Anda di halaman 1dari 9

Nama: Mardatillah

Kelas: Jurnalistika A

Nim: 50500116007

A. Fungsi Desain Grafis Komunikasi Visual

Desain adalah proses panjang dalam pekerjaan yang erat kaitannya dengan seni
untuk mencapai tujuan tertentu. (Ir. Suryanto Thabrani, M.M., 2003).

Desain Grafis adalah suatu proses pemikiran yang diwujudkan dalam gambar
(grafis). (Endang Endratman, S.T., 2008)

Penyamaan persepsi: Grafis ≠ Grafik

Istilah grafik telah dipakai untuk suatu bentuk grafis yang menghasilkan informasi
data yang dalam Bahasa Inggris disebut CHART.

Grafis berkaitan erat dengan VISUAL. Sesuatu yang tampak dapat dilihat oleh mata.

Fungsi Desain Grafis:

1. Produksi media informasi dan komunikasi

2. Produksi media promosi

3. Apresiasi seni dan kreativitas

4. Pekerjaan hobi

5. Menambahkan nilai estetika1

Secara garis besar ada 10 fungsi atau peranan Desain Grafis pada Media:

1. Komunikatif

Ada 5 cara untuk membuat karya visual menjadi komunikatif bagi audiensi.

1
Endang Endratman, S.T., 2008. “Tips & Trick Graphic Design”. Jurnal Unimus, hlm 1
1. Visualisasi pendukung agar mudah diterima olah sasaran.

2. Pelajari pesan yang akan disampaikan secara mendalam.

3. Pelajari kebiasaan dan hal-hal yang diminati/disukai oleh sasaran yang berkaitan
dengan hal visual (ikon, gambar dan elemen visual lain).

4. Olah pesan (verbal) menjadi pesan visual, dengan memperhatikan tanda-tanda pesan
visual yang dipahami publik, mudah, gampang, dan nyaman dilihat/dibaca.

5. Buatlah sederhana dan menarik.

2. Kreatif

Visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise (sering digunakan), agar
menarik perhatian. Rancangan elemen desain grafis (objek, warna, huruf, dan layout) dibuat
secara asli (original/baru). Penjelasan pesan disusun secara sistematik untuk kemudahan tata
alir dan alur (lancar). Kemudahan informasi didukung oleh navigasi dengan susunan tata
letak yang luwes tanpa meninggalkan kaidah komunikasi dan keindahan (fleksibel).

3. Sederhana

Visualisasi tidak rumit supaya kejelasan isi pesan mudah diterima dan diingat.
Pengembangan yang kompleks dapat menimbulkan ciri yang khas terhadap suatu eleman
visual. Hal itu akan lebih cepat menimbulkan kebosanan visual. Prinsip generalisasi
diperlukan untuk menyederhanakan elemen visual menjadi elemen yang paling mendasar
sehingga menimbulkan persepsi yang lebih luas dan lebih berumur panjang.

4. Kesatuan (Unity)

Penggunaan bahasa visual yang harmonis, utuh, dan senada agar materi pesan dipersepsi
secara utuh (komprehensif) yang menyatu dan harmonis di dalam sebuah karya grafis. Hal ini
menjadi sebuah upaya yang bertujuan memudahkan pengamat desain menangkap sebuah
nuansa visual yang tematik dan mempermudah proses pembentukan pemetaan hierarki
informasi yang hendak disampaikan.

5. Penggambaran Objek dalam Bentuk Image yang Presentatif


Gambar dapat berupa fotografi atau gambar informasi berupa tabel/diagram dan gambar
bergerak (animasi dan film). Gambar dapat diklasifikasi sebagai gambar latar belakang
desain atau gambar objek yang dapat memperjelas informasi.

6. Pemilihan Warna yang Sesuai

Penggunaan kunci warna atau panduan warna berdasar teori warna Munsel, untuk
mendapatkan warna-warna yang selaras. Harmoni dalam perpaduan warna dapat membuat
nuansa yang berbeda walaupun menggunakan gambar yang sama.

