Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH JUMLAH GCP (GROUND CONTROL POINT) TERHADAP VOLUME

GALIAN TAMBANG MENGGUNAKAN DRONE DJI MAVIC AIR 2S PADA PIT A


PT. MANDIANGIN BATUBARA (THRIVENI GROUP) JOBSITE PT. TEMPIRAI ENERGI
RESOURCE, DESA SUKA DAMAI, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROVINSI
SUMATERA SELATAN

Fajri Ananda1, Jukepsa Andas2, Yoszi Mingsi Anaperta3, Riko Maiyudi4, Bambang Heriyadi5

12345
Program Studi S1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang

Fajriananda24@gmail.com

Abstrak

Saat ini pekerjaan survey pemetaan perlahan mulai digantikan oleh pengambilan data tanpa menyentuh
objeknya atau pemotretan udara menggunakan drone yang biasa disebut dengan fotogrametri. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui selisih volume hasil pengolahan data fotogrametri menggunakan
masing-masing jumlah GCP dengan volume dari hasil pengolahan data total station. Volume survey total
station yang dianggap benar yaitu sebesar 441.404,769 BCM. Selisih Volume Cut and Fill Pit A
menggunakan Drone dengan Volume menggunakan Total Station saat menggunakan 7 titik GCP yaitu
sebesar 1.210.533,553 BCM atau 274,25 %, menggunakan 10 titik GCP sebesar 602.623,863 BCM atau
136,52 %, menggunakan 13 titik GCP sebesar 404.010,038 BCM atau 91,53 %, menggunakan 16 titik
GCP sebesar 299.430,558 BCM atau 67,84 %, menggunakan 19 titik GCP sebesar 166.655,453 BCM
atau 37,76 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin banyak jumlah titik GCP maka volume
fotogrametri akan semakin mendekati dengan volume survey menggunakan Total Station.

