Anda di halaman 1dari 12

Ditujukan Untuk:

Pemetaan Topografi

Metoda UAV Photogrammetry Small Format

Prop No. :

Bandung, 13 Januari 2021

Direktur
1 Pendahuluan
Proposal ini sebagai tanggapan atas undangan Anda untuk memberikan proposal teknis dan
biaya untuk survey topografi menggunakan metode UAV Photogrammtery pada area dengan
luasan + 500Ha.

Sesuai dengan permintaan, kami dengan ini mengajukan proposal teknis dan biaya untuk
melakukan:

 Peta topografi dalam skala 1: 1000 pada area seluas + 500 Ha.
 Pengamatan dan Survei GPS dari 2 unit titik Banchmark.
 Pemasangan dan Survei GPS dari 10 unit titik control (Premark).

2 Ruang Lingkup Pekerjaan


Berikut adalah usulan ruang lingkup pekerjaan:

a. Pengamatan dan Survey GPS pada 2 titik Banchmark, terikat kepada titik di site milik
perusahaan atau Jaring kerangka horizontal Nasional (JKHN) milik BIG.
b. Penempatan dan survey GPS pada 10 titik control tanah (GCP) untuk keperluan koreksi
pekerjaan foto udara.
c. Akuisisi Data Foto Udara menggunakan pesawat tanpa awak (UAV) pada area seluas 500ha
d. Pengolahan data foto udara untuk menghasilkan Peta Foto resolusi tinggi dan Model
Permukaan Bumi (DSM).
e. Klasifikasi DSM sehingga menghasilkan DTM, yang selanjutnya diproses untuk menghasilkan
Peta Kontur dengan interval kontur 1 meter.
f. Pelaporan akhir seluruh pekerjaan dalam bentuk softcopy.
g. Semua Data yang dilaporkan adalah dalam sistem koordinat UTM, ellipsoid referensi WGS84.
3 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan adalah di Kabupaten Bogor.

 Rencana Area Survey : 500 ha


4 PelaksanaanPekerjaan

4.1 Metodologi

Persiapan
Persiapan
Administrasi

Perizinan Persiapan
DesainJalurTerbang
Teknis
DesainTitik GCP

Akuisisi Data
Pemotretan PengukuranK
Udara oordinat GCP

FotoUdara Koordinat
GCP

Studio
Pengolahan
Fotogrametri

DSM Orthophoto

DTM
Generation

Kartografi

Hasil

PetaFoto PetaTopografi

Ringkasan metodologi pelaksanaan pemetaan topografi dengan metoda pemotretan udara format kecil
adalah :

1. Tahap persiapan dan perencanaan yang terdiri dari survey pendahuluan yang berguna untuk
mengetahui kondisi teknis dan non teknis pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya berdasarkan
hasil survey pendahuluan ini akan dapat dibuat desain jalur terbang, desain persebaran titik
control tanah, perizinan yang diperlukan serta persiapan non teknis lainnya seperti halnya
akomodasi dan transportasi.
2. Tahapan akuisisi data yang di awali dengan pemasangan titik control tanah diikuti dengan
pengukuran koordinat titik control tanah, dan pemotretan udara.
3. Tahapan pengolahan data. Hasil pemotretan udara adalah peta foto resolusi tinggi dan digital
surface model (DSM). Selanjutnya akan dilakukan DSM Filtering untuk mendapatkan Digital
Terrain Model (DTM).
4. Tahap Kartografi dan pelaporan, yaitu penyajian hasil pemetaan mengikuti kaidah kartografi
dalam format digital maupun cetak.

4.2 Disain Jalur Terbang

Jalur Terbang dirancang dengan seksama dan efektif berdasarkan kaidah fotogrametris, kondisi
fisiologi wilayah kerja, serta aksesibiltas sebaran lokasi titik kontrol.

Perencanaan terbang dilakukan agar pesawat mengikuti jalur terbang sedemikian rupa sehingga
foto-foto yang dihasilkan memiliki tingkat kedetilan dan cakupan sidelap-overlap yang baik. Cakupan
sidelap-overlap foto penting diperhatikan untuk mendapatkan model 3D yang baik.

Untuk pembuatan jalur, digunakan software Mission Planner seperti Drone Deploy, pix4D Mapper
dll, dengan parameter sebagai berikut:

 Nilai GSD yang diinginkan.


 Spesifikasi kamera.
 Input prosentase Overlap Image sebesar 70% dan Sidelap sebesar 60%.
 Spesifikasi pesawat, kemampuan daya jelajah dan daya angkut maksimal pesawat.
 Lokasi terbang.
berdasarkan parameter tersebut di atas, dapat ditentukan hal sebagai berikut:

 Tinggi terbang yang akan di laksanakan.


 Jumlah run (total jelajah pesawat untuk memotret keseluruhan area)
 Jumlah explosure foto.
Pada pekerjaan ini, parameter untuk menentukan jalur terbang adalah:
 GSD : 5 cm
 Spesifikasi pesawat : UAV Skywalker T-Tail
Rencana Jalur terbang berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat pada gambar berikut:

4.3 Penempatan Titik Kontrol Tanah

Titik Kontrol Tanah (GCP) terdiri dari sembarang titik-titik yang posisinya diketahui pada suatu
system koordinat rujukan tempat objek dan juga yang gambarnya dapat diidentifikasi dengan mudah
pada foto udara. Kontrol fotogrametri pada umumnya diklasifikasikan atas kontrol horizontal dan
control vertikal. Kontrol horizontal adalah letak titik di ruang diketahui dalam hubungannya dengan
rujukan horizontal. Kontrol vertical adalah ketinggian titik diketahui dalam hubungannya dengan
rujukan vertikal.

Titik control tanah horizontal umumnya terletak pada keliling (perimeter) batas daerah pemetaan.
Titik control tanah vertical umumnya terletak pada area sidelap, dan perimeter.

Jumlah titik kontrol yang digunakanakan sangat bergantung dengan spesifikasi yang ditentukan, di
mana semakin banyak jumlah titik control akan memberikan hasil yang lebih baik. Direncanakan
akan ditempatkan 10 GCP pada pekerjaan ini dengan rencana persebaran sebagai berikut:
Rencana disain persebaran titik control tanah

Objek yang baik sebagai titik control foto harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

 Harus tajam,
 Harus jelas
 Mudah dikenali pada semua foto,
 Harus terletak pada lokasi yang baik dalam foto.

Beberapa objek yang gambarnya baik untuk control mendatar ialah perpotongan sisi jalan,
perpotongan jalan, tutup lubang buatan, pojok bangunan, sudut pagar, dan sebagainya. Premark
dapat digunakan jika pada area pemotretan udara jarang ditemui objek-objek tersebut.
Contoh penggunaan Premark dan Postmark sebagai titik control tanah

4.4 Pengukuran GPS titik control tanah

GPS (Global Positioning System) adalah system satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki
dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu
dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan
ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (ordenol) sampai dengan puluhan meter.
Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda absolut, dan metoda
diferensial.  Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara real time dan atau post-
processing. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan menemukan metoda – metoda seperti SPP, DGPS,
RTK, Survei GPS, Rapid statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada beberapa metode
lainnya.
Dalam keperluan menentukan koordinat titik GCP, terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut :
 Metode penentuan posisi yang digunakan adalah metode diferensial, yang berarti
dibutuhkan minimal 2 GPS receiver. 1 buah receiver digunakan sebagai base station.
 Penentuan posisisifatnya statik (titik GCP tidak berpindah-pindah).
 Tipe alat yang digunakan adalah GPS Geodetic.
 Pengolahan data dilakukansecara post processing.
 Antar titik tidak perlu saling terlihat.
Ilustrasi Pengukuran GPS

5 Personil dan Peralatan


5.1 Personil
 1 orang Project Manager, merupakan lulusan Teknik Geodesi dan Geomatika ITB dengan
pengalaman 8 tahun baik dalam bidang pertambangan dan survey Foto Udara.
 1 Orang Pilot UAV, merupakan anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan
pengalaman 6 tahun.
 1 orang Teknisi UAV, merupakan anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan
pengalaman 6 tahun.
 2 orang Surveyor, merupakan lulusan SMK Pemetaan dengan pengalaman hingga 4 tahun.
 1 orang Data Processing, merupakan lulusan SMK Pemetaan pengalaman hingga 4 tahun.

5.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah:
a. 1 Unit wahana UAV tipe DJI Phantom 4 E 2000 dengan kemampuan terbang hingga 1 jam.
b. 1 unit kamera tipe mirror less dengan ukuran pixel 24 mp dan ukuran lensa 16 mm.
c. 3 unit GPS Geodetik dual frekuensi.
Perangkat Lunak yang digunakan untuk pengolahan adalah
a. Trimble Business Center untuk pengolahan Data Survey GPS.
b. Agisoft Photoscan Metashape untuk pengolahan Data Foto.
c. DAT/EM Summit untuk proses klasifikasi DSM sehingga menghasilkan DTM.
Gambar : GPS Geodetik Dual Frequency

Gambar : UAV Skywalker T-tail

6 Hasil Pemetaan
Hasil Pekerjaan adalah sebagi berikut
a. Foto Udara resolusi tinggi dalam format .geotiff atau .ECW
b. Model Permukaan bumi (DSM) dan Model ketinggian tanah (DTM) dalam format .geotiff
c. DWG petakontur interval 1 m
d. File PDF Peta Foto udara skala 1:1000
e. File PDF Peta Kontur skala 1:1000
f. Laporan Pekerjaan
7 Waktu Pelaksanaan
Berikut ini adalah jadwal waktu tentatif.
 Akuisi Data Foto Udara dan Titik Kontrol Tanah : 6 Hari (termasuk Mob – Demob)
 Pengolahan Data : 6 Hari

Total waktu yang dibutuhkan adalah 12 hari.

Anda mungkin juga menyukai