Anda di halaman 1dari 23

SENSUS BARANG DAERAH

Posted on 2010/06/14 by Riris

Baru bulan kemarin Pemerintah Indonesia melakukan sensus penduduk 2010. Banyak yang bertanya Apa
tujuan dilakukan sensus penduduk?
Kita tidak akan membahas hal tersebut diatas, tetapi akan mencoba membahas tentang sensus barang daerah.
Beberapa isu terkait dengan sensus barang daerah adalah:
1.

Apa dasar pelaksanaan sensus barang daerah?

2.

Apa makna dilakukannya sensus barang daerah?

3.

Siapa yang melaksanakan sensus barang daerah?

4.

Kapan dilaksanakan sensus barang daerah?Barang apa yang disensus?

5.

Bagaimana prosedur sensus barang daerah?

PP No. 6 Tahun 2006 hanya menyebut 2 (dua) kali nomenklatur sensus, yaitu pada:
A. Penjelasan Pasal 10 ayat (3)
Pasal 10
(1) Pengguna barang menghimpun usul rencana kebutuhan barang yang diajukan oleh kuasa pengguna barang
yang berada di bawah Iingkungannya.
(2) Pengguna barang menyampaikan usul rencana kebutuhan barang milik negara/daerah kepada pengelola
barang.
(3) Pengelola barang bersama pengguna barang membahas usul tersebut dengan memperhatikan data
barang pada pengguna barang dan/atau pengelola barang untuk ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan
Barang Milik Negara/Daerah (RKBMN/D).
Penjelasan Pasal 10 (3) :
Ayat (3)
-

Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah tersebut digunakan sebagai acuan dalam penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah.


-

Termasuk data barang pada pengguna barang dan/atau pengelola barang adalah Laporan Pengguna Barang

Semesteran, Laporan Pengguna Barang Tahunan, Laporan Pengelola Barang Semesteran, Laporan Pengelola
Tahunan, dan sensus barang serta Laporan Barang Milik Negara/Daerah Semesteran dan Tahunan.
B. Penjelasan Pasal 69 ayat (1)
Pasal 69
(1) Pengguna barang melakukan inventarisasi barang milik negara/daerah sekurang-kurangnya sekali dalam
lima tahun.
(2) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1), terhadap barang milik negara/daerah yang berupa persediaan dan
konstruksi dalam pengerjaan, pengguna barang melakukan inventarisasi setiap tahun.
(3) Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) kepada pengelola barang selambat-lambatnya tiga bulan setelah selesainya inventarisasi.
Penjelasan Pasal 69 :
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang -kurangnya sekali dalam lima tahun adalah sensus
barang.
Ayat (2)

Yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah
opname fisik.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Dan PP No. 6 tidak menjelaskan secara panjang lebar terkait dengan sensus barang daerah.
Selanjutnya Permendagri No. 17 Tahun 2007 pada pasal 27 menyatakan :
1.

Pengelola dan pengguna melaksanakan sensus barang milik daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah
daerah.

2.

Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus barang milik daerah.

3.

Pelaksanaan sensus barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.

4.

Sensus barang milik daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dilaksanakan serentak seluruh Indonesia.

5.

Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada pengelola paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
selesainya sensus.

6.

Pembantu Pengelola menghimpun hasil inventarisasi barang milik daerah.

7.

Barang milik daerah yang berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan dikecualikan dari
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Tujuan sensus barang setiap 5 (lima) tahun sekali tidak disebutkan dengan tegas pada PP 6/2006 dan batang
tubuh Permendagri 17/2007, justru disebutkan pada lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007, yaitu : untuk
mendapatkan data barang dan pembuatan buku inventaris yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan
akurat (up to date).
Pertanyaan yang muncul dari tujuan diatas adalah, apakah selama ini buku inventaris yang disusun
belum benar dan belum dapat dipertanggungjawabkan serta belum akurat (up to date)?
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 020-336 tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus Barang Daerah tanggal
12 April 1982 pada Lampiran I menyatakan : Tujuan sensus barang daerah adalah untuk mendapatkan data
barang negara dan daerah yang dikuasai oleh daerah yang dibukukan dan selanjutnya meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta memberikan jaminan pengamanan dan penghematan terhadap setiap penggunaan barang
milik pemerintah.
Dan pada Kepmendagri yang sama menyatakan bahwa sensus barang daerah dilaksanakan mulai awal April
1983 sampai September 1983. Dan selanjutnya sensus barang daerah dilaksanakan pada tahun 1988, 1993,
1998, 2003 dan terakhir sensus barang daerah dilaksanakan tahun 2008 dan nantinya akan dilaksanakan pada
tahun 2013.
Selanjutnya, lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007 banyak menyebutkan sensus barang daerah,
diantaranya pada penatausahaan dan yang penting ada pada bab pelaporan.
Penyusunan dan penyampaian Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus) yang berada dalam penguasaan
Pengguna menjadi tanggungjawab Pengguna dan dilaporkan kepada kepada Pengelola barang.
Proses pelaporan penyusunan hasil sensus dimulai dari masing-masing buku inventraris pengguna yang secara
serentak pada waktu tertentu di rekap ke dalam buku induk inventaris oleh Pembantu Pengelola dan
disampaikan kepada pengelola.
Pelaksanaan sensus barang daerah

Barang yang akan disensus adalah seluruh barang milik Pemerintah yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.

Barang milik daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), termasuk barang yang dipisahkan pada
Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/Yayasan Milik Daerah.

2.

Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah.

Tahapan Sensus Barang Milik Daerah.


Pelaksanaan sensus barang milik daerah, dilaksanakan melalui : (1) tahap persiapan dan (2) tahap pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan.
1.

