Oblique Photogrammetry
Di Ajukan oleh :
Muh.Apriansyah
19/449598/PTK/12857
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Foto udara adalah peta foto didapat dari survei udara dengan melakukan pemotretan lewat udara
pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga)
jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto sangat miring. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto
yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan gravitasi, sedangkan yang
disebut foto sangat miring apabila pada foto tersebut horisontal terlihat. Untuk foto miring, batasanya
adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak
(Yudhistira, 2018 ).
Saat ini pemodelan 3D city lebih terkonsentrasi pada representasi bangunan geometri, sedangkan
benda bukan bangunan juga penting dalam proses urban pengembangan. Objek tematik non-bangunan
seperti terowongan, jembatan, vegetasi, kota furnitur, dan badan air. Model 3D vegetasi dalam pemodelan
kota diperlukan sebagai alat visualisasi dan analisis untuk berbagai bidang, serta desain dasar simulasi
perkotaan, seperti untuk penghijauan kota, konservasi air, dan pencegahan banjir (Wahyu Trisyanti S,
2017).
Beberapa metode inovatif baru-baru ini dikembangkan untuk bangunan pemodelan 3D dan
lingkungan buatan dalam waktu cepat. Gambar-gambar diperoleh dengan sumbu miring dari
kamera digunakan dalam pemrosesan fotogrametri, di samping gambar yang diperoleh arah sumbu
nadir. Metode ini sudah dicoba tahun 2008-2009 menggunakan citra udara (Höhle, 2008). Namun,
integrasi yang lebih baru dari algoritma visi komputer (Szeliski, 2010) dalam perangkat perangkat
lunak umum, secara kritis meningkatkan potensi metode. Penggunaan gambar miring untuk
menghasilkan model 3D memungkinkan rekonstruksi geometri dan tekstur termasuk permukaan
vertikal atau miring yang disurvei benda. Selanjutnya, teknik ini memungkinkan pengukuran dan
survei bagian yang lebih tinggi dari objek, yang tidak mudah dicapai dengan teknik survei umum,
seperti pemindaian laser terestrial (TLS) atau fotogrametri terrestrial (Lingua A. 2017).
Dalam studi ini, solusinya diuji untuk mensurvei sebuah bangunan yang memiliki geometri
yang sangat rumit dan terperinci.. Secara khusus, dalam makalah ini perangkat lunak open source
diuji untuk memproses gambar miring dengan cara fotogrametri dan Algoritma Structure-from-
Motion (SfM). Hasilnya adalah dievaluasi dalam hal akurasi, kelengkapan data dan kepadatan data
yang sesuai dengan standar 3D model LOD3 (level of detail).
Kebutuhan data hasil pemodelan 3D sangat berpengaruh dalam pembanguna 3D city. Hal
tersebut dikarenakan model 3D city adalah merupakan representasi digital dari bangunan dan
objek di wilayah perkotaan, serta model medan. Model 3D city biasanya terdiri dari model
permukaan digital (DTM), model bangunan, model ruang jalan, dan model ruang terbuka hijau.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, Penelitian yang diusulkan, untuk mengetahui
konfigurasi terbang yang dapat menghasilkan rencana penerbangan yang optimal untuk UAV
memperoleh gambar yang akan menghasilkan point cloud yang andal dan lengkap untuk model
bangunan 3D (LOD3) melalui metode Based-Oblique. Untuk sebuah target bangunan, fasad perlu
diidentifikasi dan dimodelkan dengan akurasi dan kelengkapan yang dapat diterima. Koleksi
gambar untuk fasad bangunan biasanya dilakukan dengan penerbangan manual untuk memastikan
cakupan homogen dari setiap elemen dengan resolusi yang sama. Perencanaan penerbangan yang
optimal perlu dilakukan berdasarkan pada persyaratan pengguna Ground Sampling Distance
(GSD), persentase tumpang tindih, rasio Base to Depth hingga menjamin akurasi teoretis dari
dataset.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan pemodelan bangunan 3D LOD 3 dengan
metode Uav-Based Oblique Photogrammetry. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pemotretan foto udara UAV dengan metode Uav-Based Oblique.
2. Menentukan konfigurasi terbang untuk perencanaan terbang yang optimal sehingga
mendapatkan gambar/foto yang menghasilkan point cloud dengan akurasi yang baik.
3. Melakukan pemodelan 3D bangunan LOD3 dengan data point cloud.
4. Melakukan uji akurasi geometrik bangunan hasil pemodelan 3D.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka pertanyaan terkait penelitian ini adalah: