel-pixel di dalam citra. Teknik yang lazim dipakai adalah perataan
histogram (histogram equalization). Tujuan dari perataan histogram adalah untuk
memperoleh penyebaran histogram yang merata.

4. Pelembutan Citra (Image Smoothing)


Pelembutan citra (image smoothing) bertujuan untuk menekan gangguan
(noise) pada citra. Gangguan tersebut biasanya muncul sebagai akibat dari hasil
penerokan yang tidak bagus (sensor noise, photographic grain noise) atau akibat
saluran transmisi (pada pengiriman data). Secara visual, gangguan mudah dilihat
oleh mata karena tampak berbeda dengan pixel tetangganya. Pixel yang
mengalami gangguan umumnya memiliki frekuensi tinggi (berdasarkan analisis
frekuensi dengan transformasi Fourier).
Penapis h(x,y) pada operasi pelembutan citra disebut juga penapis lolos-
rendah (low-pass filter). Aturan untuk penapis lolos-rendah adalah :
1. Semua koefisien penapis harus positif
2. Jumlah semua koefisien harus sama dengan 1
• Jika jumlah semua koefisien lebih besar dari 1, maka konvolusi
menghasilkan penguatan (tidak diinginkan).
• Jika jumlah semua koefisien kurang dari 1, maka yang dihasilkan
adalah penurunan, dan nilai mutlak setiap pixel di seluruh bagian
citra berkurang.
Penapis lolos-rendah merupakan penapis lanjar (linear). Operasi
pelembutan dapat juga dilakukan dengan menggunakan penapis nirlanjar, yaitu:
a. Penapis minimum (min filter)
b. Penapis maksimum (max filter)
c. Penapis median (median filter)

7
5. Penajaman Citra (Image Sharpening)
Penajaman citra merupakan kebalikan dari operasi pelembutan citra
karena operasi ini menghilangkan bagian citra yang lembut. Operasi penajaman
citra bertujuan untuk memperjelas tepi pada objek di dalam citra. Operasi
penajaman dilakukan dengan melewatkan citra pada penapis lolos-tinggi (high-
pass filter). Penapis lolos-tinggi akan meloloskan (atau memperkuat) komponen
yang berfrekuensi tinggi (misalnya tepi atau pinggiran objek) dan akan
menurunkan komponen berfrekuensi rendah. Akibatnya, pinggiran objek telihat
lebih tajam dibandingkan sekitarnya. Karena penajaman citra lebih berpengaruh
pada tepi (edge) objek, maka penajaman citra sering disebut juga penajaman tepi
(edge sharpening) atau peningkatan kualitas tepi (edge enhancement).
Aturan penapis lolos-tinggi :
1. koefisien penapis boleh positif, negatif, atau nol
2. jumlah semua koefisien adalah 0 atau 1.

6. Pewarnaan Semu
Pewarnaan semu adalah proses memberi warna tertentu pada nilai-nilai
pixel suatu citra skala-abu pada suatu citra berdasarkan kriteria tertentu, misalnya
suatu warna tertentu untuk suatu interval derajat keabuan tertentu. Koreksi
Geometrik dilakukan pada citra yang memiliki gangguan yang terjadi pada
waktu proses perekaman citra, misalnya pergeseran koordinat citra (translasi),
perubahan ukuran citra, dan perubahan orientasi koordinat citra (skew). Proses
koreksi geometri untuk meningkatkan kualitas citra tersebut disebut juga koreksi
geometri. Koreksi geometri yang sederhana adalah dengan operasi geometri
sederhana seperti rotasi, translasi, dan penskalaan citra.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang telah dibuat dan di dalam nya membahas
tentang Pengolahan Citra Digital. Banyak sekali penerapan pengolahan citra dan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkuan kita. Dengan
mempelajari pengolahan citra ini maka kita dapat mempergunakanya untuk
membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam aktivitas kita sehari-
hari yang berhubungan dengan pencitraaan. Dari makalah yang telah dibuat ini
membahas tentang Pengertian Pengolahan Citra Digital dimana di dalam bab
ini kita dapat mempelajari dan mengenal pengolahan citra ini seperti apa,
Histogram Citra yang ensitas mempelajari penyebaran nilai-nilai intensitas
pixel, dan Perbaikan Kualitas Citra memperbaiki kualitas citra yang derau dan
rusak untuk diperbaiki menjadi lebih baik .

3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dalam penyampaian maupun dalam materi. Hal
itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari ibu dosen dan para pembaca
sekalian agar di kemudian hari kami sebagai penulis dapat membuat makalah
yang lebih sempurna lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=histogram+dihitung+dengan%3F&oq=histogram+
dihitung+dengan%3F&aqs=chrome..69i57j33i160l3.6741j0j9&sourceid=chrome&ie
=UTF-8
https://pemrogramanmatlab.com/2017/07/26/pengolahan-citra-digital/
https://ekosuwono.wordpress.com/2010/01/13/elemen-elemen-citra-digital/

10

Anda mungkin juga menyukai