Pembentukan Panitia Sensus Barang Daerah;

2.

Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah;

3.

Penataran Petugas Pelaksanaan Sensus Barang Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan pada masingmasing Daerah;

4.

Menyediakan Kartu/Formulir/Buku Petunjuk Pelaksanaan serta peralatan yang diperlukan.

5.

Menyiapkan biaya persiapan dan pelaksanaan Sensus Barang Daerah

2. Tahap Pelaksanaan.
1.

Penyampaian formulir dan bahan sampai unit kerja terendah;

2.

Melaksanakan sensus barang daerah yang masing-masing di SKPD/wilayah dengan mengisi KIB dan
KIR;

3.

Penyelesaian hasil sensus barang milik daerah dengan menyampaikan buku inventaris oleh unit kerja
terendah kepada atasan;

4.

Pembuatan Daftar Rekapitulasi oleh unit/Satuan Kerja;

5.

Mengawasi dan mengevaluasi hasil sensus barang dalam SKPD/wilayah masing-masing;

6.

Membuat Buku Induk Inventaris Provinsi/ Kabupaten/ Kota;

7.

Melaporkan hasil sensus barang Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Departemen Dalam Negeri.

Gambar : Proses penyampaian dokumen hasil sensus barang


Sedangkan Barang milik/kekayaan Negara yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah disusun/dikompilasi
dalam Bentuk Buku Inventaris tersendiri.
Daftar Rekapitulasi barang milik Provinsi, Kabupaten/Kota dan barang milik kekayaan Negara disampaikan
kepada Menteri Dalam Negeri.
Khusus untuk barang milik Pusat dalam hal ini Departemen Lain kalau sudah ada aturan / petunjuk dari
Departemen yang bersangkutan, maka pengguna/kuasa pengguna tidak perlu mencatat/menginventaris barang
tersebut berdasarkan petunjuk ini, tetapi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Departemen pemilik barang
tersebut, dan dikirimkan/dilaporkan kepada Departemen bersangkutan, dan tembusannya harus disampaikan
kepada Kepala Daerah melalui Pengelola cq. Pembantu Pengelola.
Hal penting yang harus dipersiapkan ketika pelaksanaan sensus adalah pasca pelaksanaan sensus, bagaimana
memperlakukan selesih/perbedaan hasil buku inventaris setelah dan sebelum sensus? Selisih ini harus disikapi
dengan bijak oleh pengelola, sebab hampir dapat dipastikan sebagian besar selisih ini adalah jumlah barang
lebih sedikit dibandingkan jumlah dalam dokumen buku inventaris. Apalagi jika pemerintah daerah sudah lama
tidak melakukan penghapusan terhadap barang milik daerah.
Dalam hal ini, pemerintah daerah khususnya pengelola aset sebaiknya mulai mempersiapkan pelaksanaan
sensus barang daerah pada tahun 2013, bukan hanya dari sisi penyediaan anggaran untuk pelaksaan sensus
barang daerah, tetapi dari tertibnya administrasi pengelolaan barang daerah, khususnya barang milik daerah.
Sehingga buku inventaris sebelum dan setelah pelaksanaan sensus tidak akan berbeda banyak.
(oleh : Riris Prasetyo/0811 184 172)
Referensi :

1.
2.
3.

Daftar :

PP 6/2006
Permendagri 17/2007
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 020-336 tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus
Barang Daerah tanggal 12 April 1982.

Lampiran Keputusan Bupati Aceh Besar

Nomor

2009

Tanggal

: April

2009 M

Rabiul Akhir 1430 H


PETUNJUK PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH

KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2009


I.

PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan


Untuk mendapatkan data barang yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta akurat (Up todate ), maka
dipandang perlu melakukan sensus barang Daerah Pemerintah Kota Banda Aceh. Sebagai pedoman Pelaksanaan
Sensus Barang Daerah perlu disusun petunjuk teknis pelaksanaannya agar dijadikan pegangan yang tepat dan
jelas bagi para pelaksana Sensus barang daerah sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun yang dimaksud dengan Sensus barang daerah adalah mengakuratkan pelaksanaan pencatatan semua
barang inventaris milik / yang dikuasai Pemerintah Kabupaten dan barang Provinsi serta barang Inventaris milik
Negara baik yang berada dibawah Penguasaan Departemen Dalam Negeri maupun Departemen lain yang berada
dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan cara pencocokan data yang ada dalam Buku Inventaris
dengan kondisi lapangan dan pencatatan langsung terhadap barang barang yang belum tercatat, serta
melakukan Verifikasi sehingga diperoleh data yang lengkap dan terinci sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya. Tujuan yang ingin dicapai dari Sensus barang daerah ini adalah untuk memperoleh data Kekayaan
Pemerintah Kabupaten/Kota sehingga dapat memberikan informasi yang tepat bagi perencanaan, penentuan
kebutuhan,

penganggaran,

pengadaan,

penyimpanan,

dan

penyaluran,

pemeliharaan,

penghapusan,

pengendalian, pemberdayaan / pemanfaatan dan pengamanan, maka setiap Unit / Satuan Kerja sebagai
pengelola / pemakai harus dan mengetahui secara pasti keberadaan dan status pemiliknya sekaligus dapat
mengevaluasi hasil hasil pembangunan di Pemerintah Kota Banda Aceh yang telah dilaksanakan selama 5
tahun terakhir.
B.

Azas Sensus Barang Daerah

Sensus Barang Daerah tahun 2009 dilaksanakan untuk memperoleh data yang lengkap seluruh kekayaan dalam
bentuk barang milik Pemerintah Kota Banda Aceh dengan memperhatikan :
1.

