Anda di halaman 1dari 6

Penggunaan Perangkat Lunak Animasi 3D dalam

Memvisualisasikan Karya Arsitektur

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh animasi
dalam mempersentasikan rancangan bangunan atau karya arsitektur untuk meningkatkan
daya jual dipasar bidang properti. Perangkat lunak yang digunakan peneliti adalah lumion
yang sering digunakan oleh arsitek professional. Dalam penelitian ini menggunakan
metode deskripsi dan wawancara, narasumber yang dipilih oleh peneliti adalah masyarakat
serta perancang di perusahaan bidang properti. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa
animasi dapat mempermudah perancang untuk menyampaikan konsep rancangannya
kepada masyarakat serta mempermudah orang untuk memahami bentuk dan merasakan
ruang yang telah divisualisasikan oleh media yang disebut animasi. Penggunaan perangkat
lunak lumion yang mudah dan mempercepat kinerja perancang untuk mempersentasikan
suatu desain dapat meningkatkan efektifitas kerja. Kini di era globalisasi dan kemajuan
teknologi informasi (IT), memvisualisasikan karya arsitektur yang terbaik adalah
menggunakan animasi 3d.

1. Pendahuluan

Di era globalisasi perkembangan Teknologi Informasi (IT) berkembang pesat. Menurut Edy Soeryanto
Soegoto, "Teknologi Informasi (IT) membantu perusahaan untuk berkembang dan akan mengalami
pertumbuhan yang cepat dari tahun ke tahun." Manajer perusahaan memilih untuk menggunakan Teknologi
Informasi (IT) untuk berinteraksi secara efisien. Lebih sederhana dalam proses bisnis yang sedang
berlangsung. Beberapa keuntungan dari Teknologi Informasi (IT) untuk Bisnis; Teknologi Informasi (IT)
membuat pengusaha lebih dekat dengan konsumen, Teknologi informasi membantu mengurangi biaya, dan
Teknologi Informasi membuat bisnis lebih fleksibel [1].

Sejarah menjelaskan bahwa manusia lebih dahulu mengenal gambar atau simbol untuk
mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk
visual yang akan lebih cepat mencerna makna melalui visual dari pada tulisan [2]. Sebagian Informasi yang
diterima oleh manusia berasal dari Indra penglihatan, yaitu mata. Manusia memproses lebih dari 90%
Informasi melalui mata, dan 10% lainnya diproses melalui indra peraba, perasa, pencium, danpendengaran
[3].

Penggambaran atau visualisasi sebuah karya arsitektur kini semakin berkembang terutama di era
komputerisasi. Dulu seorang perancang atau arsitek memvisualisasikan karyanya melalui gambar atau
sketsa, namun seiring dengan perkembangan zaman perancang menggunakan computer untuk
memvisualisasikan karya arsitektur menggunakan perangkat lunak untuk mengolah suatu data yang
berbentuk 2d atau 3d menjadi sebuah citra atau gambaran yang terkesan nyata. Kini seorang perancang atau
arsitek dengan menggunakan komputer untuk mengolah data hasil rancangannya menjadi bentuk animasi
tiga dimensi.

Animasi merupakan film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar
yang bergerak, sedangkan desain grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Perkembangan bidang multimedia,
khususnya animasi dan desain grafis di Indonesia dewasa ini telah cukup menjanjikan. Selain untuk
hiburan, penggunaan film animasi serta karya desain grafis juga dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan
dalam promosi produknya. Dengan demikian, keberadaan animasi serta desain grafis dalam bidang
perniagaan, komunikasi, edukasi, serta informasi telah memiliki pengaruh yang cukup besar[4].

Mark Burry (2001) berpendapat bahwa animasi sama dengan memberikan kehidupan pada suatu objek.
Sehingga, animasi merupakan salah satu bentuk visualisasi yang sangat mudah dipahami untuk
mengemukakan suatu ide atau konsep kepada orang lain.

2. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk menggambarkan proses
memvisualisasikan suatu desain arsitektur menjadi sebuah animasi dan menggunakan metode wawancara
yang telah dilakukan kepada 5 masyarakat dan 2 perancang mengenai kemudahan memvisualisasikan karya
arsitektur melalui animasi serta kemudahan menggunakan perangkat lunak lumion.

3. Hasil dan Diskusi


Burry M.: 2001, Beyond Animation, in B. Fear (ed.) Archi-tecture + Animation, Wiley-
Academy,London,
Venturi R.: 1977, Complexity and contradiction in archi-tecture, Museum of Modern Art, New York.
[1] Soegoto, E. S. 2014. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. PT. Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia, 12(234-345).
[2] Sudarman, Dede. (2014). Draf Buku Siswa Simulasi Digital. Dipetik Digital 19 April 2015.
[3] Sam. (2010). Enigma (Menguak Fakta-Fakta Misterius Paling Fenomenal di Dunia). Tangga
Pustaka
[4] Johannis, K. N., Rogi, O. H., & Rompas, L. M. (2014). Pusat animasi dan desain grafis di
manado (Ilusionisme dalam Arsitektur). Jurnal Arsitektur DASENG, 3(1), 140-150.

Anda mungkin juga menyukai