Baru bulan kemarin Pemerintah Indonesia melakukan sensus penduduk 2010. Banyak yang bertanya Apa
tujuan dilakukan sensus penduduk?
Kita tidak akan membahas hal tersebut diatas, tetapi akan mencoba membahas tentang sensus barang daerah.
Beberapa isu terkait dengan sensus barang daerah adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
PP No. 6 Tahun 2006 hanya menyebut 2 (dua) kali nomenklatur sensus, yaitu pada:
A. Penjelasan Pasal 10 ayat (3)
Pasal 10
(1) Pengguna barang menghimpun usul rencana kebutuhan barang yang diajukan oleh kuasa pengguna barang
yang berada di bawah Iingkungannya.
(2) Pengguna barang menyampaikan usul rencana kebutuhan barang milik negara/daerah kepada pengelola
barang.
(3) Pengelola barang bersama pengguna barang membahas usul tersebut dengan memperhatikan data
barang pada pengguna barang dan/atau pengelola barang untuk ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan
Barang Milik Negara/Daerah (RKBMN/D).
Penjelasan Pasal 10 (3) :
Ayat (3)
-
Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah tersebut digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Termasuk data barang pada pengguna barang dan/atau pengelola barang adalah Laporan Pengguna Barang
Semesteran, Laporan Pengguna Barang Tahunan, Laporan Pengelola Barang Semesteran, Laporan Pengelola
Tahunan, dan sensus barang serta Laporan Barang Milik Negara/Daerah Semesteran dan Tahunan.
B. Penjelasan Pasal 69 ayat (1)
Pasal 69
(1) Pengguna barang melakukan inventarisasi barang milik negara/daerah sekurang-kurangnya sekali dalam
lima tahun.
(2) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1), terhadap barang milik negara/daerah yang berupa persediaan dan
konstruksi dalam pengerjaan, pengguna barang melakukan inventarisasi setiap tahun.
(3) Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) kepada pengelola barang selambat-lambatnya tiga bulan setelah selesainya inventarisasi.
Penjelasan Pasal 69 :
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang -kurangnya sekali dalam lima tahun adalah sensus
barang.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah
opname fisik.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Dan PP No. 6 tidak menjelaskan secara panjang lebar terkait dengan sensus barang daerah.
Selanjutnya Permendagri No. 17 Tahun 2007 pada pasal 27 menyatakan :
1.
Pengelola dan pengguna melaksanakan sensus barang milik daerah setiap 5 (lima) tahun sekali untuk
menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah
daerah.
2.
3.
Pelaksanaan sensus barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah.
4.
5.
Pengguna menyampaikan hasil sensus kepada pengelola paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
selesainya sensus.
6.
7.
Barang milik daerah yang berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan dikecualikan dari
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Tujuan sensus barang setiap 5 (lima) tahun sekali tidak disebutkan dengan tegas pada PP 6/2006 dan batang
tubuh Permendagri 17/2007, justru disebutkan pada lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007, yaitu : untuk
mendapatkan data barang dan pembuatan buku inventaris yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan
akurat (up to date).
Pertanyaan yang muncul dari tujuan diatas adalah, apakah selama ini buku inventaris yang disusun
belum benar dan belum dapat dipertanggungjawabkan serta belum akurat (up to date)?
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 020-336 tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus Barang Daerah tanggal
12 April 1982 pada Lampiran I menyatakan : Tujuan sensus barang daerah adalah untuk mendapatkan data
barang negara dan daerah yang dikuasai oleh daerah yang dibukukan dan selanjutnya meningkatkan daya guna
dan hasil guna serta memberikan jaminan pengamanan dan penghematan terhadap setiap penggunaan barang
milik pemerintah.
Dan pada Kepmendagri yang sama menyatakan bahwa sensus barang daerah dilaksanakan mulai awal April
1983 sampai September 1983. Dan selanjutnya sensus barang daerah dilaksanakan pada tahun 1988, 1993,
1998, 2003 dan terakhir sensus barang daerah dilaksanakan tahun 2008 dan nantinya akan dilaksanakan pada
tahun 2013.
Selanjutnya, lampiran Permendagri No. 17 Tahun 2007 banyak menyebutkan sensus barang daerah,
diantaranya pada penatausahaan dan yang penting ada pada bab pelaporan.
Penyusunan dan penyampaian Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus) yang berada dalam penguasaan
Pengguna menjadi tanggungjawab Pengguna dan dilaporkan kepada kepada Pengelola barang.
Proses pelaporan penyusunan hasil sensus dimulai dari masing-masing buku inventraris pengguna yang secara
serentak pada waktu tertentu di rekap ke dalam buku induk inventaris oleh Pembantu Pengelola dan
disampaikan kepada pengelola.
Pelaksanaan sensus barang daerah
Barang yang akan disensus adalah seluruh barang milik Pemerintah yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Barang milik daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), termasuk barang yang dipisahkan pada
Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/Yayasan Milik Daerah.
2.
2.
3.
Penataran Petugas Pelaksanaan Sensus Barang Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan pada masingmasing Daerah;
4.
5.
2. Tahap Pelaksanaan.
1.
2.
Melaksanakan sensus barang daerah yang masing-masing di SKPD/wilayah dengan mengisi KIB dan
KIR;
3.
Penyelesaian hasil sensus barang milik daerah dengan menyampaikan buku inventaris oleh unit kerja
terendah kepada atasan;
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
Daftar :
PP 6/2006
Permendagri 17/2007
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 020-336 tentang Pedoman Pelaksanaan Sensus
Barang Daerah tanggal 12 April 1982.
Nomor
2009
Tanggal
: April
2009 M
PENDAHULUAN
penganggaran,
pengadaan,
penyimpanan,
dan
penyaluran,
pemeliharaan,
penghapusan,
pengendalian, pemberdayaan / pemanfaatan dan pengamanan, maka setiap Unit / Satuan Kerja sebagai
pengelola / pemakai harus dan mengetahui secara pasti keberadaan dan status pemiliknya sekaligus dapat
mengevaluasi hasil hasil pembangunan di Pemerintah Kota Banda Aceh yang telah dilaksanakan selama 5
tahun terakhir.
B.
Sensus Barang Daerah tahun 2009 dilaksanakan untuk memperoleh data yang lengkap seluruh kekayaan dalam
bentuk barang milik Pemerintah Kota Banda Aceh dengan memperhatikan :
1.
Azas Keseragaman yaitu adanya kesamaan dan keseragaman dalam melaksanakan Sensus Barang Daerah
Azas Fleksibilitas yaitu semua dapat dilaksanakan terhadap seluruh barang dan dapat menampung semua
data barang yang diperlukan, serta dapat dilaksanakan dengan mudah oleh semua petugas.
3.
Azas efisiensi yaitu dapat memperoleh bahan dan peralatan, waktu, tenaga, dan biaya yang diperlukan
Azas Kontinuitas yaitu data yang diperoleh merupakan dasar inventaris dan dapat dipergunakan secara
C.
Pelaksanaan
Pelaksanaan Sensus Barang Daerah tahun 2009 dilaksanakan oleh Tim Teknis Sensus Barang Daerah
Pemerintah Kabupaten, secara teknis pelaksanaan Sensus Barang Daerah dilakukan oleh Pengurus Barang
Inventaris yang berada pada setiap Unit / Satuan kerja Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang bersangkutan.
D.
Agar pelaksanaan Sensus Barang Daerah tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka Sensus Barang Daerah
Tahun 2009 dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Aceh Besar menyampaikan Kartu Inventaris
Barang ( KIB ) yang terdiri dari KIB : A, B, C, D, E dan F kepada seluruh Unit / Satuan Kerja Perangkat Kabupate
( SKPK ) Aceh Besar untuk diisi dengan data awal dari KIB. Unit / SKPK yang sudah ada ditambah barang
barang yang belum tercatat dalam kelompok KIB-nya yang diperoleh dari pengadaan baru, mutasi, dari unit lain,
akibat penggabungan SKPK dari adanya penerapan SOTK baru sesuai dengan Qanun No. 2 Tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi Tata Kerja Perangkat Kabupaten ataupun yang diperoleh dari limpahan eks. Kantor Cabang
Dinas Propinsi yang menjadi Dinas Kabupaten/Kota berdasarkan bukti penyerahan yang ada.
2.
Setelah diisi dan ditandatangani oleh pengurus barang dan pimpinan Unit /SKPK di copy masing
masing 1 lembar disampaikan kepada Bupati Cq. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
(DPPKAK) Aceh Besar sebagai bahan evaluasi dan pencocokan data barang dengan kenyataan fisik dilapangan.
3.
Hasil evaluasi tersebut dimasukan dalam Buku Inventaris ( Lampiran 32 ) yang merupakan hasil sensus
Barang Daerah masing masing unit / SKPK dan dibuat Rekapitulasi per golongan, ( 01 s/d 06 ) bidang
barang( 01 s/d 19 ) selanjutnya dikirim kepada Bupati Cq. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Aceh Besar untuk dihimpun serta dibuat Buku Induk Hasil Sensus Barang Daerah Kabupaten Aceh
Besar
4.
Tim Teknis Sensus (Technical Team Census) Barang Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan
laporan hasil sensus Barang Daerah tahun 2009 kepada Bupati Aceh Besar.
5.
Bupati Aceh Besar menyampaikan hasil sensus barang daerah tahun 2009 ke provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD).
Barang yang disensus adalah seluruh barang barang Inventaris Milik / yang dikuasai Pemerintah Daerah
terdiri dari atau dikelompokan menjadi:
a.
Barang milik provinsi NAD yang berada pada Unit / SKP Kabupaten Aceh Besar termasuk barang yang
b.
Barang milik Departemen Dalam Negeri, dalam arti barang milik Depdagri yang berada pada dan
Barang milik Negara dalam arti milik Departemen / Lembaga lain yang berada dan digunakan oleh
Buku Induk Inventaris Barang Daerah Milik Pemerintah Kab. Aceh Besar
Jadwal Pelaksanaan
Agar sensus Barang Daerah dilaksanakan tepat waktu oleh seluruh Unit / Satuan Kerja, maka perlu disusun
jadwal pelaksanaan sensus yaitu secara global sebagai berikut :
1.
Persiapan dan percetakan Formulir, Kartu (KIR, KIB, BI, REKAP BI, RHS) dan kodefikasi BMD (Barang
Pembekalan bagi Pengurus Barang / Tim Teknis Sensus / Satuan Kerja serta
Pencanangan sensus
termasuk penyampaian formulir dan kartu pada bulan Maret sampai dengan April 2009
3.
Pengisian formulir dan kartu oleh Pengurus Barang SKPK bulan April sampai dengan Mei 2009
4.
Pelaksanaan evaluasi dan pencocokan data bulan Mei sampai dengan Juni 2009 dimasing masing Satker
/ SKPK
5.
Memperbaharui atau merevisi formulir (dokumen) sesuai hasil evaluasi oleh Pengurus Barang di SKPK
masing-masing.
6.
Pengiriman Fotocopy KIB (Kartu Inventaris Barang A-F), BI (Buku Inventaris), RHS (Rekap Hasil Sensus)
dari unit / SKPK ke Tim Teknis Sensus (DPKAD) Kota Banda Aceh bulan Juni Juli 2009
7.
Merekapitulasi dan menyusun BI, RHS seluruh SKPK oleh Tim Teknis Sensus Kota Banda Aceh bulan Juli
2009.
8.
Menyampaikan laporan hasil sensus barang daerah oleh Tim teknis Sensus yang berupa Buku Inventaris /
Buku Induk Inventaris serta laporan Tim Teknis Sensus kepada walikota bulan Agustus 2009
9.
Penyampaian laporan hasil sensus barang daerah kepada Gubernur dan Pemerintah Pusat bulan Agustus
2009
No. KEGIATAN
1. Persiapan dan pencetakan Formulir dan Kartu
2. Pembekalan Petugas Sensus dan Sosialiasi
II.
A. Persiapan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sensus Barang Daerah ini digunakan sebagai pedoman bagi pengurus Barang
unit /Satuan kerja agar dapat melaksanakan tugas dilapangan dengan baik.
Untuk mencapai sasaran tersebut diatas dalam petunjuk teknis ini akan diuraikan secara rinci yang meliputi
tahapan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.
Dalam tahapan persiapan sensus barang Kabupaten Aceh Besar dalam hal ini DPPKAK (Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten) harus menyiapkan hal hal sebagai berikut :
1.
