Anda di halaman 1dari 21

Apa itu Infografis?

Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari
Information + Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan informasi kompleks
kepada pembaca agar dapat dipahami dengan lebih mudah dan cepat.

Proses pembuatan infografis disebut data-visualization, information design, atau information


architecture. Catatan: penulisan yang benar adalah infografis dengan S, bukan infografik dengan K.
Masih terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan kata ini. Untuk penjelasan lebih lanjut dapat
dibaca disini: Mana penulisan yang benar: Infografis atau Infografik?

Menyampaikan informasi secara visual juga sudah dikenal sejak lama, seperti pada zaman manusia
purba dimana banyak terdapat lukisan di dalam gua yang menggambarkan suatu kejadian. Penliti
mengatakan bahwa penyampaian informasi secara visual memiliki banyak keuntungan dibandingkan
dengan teks, karena manusia dapat jauh lebih cepat menangkap informasi yang disampaikan. Salah
satu alasannya adalah informasi yang ditangkap secara visual akan diproses sekaligus oleh otak,
berbeda dengan informasi yang disampaikan via teks, dimana informasi akan diproses secara linear
(dari awal kalimat hingga ke ujung kalimat).

Infografis memiliki banyak manfaat untuk penyampaian informasi. Pada era dimana informasi sangat
membludak, para audience memiliki keterbatasan waktu dan energi untuk memahami maupun
membaca informasi yang disampaikan. Dengan banyaknya distraction atau pengalihan (pikirkan
semua media sosial / game / berita online yang kredibilitasnya diragukan) saat ini consumer
attention merupakan aset yang penting. Kita harus berusaha untuk berhasil mendapatkan perhatian
dari target audience kita untuk mau memahami apa yang ingkin kita sampaikan. Bagaamana mereka
mau memahami informasi yang kita sampaikan jika membaca saja mereka tidak mau? Infografis
dengan kekuatan visual yang menarik akan mengurangi barrier/halangan tersebut. People will have
much more interest.

Membuat infografis sendiri adalah percampuran antara skill desain, analisis informasi, dan
storytelling. Ketiga komponen tersebut adalah kunci dari infografis yang maksimal.

Jenis-jenis Infografis

Infografis Statis

Infografis statis adalah infografis dalam bentuk gambar yang tidak bergerak. Seperti misalnya
infografis pada media cetak ataupun website. Infografis ini adalah jenis infografis yang paling umum.
Hampir semua infografis yang kami buat di awal adalah bentuk infografis statis, contohnya:
Infografis Ujian Nasional 2015, Infografis Asal Usul Nama Karakter Dragon Ball. Infografis statis dapat
diaplikasikan pada berbagai media seperti misalnya pada event pameran, seperti infografis kami
untuk SKK Migas ini yang dipakai pada pameran internasional di Korea Selatan: Infografis Gas Alam,
Energi Strategis Indonesia dimana infografis tersebut dicetak dalam ukuran besar pada booth.

Infografis Animasi

Infografis animasi atau animated infographic adalah infografis dalam bentuk video animasi, baik 2
dimensi maupun 3 dimensi. Infografis ini dapat digunakan pada televisi ataupun media online seperti
YouTube atau Vimeo. Infografis animasi dapat lebih menarik karena selain elemen visual juga
menggunakan motion (pergerakan) dan audio (musik/sound effect) yang dapat memperkuat
informasi/pesan yang ingin disampaikan. Untuk membuat infografis animasi diperlukan keahlian
yang beragam, seperti director, animator, illustrator, music artist, voice over, dll. Salah satu contoh
karya infografis animasi kami, dimana kami bekerjasama dengan UNFPA Indonesia dan Kementerian
Kesehatan RI, dapat dilihat disini: Infografis Animasi: Apa itu PPAM?.

