Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

DESIGN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun
O
L
E
H
Kelompok 2
Nama Ketua : Syahrul Ramadan
Nama Anggota : Deardo
Ari Vivian Dari
Sri Nurdiana Siahaan
Chintia Adira Harianja
Diah Fatrisiah
Sudirman
Ronald

Dosen Pengampu : Iin Parlina S.Kom

1
KATA PENGANTAR

Dengan selalu Mengucapakan terima kasih kepada tuhan yang maha esa
yang telah melancarakan pekerjaan kami untuk membuat Makalah yang berjudul
DESIGN KOMUNIKASI VISUAL.

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu Tugas
MataKuliah Pengolahan Citra sebagai bahan persentasi. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Pematang Siantar, 4 Mei 2017

Penyusun

1
i
Daftar Isi

BAB I

A. Pengertian dan Sejarah Desain Komunikasi Visual


B. Manusia Sebagai Komunikator Grafis
C. Fungsi Desain Grafis
D. Pengertian Layout
E. Revolusi Industri Sejak Perang Dunia
F. Jenis Jenis Desain

BAB II

A. Komunikasi Dalam Periklanan


B. Efektifitas Komunikasi dalam Periklanan
C. Komunikasi Persuasif dalam Periklanan

BAB III

A. Unsur-Unsur Desain Grafis

Daftar Pustaka

ii 2
BAB I

A. Pengertian dan Sejarah Desain Komunikasi Visual

Desain Grafis sering disebut dengan Grafis Komunikasi atau


DesainKomunikasi Visual. Beberapa istilah tersebut sering menjadi
pertanyaan bahkan perdebatan, karena pada perguruan tinggi sering
menggunakan istilah Desain Komunikasi Visual (DKV), sedangkan
kursus-kursus seringmenggunakan istilah Desain Grafis, dan di SMK Seni
Rupa (dahulu SMSR) menggunakan istilah Grafis Komunikasi.

MenurutPujirianto(2005:1-75)menjelaskan bahwa desain grafis


dapat diartikan sebagai proses pemikiran untuk mengalihkan gagasan
dalam wujud gambar. Dalam proses mendesain ini seseorang desainer
dapat mempergunakan peralatan manual seperti kuas atau dengan
teknologi komputer.

Graphic Design atau Desain Grafis adalah suatu istilah penamaan


yang mengacu pada latar dua matra atau dua dimensi yang bervariasi baik
format dan kompleksitasnya ( Preble, Duane and Sarah,1985:211).
Sedangkan Graphic Communication atau Grafis Komunikasi lebih
menekankan pada aspek komunikasi yang terkandung di dalamnya
(Feldman, Edmund Burke,1987:62). Sedangkan dari sudut media karena
sifat keberadaannya yang kasat mata maka hal ini sering diistilahkan
dengan Visual Communication Design atau Desain Komunikasi Visual
(Freddy Adiono Basuki, 2000:1).

1
Sebenarnya masalah perubahan nama dari Desain Grafis menjadi
Desain Komunikasi Visual di Indonesia lebih disebabkan oleh tuntutan
industri saja. Cakupan materinya ditambah dan targetnya diperluas. Desain
Grafis lebih mengacu pada profesi yang lebih dulu ada, pada saat ruang
lingkup desainer grafis lebih banyak menggunakan media cetak. Seiring
berkembangnya zaman, muncul media baru sehingga pesan visual tidak
lagi hadir sebagai media cetak saja tetapi juga hadir di media elektronik
seperti film dan TV dan akhirnya di media interaktif seperti web di
internet. Media-media baru tersebut tentunya membutuhkan desain yang
berbeda dibanding dengan media cetak karena posisi media elektronik dan
interaktif di masyarakat untuk waktu-waktu sekarang sedang hot,
sehingga sebetulnya untuk pengistilahannya akan lebih tepat jika
menggunakan istilah Desain Komunikasi Visual.

Sejatinya, desain grafis erat hubungannya dengan proses cetak-


mencetak. Melalui media cetakan ini, desain grafis berfungsi sebagai
media penghubung antara pihak yang berkepentingan guna mengantisipasi
kebutuhan-kebutuhan baik yang datangnya dari dunia usaha/bisnis maupun
bidang sosial dan hal-hal yang berkaitan dengan media komunikasi.
Tujuan desain grafis di sini bersifat komersil dan sosial. Tujuan komersil
jelas berfungsi untuk menciptakan karya desain grafis yang mampu
memberikan propaganda kepada masyarakat untuk membeli produk
komersil guna mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Sedangkan desain grafis yang memiliki tujuan sosial lebih


menitikberatkan pada penyampaian informasi dan pesan sosial kepada
masyarakat atau yang lebih sering disebut dengan Iklan Layanan
Masyarakat.