2.
Pemberitahuan / Keputusan Bupati Aceh Besar kepada seluruh unit / SKP Kabupaten Aceh Besar tentang
4.
5.
Keputusan Bupati tentang Penetapan Nomor Kode Unit / Lokasi dan Kode Barang Daerah
6.
B.
Pelaksanaan
Adapun sistematikan pelaksanaan sensus Barang Milik Daerah di Kota Banda Aceh sebagai berikut:
1.
Tim Teknis Sensus Barang Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menyampaikan Kartu Inventaris Barang
Pengurus barang Unit / SKPK selaku bagian dari Tim Teknis Sensus Barang Daerah setelah menerima KIB
segera melakukan :
a.
Mengisi form / Mencocokan / memperbaiki Kode Lokasi Unit / SKPK sesuai dengan tabel kode
Mencocokan / meneliti dan mengoreksi data barang yang tercantum dalam data lama dengan kenyataan
Apabila barang yang tercatat dalam kartu inventaris Barang, sesuai dengan fisik barangnya, beri tanda
Apabila terdapat barang yang belum tercatat dalam KIB, maka barang tersebut dicatat dalam formulir
e.
Apabila terdapat barang yang tidak sesuai antara catatan dengan kenyataan, maka Kartu Inventaris
Barang dikoreksi dengan cara mencoret dengan tinta merah dari data yang tercantum dan data barang dimaksud
dipindahkan dalam catatan barang barang yang diusulkan untuk diproses lebih lanjut (Penghapusan /
Tuntutan ganti rugi )
f.
Setiap coretan harus diparaf pengurus barang yang bersangkutan dan diberi tanggal.
g.
Mengisi KIB Baru dengan cara memindahkan data dari KIB lama yang telah dikoreksi / diteliti, ditambah
dengan data baru yang belum tercatat sebelumnya dan dikurangi dengan barang barang yang sudah
diserahkan.
h.
Melaporkan data barang yang dalam data, tetapi barang tidak diketemukadengan dilampiri data barang
( KIB ) yang telah dikoreksi / diteliti dengan tanda coretan dan tinta merah dan telah diparaf oleh pengurus
barang yang bersangkutan.
i.
Tim Sensus barang daerah akan melaksanakan evaluasi / pencocokan data (KIB A,B,C,D,E dan F ) pada
Adapun tata cara pengisian kartu dan formulir sensus Barang Milik Daerah di Kabupaten Aceh Besar sebagai
berikut:
1.
Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ), lampiran 31 terdiri dari 14 kolom, untuk mencatat semua barang
barang inventaris setiap ruangan dan ditempatkan / ditempelkan pada masing masing ruangan .
2.
Kartu Inventaris Barang ( KIB ) A, tanah, lampiran 25 terdiri dari 14 kolom untuk mencatat khusus
tanah.
3
Kartu Inventaris Barang ( KIB ) B, Peralatan dan Mesin, lampiran 26 terdiri dari 16 kolom untuk
mencatat semua barang bergerak termasuk kendaraan roda 4 dan 2 dan barang inventaris lainya.
4.
Kartu Inventaris Barang ( KIB ) C, Gedung dan Bangunan lampiran 27 terdiri dari 17 kolom
Kartu inventaris barang ( KIB ) D, Jalan, Irigasi dan Jaringan lampiran 28 terdiri dari 17 kolom
untuk mencatat setiap jalan, dan jembatan, bangunan air / irigasi, instalasi dan jaringan .
6.
Kartu Inventaris Barang ( KIB ) E, Aset tetap lainnya, lampiran 29 terdiri dari 16 kolom, untuk
mencatat buku dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan, hewan / ternak dan tumbuh tumbuhan dan
sebagainya.
7.
Kartu Inventaris Barang ( KIB ) F, konstruksi dalam pengerjaan, lampiran 30 terdiri dari 15
Buku inventaris lampiran 32 digunakan untuk menyampaikan data barang secara keseluruhan dari unit
/ SKPD, terdiri dari 15 kolom, terlebih dahulu disudut kiri atas diisikan nama SKPD Kabupaten/Kota, sedangkan
disudut kanan atas diisikan nomor kode lokasi.
9.
Blangko / formulir rekapitulasi buku inventaris ( rekap hasil sensus )lampiran 33 terdiri dari 7
kolom dipergunakan untuk mencatat jumlah barang hasil sensus (buku inventaris ), dengan kata lain buku
inventaris dibuat rekapnya. Setelah blangko / formulir tersebut diatas disi seluruhnya, maka pada sebelah kanan
bawah dibubuhkan tanggal pencatatatn dan ditandatangani pengurus barang dan sebelah kiri bawah diketahui
dan ditandatangani oleh kepala unit / SKPK yang bersangkutan.
D.
PENGKODEAN BARANG
KODE KEPEMILIKAN
1.
2.
3.
Barang Milik Departemen / Lembaga lain yang ada dan dipergunakan oleh pemerintah daerah dengan
Nomor / Kode Komponen Barang 00 ( Apabila belum dicatat/ diinventarisir oleh Departemen / Lembaga yang
bersangkutan )
KODE PROPINSI : Untuk Nomor Kode Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan Nomor Kode ( 01 ).
KODE KOTA : Untuk Nomor Kode Kabupaten Aceh Besar dengan Nomor ( 01 )
CARA PENGGUNAAN NOMOR
Sasaran dari Sensus Barang Daerah adalah semua barang milik Pemerintah yang ada dan dipergunakan oleh
Pemerintah Daerah yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
Dalam rangka kegiatan sensus barang daerah maka setiap barang tersebut diatas diberikan Nomor Kode yang
terdiri dari :
1.
2.
Nomor kode lokasi tidak hanya menggambarkan / menjelaskan dimana barang tersebut berada tetapi juga
menggambarkan status pemilikan barang unit dan sub unit / UPTD serta tahun pembelian / perolehan barang
b.
Nomor kode tersebut terdiri dari atas 7 kelompok dengan 17 angka / digit dituliskan berurutan kebelakang
1 2
3 4
5 6
3
7 8
4
9 10
11 12
13 14 15 16 17
7
Keterangan:
1. Kode komponen Kepemilikan 2 digit
2. Kode Provinsi 2 digit
3. Kode Kabupaten/Kota 2 digit
4 Kode Bidang Tugas 2 digit
5 Kode Unit Bidang/SKPK 2 digit
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan 2 digit
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode 5 digit
NOMOR KODE BARANG
a.
Nomor kode barang menggambarkan golongan, bidang barang, kelompok barang, sub kelompok barang ,
Nomor kode barang terdiri atas 6 kelompok dengan 14 angka / digit tersusun berurutan kebelakang
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12 13 14
Keterangan :
1. Kode Golongan Barang 2 digit
0 2
1
0 6
2
0 2
3
0 1
4
Keterangan :
1. Peralatan dan Mesin
CONTOH I: Barang (pembelian th. 2007) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Dinas Pendidikan
dipergunakan SD Negeri 1 Kota Jantho
1 2
1
0 1
2
0 1
3
0 8
4
0 1
5
0 7 0 2 3
Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Kabupaten)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Kabupaten Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Pendidikan)
5 Kode Unit Bidang (Dinas Pendidikan)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (07)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (SD-SDN 1 Kota Jantho)
Cara penulisan :
12 01 01 08 01 07 07023
CONTOH II: Barang (pembelian th. 2008 ) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar berada seksi Tata
Pemerintahan dikecamatan Kota Jantho seksi Tata Pemerintahan.
1 2
1
0 1
2
0 1
3
5 0
4
0 1
5
Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Kabupaten)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Kecamatan)
5 Kode Unit Bidang (Kecamatan Kota Jantho)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2008)
0
6
0 2 0 0 0
7
1 1
1
0 1
2
0 1
3
0 7
4
0 3
5
0 2 0 0 0
7
Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Propinsi)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Kesehatan)
5 Kode Unit Bidang (Dinas Kesehatan)
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2005)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (Puskesmas saree)
Cara penulisan :
11 01 01 07 03 05 02000
CONTOH IV: Barang ( pembelian th. 2005 ) milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar pada Asisten Sekretaris
Daerah Bidang Pemerintahan dipergunakan pada Bagian Hukum sub perundang-undangan
1 2
1
0 1
2
0 1
3
0 4
4
0 3
5
Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Kabupaten)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
0
6
0 1 0 0 0
7
0 0
1
0 1
2
0 1
3
1 1
4
0 1
5
0 2 0 0 0
Keterangan:
1. Kode komponen (Kepemilikan Pemerintah Pusat)
2. Kode Provinsi (Nanggroen Aceh Darussalam)
3. Kode Kabupaten/Kota (Aceh Besar)
4 Kode Bidang Tugas (Bidang Pertanian)
5 Kode Unit Bidang (Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura )
6. Kode Tahun Pembelian / Perolehan (2003)
7 Kode Sub Unit / UPTD / Cab. Dinas/kode (Tanaman Pangan)
Cara penulisan :
00 01 01 11 01 03 02000
CONTOH VI : Cara penulisan Nomor Kode Lokasi / Unit dan Nomor Kode Barang
1.
Barang ( Jenis Televisi ke 75) milik Pemerntah Kabupaten Aceh Besar Provinsi NAD dipergunakan
Cara Penulisan :
12 01 01 50 01 04 01000
02 06 02 01 26 0075
2.
Barang milik Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Jenis barang bangku sekolah dibeli tahun 2004 pada
Barang milik Pemerintah Kab. Aceh Besar Jenis Filling Kabinet besi / metal tahun 2005 pada kantor
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi di sekretariat dan dibeli tahun 2004 ( Bangku yang ke 5 )
Cara penulisan :
12 01 01 12 01 05 01000
02 06 01 04 04 0005
KODE UNIT
Nomor kode mulai 01 s/d Sesuai unit bidang sedangkan urut urutannya ditetapkan dalam satu pembakuan
wilayah masinmg masing
Untuk pembakuan Nomor Kode unit, sub unit / UPTD dan satuan kerja wilayah yang ditetapkan dengan
keputusan Bupati
KODE TAHUN PEMBELIAN / PEROLEHAN
Nomor Unit Nomor Kode Tahun Pembelian / Perolehan barang dituliskan dua angka terakhir dari tahun
pembelian / perolehan ( misalnya tahun 2005 maka ditulis 05 )
KODE SATUAN KERJA
Sub Unit / UPTD masih dapat dibagi dengan satuan kerja diberi nomor kode mulai 01 dan seterusnya sampai
sejumlah satuan kerja dalam unit / UPTD tersebut.
PENJELASAN
a.
Unit yang tidak mempunyai Sub Unit / UPTD dan satuan kerja, maka pada Bagian Pengembangan Sub
Unit yang mempunyai Sub Unit dan satuan kerja maka dibagian Pengembangan sub unit /UPTD dan
satuan kerja diisi dengan nomor Kode Sub Unit / UPTD mulai dari Nomor Kode 001 sampai dengan sejumlah
satuan kerja yang ada pada sub unit / UPTD yang bersangkutan.
PEMASANGAN KODE BARANG DAN TANDA KEPEMILIKAN
1.
Kode barang dan kepemilikan barang / kode lokasi harus dicantumkan pada setiap barang barang
inventaris kecuali tempat yang tersedia tidak ada cukup dicatat pada Buku Inventaris, KIB dan KIR
2.
Kode barang dan Tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor roda 4 ( empat ) dicantumkan disebelah
dalam ruang kemudi yang mudah dilihat dan untuk kendaraan bermotor roda 2 ( dua ) jenis sport dicantumkan
pada tangki bensin sedangkan untuk jenis bebek dicantumkan pada tempat yang mudah dilihat.
3.
Kode barang dan tanda Pemilikan Rumah Dinas, Gedung kantor bangunan rumah sakit dll terbuat dari
Lebar = 15 cm
Panjang = 25 cm
KIB A Tanah
Kartu Inventaris Ruangan ( KIR ) berdasarkan letak barang menurut ruangan masing masing sesuai
Barang yang dikuasai kecamatan yang bersangkutan sesuai dengan petunjuk dibuat rangkap 3 (tiga) dan setelah
diisi
kemudian
menggabungkannya
dengan
Buku
Inventaris
dari
Satuan
kerjanya
( Gampong/mukim/kelurahan ) menjadi buku inventaris Kecamatan, dari buku inventaris dimaksud harus
dibuatkan rekapitulasinya, lembar ketiga disimpan dikantor kecamatan sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d
2 dikirim ke Bupati Cq. DPPKAK Aceh Besar
d.
