Disusun oleh :
Joko Eddy Sukoco 19/449595/PTK/12854
Leni Suspidayanti 19/449596/PTK/12855
Luhur Moekti Prayogo 19/449597/PTK/12856
Muh. Apriansyah 19/449598/PTK/12857
BAB I PENDAHULUAN
III.1 Bahan
Tukarguna data dalam penentuan tingkat kerawanan longsor di Kota Batam memerlukan
data sebagai berikut :
1. Batas Administrasi dari Sekretariat Daerah Kota Batam
2. Jaringan Jalan dari Dinas PU Kota Batam
3. Danau dari Dinas PU Kota Batam
4. Curah Hujan dari BMKG Provinsi Kepulauan Riau
5. Tutupan Lahan dari Bappeda Kota Batam
6. Kemiringan Lereng dari Bappeda Kota Batam
7. Geologi dari BPBD Kota Batam
8. Jenis Tanah dari BPBD Kota Batam
III.2 Software
Sofware yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Geoserver
2. ArcGIS Online
3. QGIS
III.3 Tahapan
Tahapan dalam pembuatan skenario penerapan standar dan teknologi IDS dalam penentuan
tingkat kerawanan longsor adalah sebagai berikut :
1. Instalasi software Opengeosuite (geoserver), QGIS
2. Pengaturan data pada geoserver
3. Pemanggilan data ke dalam QGIS
4. Analisis spasial
5. Publikasi dengan ArcGIS Online
3. Hasil masukan instansi penyedia data spasial instansi BMKG, DINAS PU, BAPPEDA,
BPBD dan SEKRETARIAT DAERAH Kota Batam seperti dibawah ini.
4. Untuk memasukkan data spasial pada masing-masing workspase yang sebelumnya telah
dibuat caranya klik Stores. Muncul jendela antar muka Store lalu klik Add new Store.
5. Memilih sumber data vektor karena data masukkan pada geoserver berupa data vektor
dengan format SHP. Caranya memilih Shapefile-ESRI (tim) Shapefile (*.shp).
6. Selanjutnya memasukkan data format shp yang ingin dimasukkan. klik Save dan akan
muncul tampilan antar muka New Layer klik publish.
7. Melakukan editing sistem proyek untuk data shp masukkan. Sistem proyeksi yang
digunakan adalah WGS_1984_UTM_ZONE_48N. lalu klik compute from data klik
compute from native bounds.Klik Save
Tutupan Lahan
Tutupan Lahan Skor
Semak Belukar
1
Hutan
Tegalan 2
Perkebunan 3
Persawahan 4
Permukiman 5
Kemiringan Lereng
Kemiringan Lereng Skor Kategori
0 s.d 8% 1 Datar
8 s.d 15% 2 Landai
15 s.d 25% 3 Agak Curam
25 s.d 40% 4 Curam
> 40% 5 Sangat Curam
Tabel Klasifikasi Longsor Kota Batam
Range Klasifikasi
1 s.d 4 Sangat Rendah
5 s.d 8 Rendah
9 s.d 12 Sedang
13 s.d 16 Tinggi
17 s.d 20 Sangat Tinggi
4. Menjumlahkan skor dari semua data sehingga diperoleh skor total untuk klasifikasi
tingkat kerawanan longsor Kota Batam
Publikasi Hasil Analisis dengan ArcGIS Online
1. Melakukan Registrasi atau Log in dengan akun Google atau Facebook
2. Membuat peta baru dengan menambahkan data dari hasil analisis yang telah dilakukan,
beberapa format yang didukung antara lain : SHP dalam bentuk arsip ZIP, CSV atau
TXT, GPX dan GeoJSON.
3. Setelah data berhasil diunggah, maka dilakukan custom terhadap tampilan peta
4. Simpan project jika sudah sudah selesai melakukan custom dan melakukan publikasi
5. Pada akhir proses akan diberikan link url webgis yang telah diolah yaitu
https://arcg.is/OnmaO, untuk mempermudah link url dapat di-custom menggunakan
website bit.ly, sehingga diubah menjadi http://bit.ly/longsorbatam
Penerapan standar dan teknologi IDS sebagai media komunikasi dan pertukaran
informasi mengurangi permasalahan yang timbul karena terbatasnya akses data dan
informasi. Metadata spasial dapat dilihat saat proses unduh data seperti WFS, WCS, atau
WMS.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil skenario penerapan standar dan teknologi IDS dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penerapan standar dan teknologi IDS mempermudah dalam melakukan pertukaran
dan akses data geospasial dari berbagai instansi.
2. Perangkat lunak open source seperti Geoserver, QGIS, dan ArcGIS online dapat
mendukung dalam proses pengumpulan sampai analisis data yang dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam penyediaan dan penggunaan data
geospasial.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Informasi Geospasial (BIG). 2003. Pedoman Pembangunan Clearinghouse Data
Spatial (Versi I ed.). Cibinong : Pusat Sistem Jaringan dan Standarisasi Data Spasial,
Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasial Nasional.
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. 2004. Pedoman Penyelengaraan Infrastruktur
Data Spasial Nasional (IDSN) Versi 1. Cibinong : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional.
Putra, T.Y.D., Adiyta, T., and Vries, W. D. 2011. A local Spatial Data Infrastructure to Support
the Merapai Volcanic Risk Management : A Case Study at Sleman Regency, Indonesia,
Journal Geography Vol. 43, No. 1 ISSN 0024-9521.
Rajabifard, A., Feeney, M. F., & Williamson, I. 2003. Spatial Data Infrastructures: Concept,
Nature and SDI hierarchy. In I. Williamson, A. Rajabifard & M. F. Feeney (Eds.),
Developing Spatial Data Infrastructures: From Concept to Reality (pp. 17-40): CRC Press.