Infografis Interaktif

Infografis interaktif adalah infografis yang ditampilkan pada website dan pengguna dapat
berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan melalui user interface yang telah di-desain. Dengan
infografis interaktif pengguna dapat sesuai keinginan mengeksplorasi informasi yang ingin
didapatkan. Pada pihak pembuat infografis pun dapat merancang tampilan agar informasi yang
disampaikan seefektif mungkin sesuai perilaku user. Untuk membuat infografis interaktif diperlukan
keahlian seperti desainer, illustrator, UI/UX desainer, dan programmer. pada infografis interaktif
programmer/developer memiliki peran yang penting agar infografis yang sudah didesain dapat
berfungsi dengan maksimal dan tanpa masalah. Contoh infografis interaktif yang telah kami buat
dapat dilihat disini: Infografis Interaktif: Hantu Nusantara.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang infografis silahkan ikuti perkembangannya di website kami
atau lewat Facebook, Twitter, Google+, Instagram dan jangan lupa mendaftar pada newsletter kami
agar mengetahui perkembangan terbaru seputar dunia infografis dan data visualization.

House of Infographics Copyright © 2018. PT HOI DATA VISUAL

http://houseofinfographics.com/apa-itu-
infografis/?doing_wp_cron=1539048921.3048369884490966796875

Desain grafis adalah sebuah bentuk seni dengan tujuan untuk memecahkan
masalah komunikasi melalui kombinasi elemen grafis seperti bentuk, garis,
warna, dan sebagainya. Visual yang tercipta diharapkan dapat menjadi
sarana penyampaian informasi atau pesan secara jelas dan efektif, bahkan
mampu membentuk persepsi manusia akan sebuah hal.

Perlu kamu tahu bahwa dalam desain grafis, tulisan pun juga dinamakan
sebagai gambar. Mengapa? Karena tulisan merupakan bentuk abstraksi
simbol-simbol yang dapat dibunyikan. Ilmu tentang desain grafis biasanya
sering disebut Desain Komunikasi Visual (DKV).

Apa kewajiban seorang desainer grafis?

Seorang desainer grafis memiliki tujuan penting, yaitu sebagai pemecah


masalah (problem solver). Bagaimana membuat orang mengerti pesan yang
ingin disampaikan melalui visual yang dihasilkan? Tugas ini tidaklah mudah
untuk dilaksanakan. Seorang desainer grafis harus memiliki kemampuan
kognitif sekaligus keterampilan visual agar mampu menyampaikan pesan
dengan tepat dan mudah dimengerti.

Apa saja prinsip yang ada dalam desain grafis?


Seperti halnya manusia yang memiliki prinsip yang ia pegang teguh dalam
menjalani kehidupan, begitu pula dengan desainer grafis. Ada prinsip-prinsip
yang harus dipegang teguh saat menghasilkan karya-karya yang luar biasa.

Prinsip utama yang wajib menjadi pedoman setiap desainer grafis adalah
bahwa setiap desain yang dihasilkan harus bersifat komunikatif, karena
kegunaan desain itu sendiri tak lain adalah sebagai sarana komunikasi,
seperti yang telah disampaikan di atas.

Prinsip-prinsip pendukung lainnya yang juga sebaiknya dipegang teguh oleh


para desainer grafis adalah kesederhanaan, keseimbangan, kesatuan,
penekanan, irama dan proporsi. Kami mencoba menjelaskannya secara
sederhana saja di dalam artikel ini.

Mengapa kesederhanaan? Tujuan dari desain adalah memudahkan pembaca


memahami apa yang disampaikan. Oleh karena itu, kesederhanaan perlu
diingat pada saat desainer grafis melakukan pekerjaannya.

Bagaimana dengan keseimbangan? Secara visual, desain baiknya memiliki


dua keseimbangan, yaitu keseimbangan formal dan keseimbangan informal.
Keseimbangan formal misalnya berupa konsistensi dalam penggunaan
elemen-elemen desain. Sementara yang dimaksud dengan keseimbangan
informal adalah desain sebaiknya meninggalkan kesan dinamis dan fleksibel.

Prinsip ketiga adalah kesatuan. Isi pokok dari komposisi suatu desain harus
dapat menyatu sehingga terlihat utuh sebagai satu kesatuan.

Lalu, apa itu penekanan? Penekanan, atau istilah kerennya aksentuasi,


adalah bahwa sebuah desain harus dapat menarik perhatian orang yang
melihatnya. Desain yang berhasil adalah desain yang mampu membuat
target audience-nya mengerti sehingga mereka pun tergerak untuk dapat
membagikan informasi tersebut kepada orang lain.

Irama, bagaimana dengan irama? Sebuah karya seni selalu memiliki unsur-
unsur pendukung. Irama merupakan pengulangan dari unsur-unsur tersebut.

Prinsip terakhir dalam desain grafis adalah proporsi. Untuk memperoleh


keseimbangan desain diperlukan perbandingan. Agar sebuah bidang terlihat
proporsional, perbandingan matematisnya harus tepat.

Apa saja unsur yang ada dalam desain grafis?


Desain harus memiliki unsur-unsur penting ini: garis, bentuk, tekstur, ruang,
ukuran dan warna.

Unsur dasar yang diperlukan untuk membentuk sesuatu adalah garis. Tanpa
adanya garis, unsur desain yang satu dan yang lain tidak bisa terhubung.

Unsur kedua dalam desain grafis adalah bentuk. Bentuk-bentuk umum yang
diketahui orang banyak antara lain segitiga, lingkaran, persegi dan persegi
panjang.

Lalu, yang ketiga adalah tekstur. Apa itu tekstur? Tekstur adalah tampilan
luar dari sebuah bentuk yang dapat dilihat atau dirasakan.

Unsur berikutnya adalah ruang. Ruang diperlukan untuk memperindah


sebuah desain. Bayangkan jika tidak ada jarak sama sekali, bentuk-bentuk
yang ada di dalam desain akan saling menempel.

Selanjutnya, ada ukuran. Objek yang memiliki ukuran yang lebih besar atau
dominan mengindikasikan bahwa objek tersebut lebih penting dibanding
objek yang berukuran kecil. Itulah pentingnya unsur ukuran.

Warna melengkapi unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah desain.


Pemilihan warna sangatlah penting dalam menentukan keindahan suatu
desain. Pemilihan warna berpengaruh terhadap kesan yang diterima
oleh pembaca. Pemilihan warna dapat memengaruhi suasana hati seseorang.
Masing-masing warna juga memiliki profil identitasnya sendiri.

– Cetak kartu nama


– Cetak kalender
– Cetak brosur
– Cetak poster
– Id card
– Roll Up Banner
– Kemasan
– x banner
dan masih banyak produk lainnya

https://uprint.id/blog/desain-grafis/

Apa Itu Desain Grafis


Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal-hal yang menyangkut tentang desain
grafis, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan
desain grafis. Desain Grafis berasal dari 2 buah kata yaitu Desain dan Grafis. Kata desain
sendiri memiliki arti yaitu sebuah proses atau perbuatan dengan mengatur segala
sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sedangkan grafis sendiri memiliki arti yaitu
titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak.

Jadi dengan pengertian yang sudah dituturkan di atas tadi, dapat diartikan bahwa desain
grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan
ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa
menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu
yang khusus atau sangat berguna dalam bidang gambar. Ilmu desain grafis mencakup
seni visual, tipografi, tata letak dan desain interaksi.

Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah,
dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga
diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif
atau desain multimedia. Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan
pemikiran tentang desain. Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain
lingkungan yang mencakup pengolahan ruang.

Definisi Desain Grafis sendiri adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang
memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan,
atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu
permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan.
Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti
gambar atau fotografi. Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan,
packaging, perfilman, dan lain-lain.

Saat ini, desain grafis lebih dikenal dengan “desain komunikasi visual” atau biasa
disingkat dengan sebutan DKV. Disebut seperti itu karena peran desain grafis dalam
mengkomunikasikan pesan dan informasi kepada audiens dengan cara sentuhan visual
yang sangat kental, seperti: warna, ilustrasi, tipografi, garis dan sebagainya. Bahkan,
desain grafis sering dikategorikan sebagai commercial art karena merupakan paduan
antara seni rupa dengan komunikasi untuk tujuan bisnis.

Sejarah Desain Grafis


Awal mula perjalanan sejarah mengenai desain grafis dapat ditelusuri melalui jejak
peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol) yang
berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena
gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora,
fauna,landscape dan lain-lain). Bangsa mesir termasuk salah satu masyarakat yang
pertama kali menciptakan media bentuk tulisan menggunakan gambar-gambar yang
lebih dikenal Huruf Hieroglyphe. Mereka menggunakan gambar-gambar tersebut unutk
menceritakan peristiwa besar yang terjadi pada jaman mereka.

Tulisan/aksara merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya
lebih kompleks dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia
memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah
menggunakan coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang.
Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Desain grafis sebagai media komunikasi sudah dikenal sejak masa prasejarah dan hampir
setua peradaban manusia. Hal ini dapat dilihat pada jaman paleo-lithicum di gua lascaux,
Prancis selatan, yang banyak ditemukan gambar-gambar binatang dan manusia pra
sejarah. Gambar pada dinding tersebut memang tidak dibuat untuk tujuan seni, tetapi
lebih sebagai komunikasi visual untuk tujuan ritual dan praktis demi kelangsungan hidup
mereka. Meski demikian, pada saat manusia prasejarah memilih media, menentukan awal
goresan, dan memperhitungkan ukuran gambar, sebenarnya mereka telah mendesain.

Lambang/aksara sebagai alat komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun
SM), yang saat itu menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh
bangsa Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi huruf
hidup. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani,
membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan,
kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya bangsa
Romawi menetapkan alfabet dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H,
I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet
Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan
J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet
Latin menjadi 26.

Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku
menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum
ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon
untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi
tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk
mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa
huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi
lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan.
Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf
tersebut dapat dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.

Perkembangan proses cetak mencetak dimulai pada abad ke-15 dengan ditemukannya
mesin alat cetak oleh Johanes Gutenberg (1398-1468) di jerman. pada tahun 1455 di
Mainz Jerman, untuk pertama kalinya hasil cetakan yang dibuat adalah 42 baris kalimat
yang diambil dari Bible menggunakan jenis font Texture Blackletter. Pada perkembangan
berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan tehnik cetak Lithografi. berbeda
dengan mesin cetak Gutenberg yang memanfaatkan tehnik cetak tinggi. Tehnik cetak
Lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak
antara minyak dan air. Tehnik ini memungkin kan melakukan penggambaran secara lebih
leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya
pemisahan warna. Pada masa inilah seni poster mulai berkembang dengan pesat. Masa
keemasan ini disebut sebagai The Golden Age of The Poster.

Sekarang ini, hal-hal mengenai desain grafis sudah berkembang dengan sangat cepat.
Hal tersebut terbukti dengan banyakanya software-software yang bisa digunakan
dengan mudah untuk mengembangkan desain grafis itu sendiri.

Jenis – Jenis Desain Grafis


Desain grafis sendiri juga memiliki beberapa jenis yang terbagi berdasarkan jenis
kemampuannya. Berikut adalah penjelasannya :

 Drafter
Jenis desain grafis berdasarkan jenis kemampuannya yang pertama adalah drafter.
Drafter sendiri maksudnya adalah desainer yang mana memang dikhususkan untuk
membuat arsitektur dan rancang bangun yang simetris dan digunakan untuk keperluan
pembuatan sesuatu yang memerlukan ketelitian tinggi dan rancangan yang presisi.
Drafter dikhususkan pada orang orang yang ahli di software (Autocad, Archicad, 3d revit
architecture). Drafter sendiri angat dibutuhkan di dunia arsitektur dan industri.

 Editor
Editor merupakan desainer yang khusus untuk membuat cover, sampul, banner, dan lain
sebagainya. Dan juga membuat karya karya desain grafis misalnya: brosur, kartu nama,
pin, logo, poster, dan yang lainnya. Editor adalah profesi yang memerlukan sentuhan
pandangan dan imajinasi yang luas. Dan software yang harus dikuasai adalah : Corel
draw,Adobe Photoshop,Freehand,Illustrator. Sangat dibutuhkan di dunia periklanan dan
publikasi.

 Layouter
Layouter adalah desainer yang khusus untuk membuat tatanan layout sebuah majalah
atau koran atau publikasi yang lainya dan diharuskan mempunyai feel untuk tata letak
agar enak dilihat. Sedangkan aplikasi yang harus dikuasai adalah Adobe Page Maker,
MS.Publisher, Adobe In Design. Sangat dibutuhkan dipercetakan dan industri
koran/buku/majalah.

 Art Director
Desainer khusus untuk membuat karya karya seni dari komputer yang bisa digunakan
untuk visual effects ataupun hanya untuk hiasan saja. Membutuhkan kreativitas tinggi
untuk membuat karya agung yang akan dibuat. Sedangkan software yang harus dikuasai
adalah : Corel draw, Photoshop, Photo paint, Art creator. Sangat dibutuhkan di dunia
perfilman, seniman visualisator, foto editing effects.

 Fotografer
Desianer khusus yang selain melakukan pengeditan foto juga merangkap sebagai
fotografer, harus memiliki talenta khas fotografer serta mampu mengedit foto sesuai
event atau yang perfect. Membutuhkan intelegensi tinggi kreativitas tinggi dan harus
menguasai adobe photoshop,ieworks,photo studio. Sangat dibutuhkan didunia fotografi,
foto editor, wartawan, dsb.
 Animator
Desainer khusus bekerja pada bidang motion graphic, iklan atau film fantasi. Harus
memiliki daya tahan tinggi, pengetahuan yang cukup tinggi , pengalaman dan harus
menguasai Macromedia Flash, Adobe Flash, After Effects, 3d Maya, Gif Animator dan
Corel Rave. Dibutuhkan di dunia advertising, perfilman, pertelevisian.

 Visualisator
Desainer khusus untuk memberikan gambaran sebuah produk atau karya dalam bentuk
real / 3d dan harus memiliki kemampuan otak kanan yang cukup tinggi serta harus
menguasai 3d Max, Autocad, Swift 3d, Digital Clay. Sangat dibutuhkan di dunia
visualisasi produk dan presentasi produk.
 Video Editor

Desainer khusus untuk mengedit video atau film dan juga merangkap sebagai video
shooter, harus memiliki imajinasi tinggi dan harus menguasai Adobe After Effects, 3d
Maya, Adobe Premiere, Ulead Video Studio, Sony Vegas, Pinneacle. Sangat dibutuhkan
di dunia perfilman dan industri musik.

 Integrated Desainer

Desainer khusus yang membutuhkan integrasi dengan programmer misalnya pembuatan


game, cd interaktif, web
desain, dsb. Integrated desainer diharuskan untuk menguasai hampir semua elemen
desain. Sangat dibutuhkan di industri informatika.
Unsur – Unsur Yang Terdapat Dalam Desain Grafis
Desain Grafis memiliki beberapa unsur berbeda yang terdapat di dalamnya. Unsur-unsur
inilah yang menentukan baik dan buruknya sebuah desain grafis. Berikut adalah
penjelasannya.

 Garis (Line)
Garis merupakan unsur dasar dalam sebuah bentuk desain. Unsur garis adalah unsur
yang merupakan titik/poin yang saling terhubung dengan titik/poin lainnya yang akan
membentuk sebuah bentukan gambar garis seperti garis lurus, lengkung, zigzag, tidak
beraturan, horizontal, vertikal, diagonal.

 Bentuk/Bidang (Shape)
Shape adalah sebuah bentukan yang memiliki bentuk seperti lingkaran (circle), kotak
(rectangle), segitiga (triangle) ataupun bentukan lain yang memiliki diameter tinggi dan
lebar.

 Tekstur (Texture)
Pada desain grafis, tekstur merupakan tampilan dari sebuah gambar (desain) yang pada
visualisasi permukaannya memiliki suatu bentuk, corak dan pola yang bisa dilihat dan
dicermati oleh mata bahwa permukaan gambar tersebut terlihat halus, kasar, lembut.
Contohnya terlihat seperti permukaan kulit kayu, kain, dinding, canvas.

 Ruang/Jarak (Space)
Space adalah ruang atau jarak antara elemen-elemen yang terdapat pada desain grafis.
Elemen-elemen tersebut berupa object, background, dan text. Perpaduan antar elemen
tersebut harus disesuaikan space-nya sehingga desain yang diperoleh akan
membuahkan hasil yang maksimal karena memberikan kesan menarik dan profesional
bagi mata yang melihat.

 Ukuran (Size)
Ukuran adalah unsur yang sangat penting dalam desain grafis. Ukuran dalam hal ini
adalah panjang dan pendek, tinggi dan rendah, serta besar dan kecilnya sebuah objek.
Objek yang mau diperlihatkan lebih dulu (ditonjolkan) akan memiliki ukuran lebih besar
dari objek lainnya yang tidak ditonjolkan. Sangat dianjurkan untuk melakukan
pencocokan ukuran pada masing-masing objek atau teks yang ada pada setiap desain
supaya tidak terlihat aneh tetapi terlihat lebih sedap dan mantap untuk dilihat.
Contohnya deskripsi gambar tidak lebih besar dari gambar itu sendiri.

 Warna (Color)
Warna juga adalah unsur yang sangat kompleks untuk diperhatikan. Pemilihan warna
menentukan arah dan tujuan sebuah desain grafis, karena warna mewakili visual yang
bisa dinilai oleh mata. Ketika mata melihat ke warna yang kurang cocok atau tidak sesuai
maka otomatis desain yang dibuat akan ternilai tidak bagus atau tidak sesuai. Untuk itu
perpaduan warna untuk sebuah desain sebaiknya hanya di padukan pada warna yang
bisa menyatu dengan warna latar atau objek ataupun teks. Contohnya warna latar yang
hitam bisa dipadukan dengan objek atau teks yang berwarna putih. Terlalu banyak warna
juga akan menimbulkan kesan norak (memiliki warna yang terlalu banyak). Maka berhati-
hatilah dalam memilih warna.

 Gelap-terang (Value)
Value merupakan unsur yang menentukan sebuah desain menjadi lebih indah dipandang
mata atau tidak. Value tersebut adalah gelap terangnya warna sebuah objek, background
(latar), atau teks. Sebuah warna yang akan diterangkan dapat menghasilkan warna yang
lebih muda, sebaliknya sebuah warna yang akan digelapkan dapat menghasilkan warna
tua. Contohnya warna biru diterangkan akan menghasilkan warna biru muda, dan
sebaliknya jika digelapkan akan menghasilkan warna biru tua. Begitu halnya dalam
mendesain, harus, memiliki keahlian dalam melakukan value pada desain yang dibuat
dengan skala yang tepat dan sesuai dengan tujuan desain sehingga akan terlihat lebih
profesional.

Prinsip Desain Grafis


Seperti layaknya manusia, desain grafis juga memiliki prinsip. Yang mana prinsip yang
ada pada desain grafis harus ditampilkan agar desain yang dibuat bisa bersifat
komunikatif dan mudah untuk dimengerti. Berikut adalah beberapa prinsip yang ada
pada desain grafis.

Kesederhanaan
Hal ini sangat logis demi kepentingan kemudahan pembaca memahami isi pesan yang
disampaikan. Dalam penggunaan huruf sebuah berita misalnya. Huruf judul (headline),
subjudul dan tubuh berita (body text) sebaiknya jangan menggunakan jenis font yang
ornamental dan njilimet, seperti huruf blackletter yang sulit dibaca. Desainer grafis lazim
juga menyebut prinsip ini sebagai KISS (Keep It Simple Stupid). Prinsip ini bisa diterapkan
dengan penggunaan elemen ruang kosong (white space) dan tidak menggunakan terlalu
banyak unsur-unsur aksesoris. Seperlunya saja.

Keseimbangan
Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan
dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual. Prinsip keseimbangan ada dua,
yaitu: keseimbangan formal (simetris) dan keseimbangan informal.

Keseimbangan formal memberikan kesan sempurna, resmi, kokoh, yakin dan bergengsi.
Keseimbangan formal juga menyinggung mengenai konsistensi dalam penggunaan
berbagai elemen desain. Semisal wana logo. Dalam desain kartu nama desain dibuat
dengan full color (F/C). Tetapi dengan pertimbangan agar desain lebih variatif dan tidak
membosankan, maka pada media desain yang berbeda kita membuat logo tersebut
dengan warna duotone. Nah, pada kondisi ini, gagasan variasi desain sebaiknya tidak
diperlukan. Apa jadinya kalau logo tersebut adalah logo sebuah produk barang.
Konsistensi juga sangat diperlukan sebagai kesan identitas yang melekat pada sebuah
merek produk. Kita tidak mau konsumen sampai lupa pada produk yang dijual.
Sedangkan keseimbangan informal bermanfaat menghasilkan kesan visual yang dinamis,
bebas, lepas, pop, meninggalkan sikap kaku, dan posmodernis.

Untuk menciptakan keseimbangan:

 Ulangi bentuk tertentu secara berkala, baik secara vertikal maupun horizontal.
 Pusat elemen pada halaman.
 Menempatkan beberapa visuals kecil di satu daerah untuk menyeimbangkan satu
blok besar gambar atau teks.
 Gunakan satu atau dua bentuk aneh dan membuat bentuk biasa.
 Keringanan teks potong-berat dengan terang, berwarna-warni visual.
 Meninggalkan banyak spasi besar sekitar blok teks atau foto gelap.
 Offset besar, gelap foto atau ilustrasi dengan beberapa lembar teks kecil, masing-
masing dikelilingi oleh banyak spasi.

Kesatuan
Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi
pokok dari komposisi. Contohnya adalah ilustrasi, garis dan teks diberi raster sehingga
memberikan kesan kesatuan terhadap pesan yang dimaksud.

Untuk membuat persatuan:

 Gunakan hanya satu atau dua typestyles dan berbeda ukuran atau berat untuk
kontras seluruh publikasi, presentasi, atau situs web.
 Konsisten dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subheads, keterangan,
headers, footers, dll di seluruh publikasi, presentasi, atau situs web.
 Menggunakan palet warna yang sama di seluruh.
 Mengulang warna, bentuk, atau tekstur yang berbeda di seluruh wilayah.
 Pilih visuals yang berbagi serupa warna, tema, atau bentuk.
 Memperderetkan foto dan teks yang sama dengan grid baris.

Penekanan (aksentuasi)
Penekanan dimaksudkan untuk menarik perhatian pembaca, sehingga ia mau melihat
dan membaca bagian desain yang dimaksud. Kalau dalam konteks desain surat kabar ini
bisa dilakukan dengan memberikan kotak raster atas sebuah berita. Hal ini akan
mengesankan pentingnya berita itu untuk dibaca oleh pembaca. Atau juga
membesarkan ukuran huruf pada judul berita, sehingga terlihat jauh berbeda dengan
berita lainnya. Penekanan juga dilakukan melalui perulangan ukuran, serta kontras antara
tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk atau motif.

Untuk membuat penekanan:

 Gunakan rangkaian merata spaced, persegi di samping foto yang digariskan foto
dengan bentuk yang tidak biasa.
 Letakkan bagian yang penting dari teks pada sudut melengkung atau sekaligus
menjaga semua jenis yang lainnya di kolom lurus.
 Gunakan huruf tebal, hitam untuk judul dan jenis subheads ringan teks dan banyak
lainnya untuk semua teks.
 Tempat yang besar di sebelah gambar kecil sedikit teks.
 Reverse (gunakan jenis putih) yang utama dari sebuah kotak hitam atau berwarna.
 Gunakan warna yang tidak biasa atau jenis font yang paling penting untuk informasi.
 Letakkan daftar yang ingin kita sorot di sidebar dalam kotak berbayang.

Irama (repetisi)
Irama merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni. Irama merupakan
selisih antara dua wujud yang terletak pada ruang, serupa dengan interval waktu antara
dua nada musik beruntun yang sama. Desain grafis mementingkan interval ruang atau
kekosongan atau jarak antar obyek. Misalnya jarak antarkolom. Jarak antar teks dengan
tepi kertas, jarak antar 10 foto di dalam satu halaman dan lain sebagainya.

Untuk membuat rhythm:

 Ulangi sejumlah elemen berbentuk mirip, bahkan dengan spasi putih di antara
masing-masing, untuk menciptakan sebuah ritme biasa.
 Ulangi rangkaian semakin besar elemen yang lebih besar dengan spasi putih di antara
setiap ritme yang progresif.
 Alternatif gelap, huruf tebal dan ringan, tipis jenis.
 Alternatif gelap halaman (dengan banyak jenis grafik atau gelap) dengan cahaya
halaman (dengan jenis lebih sedikit dan berwarna muda grafis).
 Mengulang bentuk yang sama di berbagai bidang sebuah layout.
 Ulangi elemen yang sama pada posisi yang sama pada setiap halaman yang dicetak
penerbitan seperti newsletter.

Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk
memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan – perbandingan
yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah
bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan
dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini
menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering
juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-
benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang
diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam
perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.

Demikianlah penjelasan mengenai desain grafis mulai dari pengertian hingga prinsip
yang harus ada di dalamnya. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan bagi kita semua yang membacanya.

https://www.sicily-news.com/seni/desain-grafis-pengertian-sejarah-jenis-unsur-serta-prinsip-yang-
ada-di-dalamnya/

Anda mungkin juga menyukai