7. Tipografi (Font dan Susunan Huruf)

Untuk memvisualkan bahasa verbal agar mendukung isi pesan, baik secara fungsi
keterbacaan maupun fungsi psikologisnya, digunakan tipografi secara kreatif sesuai dengan
keperluan dan tidak berlebihan.Seorang pakar desainer grafis, William Caslon
mengungkapkan: “Tipografi adalah permainan keseimbangan dari suatu kalimat, bentuk
halaman, juga sebuah ungkapan visual yang membantu para pembaca memahami pesan yang
terkandung dalam konten sebuah halaman”

8. Tata Letak (Layout)

Layout adalah usaha untuk membentuk dan menata unsur-unsur grafis (teks dan gambar)
menjadi media komunikasi yang efektif. Jika data/unsur grafis dan warna yang akan dipakai
telah dipastikan sebelumnya, selanjutnya kita dapat melakukan proses layouting.Peletakan
dan susunan unsur-unsur visual harus terkendali dengan baik agar memperjelas
hierarki/tingkatan perhatian sasaran terhadap semua unsur yang ditampilkan.

9. Unsur Visual Bergerak (Animasi dan/atau Movie)

Animasi/movie yang dibuat sebagai daya tarik di media televisi, web, dan gadget.
Sebelumnya dibutuhkan storyboard yang merupakan acuan beberapa gambar untuk panduan
proses produksi syuting.

10. Navigasi (Ikon)


Ikon navigasi berfungsi sebagai tanda untuk mengeksekusi arah/tujuan yang
dikehendaki maka gunakan ikon navigasi yang akrab dan konsisten agar efektif dalam
penggunaannya. Ikon dirancang sederhana, berkarakter, dan menarik karena fungsinya hanya
pemandu.2

Menurut Pusat Apresiasi Desain Grafis Ada 4 Fungsi Grafis:

Merupakan suatu layanan yang bergerak dalam bidang desain grafis. Demikian
merupakan pengungkapan dari Arif Budiman sebagai director PETAK KUMPET :

1. Advertising

“Suatu layanan iklan dalam format komunikasi komersil dirancang untuk


mempromosikan penjualan suatu produk, jasa, papan nama pada institusi, organisasi, atau
untuk calon kantor politis”, (Microsoft Encarta, 2008)

 Advertising ini melayani bidang pembuatan promosi (above/below the line),


Corporate Identity (monotplic, endorse, branded) dan media Plecement. Media
informasi promosi dan presentasi pada kanvas grafis berbentuk iklan atau
advertensi yang meliputi dua media :

Media lini (above the line media) terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak, elektronik
(Radio, Tv, Bioskop) serta media luar ruang seperti billboard dan bus panel.

 Media lini (below the line media) terdiri dari seluruh media selain diatas seperti
direct mall, brosur, display material, agenda, souvenir.(Renald Kasali, 95:23)

Secara umum dapat dikatakan fungsi desain grafis pada dua bidang tersebut menyampaikan pesan
secara informative, persuasive, actractivedengan kaidah estetika desain grafis.

Corporate Identity, merupakan identitas yang kebanyakan berorientasi pada bisnis dan
selain itu banyak yang dapat diidentifikasi sebagai media yang juga berfungsi sebagai symbol
identitas yang mempunyai nilai informasi, sperti relief-relief candi, prasasti dan ukuran yang

2
Leonardo Adi Dharma Widya, S.Sn., M.Ds. & Andreas James Darmawan, S.Sn., M.Sn., Pengantar Desain Grafis (Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan, 2016), hlm.16-21
mengandung simbol, kendati hal tersebut belum biasa dikategorikan sebagai simbol grafis
namun maksud dan tujuannya memiliki kesamaan fungsi.

Stuktur corporate identity dibagi menjadi empat bagian yaitu :

a. Monotolic : perusahaan yang hanya menggunakan satu nama beserta tampilan yang khas
mewakili perusahaan tersebut. Contohnya : MITSUBISHI, TOSHIBA.

b. Endorsed : organisasi bisnis yang menggunakan nama beberapa perusahaan dan identitas atas
nama group. Contohnya : Sumber Baru, Inna (hotel).

c. Branded : perusahaan yang memproduksi barang lebih dari satu jenis dengan berbagai nama
merek-merek yang tidak ada hubungannya dengan nama perusahaan. Contoh : Indofood,
P&G.

d. Media Placement adalah media penempatan pada papan iklan yang sering ditemui pada
tempat-tempat publik. Seperti media promosi seperti bendera (flag), billboard, balon, stiker,
iklan yang ditempelkan pada kendaraan kantor atau armada angkutan.

2. Graphic Boutique

Adalah suatu jasa atau layanan promosi dibidang desainer atau lebih tepatnya sebagai
media output hard copy/percetakan, seperti annual report, brochure, poster, calendar, book,
postcard, invitation, packaging.

3. Multimedia

“Adalah ilmu pengetahuan dibidang computer berdasarkan pada presentasi informasi


yang menggunakan kombinasi teks, bunyi/suara, gambar, animasi dan video”, (Microsoft
Encarta ,2008).

Bentuk aplikasi dari multimedia ini berhubungan dengan web design, interactive CD,
CD presentation, opening tune, credit title dan short animation.

4. llustration

Merupakan hasil sketsa atau ilustrasi dari gambaran yang dihiasi dengan rangkaian teks
atau gambar untuk mempermudah dalam penyampaian suatu kejadian/cerita. Peranan yang
berada di bidang ilustrasi ini berupa layanan kreatif, seperti : manual drawing, digital
drawing, comic, story board3.

B. Sejarah Perjalanan Desain Grafis Komunikasi Visual

karya grafis dari waktu ke waktu memiliki alur yang menarik unttuk diikuti. Hal itu banyak
berkaitan dengan muatan filosofi yang terkandung dalam karya-karya masterpiece yang pernah
dibuat oleh seniman di masa lalu. Pengaruh dari karya masa lalu itu banyak yang masi dijadikan
patokan bagi karya-karya masa kini. Pada zaman prasejarah, karya grafis mula-mula dikenal
manusia dalam ilmu anthropolgi prasejarah adalah periode gambar-gambar dalam gua,
goresan-goresan tanda menggunakan tulang, dan gading gajah yang dibuat setelah periode
paleolitihicum 40.000 hingga 10.000tahun SM. Sedangkan pada Abad Modern, terdapat the
books of kells yang merupakan bibble yang dihiasi gambar-gambar indah berlapis emas,
yang dibuat dipertengahan abad ke VIII4.
Namun, bagaimana dengan perjalanan Desain Grafis itu sendiri di Indonesia?

Desain grafis sebagai suatu kegiatan sudah diketahui sejak abad ke-17, sejalan dengan
mulai digunakannya mesin cetak oleh pemerintah Hindia-Belanda, tetapi istilah desain grafis
sendiri barangkali baru mulai dikenal pada awal 1970-an, saat dua sekolah seni rupa tertua di
Indonesia, ITB dan STSRI Asri, memisahkan jurusan desain grafis (graphic design) dari seni
grafis (graphic art). Di STSRI Asri, menjadi jurusan seni reklame dan seni ilustrasi grafik

3
Edo Saputra, Pusat Apresiasi Desain Grafis Yogyakarta ( Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), hlm. 72-73

4
Adi Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Andi Offset, 2018), hlm. 101.
yang dikelompokkan sebagai seni terpakai (applied art), untuk membedakannya dengan
kelompok seni murni (fine art), seperti seni lukis, seni patung dan seni 32 grafis. Lulusan dari
kedua perguruan tinggi ini pun disebut desainer grafis.
Kala itu, sebagian besar desainer grafis bekerja sebagai karyawan di perusahaan
penerbitan (buku, majalah atau koran), perusahaan periklanan, percetakan, atau freelance.
Ada juga yang memilih spesialisasi tertentu dan bekerja, misalnya di perusahaan packaging
(PT GURU) dan perusahaan uang (PERURI). Pada tahun 1976, Matari Advertising merintis
pemisahan desainer iklan (khusus above-the-line) dan desainer grafis (khusus below-the-
line). Desainer grafis saat itu rata-rata masih merangkap sebagai art director atau creative
director. Kalau desainer iklan menjadi mata rantai terakhir dari proses panjang terciptanya
sebuah iklan sebelum ditampilkan di media, desainer grafis bisa saja menjadi satu-satunya
mata rantai atau mata rantai utama terciptanya sebuah karya desain grafis.
Akhir 1970-an dan seterusnya, tumbuh perusahaan-perusahaan desain grafis yang
sepenuhnya dipimpin oleh desainer grafis. Berbeda dengan biro iklan, perusahaan-
perusahaan ini mengkhususkan diri pada desain-desain non-iklan, beberapa di antaranya
adalah Vision (Karnadi), Grapik Grapos (Wagiono, Djodjo Gozali, S Prinka dan Priyanto S),
Citra Indonesia (Tjahjono Abdi dan Hanny Kardinata) dan GUA Graphic (Gauri Nasution).
Di Bandung sebelumnya sudah ada design center Decenta yang didirikan pada tahun 1973,
antara lain oleh AD Pirous, T Sutanto, Priyanto S, yang menangani beragam produk desain
grafis, mulai sampul buku, kartu ucapan, logo, kalender, pameran dan elemen estetis gedung.
Pertumbuhan usaha di bidang desain grafis ini seiring sejalan dengan perkembangan sekolah-
sekolah desain grafis, misalnya di Jakarta berdiri LPKJ (1976) dan Trisakti (1979).
Pada tanggal 16-24 Juni 1980 di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, jalan
Menteng Raya 25, Jakarta diselenggarakan pameran desain grafis oleh tiga desainer grafis
Indonesia: Gauri Nasution, Didit Chris Purnomo dan Hanny Kardinata, bertajuk “Pameran
Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit”. Pameran ini membawa misi utama
memperkenalkan profesi desainer grafis ke masyarakat luas serta memamerkan kekuatan
desain grafis modern dalam dunia perwajahan kita. Pameran ini tercatat sebagai pameran
desain grafis pertama di Indonesia yang diadakan oleh desainer- desainer grafis Indonesia
(”Pameran Rancangan Grafis Hanny, Gauri, Didit - Mau Merubah Dunia”, Agus Dermawan
T, Kompas, 25 Juni 1980, hal. 6). Beberapa pameran seni grafis memang pernah diadakan
tetapi bukan pameran desain grafis, sementara pameran-pameran desain grafis yang
sebelumnya pernah diadakan mengusung karya desainer-desainer dari luar Indonesia. Sesuai
dengan misi yang disandangnya, pameran ini menyodorkan bukan saja hasil akhir dari
berbagai produk desain grafis seperti logo, tipografi, layout majalah, ilustrasi, poster, sampul
buku, sampul kaset dan lain-lain, tetapi juga proses kreatif serta proses cetaknya5.
memasuki abad ke-21 merupakan era yang hampir semua orang dapat membaca dan
menulis menjadikan persoalan apakah gambar atau diagaram masih diperlukan untuk
berkomunikasi? Jawabannya: Tentu! Karena untuk dapat memahami dan mengerti tentang
bentuk-bentuk yang kompleks dalam komunikasi diperlukan tampilan gambar atau
grafis agar dapat membantu dan memperjelas makna tentang sebuah tulisan. Persoalan-
persoalan yang muncul semakin beragam dengan berkembangnya isu-isu antara lain
tentang lingkungan, konflik, dan persoalan-persoalan sosial lainnya, menjadikan desain
grafis berfungsi sebagai penggugah kesadaran masyarakat akan bahaya ancaman global
warming yang bersumber dari kerusakan alam, eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan, dan persoalan sosial lainnya (Umar Hadi, 2007:9-11).

Dari segi komersil, desain grafis diharapkan mampu memenuhi harapan-harapan


para pengusaha dalam memasarkan produk-produknya dalam kaitannya dengan
promosi periklanan (advertising campaign) sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai upaya meningkatkan ekonomi usahanya.Era globalisasi menjadikan upaya-upaya
penyebaran informasi dan pesan menjadi lebih canggih karena didukung oleh teknologi
yang memungkinkan interaksi penyampaian informasi dan pesan antar negara menjadi
semakin tak terbatas.6

5
Edo Saputra, Pusat Apresiasi Desain Grafis Yogyakarta ( Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010), hlm. 32-35

6
Amy E. Arnston, Graphicc Design : Basics, (United States of America : Thomson Wadswords)
DAFTAR PUSTAKA

2008, Endratman Endang , Tips & Trick Graphic Design, Jurnal Enimus

2016, Leonardo Adi Dharma Widya, S.Sn., M.Ds. & Andreas James Darmawan, S.Sn., M.Sn.,
Pengantar Desain Grafis, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Amy E. Arnston, Graphicc Design : Basics, (United States of America : Thomson Joneta

2010, Saputra Edo, Pusat Apresiasi Desain Grafis Yogyakarta, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta

2018, Kusrianto Adi, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai