Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya Fotogrametri Jarak Dekat Digital untuk Dokumentasi Bangunan

Dilla Raffelia Putri 21110122130042


Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
dillaraffeliaputri21@gmail.com

ABSTRAK
Pada teknologi saat ini, media digital mempunyai cara baru untuk mengambil dokumentasi
bangunan. Salah satu bentuk digitalisasi yaitu menggunakan bentuk citra. Penting untuk
mengambil dokumentasi bangunan agar dapat dilestarikan walau bukan dalam bentuk fisik.
Teknologi fotogrametri jarak dekat digital menjadi alat penting dalam dokumentasi
arsitektur, karena keberlanjutan dan pelestarian warisan arsitektur menjadi perhatian
penting. Teknologi ini tidak hanya menawarkan akurasi pengukuran yang tak tertandingi,
namun juga membuka jalan bagi representasi digital komprehensif dari struktur arsitektur.
Metode ini menggabungkan teknologi kamera digital canggih dengan perangkat lunak
fotogrametri untuk memungkinkan pengumpulan data yang cepat dan efisien tanpa
mengorbankan integritas fisik bangunan. Pentingnya fotogrametri jarak dekat terletak pada
kontribusinya terhadap pelestarian warisan arsitektur dan kemampuannya mempengaruhi
perencanaan masa depan. Dalam konteks ini, kesinambungan proses dokumentasi,
integrasi yang mudah dengan platform Building Information Modeling (BIM), dan
dukungan untuk proyek renovasi sangat ditekankan. Bahkan fotogrametri jarak dekat dapat
menangkap detail arsitektur dengan tingkat akurasi yang tinggi, mempercepat proses
dokumentasi, dan meminimalkan biaya terkait.
Kata kunci: Fotogrammetri jarak dekat, Bangunan, Dokumentasi
ABSTRACT
In today's technology, digital media has a new way to take building documentation. One
form of digitization is using images. It is important to take documentation of buildings so
that they can be preserved even if they are not in physical form. Digital close-range
photogrammetry technology is becoming an important tool in architectural
documentation, as the sustainability and preservation of architectural heritage becomes
an important concern. This technology not only offers unparalleled measurement
accuracy, but also paves the way for comprehensive digital representations of
architectural structures. This method combines advanced digital camera technology with
photogrammetry software to enable fast and efficient data collection without
compromising the physical integrity of the building. The importance of close-range
photogrammetry lies in its contribution to the preservation of architectural heritage and
its ability to influence future planning. In this context, the continuity of the documentation
process, easy integration with Building Information Modeling (BIM) platforms, and
support for renovation projects are emphasized. Even close-range photogrammetry can
capture architectural details with a high degree of accuracy, speeding up the
documentation process and minimizing associated costs.
Keywords: Close Range Photogrammetry, Building, Documentation
PENDAHULUAN
Fotogrametri adalah disiplin ilmu yang kecil dengan akurasi yang baik untuk
mempelajari informasi objek seperti posisi, memberikan representasi digital yang
bentuk, ukuran, karakteristik, dan lokasi menyeluruh dari dokumentasi arsitektur
timbal balik dari foto optik (Jianya GONG, bangunan.
2018). Fotogrametri jarak dekat merupakan Dengan teknologi ini juga memiliki
salah satu aplikasi fotogrametri yang dapat kelebihan yang sangat efisien, yaitu proses
digunakan untuk pengukuran objek dengan yang cepat, hemat biaya, dan aplikasi yang
jarak kurang dari 100 meter dan biasanya sangat menarik dan inovatif untuk pelestarian
digunakan dalam pemodelan 3D bangunan, dokumentasi bangunan. Dalam dokumentasi
kendaraan, atau jembatan (Ryandana bangunan juga memiliki beberapa metode
Adhiwuryan Bayuaji, 2015). Fotogrametri yang tersedia, tetapi dalam jurnal ini lebih
jarak dekat lebih cocok digunakan untuk fokus menggunakan fotogrametri jarak dekat
mengambil foto yang berhubungan dengan menggunakan kamera non metrik yang
cagar budaya. Hasil dari fotogrametri jarak kemudian diolah dengan tingkat lanjut untuk
dekat dapat digunakan untuk diproses lebih mendapatkan hasil dengan resolusi tinggi.
lanjut dengan menggunakan komputer grafis METODE
untuk menghasilkan model 3D (Yuri Digital Close Range Photogrammetry
Rahmanto, 2021). (DCRP) atau fotogrammetri jarak dekat,
Pada era teknologi saat ini, media menggunakan metode pengukuran tanpa
digital membuka cara baru untuk kontak yang menggunakan serangkaian
sensor penangkap gambar untuk
mendokumentasikan benda cagar budaya
mengidentifikasi titik, garis, dan
(Treadaway, 2015). Dengan berkembangnya
kelengkungan permukaan pada gambar atau
teknologi, banyak metode yang didapatkan untuk mendeteksi batas-batas objek (I. Goda,
untuk mendokumentasikan detail bangunan 2019). Dalam dokumentasi bangunan
yang rumit. Untuk melestarikan arsitektur merupakan proses kompleks yang mencakup
bangunan yang menghiasi perkotaan, dapat tahapan pengumpulan data, interpretasi, dan
dilakukan secara digital dengan pembuatan (H.M. Yilmaza, 2007). Proses
memanfaatkan fotogrametri jarak dekat. tersebut merupakan langkah pertama yang
Fotogrametri jarak dekat digital muncul paling penting sebelum memulai proyek atau
sebagai alat yang ampuh di tangan para pekerjaan konservasi apa pun. Sederhananya,
arsitek, pelestari bangunan, dan perencana ini melibatkan pencatatan situasi terkini dan
kota. lingkungan bangunan melalui laporan,
gambar, foto, dan lain-lain. Proses
Rancangan bangunan yang semakin dokumentasi dan pencatatan dapat
lama akan rusak jika tidak dirawat dengan memanfaatkan membangun pengetahuan
baik, perlu yang namanya pelestarian dengan menggunakan foto-foto lama, peta-
mengenai bangunan tersebut. Termasuk peta tua, gambar dan proyek lama, arsip sipil
dengan bangunan budaya, artefak budaya, dan pribadi, gambar dan batu nisan, data
dan sebagainya. Tujuannya agar di masa arkeologi, dan laporan perjalanan.
depan masih bisa melihat keindahan Dokumentasi bangunan memiliki hal penting
arsitektur tersebut walaupun sudah tidak ada yang perlu diperhatikan yaitu:
wujud fisik aslinya dengan digitalisasi 1. Memiliki cerita mengenai suatu
struktur arsitektur tersebut. Bahkan dengan peristiwa bersejarah
teknologi ini, dapat memperoleh detail-detail 2. Memiliki kualitas asli dan khas
3. Memiliki nilai kesinambungan
(mempertahankan fungsi aslinya
sampai sekarang)
4. Memiliki dokumentasi yang sah dari
masa lalu
5. Memiliki keunikan dari segi teknis
atau struktural
6. Memiliki nilai artistik
7. Memiliki nilai fungsi
8. Memiliki nilai tradisional
Bangunan bersejarah dapat memberi
banyak hal mengenai gaya hidup, kebutuhan
dan solusi spasial, kebijakan arsitektur,
hubungan sosial, tingkat ekonomi, tingkat
struktural, tingkat teknis, persepsi artistik, Gambar 1 Ilustrasi Dokumentasi Bangunan
keseimbangan bangunan, perubahan masa
Proses ini mencakup enam parameter
lalu dalam kehidupan sosial, dll. Dalam
secara matematis, lima lensa kamera nilai
mengambil dokumentasi bangunan terlebih
dalam warisan budaya bertujuan untuk: distorsi decentering dan radial (e1, e2, d1, d2,
d3). Pada gambar 1, sebagai tambahan
1. Mewariskan warisan budaya kepada panjang fokus konstan kamera f. Persamaan
generasi berikutnya
kondisi kolinearitas mensyaratkan bahwa
2. Making menghidupkan bangunan
garis dari ruang objek ke pusat perspektif
dengan menggunakannya secara
kontemporer sama dengan garis dari pusat perspektif ke
3. Obtaining data yang benar untuk titik gambar. Posisi 3D suatu titik pada
rencana masa depan permukaan objek dapat dicapai dengan
4. Determination dari masalah-masalah perpotongan menggunakan setidaknya dua
yang ada pada bangunan bersejarah foto yang mengandung titik ini.
dan situs atau monumen bersejarah
5. Acquisition pengetahuan tentang
sejarah bangunan.
Dalam dokumentasi bangunan ini
digunakan fotogrammetri jarak dekat agar
mendapatkan resolusi tinggi. Dalam
fotogramemetri jarak dekat memiliki
beberapa parameter orientasi kamera bagian
dalam didefinisikan sebagai proses
rekonstruksi sistem perspektif kamera ketika
gambar ditangkap (Fawzy, 2019).
Rekonstruksi didasarkan pada analisis
geometri internal kamera, yang terdiri dari
koordinat titik utama, jarak utama, ukuran
sensor, distorsi lensa simetris dan asimetris
(Smith, 1997) Gambar 2 Koordinat Proyeksi Sentral

Model dasar dalam fotogrametri jarak


dekat digital adalah perspektif proyeksi
sentral. Sistem koordinat primer diposisikan
secara acak dalam ruang objek; sedangkan
sistem sekunder memiliki asal-usulnya di diolah melalui perngkat lunak contohnya
pusat kamera perspektif O, sumbu z-nya PhotoModeler.
berhimpit dengan sumbu utama dan
diarahkan menjauhi bidang proyeksi. Dalam
sistem primer, memiliki koordinat pusat per-
spesifik O, dan titik objek di ruang angkasa,
A: (X0, Y0, Z0) dan (XA, YA, ZA). Proyeksi A
melalui O pada bidang gambar, dinyatakan
dalam sistem sekunder, memberikan
koordinat titik a: (xa, ya, -c), di mana c adalah
jarak utama (kadang-kadang disebut panjang Gambar 3 Model 3D menggunakan
fokus efektif), antara O, dan PP (Principal PhotoModeler
Point). Titik A dan a disebut homolog.
Dengan demikian, dimiliki: XA = X0 + (-µ) PhotoModeler merupakan salah satu
Rtxa, di mana µ adalah besaran skalar positif aplikasi yang dapat digunakan dalam
yang sebanding dengan jarak objek dari A ke fotogrammetri. Di dalam gambar tersebut,
O. diambil sebanyak 50 gambar untuk
mendapatkan bentuk bangunan dalam satu
Sebelum melakukan proses tersebut sisi dan masih perlu untuk mengolah gambar
perlu dilakukannya kalibrasi kamera yang tersebut untuk mendapatkan hasil yang rapat
memiliki berbagai jenis sesuai dengan dan sempurna. Hal tersebut dilakukan dengan
kamera yang digunakan. Dilakukannya cara memasukkan kalibrasi kamera untuk
kalibrasi ini agar mendapatkan beberapa menghilangkan paralaks atau gambar yang
parameter yang dibutuhkan untuk mengolah masih memiliki bayangan tumpang tindih.
hasil foto serta mengetahui kesalahan yang Hasil dari dokumentasi bangunan ini,
terjadi pada kamera yang digunakan. selanjutnya dapat digunakan para ahli untuk
berbagai hal yaitu, rekontruksi bangunan,
Perangkat lunak fotomodeler dimuseumkan, dan sebagainya.
digunakan untuk proses fotogrametri. Setelah
KESIMPULAN
diproses, gambar diperoleh dengan perangkat
lunak Photomodeler. Semua pengukuran dan Berdasarkan hasil penelitian, dengan
gambar diekspor ke format DXF untuk berkembangnya zaman hidup menjadi lebih
arsitek. Gambar-gambar yang telah diperoleh mudah. Dalam melakukan dokumentasi
dapat digunakan untuk membantu bangunan ini serba canggih. Maksudnya kita
mempersiapkan proyek rekonstruksi gedung. dapat hanya dengan memasukkan data yang
Setelah proyek gambar dikonfirmasi, proyek dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yag
rekonstruksi bangunan digambar dan diinginkan. Dokumentasi bangunan ini
dirender di Autocad. Fotogrametri close-up menjadi perlindungan warisan budaya yang
digital sangat berguna untuk menganalisis perlu dilestarikan. Dalam beberapa tahun
kerusakan material dan menentukan terakhir, bangunan, warisan budaya, dan
deformasi bangunan. Proyek rekonstruksi monumen merupakan bagian penting dari
dirancang oleh arsitek berpengalaman. Model masa lalu kita. Ada banyak sekali situs
proyek 3D dibuat untuk pekerjaan konstruksi warisan budaya di seluruh dunia.
agar sesuai dengan dimensi aslinya. Pelestarian dan dokumentasi situs-situs
HASIL DAN PEMBAHASAN ini penting, dan jelas bahwa penggunaan
fotogrametri digital jarak dekat memiliki
Dalam pengambilan gambar bangunan
banyak manfaat untuk mendokumentasikan
memerlukan banyak lapisan untuk
dan melestarikan situs warisan budaya.
mendapatkan detail yang sempurna dengan
Menggunakan model 3D untuk
resolusi tinggi. Foto tersebut nantinya dapat
membandingkan kondisi bangunan sebelum
dan sesudah renovasi serta menganalisis
intervensi sebelumnya pada struktur
bangunan memberikan informasi yang sangat
berharga bagi ahli arsitektur.
Perhatian yang cermat terhadap
gambar dimensi, proyek restorasi dan
rekonstruksi serta persiapan lokasi, dan
dokumentasi sangat penting ketika
mewariskan warisan budaya kepada generasi
mendatang. Dokumentasi yang tepat
diperlukan tidak hanya untuk anak cucu,
tetapi juga untuk penggunaan modern dan
evaluasi ulang bangunan bersejarah. Hal ini
penting untuk pengukuran warisan budaya
yang benar dan akurat. Ada juga
kemungkinan menilai situasi setelah
renovasi. Fotogrametri menawarkan banyak
keunggulan dibandingkan metode tradisional
dalam proyek restorasi. Bahkan bangunan
berbahaya dan tidak dapat diakses yang
hancur akibat kebakaran, seperti yang
disebutkan di sini, dapat diukur secara akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Fawzy, H. E.-D., 2019. 3D laser scanning and close-range photogrammetry for buildings
documentation: A hybrid technique towards a better accuracy.
H.M. Yilmaza, M. Y. S. G. O. D., 2007. Importance of digital close-range photogrammetry
indocumentation of cultural heritage.
I. Goda, G. H. P. G., 2019. In-situ non-contact 3D optical deformation measurement of large
capacity composite tank based on close-range photogrammetry, Opt. Lasers.
Jianya GONG, S. J., 2018. Photogrammetry and Deep Learning.
Ryandana Adhiwuryan Bayuaji, A. S. ,. B. S., 2015. APLIKASI FOTOGRAMETRI JARAK
DEKAT UNTUK PEMODELAN 3D GEREJA BLENDUK SEMARANG.
Smith, M., 1997. Close range photogrammetry and machine vision, Surv. Rev..
Treadaway, S. Y. a. C., 2015. Digital 3D models of heritage artefacts: Towards a digital dream
space.
Yuri Rahmanto, R. D. G., 2021. Digitalisasi Artefak pada Museum Lampung Menggunakan Teknik
Fotogrametri Jarak Dekat untuk Pemodelan Artefak 3D.

Anda mungkin juga menyukai