Kata Kunci : Survey, Volume, GCP, Fotogrametri

1. PENDAHULUAN serta untuk mengetahui sisa cadangan dari bahan galian


Batubara merupakan sumberdaya yang yang belum tergali.
dikonsumsi oleh masyarakat dunia sebagai bahan Saat itu, pekerjaan survei pemetaan secara
utama dalam tenaga pembangkit listrik serta bahan bertahap digantikan dengan mengamati data yang
pokok produksi baja dan semen. PT. Mandiangin direkam tanpa menyentuh objek. Pengamatan ini sering
Batubara (Thriveni Group) adalah perusahaan yang disebut sebagai teknik penginderaan jauh, termasuk
bergerak dalam bidang pertambangan batubara sebagai foto udara dengan pesawat terbang, yang disebut
kontraktor di area pertambangan, salah satunya di site fotogrametri, dan akhirnya akuisisi satelit (Rochmadi,
Tempirai Energi Resource (TER) Desa Suka Damai, 1993).
Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Teknologi pengolahan data fotogrametri
Kegiatan penelitian di perusahaan pertambangan berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan hasil
merupakan kegiatan penunjang yang sangat penting, pengolahan data fotogrametri khususnya data citra
baik pada tahap persiapan (eksplorasi), pada saat udara yang dapat memenuhi berbagai persyaratan.
kegiatan operasional maupun pada tahap penutupan Salah satu produk olahan dari foto udara adalah data
tambang (pasca operasi). Survei peta dilakukan untuk Digital Elevation Model (DEM). DEM adalah
memahami secara kasar bentuk permukaan bumi, dan informasi elevasi suatu area di permukaan bumi yang
peta topografi dapat dibuat berdasarkan data survey. disimpan secara digital dalam bentuk raster berbasis
Kegiatan survey pada saat eksploitasi tambang piksel atau vektor berbasis poligon (Trisakti,
bertujuan untuk memetakan kemajuan tambang dan 2010).Ketelitian suatu peta yang datanya diperoleh dari
untuk mengetahui total volume bahan galian fotogrametri dipengaruhi oleh GCP.
(Overburden) dan juga batubara yang telah ditambang
Ground Control Points (GCP) adalah target yang Fotogrametri adalah suatu metode pemetaan
ditandai di lapangan yang ditempatkan secara strategis objek di permukaan bumi dengan menggunakan media
di seluruh area survei dan di dalam area yang dipetakan foto udara, melakukan interpretasi objek dan
dengan rekayasa dan pengaturan tertentu. Untuk pengukuran geometri untuk menghasilkan peta garis,
mendapatkan koordinat (X, Y, Z) yang dianggap benar, digital, dan fotografi.
harus terlebih dahulu mengukur GCP. Koordinat dapat Teknologi pengolahan data fotogrametri
ditentukan dengan alat total station dan GPS Geodetik. berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan hasil
Kemudian, menggunakan GCP dan koordinatnya, pengolahan data fotogrametri khususnya data citra
perangkat lunak pemetaan drone menempatkan peta di udara yang dapat memenuhi berbagai persyaratan.
sekitar mereka menggunakan kondisi dunia nyata. Salah satu produk olahan dari foto udara adalah data
Akurasi peta juga dipengaruhi oleh jumlah titik kontrol Digital Elevation Model (DEM). DEM adalah
(GCP) yang ditempatkan di tanah. informasi elevasi suatu area di permukaan bumi yang
disimpan secara digital dalam bentuk raster berbasis
2. KAJIAN TEORI piksel atau vektor berbasis poligon (Trisakti, 2010).
2.1 Peta Topografi
Peta tofografi adalah peta yang memberikan b. Ground Control Point (GCP)
gambaran sebagian permukaan bumi lengkap dengan Ground control point (GCP), atau biasa disebut
bentuk relief ketinggian dalam skala dan sistem titik kontrol, adalah titik di lapangan yang dapat
proyeksi tertentu. Peta topografi dapat dihasilkan dari digunakan untuk mengubah sistem koordinat udara
salah satunya melalui pengukuran secara terestris. menjadi sistem koordinat tanah dari objek yang
Peralatan teristris yang dipakai adalah Total Station dipetakan. Titik kontrol ini nantinya akan digunakan
(TS). saat memproses citra udara.
Menurut (Soendjojo & Riqqi, 2012), peta
topografi adalah peta dasar (base map), karena dalam
menggambarkan peta ini menampilkan unsur-unsur
yang ada di atas permukaan bumi, baik unsur alami
ataupun unsur buatan manusia yang sangat
mempengaruhi bentuk alam yang tergambarkan. Peta
topografi dapat dijadikan sebagai dasar untuk
meggambarkan peta-peta lain sesuai dengan skala yang
di perlukan.
Sebagian besar perencanaan dan perancangan
proyek rekayasa seperti pembuatan lokasi jalan raya,
rel keretapi, pagar, gedung, kanal dan sebagainya
sangat penting menggunakan peta topografi.
Penggambaran peta topografi sangat bergantung pada Gambar 2.1. Pemasangan Titik GCP
skala peta, jika skala besar, maka hasil penggamabaran
peta topografi lebih detial yang di tampilkannya. c. Digital Elevation Model (DEM)
Sedangkan untuk penggambaran dengan skala kecil, Digital Elevation Model (DEM) adalah bentuk
maka hasil peta topografinya tidak detail yang representasi digital dari ketinggian permukaan bumi.
ditampilkannya (Yulianto, 2003). Dilihat dari persebaran titik-titik yang mewakili bentuk
permukaan bumi, kita dapat membedakan antara
2.2 Fotogrametri bentuk beraturan, semi beraturan, dan acak.
a. Pengertian Fotogrametri
Fotogrametri merupakan metode survei dan
pemetaan yang datanya diambil menggunakan pesawat,
baik pesawat berawak ataupun pesawat yang tidak
berawak (Drone). Dengan metode ini, kita bisa
menembak jarak jauh dalam waktu singkat. Peta foto
yang dihasilkan juga dapat diproduksi dalam skala
besar, sehingga sangat cocok untuk keperluan
perencanaan.
Gambar 2.4. TIN (Triangulated Irregular Network,)
Mark (1975)

Gambar 2.2. DEM d. Drone DJI Mavic Air 2s


DJI Mavic Air 2 Drone kelas menengah dengan
DEM (Digital Elevation Models) dibagi menjadi fitur unggulan, DJI Mavic Air 2 menggabungkan bodi
dua jenis: DEM grid dan DEM non-grid. DEM non- portabel yang dapat dilipat dengan sistem kamera kelas
grid adalah DEM Triangulated Irregular Network atas. Gimbal 3-sumbu memiliki sensor CMOS 1/2 inci
(TIN). Grid DEM memiliki titik DTM yang dengan video selang waktu hyperlapse 8K, video
terdistribusi secara merata dan merata di seluruh 4K60, video gerak lambat 1080p 240fps, dan gambar
permukaan model.Titik DEM merupakan titik yang diam hingga 48MP. Plus, Anda dapat merekam foto,
diperoleh dari pengukuran maupun titik hasil panorama, dan video dalam HDR untuk hasil yang
interpolasi. Permukaan model terbentuk oleh grid yang lebih dinamis. Semua rekaman dapat disimpan dalam
menghubungkan titik DEM. memori internal hingga 8 GB dan kartu SD hingga 256
GB.

Gambar 2.5. Body Drone DJI Mavic Air 2

Gambar 2.3. Grid, Mark (1975)

DEM TIN menggunakan titik-titik yang tersebar


secara acak pada permukaan model. Permukaan model
TIN adalah jaring bidang segitiga yang dibentuk
dengan melakukan triangulasi titik-titik DEM.
DEM adalah bentuk pemodelan yang bekerja
dengan tipe data raster (berlawanan dengan tipe data
vektor), biasanya disimpan sebagai serangkaian kotak Gambar 2.6. Remote Control
dengan spasi grid yang sama, atau disebut piksel.
Menggunakan DEM untuk memodelkan bentuk relief
medan adalah salah satu kemampuan analisis dan
visualisasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Mark
1975).
koordinat 3D adalah sudut vertikal dan horizontal,
sudut horizontal digunakan untuk mendapatkan posisi
horizontal (X, Y) dan sudut vertikal digunakan untuk
mendapatkan posisi vertikal (Z).

b. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak total station pada dasarnya
adalah pengukuran jarak Electronic Distance Meter
(EDM). Untuk mendapatkan jarak, total station
mentransmisikan gelombang dari pusat lensa total
Gambar 2.7. Baterai station ke objek dengan posisi yang diketahui dan
menerima pantulannya. Untuk mencari jarak dari alat
Fitur Drone DJI Mavic Air 2S : ke target, kalikan kecepatan rambat gelombang dengan
1) Sensor Gambar: 1/2-Inci waktu transit. Jarak yang dihasilkan oleh total station
2) Resolusi Video Maks: Video 4K/60fps dapat berupa jarak kemiringan dan jarak datar.
3) Resolusi Gambar Maks: 48MP
4) Waktu Penerbangan Maks: Hingga 34 Menit
5) Transmisi: OcuSync 2.0, Transmisi Video 10km
1080p/30fps
6) Aplikasi: DJI Fly
7) 8K Hyperlapse
8) QuickShots
9) HDR yang disempurnakan
10) Penghindaran Rintangan APAS 3.0
11) Foto Pintar
12) Fokus Trek Gambar 2.8. Pengukuran Jarak

2.3 Total Station c. Spesifikasi Total Station Sokkia FX-101


Total station adalah alat yang membaca sudut
Fitur :
vertikal, horizontal, dan jangkauan. Banyak total
station saat ini dilengkapi dengan mikroprosesor yang 1) Akurasi 1 detik
memungkinkan mereka untuk melakukan berbagai 2) Reflectorless jangkauan hingga 1.640 kaki
operasi matematis seperti merata-ratakan besaran sudut 3) Memori internal sebesar 500 MB
dan pengukuran jarak, menentukan ketinggian benda 4) Laser pointer merah koaksial
pada suatu jarak, menghitung koordinat (x, y, z), 5) Penurunan optik
menghitung jarak antar objek yang diamati, koreksi 6) 10-keypad dengan layar sentuh berwarna (2 layar)
instrumental dan koreksi atmosfer (Basuki, 2006). 7) RS232C dan port USB
Total Station digunakan pada berbagai macam 8) Teknologi Bluetooth jarak jauh
tahapan survei diantaranya survey polygon untuk 9) Tahan debu dan kedap udara (IP65)
perapatan titik control pengukuran, survey topografi, 10) Masa pakai baterai hingga 24 jam
serta survey batas lahan. 11) Teknologi IACS (Sistem Kalibrasi Sudut
Mengenai spesifikasi akurasi jarak total station, Independen)
total station berbasis reflektor memiliki akurasi jarak Beberapa peralatan yang mendukung dan
yang lebih baik daripada total station non-reflektor, mempengaruhi tingkat akurasi dari total station:
tetapi total station non-reflektor memiliki cakupan 1) Tripod
yang lebih baik. Tripod adalah alat yang digunakan sebagai
penopang dudukan alat.
a. Pengukuran Sudut 2) Prisma
Menurut Purwohardjo (1986), mengukur sudut Prisma adalah alat berupa cermin prismatik yang
dengan total station pada dasarnya sama dengan memantulkan cahaya atau sinyal dari total station.
mengukur sudut dengan theodolite. Sebuah total
station memiliki dua sumbu, keduanya memiliki skala
yang dapat digunakan untuk mewakili besaran sudut.
Data sudut yang perlu diketahui untuk mendapatkan
3) Stick Prisma sehingga dari keduanya penulis bisa dapat memproleh
Stick prisma adalah alat untuk menentukan tinggi hasil dan solusi dari studi kasus yang dibahas.
koordinat dan tinggi suatu permukaan.
4) Meteran 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Meteran merupakan alat yang digunakan untuk 4.1 Pengukuran Fotogrametri Menggunakan Drone
mengukur tinggi alat (Total station dan reflector).
DJI Mavic Air 2
3. Metode Penelitian Pengukuran fotogrametri atau foto udara
merupakan proses pengukuran menggunakan pesawat
3.1 Jenis Penelitian
tanpa awak atau yang biasa disebut dengan drone, pada
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif penelitian ini penulis menggunakan Drone DJI Mavic
karena menggunakan data berupa angka-angka. Air 2 untuk melakukan foto udara pada Pit A PT.
Penelitian kuantitatif adalah proses menggunakan data Mandiangin Batubara (Thriveni Group).
dalam bentuk angka untuk menganalisis penjelasan dan
menemukan pengetahuan yang menghasilkan hasil Tabel 4.1. Koordinat titik GCP
yang diinginkan.
No Easting Northing Elevation
3.2 Teknik Pengumpulan Data 1 393543.1 9737396 9.35
Merupakan Kegiatan dilakukan setelah studi 3 393477.3 9737154 -37.683
pustaka, orientasi lapangan, dan observasi lapangan. 6 393252.2 9736988 29.119
Data yang dicatat berupa data primer dan data 7 393284.9 9737215 -7.984
sekunder. 8 393440.2 9737297 -28.636
Data primer adalah data yang diperoleh langsung
9 393198.9 9737450 -46.87
di lapangan, data sekunder diperoleh dari literatur
10 392929.7 9737330 34.231
perusahaan dan laporan perusahaan.
a. Data Primer 4 393477.4 9737087 -10.647
1) Foto udara pit A 12 392992.3 9737661 -38.049
2) Koordinat titik GCP 13 392952.9 9737872 9.205
b. Data Sekunder 14 393047 9737856 13.786
1) Peta topografi pit A 15 392775.619 9737966 11.037
2) Boundary kemajuan tambang pit A
16 392744.4 9737694 19.998
3) Volume pit A dari pengukuran survey
18 393293.2 9737640 18.193
menggunakan total station
20 393202.4 9737745 19.468
3.3 Teknik Pengolahan Data 21 392885 9737439 29.971
Data yang telah didapatkan di lapangan nantinya 22 393057.4 9737234 23.494
akan diolah dengan menggunakan beberapa Software, 24 393624.7 9737143 20.316
diantaranya seperti Agisoft Photoscan, Global Mapper, 25 393472.8 9736990 22.143
Geovia Surpac 6.6.2, yang mana Software Agisoft
Photoscan digunakan untuk menggabungkan foto udara 4.2 Pembuatan DEM dari Foto Udara
dan diolah sehingga didapatkan data berupa data DEM,
yang selanjutnya akan diolah lagi untuk mendapatkan Setelah dilakukan foto udara menggunakan
data DXF atau data point menggunakan software Drone DJI Mavic Air 2, maka selanjutnya penulis
Global Mapper, dan selanjutnya data DXF diolah mengolah data foto udara tersebut menjadi data Digital
menjadi data DTM untuk mendapatkan volume yang Elevation Model (DEM) untuk masing-masing jumlah
akan dicari dengan bantuan software Geovia Surpac titik GCP, mulai dari 7 titik GCP, 10 titik GCP, 13 titik
6.6.2. GCP, 16 titik GCP, 19 titik GCP. Selanjutnya dari data
DEM inilah akan didapatkan Volume Pit A dengan
3.4 Teknik Analisis Data bantuan Software lain seperti Global Mapper dan
Geovia Surpac 6.6.2. Untuk pengolahan data DEM
Dalam melakukan analisis data penulis tersebut penulis menggunakan Software Agisoft
menggunakan metode yang menggabungkan antara photoscan.
teori dengan data-data di lapangan yang sudah diolah, Setelah dilakukan pengolahan data untuk
mendapatkan data DEM, maka didapatkan hasil DEM
untuk masing-masing jumlah titik GCP seperti dibawah
ini :

Gambar 4.5. DEM dengan 19 titik GCP

Dari data DEM inilah nantinya akan diolah


menggunakan software Global Mapper menjadi data
Gambar 4.1. DEM dengan 7 Titik GCP DXF, lalu dari data DXF tersebut dapat dibentuk
menjadi data DTM untuk mendapatkan volume dari
PIT A menggunakan Software Geovia Surpac 6.6.2.

Gambar 4.2. DEM dengan 10 Titik GCP

Gambar 4.6. Save File Menjadi DXF

4.3 Pembuatan DTM dan Perhitungan Volume Cut


and Fill
Setelah diolah dari data DEM menjadi data DXF
menggunakan software Global Mapper, selanjutnya
penulis mengolah data DXF menjadi DTM dan
memproses sehingga didapatkan volume Cut and Fill
Gambar 4.3. DEM dengan 13 titik GCP dari Pit A dengan menggunakan software Geovia
Surpac 6.6.2. Proses pengolahan menggunakan
software Geovia Surpac 6.6.2 sebagi berikut :

Gambar 4.4. DEM dengan 16 titik GCP


Gambar 4.7. Hasil Volume yang Dicari
Setelah melalui beberpa proses pengolahan Volume Survey menggunakan Total Station yaitu
menggunakan beberapa software, maka akan sebesar 1.210.533,553 BCM atau sekitar 274,25 %.
didapatkan hasil akhir yaitu berupa volume yang akan
dicari dari masing-masing jumlah GCP, mulai dari b. 10 Titik GCP
volume dengan jumlah GCP 7 titik, 10 titik, 13 titik, 16  Volume Survey (V1) = 441.404,769 BCM
titik, dan 19 titik. Dari pengolahan tersebut didapatkan  Volume 10 titik GCP (V2) = 1.044.028,632
volume Pit A saat menggunakan 7 titik GCP yaitu BCM
sebesar 1.651.938,322 BCM, volume Pit A saat Selisih = V2 - V1
menggunakan 10 titik GCP yaitu sebesar = 1.044.028,632 BCM - 441.404,769 BCM
1.044.028,632 BCM, volume Pit A saat menggunakan = 602.623,863 BCM
13 titik GCP yaitu sebesar 845.414,807 BCM, volume Selisih Volume Cut and Fill Pit A saat
Pit A saat menggunakan 16 titik GCP yaitu sebesar menggunakan titik GCP sebanyak 10 titik dengan
740.835,327 BCM, dan volume Pit A saat Volume Survey menggunakan Total Station yaitu
menggunakan 19 titik GCP yaitu sebesar 608.060,222 sebesar 602.623,863 BCM atau sekitar 136,52 %.
BCM.
c. 13 Titik GCP
Tabel 4.2. Volume Cut and Fill dari Masing-masing  Volume Survey (V1) = 441.404,769 BCM
Jumlah titik GCP  Volume 13 titik GCP (V2) = 845.414,807 BCM
Selisih = V2 - V1
Jumlah Volume = 845.414,807 BCM - 441.404,769 BCM
GCP BCM) = 404.010,038 BCM
7 1.651.938,322 Selisih Volume Cut and Fill Pit A saat
10 1.044.028,632 menggunakan titik GCP sebanyak 13 titik dengan
13 845.414,807 Volume Survey menggunakan Total Station yaitu
16 740.835,327 sebesar 404.010,038 BCM atau sekitar 91,53 %.
19 608.060,222
d. 16 Titik GCP
 Volume Survey (V1) = 441.404,769 BCM
Dari hasil volume yang didapat dari masing-  Volume 16 titik GCP (V2) = 740.835,327 BCM
masing jumlah titik GCP tersebut, nantinya akan Selisih = V2 - V1
dikurangi dengan volume survey yang dianggap benar = 740.835,327 BCM - 441.404,769 BCM
yaitu sebesar 441.404,769 BCM, dari selisih tersebut = 299.430,558 BCM
nantinya akan didapat volume dari jumlah masing- Selisih Volume Cut and Fill Pit A saat
masing titik GCP yang paling sedikit dan paling menggunakan titik GCP sebanyak 16 titik dengan
mendekati dengan volume survey Pit A. Selisih antara Volume Survey menggunakan Total Station yaitu
volume dari pengukuran foto udara dengan 7 titik sebesar 299.430,558 BCM atau sekitar 67,84 %.
GCP, 10 titik GCP, 13 titik GCP, 16 titik GCP, dan 19
titik GCP dikurang dengan volume Survey yang e. 19 Titik GCP
dianggap benar adalah sebagai berikut:  Volume Survey (V1) = 441.404,769 BCM
 Volume 19 titik GCP (V2) = 608.060,222 BCM
Selisih = V2 – V1………………………………..(1) Selisih = V2 - V1
= 608.060,222 BCM - 441.404,769 BCM
V 2−V 1 = 166.655,453 BCM
Persentase selisih ¿ ×100 %................. (2) Selisih Volume Cut and Fill Pit A saat
V1
menggunakan titik GCP sebanyak 19 titik dengan
a. 7 Titik GCP Volume Survey menggunakan Total Station yaitu
 Volume Survey (V1) = 441.404,769 BCM sebesar 166.655,453 BCM atau sekitar 37,76 %.
 Volume 7 titik GCP (V2) = 1.651.938,322 BCM
Selisih = V2 – V2
= 1.651.938,322 BCM - 441.404,769 BCM
= 1.210.533,553 BCM
Selisih Volume Cut and Fill Pit A saat
menggunakan titik GCP sebanyak 7 titik dengan
Tabel 4.3. Selisih Volume Fotogrametri dengan ( 76.942.846,64 )−(85.417.754,896)
Masing-masing Jumlah Titik GCP dengan Volume =
( 3.544 )−(3.364)
Survey Menggunakan Total Station
= - 47.082,823

∑ Y ∑ X −∑ X ∑ XY
2

Jumla Selisih Volume Foto udara dengan a = 2


n ∑ X −¿¿
h GCP Survey
=
BCM % ( 1.472.719,912× 886 ) −(58 ×19.235 .711,66)
7 1.210.533,553 274,25
( 4 ×886 )−(58)2
10 602.623,863 136,52
=
13 404.010,038 91,53
16 299.430,558 67,84
( 1.304 .829.842,032 )−(1.115 .671.276,78)
19 166.655,453 37,76
( 3.544 )−(3.364)
= 1.050.880.921
Dari gambar grafik di bawah dapat dilihat bahwa X = 22
semakin banyak jumlah titik GCP maka akan semakin
Y = a + bX
mengecil angka selisih volumenya dengan survey
= 1.050.880.921 + (-47.082,823 × 22)
menggunakan total station.
= 1.050.880,921 + (-1.035.822,106)
Dari grafik dan data-data yang ada maka dapat
= 15.058.815 BCM / 3,41 %
diprediksikan jumlah GCP yang bisa dipakai agar
selisih volume dari foto udara dengan volume survey
Dari rumus tersebut didapatkan hasil selisih
menggunakan total station menjadi lebih sedikit atau
volume yang paling sedikit atau yang paling mendekati
lebih mendekati, yaitu dengan menggunakan rumus
dengan volume pengukuran survey total station adalah
regresi linear sederhana sebagai berikut:
saat foto udara menggunakan 22 titik GCP dengan
selisih volume sebesar 15.058,815 BCM atau sebesar
3,41 %.

Gambar 4.8. Grafik Selisih Volume Foto Udara


Menggunakan Masing-masing Jumlah titik GCP
dengan Volume Survey Total Station

Y = a + bX………………………………….(3) Gambar 4.9. Section


Dimana :
Y = Variabel dependen Dari gambar section di atas dapat dilihat bahwa
X = Variabel independent semakin sedikit jumlah titik GCP maka surface akan
a = Konstanta semakin jauh pergeserannya dengan suface hasil
b = Koefisien regresi pengukuran menggunakan Total Station yang
dengan : mengakibatkan volumenya menjadi lebih besar
dibanding volume dari pengukuran menggunakan total
n ∑ XY −∑ X ∑ Y station.
b =
n ∑ X −¿¿
2
5. PENUTUP
= 5.1 Kesimpulan
( 4 × 19.235.711,66 )−(58 ×147.279,912) Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukakn
( 4 × 886 ) −(58)2 oleh penulis di tambang terbuka batubara
PT. Mandiangin Batubara (Thriveni Group) site ACKNOWLEDGMENT
Tempirai Project, Suka Damai, Kab. Musi Banyuasin, Ucapan terima kasih kepada PT. Tempirai Energi
Sumatera Selatan dapat disimpulkan: Resource selaku owner atau pemegang IUP di lokasi
1) Selisih volume Cut and Fill hasil pengolahan foto penulis melakukan penelitian. Dan juga terima kasih
udara dengan volume Cut and Fill menggunakan kepada PT. Mandiangin Batubara (Thriveni Group)
total station yang paling besar adalah pada saat foto selaku kontraktor yang merupakan pelaksana kegiatan
udara menggunakan 7 titik GCP yaitu sebesar penambangan yang telah memberikan dukungan dan
1.210.533,553 BCM atau sekitar 274,25 %. bimbingan selama penulis melakukan penelitian.
2) Selisih volume Cut and Fill hasil pengolahan foto
udara dengan volume Cut and Fill menggunakan
total station yang paling kecil adalah pada saat foto
udara menggunakan 19 titik GCP yaitu sebesar
166.655,453 BCM atau sekitar 37,76 %. DAFTAR PUSTAKA
3) Dari gambar section dapat disimpulkan bahwa Ferdiansyah Novriza, Roni Agusmaniza. 2020.
surface yang paling mendekati dengan surface hasil Pemetaan Topografi Menggunakan Total Station
pengukuran menggunakan total station adalah Pada Komplek Sekolah Terpadu Teuku Umar
surface hasil pengolahan foto udara saat Aceh Barat. Akademi Komunitas Negeri Aceh
menggunakan 19 titik GCP. Barat. Vocatech: Vocational Education and
4) Dari selisih volume Cut and Fill foto udara Technology Journal 2, 1 (2020): 41-48.
menggunakan masing-masing jumlah GCP dengan Syarifa Naula Husna, Sawitri Subiyanto, Hani’ah.
volume Cut and Fill survey total station dapat 2016. Penggunaan Parameter Orientasi Eksternal
disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah titik (Eo) Untuk Optimalisasi Digital Triangulasi
GCP maka akan semakin mengecil atau mendekati Fotogrametri Untuk Keperluan Ortofoto. Program
dengan volume survey menggunakan Total Station. Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. Jurnal Geodesi Undip.
5.2 Saran Zulkadri A Hasim, Moch. Abdul Basyid. 2021. Kajian
Dari hasil pengamatan di lapangan dan analisis Perbandingan Digital Elevation Model (Dem)
dari topik bahasan yang diangkat, penulis memberikan Uav Dengan Digital Elevation Model (Dem)
saran: Topografi (Studi Kasus: Pt. Torganda Kawasan
1) Pemasangan GCP di lapangan sebaiknya Industri Lubuk Gaung Tanjung Penyembal –
menggunakan premark dan berada di posisi yang Sungai Sembilan Kota Dumai). Seminar Nasional
terlihat jelas saat melakukan foto udara sehingga dan Diseminasi Tugas Akhir 2021.
memudahkan dalam proses pengolahan data Edy Nursanto, Faishal Insanul Jamal, Nur Ali Amri.
menggunakan software Agisoft photoscan. 2018. Analisis Produksi Pada Kemajuan Tambang
2) Pada saat pengambilan foto udara harus Menggunakan Metode Fotogrametri UAV
menggunakan jalur terbang, ketinggian terbang dan (Unmmaned Aerial Vehicle) di Kuari Batu
koordinat titik GCP yang sama dengan Gamping PT Semen Indonesia (Persero) Pabrik
pengambilan foto udara sebelumnya. Tuban Jawa Timur. Jurusan Teknik
3) Berdasarkan hasil pengolahan data, penulis Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
menyarankan untuk mendapatkan volume dari hasil “Veteran” Yogyakarta. Jurnal Teknologi
pengolahan foto udara agar mendekati dengan Pertambangan Vol. 4 No. 2 Periode September
volume survey menggunakan Total Station maka 2018 - Februari 2019.
perlu menambah jumlah titik GCP, karena semakin Yulia Savira Rachma*) , Yudo Prasetyo, Bambang
banyak titik GCP maka semakin mendekati Darmo Yuwono. 2018. Analisis Akurasi
hasilnya dengan volume survey Total Station. Ketelitian Vertikal Menggunakan Foto Udara
4) Dari analisis dan pembahasan, maka dapat Hasil Pemotretan Pesawat Tanpa Awak Untuk
disarankan jumlah titik GCP yang bisa dipakai agar Pembentukan Digital Terrain Model (Dtm).
mendapatkan hasil yang lebih mendekati dengan Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik
pengukuran menggunakan total station adalah Universitas Diponegoro. Jurnal Geodesi Undip.
dengan 22 titik GCP dengan selisih sebesar Iqbal Yukha Nur Afani*) , Bambang Darmo Yuwono,
15.058,815 BCM atau sebesar 3,41 %. Nurhadi Bashit. 2019. Optimalisasi Pembuatan
Peta Kontur Skala Besar Menggunakan
Kombinasi Data Pengukuran Terestris Dan Foto
Udara Format Kecil. Departemen Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Jurnal
Geodesi Undip.
Purworahardjo, U.U, (1986), Ilmu Ukur Tanah Seri A
– Pengukuran Horisontal, Jurusan Teknik
Geodesi, FTSP, ITB, Bandung.
Escolastico Fortunato Soares Sequeira Alves 2019.
Perbandingan Antara Dem Foto Udara Dengan
Dem Topografi (Studi Kasus: Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur). Skripsi
thesis, ITN MALANG.
Bambang Rudianto. 2011. Analisis Pengaruh Sebaran
Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek
pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi. Jurusan
Teknik Geodesi – FTSP Institut Teknologi
Nasional, Bandung. Jurnal Rekayasa Intitut
Teknologi Nasional.
Rochmadi, Sunar. 1993. “ Perkembangan Teknologi
Pemetaan dan Kaitannya dengan Pendidikan”
Cakrawala Pendidikan : Nomor 1, Tahun XII.
Yulianto, W. (2003). Aplikasi AutoCAD 2002
untuk Pemetaan dan SIG. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Soendjojo, Hadwi; Akhmad Riqqi. 2012.
Kartografi. Penerbit ITB Bandung.
Drone DJI Mavic Air 2s. Fitur Dji Mavic Air 2.
Diakses25 Maret 2022.
https://www.plazakamera.com/shop/dji-mavic-
air-2/.
Total Station Sokkia FX-101. Fitur Total Station
Sokkia FX-101. Diakses 25 Maret 2022.
https://dndsurvey.id/p/total-station-sokkia-fx-
101/.

Anda mungkin juga menyukai