Anda di halaman 1dari 10

Keterkaitan Tarian dengan DKV & Tecnopreneur

A. Pengertian Desain Komunikasi Visual (DKV)


Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah salah satu cabang ilmu desain
yang mempelajari konsep komunikasi melalui berbagai media yang dapat
berupa gambar, tatanan huruf, video, media interaktif, dan media visual
lainnya agar gagasan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, lebih
menarik, atau sesuai dengan kebutuhan lainnya ketika diterima oleh
penerima pesan.
sejalan dengan pendapat Kusrianto (2007, hlm. 2) yang berpendapat
bahwa DKV adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-
konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk
menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-
elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta
komposisi warna dan layout (tata letak/perwajahan). Dengan demikian
gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran
penerima pesan.

B. Sejarah Desain Komunikasi Visual


Sebelum dikenal dengan sebutan Desain Komunikasi Visual (DKV),
bidang ini disebut sebagai desain grafis. Namun, seiring perkembangan
zaman, jangkauan istilah desain grafis yang hanya berorientasi pada gambar
dianggap semakin kurang relevan, menimbang semakin beragamnya media
yang digunakan pada bidangnya, seperti billboard video, website, media
interaktif, dll.
Istilah DKV muncul ketika desain grafis semakin intensif bersentuhan
dengan teknologi digital. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
mempengaruhi tumbuhnya kebutuhan desain baru yang tidak hanya
diaplikasikan pada media cetak atau statis. Melainkan merambah juga pada
media informasi dan media interaktif digital yang membutuhkan
keterampilan di bidang komunikasi visual secara umum.
Desain grafis tidak hanya menyangkut unsur-unsur grafis lagi, sehingga
Supriyono (2010, hlm. 9) berpendapat bahwa Istilah Desain Komunikasi
Visual dianggap lebih dapat menampung perkembangan desain grafis yang
semakin luas. Desain komunikasi (communication design) merupakan
subdisiplin dari desain yang menitikberatkan pada penyampaian informasi
kepada publik melalui media apapun, bukan hanya media cetak.
DKV adalah saga dari desain grafis yang telah menempuh perjalanan
panjang dari sekitar tahun 1400-an, ketika seorang ilmuan Jerman
menemukan mesin cetak. Supriyono (2010) mengungkapkan bahwa cikal
bakal desain grafis tidak bisa dilepaskan dari peran Johannes Guttenberg
(1400-1468), seorang ilmuwan Jerman penemu mesin cetak.

C. Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual


Produk atau karya DKV dapat kita jumpai di mana-mana dalam keseharian
kita, seperti iklan (media massa cetak atau elektronik), internet, poster,
signboard, katalog, brosur, kartu nama, kemasan, baliho hingga animasi dan
lain-lain. Berikut adalah beberapa ruang lingkup DKV.
 Desain Periklanan (Advertising); Disini komunikasi visual persuasif
yang harus diaplikasikan.
 Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). Logo, kop surat, brand
book, hingga ke background sosial media dan identity kit
 Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics); marka lingkungan
eksterior dan interior berada dimana-mana, baik itu di mall, universitas,
rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.
 Desain Multimedia; digunakan di perusahaan percetakan seperti
pembuatan banner, backdrop, stiker, hingga megatron (billboard video),
dsb.
 Desain Grafis Industri; Kemasan produk.
 Desain Grafis Media; buku, surat kabar, majalah, dll. Biasanya hal ini
dilakukan di pekerjaan penerbitan ataupun redaksional.
 Cerita Bergambar (komik); Sarana statis yang dapat memberikan narasi
lebih ringan dan mudah di ikuti ketimbang media cetak lain.
 Fotografi; Industri yang besar dan banyak memiliki keterkaitan dengan
bidang desain lain.
 Videography; Gambar bergerak lengkap dengan audio banyak
dibutuhkan dalam semua industri hari ini.
 Ilustrasi; Sebagai konteks tambahan dan pelengkap suatu informasi.
 Animasi; Salah satu media terkomplit sebagai sarana komunikasi visual,
membutuhkan dedikasi yang tinggi dan kerjasama tim dari berbagai
disiplin ilmu untuk mewujudkannya.
 Media Interaktif; Website, Aplikasi Mobile, Video Game. Kerjasama
yang dibutuhkan jauh lebih kompleks lagi.

D. Pengertian Tecnopreneur
Seperti yang diisyaratkan oleh istilah tersebut, ini adalah perpaduan dari
dua kata seperti techno yang berarti “teknologi” dan  Entrepreneur yang
berarti” “Kewirausahaan”.
Secara menyeluruh, ini adalah semacam wirausaha di bidang teknologi.
Proses technopreneurship merupakan kombinasi dari kemajuan teknologi
dan keterampilan kewirausahaan. Dalam transformasi produk dan layanan,
bagian integral dari technopreneur adalah teknologi.
Ini adalah generasi baru di bidang kewirausahaan. Jenis kewirausahaan ini
cocok untuk orang yang cerdas, inovatif, paham teknologi, nafsu makan, dan
bersemangat dalam perhitungan risiko. Technopreneurship mencapai tingkat
kesuksesan berikutnya melalui kerja tim.
E. Sejarah Technopreneur
Istilah teknopreneurship baru muncul diakhir tahun 1990-an dan mulai
mengalami booming ditahun 2000-an , semenjak teknologi sudah mengalami
perkembangan ke pelosok-pelosok Negeri, ditambah dengan adanya eksis
dari perusahaan-perusahaan yang berbasis IT (Informasi Teknologi) seperti
google, yahoo. Dan pada akhirnya munculnya teknopreneur sejarti bernama
Bill Gates.Amerika Serikat merupakan salah satu negera berperan penting
dalam hal teknopreneruship di dunia, lembah silikon adalah sebutan bagi
negara San Fransisco di Amerika Serikat , didaerah tersebut banyak memiliki
perusahaan yang bergerak di bidang komputer. Perusahaan sekarang ini yang
ada di lembah silikon antara lain Google, intel dan lain sebagainya, budaya
inovasi dan teknopreneruship bukan saja menginspirasi anak anak muda di
daerah tersebut akan tetapi memberikan inspriasi bagi dunia. Memiliki bisnis
sendiri sudah menjadi sebuah “American Dream”. Dalam sebuah studi
menunjukkan bahwa sebanyak 67 persen orang Amerika selalu berfikir
untuk keluar dari pekerjaan kantoran, dan sebanyak 72 persen mengaku
ingin melakukan bisnis sendiri. Lalu bagaiman pula Indonesia, Indonesia
mulai Teknopreneruship di tahun 1990 an , akan tetapi menggeliatnya
ditahun 2000-an , sampai dengan saat ini makin banyaknya anak-anak muda
Indonesia bercita-cita ingin menjadi pengusaha, tidak bekerja dengan orang
lain atau kantoran.

Technopreneurship (technology entrepreneurship) adalah gabungan dari


inovasi-inovasi dan teknologi (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan tekhnologi) dengan kewirausahaan (bekerja sendiri untuk mendatangkan
keuntungan melalui proses bisnis). Technopreneurship bersumber dari
sebuah invensi dan inovasi. Technopreneurship juga diartikan sebagai
kumpulan dari beberapa inovasi yang berbasis tekhnologi. Sedangkan
tekhnologi adalah cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi
efesiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk-produk
yang berkualitas.

F. Keterkaitan DKV & Technopreneur

1. Technopreneurship Desain Komunikasi Visual

A. Pengertian Techonpreneur

Technopreneure berasal dari kata techno yang memiliki arti “teknologi” dan enterpreneur
yang artinya “kewirausahaan” maka dapat dikatakan technopreneur adalah sebagai suatu
usaha yang memanfaatkan kemajuan dalam mengembangkan suatu usaha yang dimana
bergerak di bidang teknologi. 

Sedangkan enterpreneur merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan suatu nilai


tambah ekonomis berupa barang atau jasa yang dijual.

Kemajuan teknologi dan keterampilan dalam berwirausaha merupakan proses terjadinya


technopreneur. Dengan adanya kemajuan teknologi dan keterampilan dalam berwirausaha
maka akan terjadi proses technopreneur. 

Seseorang yang berani bertanggung jawab menanggung segala resiko baik untung maupun
rugi disebut dengan Enterpreneur. Kata lain dari enterpreneur yaitu bisa juga disebut dengan
wirausaha. 

Wirausaha adalah sesorang yan menjalankan suatu usaha atau perusahaan dengan segala
resikonya, yaitu seperti mendapatkan untung atau rugi dari produk atau jasa yang dijualnya.
Pengertian Kewirausahaan

Dapat disimpulkan beberapa pengertian kewirausahaan menurut para ahli bahwa


kewirausahaan sangat berkaitan dengan adanya nilai sikap, kreatif dan inovatif guna
meningkatkan kesejahteraan diri sendiri maupun masyarakat umum.

Wirausaha menurut Schumpeter adalah seseorang inovator yang mengimplentasikan


perubahan-perubahan didalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. 

Kombinasi baru tersebut bisa berupa:

a) Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru.

b) Memperkenalkan metode produksi baru.

c) Membuka pasar yang baru (new market).

d) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru.

e) Menjalankan organisasi baru dalam suatu industri.

Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengkaitkannya dengan sumber daya.

B. Tujuan Wirausaha

Dalam berwirausaha tentunya kalian harus memiliki tujuan :

1) Dapat meningkatkan jumlah wirausahawan yang memiliki kualitas

2) Dapat mewujudkan kemampuan wirausahawan dalam menghabiskan produk atau jasa

3) Melestarikan budaya sikap, perilaku, serta kemampuan dalam berwirausaha


4) Menumbuhkan rasa kesadaran serta orientasi kewirausahaan kepada para peserta didik dan
masyarakat

C. Elemen Kewirausahaan

Ada beberapa elemen-elemen kewirausahaan. Diantaranya sebagai berikut :

1) Mengembangkan usaha

2) Membentuk sumber daya manusia

3) Mendapatkan sumber pemasukan baik berupa finansial ataupun material

4) Memiliki sikap leader ship atau kepemimpinan

5) Dapat bertanggung jawab

6) Menghindari resiko

D. Karakteristik Kewirausahaan

Karakteristik merupakan sifat atau tingkah laku seseorang. Karakteristik wirausahawan


adalah sifat yang menjadi khas dari wirausahawan yang dimana membedakannya dengan
orang lain.

1) Displin

2) Memiliki komitmen tinggi

3) Jujur

4) Kreatif dan Inovatif

2. Prospek Profesi Desainer Komunikasi Visual

A. Peluang Usaha Desain Komunikasi Visual

Berikut prospek atau peluang usaha dalam bidang desain komunikasi visual :

1) Ilustrator

2) Komikus
3) Desainer Grafis

4) Desainer web

5) Animator

6) Fotografer

7) Videografer

8) Editor Video

9) Periklanan (advertising)
3. Mengenal Potensi Desainer Sejak Dini

Untuk menjadi seorang desainer pada bidang desain komunikasi visual ada beberapa hal yang
harus kalian perhatikan dan kalian terapkan. Sebagai seorang desainer kalian harus memiliki
kreativitas dan inovatif yang tinggi.

Kreativitas merupakan kemampuan berfikir dalam menemukan ide-ide yang baru. 

Zimmerer dalam bukunya “Enterpreneurship and The New Venture Formation”,


mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausahawan melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda.

Berikut aspek-aspek yang akan dijelaskan dalam merintis usaha desain grafis : 

a. Buatlah usaha kalian sesederhana mungkin.

b. Jangan takut memulai.

c. Minimalisir resiko.
d. Membuat jalinan kerja sama dengan usaha lain.

Anda mungkin juga menyukai