Azas Keseragaman yaitu adanya kesamaan dan keseragaman dalam melaksanakan Sensus Barang Daerah

dari Unit / Satuan Kerja Perangkat Kabupaten


2.

Azas Fleksibilitas yaitu semua dapat dilaksanakan terhadap seluruh barang dan dapat menampung semua

data barang yang diperlukan, serta dapat dilaksanakan dengan mudah oleh semua petugas.
3.

Azas efisiensi yaitu dapat memperoleh bahan dan peralatan, waktu, tenaga, dan biaya yang diperlukan

serta dapat mencapai sasaran yang diharapkan.


4.

Azas Kontinuitas yaitu data yang diperoleh merupakan dasar inventaris dan dapat dipergunakan secara

berkelanjutan guna merencanakan kebutuhan selanjutnya untuk menunjang suksesnya pelaksanaan


pembangunan didaerah secara bertahap.

C.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Sensus Barang Daerah tahun 2009 dilaksanakan oleh Tim Teknis Sensus Barang Daerah
Pemerintah Kabupaten, secara teknis pelaksanaan Sensus Barang Daerah dilakukan oleh Pengurus Barang
Inventaris yang berada pada setiap Unit / Satuan kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang bersangkutan.
D.

Metode dan Prosedur

Agar pelaksanaan Sensus Barang Daerah tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka Sensus Barang Daerah
Tahun 2009 dapat diuraikan sebagai berikut :
1.

Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Aceh Besar menyampaikan Kartu Inventaris

Barang ( KIB ) yang terdiri dari KIB : A, B, C, D, E dan F kepada seluruh Unit / Satuan Kerja Perangkat Kabupate
( SKPK ) Aceh Besar untuk diisi dengan data awal dari KIB. Unit / SKPK yang sudah ada ditambah barang
barang yang belum tercatat dalam kelompok KIB-nya yang diperoleh dari pengadaan baru, mutasi, dari unit lain,
akibat penggabungan SKPK dari adanya penerapan SOTK baru sesuai dengan Qanun No. 2 Tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi Tata Kerja Perangkat Kabupaten ataupun yang diperoleh dari limpahan eks. Kantor Cabang
Dinas Propinsi yang menjadi Dinas Kabupaten/Kota berdasarkan bukti penyerahan yang ada.
2.

Setelah diisi dan ditandatangani oleh pengurus barang dan pimpinan Unit /SKPK di copy masing

masing 1 lembar disampaikan kepada Bupati Cq. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
(DPPKAK) Aceh Besar sebagai bahan evaluasi dan pencocokan data barang dengan kenyataan fisik dilapangan.
3.

Hasil evaluasi tersebut dimasukan dalam Buku Inventaris ( Lampiran 32 ) yang merupakan hasil sensus

Barang Daerah masing masing unit / SKPK dan dibuat Rekapitulasi per golongan, ( 01 s/d 06 ) bidang
barang( 01 s/d 19 ) selanjutnya dikirim kepada Bupati Cq. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Aceh Besar untuk dihimpun serta dibuat Buku Induk Hasil Sensus Barang Daerah Kabupaten Aceh
Besar
4.

Tim Teknis Sensus (Technical Team Census) Barang Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan

laporan hasil sensus Barang Daerah tahun 2009 kepada Bupati Aceh Besar.
5.

Bupati Aceh Besar menyampaikan hasil sensus barang daerah tahun 2009 ke provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD).
Barang yang disensus adalah seluruh barang barang Inventaris Milik / yang dikuasai Pemerintah Daerah
terdiri dari atau dikelompokan menjadi:
a.

Barang milik provinsi NAD yang berada pada Unit / SKP Kabupaten Aceh Besar termasuk barang yang

berada pada Perusahaan Daerah ( Perusda )

b.

Barang milik Departemen Dalam Negeri, dalam arti barang milik Depdagri yang berada pada dan

digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar beserta jajarannya.


c.

Barang milik Negara dalam arti milik Departemen / Lembaga lain yang berada dan digunakan oleh

Pemerintah Kabupaten Aceh Besar


Khusus untuk barang Perusda yang dilakukan sensus barang daerah adalah terhadap barang yang merupakan
aktiva berupa tanah, bangunan dan barang inventaris lain yang tidak termasuk barang usaha.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil sensus barang daerah dimaksudkan diatas, Pemerintah Kabupaten
Aceh Besar membuat Buku Induk Inventaris dan Buku Inventaris yang meliputi seluruh Barang Inventaris
milik / dikuasai Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdiri dari :

Buku Inventaris Barang Milik Pemerintah Provinsi NAD

Buku Inventaris Barang Milik Departemen Dalam Negeri

Buku Inventaris Barang Milik Departemen / Lembaga lain.

Buku Induk Inventaris Barang Daerah Milik Pemerintah Kab. Aceh Besar

Buku Inventaris Barang Milik Pemerintah Kab. yang dipisahkan ( Perusda)


E.

Jadwal Pelaksanaan

Agar sensus Barang Daerah dilaksanakan tepat waktu oleh seluruh Unit / Satuan Kerja, maka perlu disusun
jadwal pelaksanaan sensus yaitu secara global sebagai berikut :
1.

Persiapan dan percetakan Formulir, Kartu (KIR, KIB, BI, REKAP BI, RHS) dan kodefikasi BMD (Barang

Milik Daerah) bulan Maret 2009


2.

Pembekalan bagi Pengurus Barang / Tim Teknis Sensus / Satuan Kerja serta

Pencanangan sensus

termasuk penyampaian formulir dan kartu pada bulan Maret sampai dengan April 2009
3.

Pengisian formulir dan kartu oleh Pengurus Barang SKPK bulan April sampai dengan Mei 2009

4.