Masing masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di Kecamatan tersebut,
Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 5 rangkap dan dibuat rekap
Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 5 rangkap dan dibuat rekap
Buku Inventaris Barang milik / kekayaan Negara sebanyak 5 rangkap (kalau Ada ) dan dibuat rekap
Masing masing dicatat secara terpisah sesuai kepemilikan barangnya kalau ada di SDN tersebut begitu juga
untuk KIB dan KIR.
4. Kuasa Pengguna atau Unit Pelaksana Teknis Daerah / Puskesmas / SMP / SMA / SMK / TK Pembina /
BP4 / Gudang Farmasi dan Perpustakaan Umum ( Kuasa Pengguna ) mengisi :
a) Kartu Inventaris Barang (KIB).
-
KIB A : Tanah
c) Buku Inventaris Barang ( Lampiran 32 ) yang berada di kuasa pengguna atau unit pelaksana.teknis / SMP /
SMA / TK Pembina / BP 4 Gudang Farmasi dan Perpustakaan Umum, yang bersangkutan dalam rangkap 4 dan
setelah diisi, kemudian menggabungkan dengan Buku Inventaris dari semua Satuan Kerjanya menjadi Buku
Inventaris kuasa pengguna (UPTD/SMP/SMA/SMK/TK Pembina/BP-4 Gudang Farmasi dan Perpustakaan
Umum) . Dari Buku Inventaris dimaksud harus dibuatkan Rekapitulasinya. Lembar ke 4 disimpan di kuasa
pengguna / UPTD sebagai arsip, sedangkan lembar ke 1 s/d 3 dikirim / disampaikan ke SKPD yang
bersangkutan.
d) Buku Inventaris kuasa pengguna / UPTD, yakni :
-
Buku Inventaris Barang Daerah Propinsi sebanyak 4 rangkap dan dibuatkan rekap
Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten sebanyak 4 rangkap dan dibuatkan rekap
Buku Inventaris Barang Milik / Kekayaan Negara sebanyak 4 rangkap dan dibuatkan rekap
Masing-masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di kuasa pengguna / UPTD
tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR
5. Pengguna Barang/ SKPK ( Dinas, Lembaga Teknis, Badan dan Perusda )Setiap SKPK mengisi :
a. Kartu Inventaris Barang ( KIB )
-
KIB A Tanah
Buku inventaris barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap. Dan dibuatkan rekap
Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten/Kota sebanyak 3 rangkap dan dibuatkan rekap
Buku Inventaris Barang milik / Kekayaan Negera sebanyak 3 rangkap (kalau ada) dan dibuatkan rekap
Masing masing dicatat secara terpisah sesuai pemilikan barangnya, kalau ada di SKPK tersebut, begitu juga
untuk KIB dan KIR
6.
KIB A Tanah
Buku Inventaris Barang Daerah Provinsi sebanyak 3 rangkap dan dibuatkan rekap
Buku Inventaris Barang milik/kekayaan Negara sebanyak 3 rangkap (kalau ada ) dan dibuatkan rekap
Masing masing dicatat secara terpisah sesuai pengguna unit Setda tersebut, begitu juga untuk KIB dan KIR.
7.
a. Menerima Buku Inventaris ( lampiran 32 ) dari semua SKPD ( termasuk satuan kerjanya ) dalam rangkap 2
( dua ) dan
b. Menerima Buku Inventaris dari Unit Setda Kabupaten ( termasuk kuasa pengguna ) dalam rangkap 2 ( dua )
Buku buku inventaris tersebut dikompilasikan Bagian Kekayaan Daerah sebagai pusat inventarisasi, maka
diperoleh :
-
Buku Inventaris Barang Daerah Kabupaten sebanyak 2 rangkap, lembar 1 ( astu ) asli disimpan dikabupaten,
Buku Inventaris Barang Provinsi, sebanyak 2 rangkap, lembar 1 ( satu ) asli disampaikan ke Provinsi lembar
Buku Inventaris Barang milik/Kekayaan Negara sebanyak 2 ( dua ) rangkap ( kalau ada ), lembar kesatu