Pelaksanaan evaluasi dan pencocokan data bulan Mei sampai dengan Juni 2009 dimasing masing Satker

/ SKPK
5.

Memperbaharui atau merevisi formulir (dokumen) sesuai hasil evaluasi oleh Pengurus Barang di SKPK

masing-masing.
6.

Pengiriman Fotocopy KIB (Kartu Inventaris Barang A-F), BI (Buku Inventaris), RHS (Rekap Hasil Sensus)

dari unit / SKPK ke Tim Teknis Sensus (DPKAD) Kota Banda Aceh bulan Juni Juli 2009

7.

Merekapitulasi dan menyusun BI, RHS seluruh SKPK oleh Tim Teknis Sensus Kota Banda Aceh bulan Juli

2009.
8.

Menyampaikan laporan hasil sensus barang daerah oleh Tim teknis Sensus yang berupa Buku Inventaris /

Buku Induk Inventaris serta laporan Tim Teknis Sensus kepada walikota bulan Agustus 2009
9.

Penyampaian laporan hasil sensus barang daerah kepada Gubernur dan Pemerintah Pusat bulan Agustus

2009

No. KEGIATAN
1. Persiapan dan pencetakan Formulir dan Kartu
2. Pembekalan Petugas Sensus dan Sosialiasi

Mar Apr May Jun Jul Agt


X
X

4. Evaluasi / Pencocokan data disetiap SKPD oleh


Tim Teknis

5. Revisi formulir sesuai hasil evaluasi oleh Pengurus


Barang

3. Pengisian Formulir dan Kartu oleh Pengurus


Barang di SKPD

6. Pengiriman KIB, BI, Rekap Hasil Sensus (RHS) ke


tim teknis
7. Rekap BI dan RHS seluruh SKPD oleh tim teknis

8. Penyampaian hasil sensus kepada Walikota oleh


tim teknis

9. Penyampaian hasil sensus ke Provinsi & Pusat oleh


Bupati

II.

PENCOCOKAN DAN PENGISIAN DATA

A. Persiapan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Daerah ini digunakan sebagai pedoman bagi pengurus Barang
unit /Satuan kerja agar dapat melaksanakan tugas dilapangan dengan baik.
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas dalam petunjuk teknis ini akan diuraikan secara rinci yang meliputi
tahapan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
Dalam tahapan persiapan sensus barang Kabupaten Aceh Besar dalam hal ini DPPKAK (Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten) harus menyiapkan hal hal sebagai berikut :
1.

Pelatihan / pembekalan bagi Tim Teknis Sensus Barang Pemerintah

2.

Pemberitahuan / Keputusan Bupati Aceh Besar kepada seluruh unit / SKP Kabupaten Aceh Besar tentang

pelaksanaan Sensus Barang Daerah


3.

Keputusan Bupati tentang pembentukan Tim Teknis Sensus Barang

4.

Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang

5.

Keputusan Bupati tentang Penetapan Nomor Kode Unit / Lokasi dan Kode Barang Daerah

6.

Menyiapkan bahan dan form Sensus Barang Daerah antara lain :

Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ) lampiran 31

Kartu Inventaris ( Buku Inventaris ) Lampiran 32

Kartu Inventaris Barang lampiran 25 s/d 30

Rekap Buku Inventaris dan Rekap Hasil Sensus (RHS)

Sarana lain yang dapat menunjang pelaksanaan Sensus Barang Daerah

B.

Pelaksanaan

Adapun sistematikan pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah di Kota Banda Aceh sebagai berikut:
1.

Tim Teknis Sensus Barang Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan Kartu Inventaris Barang

( KIB ) dan bahan sensus lainnya keseluruh unit / SKPK


2.

Pengurus barang Unit / SKPK selaku bagian dari Tim Teknis Sensus Barang Daerah setelah menerima KIB

segera melakukan :
a.

Mengisi form / Mencocokan / memperbaiki Kode Lokasi Unit / SKPK sesuai dengan tabel kode

Lokasi dan kode barang yang baru


b.

Mencocokan / meneliti dan mengoreksi data barang yang tercantum dalam data lama dengan kenyataan

fisik barang yang sebenarnya.


c.

Apabila barang yang tercatat dalam kartu inventaris Barang, sesuai dengan fisik barangnya, beri tanda

contary ( v ) pada nomor urut dalam KIB tersebut.


d.

Apabila terdapat barang yang belum tercatat dalam KIB, maka barang tersebut dicatat dalam formulir

Lampiran 32 (Buku Inventaris ), kemudian dipindahkan ke dalam KIB masing masing.

e.

Apabila terdapat barang yang tidak sesuai antara catatan dengan kenyataan, maka Kartu Inventaris

Barang dikoreksi dengan cara mencoret dengan tinta merah dari data yang tercantum dan data barang dimaksud
dipindahkan dalam catatan barang barang yang diusulkan untuk diproses lebih lanjut (Penghapusan /
Tuntutan ganti rugi )
f.

Setiap coretan harus diparaf pengurus barang yang bersangkutan dan diberi tanggal.

g.

Mengisi KIB Baru dengan cara memindahkan data dari KIB lama yang telah dikoreksi / diteliti, ditambah

dengan data baru yang belum tercatat sebelumnya dan dikurangi dengan barang barang yang sudah
diserahkan.
h.

Melaporkan data barang yang dalam data, tetapi barang tidak diketemukadengan dilampiri data barang

( KIB ) yang telah dikoreksi / diteliti dengan tanda coretan dan tinta merah dan telah diparaf oleh pengurus
barang yang bersangkutan.
i.

Tim Sensus barang daerah akan melaksanakan evaluasi / pencocokan data (KIB A,B,C,D,E dan F ) pada

masing masing satuan kerja / SKPK


C.

Tata cara Pengisian Kartu dan Formulir

Adapun tata cara pengisian kartu dan formulir sensus Barang Milik Daerah di Kabupaten Aceh Besar sebagai
berikut:
1.

Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ), lampiran 31 terdiri dari 14 kolom, untuk mencatat semua barang

barang inventaris setiap ruangan dan ditempatkan / ditempelkan pada masing masing ruangan .
2.

Kartu Inventaris Barang ( KIB ) A, tanah, lampiran 25 terdiri dari 14 kolom untuk mencatat khusus

tanah.
3

Kartu Inventaris Barang ( KIB ) B, Peralatan dan Mesin, lampiran 26 terdiri dari 16 kolom untuk

mencatat semua barang bergerak termasuk kendaraan roda 4 dan 2 dan barang inventaris lainya.
4.

Kartu Inventaris Barang ( KIB ) C, Gedung dan Bangunan lampiran 27 terdiri dari 17 kolom

untuk mencatat setiap bangunan gedung dan monument.


5.

Kartu inventaris barang ( KIB ) D, Jalan, Irigasi dan Jaringan lampiran 28 terdiri dari 17 kolom

untuk mencatat setiap jalan, dan jembatan, bangunan air / irigasi, instalasi dan jaringan .
6.

Kartu Inventaris Barang ( KIB ) E, Aset tetap lainnya, lampiran 29 terdiri dari 16 kolom, untuk

mencatat buku dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan / ternak dan tumbuh tumbuhan dan
sebagainya.

7.

Kartu Inventaris Barang ( KIB ) F, konstruksi dalam pengerjaan, lampiran 30 terdiri dari 15

kolom untuk mencatat setiap barang dalam proses pengerjaan.


8

Buku inventaris lampiran 32 digunakan untuk menyampaikan data barang secara keseluruhan dari unit

/ SKPD, terdiri dari 15 kolom, terlebih dahulu disudut kiri atas diisikan nama SKPD Kabupaten/Kota, sedangkan
disudut kanan atas diisikan nomor kode lokasi.
9.

Blangko / formulir rekapitulasi buku inventaris ( rekap hasil sensus )lampiran 33 terdiri dari 7

kolom dipergunakan untuk mencatat jumlah barang hasil sensus (buku inventaris ), dengan kata lain buku
inventaris dibuat rekapnya. Setelah blangko / formulir tersebut diatas disi seluruhnya, maka pada sebelah kanan
bawah dibubuhkan tanggal pencatatatn dan ditandatangani pengurus barang dan sebelah kiri bawah diketahui
dan ditandatangani oleh kepala unit / SKPK yang bersangkutan.
D.

PENGKODEAN BARANG

KODE KEPEMILIKAN
1.

Barang milik Pemerintah Propinsi dengan Nomor / Kode Barang ( 11 )

2.

Barang milik Pemerintah Kabupaten/Kota kode barang ( 12 )

3.

Barang Milik Departemen / Lembaga lain yang ada dan dipergunakan oleh pemerintah daerah dengan

Nomor / Kode Komponen Barang 00 ( Apabila belum dicatat/ diinventarisir oleh Departemen / Lembaga yang
bersangkutan )
KODE PROPINSI : Untuk Nomor Kode Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan Nomor Kode ( 01 ).
KODE KOTA : Untuk Nomor Kode Kabupaten Aceh Besar dengan Nomor ( 01 )
CARA PENGGUNAAN NOMOR
Sasaran dari Sensus Barang Daerah adalah semua barang milik Pemerintah yang ada dan dipergunakan oleh
Pemerintah Daerah yang terdiri dari :
a.

Barang milik Pemerintah Provinsi

b.

Barang milik Pemerintah Kabupaten / Kota

c.

Barang milik DEPDAGRI

d.

Barang milik Departemen / Lembaga lain

e.

Barang milik Perusda ( Barang milik daerah yang dipisahkan )

Dalam rangka kegiatan sensus barang daerah maka setiap barang tersebut diatas diberikan Nomor Kode yang
terdiri dari :
1.

Nomor kode lokasi

2.

Nomor kode barang

NOMOR KODE LOKASI


a.

Nomor kode lokasi tidak hanya menggambarkan / menjelaskan dimana barang tersebut berada tetapi juga

menggambarkan status pemilikan barang unit dan sub unit / UPTD serta tahun pembelian / perolehan barang
b.

Nomor kode tersebut terdiri dari atas 7 kelompok dengan 17 angka / digit dituliskan berurutan kebelakang

diatas sebuah garis lurus.

1 2

3 4

5 6
3

7 8
4

9 10

11 12

13 14 15 16 17
7

Keterangan:
1. Kode komponen Kepemilikan 2 digit
2. Kode Provinsi 2 digit
3. Kode Kabupaten/Kota 2 digit
4 Kode Bidang Tugas 2 digit
5 Kode Unit Bidang/SKPK 2 digit
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan 2 digit
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode 5 digit
NOMOR KODE BARANG
a.

Nomor kode barang menggambarkan golongan, bidang barang, kelompok barang, sub kelompok barang ,

sub sub kelompok barang / jenis barang


b.

Nomor kode barang terdiri atas 6 kelompok dengan 14 angka / digit tersusun berurutan kebelakang

dibawah garis lurus, sebagai berikut :

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11 12 13 14

Keterangan :
1. Kode Golongan Barang 2 digit

2. Kode Bidang Barang 2 digit


3. Kode Kelompok Barang 2 digit

4. Kode Sub Kelompok Barang 2 digit


5. Kode Sub sub Kelompok Barang 2 digit
6. Nomor Register / Nomor urut barang 4 digit
CONTOH KODE BARANG : Meja tulis ( Meja tulis yang kedelapan )

0 2
1

0 6
2

0 2
3

0 1
4

Keterangan :
1. Peralatan dan Mesin

2. Kode Bidang Barang (Alat Kantor Rumah Tangga)


3. Kode Kelompok Barang (Alat Rumah Tangga)

4. Kode Sub Kelompok Barang (Mebelair)


5. Kode Sub sub Kelompok Barang (Meja Tulis)
6. Nomor Register / Nomor urut barang (0008)
Cara penulisan :
02.06.02.01.11.0008
Untuk mengetahui Nomor Kode barang dari setiap jenis dengan cepat perlu 2 angka didepan / dicari nomor
Golongan Barangnya kemudian baru dicari Nomor Kode Bidang Barang,Nomor kode Kelompok barang, Nomor
Kode Sub Kelompok barang, dan sub sub kelompok barang ( langsung mencari nomor kode barang dimaksud ).

CONTOH I: Barang (pembelian th. 2007) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Dinas Pendidikan
dipergunakan SD Negeri 1 Kota Jantho

1 2
1

0 1
2

0 1
3

0 8
4

0 1
5

0 7 0 2 3

Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Kabupaten)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Kabupaten Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Pendidikan)
5 Kode Unit Bidang (Dinas Pendidikan)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (07)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (SD-SDN 1 Kota Jantho)
Cara penulisan :
12 01 01 08 01 07 07023
CONTOH II: Barang (pembelian th. 2008 ) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar berada seksi Tata
Pemerintahan dikecamatan Kota Jantho seksi Tata Pemerintahan.

1 2
1

0 1
2

0 1
3

5 0
4

0 1
5

Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Kabupaten)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Kecamatan)
5 Kode Unit Bidang (Kecamatan Kota Jantho)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2008)

0
6

0 2 0 0 0
7

7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (Tata Pemerintahan)


Cara penulisan :
12 01 01 50 01 08 02000
CONTOH III: Barang (pembelian tahun 2005) milik propinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Besar dipergunakan oleh Puskesmas Saree

1 1
1

0 1
2

0 1
3

0 7
4

0 3
5

0 2 0 0 0
7

Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Propinsi)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Kesehatan)
5 Kode Unit Bidang (Dinas Kesehatan)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2005)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (Puskesmas saree)
Cara penulisan :
11 01 01 07 03 05 02000
CONTOH IV: Barang ( pembelian th. 2005 ) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada Asisten Sekretaris
Daerah Bidang Pemerintahan dipergunakan pada Bagian Hukum sub perundang-undangan

1 2
1

0 1
2

0 1
3

0 4
4

0 3
5

Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Kabupaten)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)

0
6

0 1 0 0 0
7

4 Kode Bidang Tugas (Asisten Pemerintahan)


5 Kode Unit Bidang (Bagian Hukum)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2005)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (Bidang Perundang-undangan)
Cara penulisan :
12 01 01 04 03 05 01000
CONTOH V: Barang milik Departemen / Lembaga lain ( selain Depdagri dan belum dicatat / diinventarisir oleh
Departemen / Lembaga lain yang bersangkutan ) di Wilayah Propinsi NAD pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupate Aceh Besar dipergunakan pada bidang Tanaman Pangan Pembelian tahun
2003

0 0
1

0 1
2

0 1
3

1 1
4

0 1
5

0 2 0 0 0

Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Pemerintah Pusat)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Bidang Pertanian)
5 Kode Unit Bidang (Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura )
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2003)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (Tanaman Pangan)
Cara penulisan :
00 01 01 11 01 03 02000
CONTOH VI : Cara penulisan Nomor Kode Lokasi / Unit dan Nomor Kode Barang
1.

Barang ( Jenis Televisi ke 75) milik Pemerntah Kabupaten Aceh Besar Provinsi NAD dipergunakan

dikecamatan Kota Jantho di sekretariat, Pembelian / perolehan tahun 2004.

Cara Penulisan :
12 01 01 50 01 04 01000
02 06 02 01 26 0075
2.

Barang milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Jenis barang bangku sekolah dibeli tahun 2004 pada

SDN 1 Kota Jantho ( Bangku yang ke 75 )


Cara penulisan :
12 01 01 08 01 07 07023
02 06 02 01 26 0075
3.

Barang milik Pemerintah Kab. Aceh Besar Jenis Filling Kabinet besi / metal tahun 2005 pada kantor

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi di sekretariat dan dibeli tahun 2004 ( Bangku yang ke 5 )
Cara penulisan :
12 01 01 12 01 05 01000
02 06 01 04 04 0005
KODE UNIT
Nomor kode mulai 01 s/d Sesuai unit bidang sedangkan urut urutannya ditetapkan dalam satu pembakuan
wilayah masinmg masing
Untuk pembakuan Nomor Kode unit, sub unit / UPTD dan satuan kerja wilayah yang ditetapkan dengan
keputusan Bupati
KODE TAHUN PEMBELIAN / PEROLEHAN
Nomor Unit Nomor Kode Tahun Pembelian / Perolehan barang dituliskan dua angka terakhir dari tahun
pembelian / perolehan ( misalnya tahun 2005 maka ditulis 05 )
KODE SATUAN KERJA
Sub Unit / UPTD masih dapat dibagi dengan satuan kerja diberi nomor kode mulai 01 dan seterusnya sampai
sejumlah satuan kerja dalam unit / UPTD tersebut.
PENJELASAN

a.

Unit yang tidak mempunyai Sub Unit / UPTD dan satuan kerja, maka pada Bagian Pengembangan Sub

Unit / UPTD dan Satuan kerja diisi 000.


b.

Unit yang mempunyai Sub Unit dan satuan kerja maka dibagian Pengembangan sub unit /UPTD dan

satuan kerja diisi dengan nomor Kode Sub Unit / UPTD mulai dari Nomor Kode 001 sampai dengan sejumlah
satuan kerja yang ada pada sub unit / UPTD yang bersangkutan.
PEMASANGAN KODE BARANG DAN TANDA KEPEMILIKAN
1.

Kode barang dan kepemilikan barang / kode lokasi harus dicantumkan pada setiap barang barang

inventaris kecuali tempat yang tersedia tidak ada cukup dicatat pada Buku Inventaris, KIB dan KIR
2.

Kode barang dan Tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor roda 4 ( empat ) dicantumkan disebelah

dalam ruang kemudi yang mudah dilihat dan untuk kendaraan bermotor roda 2 ( dua ) jenis sport dicantumkan
pada tangki bensin sedangkan untuk jenis bebek dicantumkan pada tempat yang mudah dilihat.
3.

Kode barang dan tanda Pemilikan Rumah Dinas, Gedung kantor bangunan rumah sakit dll terbuat dari

logam dicantumkan pada tembok bangunan bagian depan dengan ukuran :

Lebar = 15 cm

Panjang = 25 cm

Gambar Lambang Daerah ukuran garis tengah 6 cm

Tinggi pemasangan dari lantai 2 cm


Sedangkan untuk tanah, terbuat dari logam berukuran 60 cm x 100 cm tinggi pemasangan 200 cm dari
permukaan tanah.
MEKANISME
Dalam pelaksanaan pengumpulan data sensus barang daerah semua unit / Satuan kerja dimulai dari satuan
kerja / sub unit terkecil sebagai berikut :
1. Kecamatan
Setiap camat mengisi :
a.

Kartu Inventaris Barang ( KIB )

KIB A Tanah

KIB B Peralatan dan Mesin

KIB C Gedung dan Bangunan

KIB D Jalan, Irigasi dan Jaringan

KIB E Aset tetap Lainnya

KIB F Konstruksi dalam pengerjaan


Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing masing rangkap 2 ( dua )
b.

Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ) berdasarkan letak barang menurut ruangan masing masing sesuai

petunjuk Pengisian KIR ( lampiran 31 )


c.

Formulir Inventaris Buku ( Buku Inventaris ) lampiran 32

Barang yang dikuasai kecamatan yang bersangkutan sesuai dengan petunjuk dibuat rangkap 3 (tiga) dan setelah
diisi

kemudian

menggabungkannya

dengan

Buku

Inventaris

dari

Satuan

kerjanya

( Gampong/mukim/kelurahan ) menjadi buku inventaris Kecamatan, dari buku inventaris dimaksud harus
dibuatkan rekapitulasinya, lembar ketiga disimpan dikantor kecamatan sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d
2 dikirim ke Bupati Cq. DPPKAK Aceh Besar
d.

Buku Inventaris Kecamatan yakni :

Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap.

Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten / Kota sebanyak 3 rangkap.

Buku Inventaris Barang Milik Negara sebanyak 3 rangkap ( kalau ada )

Masing masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di Kecamatan tersebut,

begitu juga untuk KIB dan KIR


3. Sekolah Negeri ( SD )
Setiap Kepala Sekolah Negeri satuan kerja mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang ( KIB )
KIB A Tanah , lampiran 25-

KIB B Peralatan dan Mesin, lampiran 26

KIB C Gedung dan Bangunan, lampiran 27

KIB E Aset tetap Lainnya, lampiran 29

Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing masing rangkap 2 ( dua )


b. Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ) berdasarkan letak barang menurut ruangan masing masing sesuai
petunjuk Pengisian KIR ( lampiran 31 )
c. Buku Inventaris Barang ( lampiran 32 ) yang berada di Sekolah Negeri yang bersangkutan dalam rangkap 5
(lima), lembar ke-5 pada Sekolah Negeri /Satuan Kerja yang bersangkutan sebagai arsip ( Buku Inventaris SDN )
Sedangkan lembar ke 1 s/d 4 dikirim ke UPT kecamatan yang bersangkutan. Buku inventaris ( lampiran 32 )
masing masing dibuat rekapitulasinya.
d. Buku Inventaris SDN yakni :
-

Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 5 rangkap dan dibuat rekap

Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 5 rangkap dan dibuat rekap

Buku Inventaris Barang milik / kekayaan Negara sebanyak 5 rangkap (kalau Ada ) dan dibuat rekap

Masing masing dicatat secara terpisah sesuai kepemilikan barangnya kalau ada di SDN tersebut begitu juga
untuk KIB dan KIR.
4. Kuasa Pengguna atau Unit Pelaksana Teknis Daerah / Puskesmas / SMP / SMA / SMK / TK Pembina /
BP4 / Gudang Farmasi dan Perpustakaan Umum ( Kuasa Pengguna ) mengisi :
a) Kartu Inventaris Barang (KIB).
-

KIB A : Tanah

KIB B : Peralatan dan Mesin

KIB C : Gedung dan Bangunan

KIB D : Jalan, Irigasi dan Jaringan

KIB E : Aset Tetap Lainnya

KIB F : Kontruksi dalam Pengerjaan

Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing-masing rangkap 2 (dua)


b) Kartu Inventaris Ruangan (KIR) berdasarkan letak barang menurut ruangan masing-masing sesuai petunjuk
pengisian KIR lampiran 31

c) Buku Inventaris Barang ( Lampiran 32 ) yang berada di kuasa pengguna atau unit pelaksana.teknis / SMP /
SMA / TK Pembina / BP 4 Gudang Farmasi dan Perpustakaan Umum, yang bersangkutan dalam rangkap 4 dan
setelah diisi, kemudian menggabungkan dengan Buku Inventaris dari semua Satuan Kerjanya menjadi Buku
Inventaris kuasa pengguna (UPTD/SMP/SMA/SMK/TK Pembina/BP-4 Gudang Farmasi dan Perpustakaan
Umum) . Dari Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan Rekapitulasinya. Lembar ke 4 disimpan di kuasa
pengguna / UPTD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 3 dikirim / disampaikan ke SKPD yang
bersangkutan.
d) Buku Inventaris kuasa pengguna / UPTD, yakni :
-

Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 4 rangkap dan dibuatkan rekap

Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten sebanyak 4 rangkap dan dibuatkan rekap

Buku Inventaris Barang Milik / Kekayaan Negara sebanyak 4 rangkap dan dibuatkan rekap

Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasa pengguna / UPTD
tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR
5. Pengguna Barang/ SKPK ( Dinas, Lembaga Teknis, Badan dan Perusda )Setiap SKPK mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang ( KIB )
-

KIB A Tanah

KIB B Peralatan dan Mesin

KIB C Gedung dan Bangunan

KIB D Jalan, Irigasi dan Jaringan

KIB E Aset tetap Lainnya

KIB F Konstruksi dalam pengerjaan

Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masing masing rangkap 2 ( dua )


b. Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ) berdasarkan letak barang menurut Ruangan masing masing sesuai
petunjuk Pengisian KIR
c. Buku Inventaris ( lampiran 32 ) barang yang berada di SKPK yang bersangkutan dalam rangkap 3 dan setelah
diisi, kemudian menggabungkan dengan buku Inventaris dari semua kuasa pengguna / UPTD menjadi Buku
Inventaris SKPK, dari Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan rekapitulasinya. Lembar ke 3 disimpan di
SKPD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 2 dikirim/disampaikan ke DPKAD Banda Aceh

d. Buku Inventaris SKPKD, yakni :


-

Buku inventaris barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap. Dan dibuatkan rekap

Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap dan dibuatkan rekap

Buku Inventaris Barang milik / Kekayaan Negera sebanyak 3 rangkap (kalau ada) dan dibuatkan rekap

Masing masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di SKPK tersebut, begitu juga
untuk KIB dan KIR
6.

Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD) mengisi :

Setiap Setda dan Setwan mengisi :


a. Kartu Inventaris Barang ( KIB )
-

KIB A Tanah

KIB B Peralatan dan Mesin

KIB C Gedung dan Bangunan

KIB D Jalan, Irigasi dan Jaringan

KIB E Aset tetap Lainnya

KIB F Konstruksi dalam pengerjaan

Sesuai dengan petunjuk pengisian KIB masingmasing rangkap 2 (dua)


b. Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ) berdasarkan letak barang menurut ruangan masingmasing sesuai petunjuk
Pengisian KIR (lampiran 31)
c. Buku inventaris ( lampiran 32 ) barang yang berada di kuasa pengguna Unit Setda Kabupaten ( Bagian
Bagian ) sesuai petunjuk pengisian, lampiran 32 dalam rangkap 3 ( tiga ) barang barang yang ada pada
Sekretariat Daerah dan setelah diisi, kemudian menggabungkannya/direkap dari semua Satuan Kerja / Sub Unit
Setda termasuk SETWAN, Lembar ke 3 ( tiga ) disimpan di Unit Setda sebagai Arsip ( Buku Inventaris Unit/Sub
Unit Setda ), sedangkan lembar 1 dan 2 disampaikan ke DPPKAK
d. Buku Inventaris Unit / Satuan Kerja Setda Kabupaten yakni ;
-

Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap dan dibuatkan rekap

Buku Inventaris Barang Kabupaten sebanyak 3 rangkap dan dibuatkan rekap

Buku Inventaris Barang milik/kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap (kalau ada ) dan dibuatkan rekap

Masing masing dicatat secara terpisah sesuai pengguna unit Setda tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.
7.

Kabupaten Cq. Bagian Kekayaan Daerah

a. Menerima Buku Inventaris ( lampiran 32 ) dari semua SKPD ( termasuk satuan kerjanya ) dalam rangkap 2
( dua ) dan
b. Menerima Buku Inventaris dari Unit Setda Kabupaten ( termasuk kuasa pengguna ) dalam rangkap 2 ( dua )
Buku buku inventaris tersebut dikompilasikan Bagian Kekayaan Daerah sebagai pusat inventarisasi, maka
diperoleh :
-

Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten sebanyak 2 rangkap, lembar 1 ( astu ) asli disimpan dikabupaten,

lembar 2 dikirim ke Provinsi.


-

Buku Inventaris Barang Provinsi, sebanyak 2 rangkap, lembar 1 ( satu ) asli disampaikan ke Provinsi lembar

2 ( dua ) disimpan di Kabupaten.


-

Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 ( dua ) rangkap ( kalau ada ), lembar kesatu

ASLI disampaikan ke masing masing departemen, Kedua disimpan dikabupaten.


Buku induk Inventaris Barang Kabupaten/Kota dibuat daftar Rekapitulasi Induk untuk menggambarkan jumlah
barang .
Buku Inventaris Barang barang Provinsi, barang Milik/Kekayaan Negara dibuatkan pula Daftar
Rekapitulasinya masing masing rangkap 2 (dua ), untuk memudahkan Provinsi untuk mengumpulkan /
mengkompilasi daftar rekapitulasi tersebut di Provinsi untuk disampaikan masing masing :
a). Menteri Dalam Negeri; dan
b). Arsip Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
BUPATI ACEH BESAR,
DR. BUKHARI DAUD M.Ed

Anda mungkin juga menyukai