2
B. Manusia Sebagai Komunikator Grafis

Manusia dilahirkan sebagai Komunikator Grafis. Kenapa? Kok


bisa? Komunikasi Grafis merupakan salah satu bagian yang paling natural
atau alami dalam informasi komunikasi karena merupakan hal yang alami
seperti halnya kita berbicara atau berjalan yang tentunya melalui proses
pembelajaran dan adaptasi. Sebagai contoh seorang anak balita yang
sedang menggoreskan pensil atau pastel di atas kertas, dari sekedar coretan
yang tidak berbentuk, lama kelamaan menjadi mirip sesuatu , entah berupa
gambar sosok orang, binatang, bunga atau sesuatu yang lain. Kemudian
seiring bertambahnya usia, manusia akan semakin dapat mengorganisir
dan kemudian membentuk sesuatu hal yang lebih dapat dimengerti oleh
orang lain, maka dari sinilah diketahui bahwa seorang manusia sudah
menjadi Komunikator Grafis yang kemudian apabila dikembangkan
akan menjadi suatu bentuk komunikasi yang lebih kompleks lagi yaitu
yang sering disebut dengan Desain Grafis, yaitu usaha penyampaian
komunikasi atau informasi melalui bahasa gambar atau visual maupun
tulisan.

Desain grafis sebagai salah satu cabang dari disiplin desain hakikat
keberadaannya merupakan hasil upaya pengungkapan pemecahan masalah
yang di dalamnya terdapat dua hal penting yaitu proses dan konsep. Proses
merupakan proses berfikir akan membentuk sesuatu dengan
menggabungkan antara fakta, konstruksi, fungsi, dan estetika, sedangkan
konsep adalah untuk memecahkan fenomena bentuk, bahan, teknik, rupa,
fungsi guna yang dinyatakan dalam bentuk gambar. Jadi, pada hakikatnya
sebuah desain adalah merupakan sebuah proses yang dimulai dari
penggalian ide, memilih dan menyusun elemen desain, bentuk, bahan,
sampai pada tahap pemecahan masalah yang dicipta menjadi suatu tatanan
atau susunan bentuk yang harmonis, estetis, dan komunikatif.

3
Jadi, Desain Grafis merupakan karya yang padat teknologi, karena
memiliki dampak komprehensif kepada khalayak sasaran, sebab
keberadaannya mampu menginformasikan produk baru kepada konsumen,
memiliki kharisma untuk mengajak konsumen membeli dan menggunakan
barang jasa yang ditawarkan, dan mampu merangsang khalayak untuk
berfikir perihal yang selama ini tidak terpikirkan.

C. Fungsi Desain Grafis

Desain grafis sebagai media komunikasi melalui gambar atau


gambar yang memiliki pesan tertentu telah dikenal sejak zaman
prasejarah. Desain grafis hampir setua peradaban manusia. Hal ini dapat
dilihat pada zaman Palaeolithicum di Gua Lascaux Prancis Selatan telah
ditemukan gambar - gambar binatang dari manusia pra sejarah. Gambar
itu berupa goresan dengan pigmen hitam kemerahan yang dicampur
dengan arang dan bahan pencampurnya adalah lemak binatang. Goresan
pada dinding tersebut memang bukan dibuat untuk tujuan seni atau
keindahan, tetapi hanyalah sebagai komunikasi visual untuk tujuan ritual
dan praktis demi kelangsungan hidup mereka. Meski demikian pada saat
manusia prasejarah tersebut memilih media, menentukan awal goresan,
dan memperhitungkan ukuran gambar, sebenarnya mereka telah
mendesain (Mawardi Rahimin, 1996:1).

Lukisan dinding gua lainnya yang ada di Indonesia, ditemukan di


dinding Gua Pattae Kere di dekat Maros, Sulawesi Selatan berupa lukisan
babi hutan yang fungsinya sama seperti yang terdapat di Gua Lascaux
(Soedarso Sp, 2006:3).

4
Masyarakat pada masa itu meninggalkan pesan melalui gambar -
gambar. Mereka dapat bercerita dan memberikan catatan bagaimana
berburu dan di daerah mana padang perburuannya yang terbaik melalui
bahasa gambar. Pada masa ini para ahli sejarah dapat belajar banyak
tentang tatacara berburu pada masyarakat zaman prasejarah, struktur
kelompok dan kepercayaannya dengan membaca gambar-gambar yang
terdapat pada gua dan situs-situs lainnya.

Bangsa Mesir termasuk salah satu di antara masyarakat yang


pertama kali menciptakan bentuk tulisan menggunakan gambar-gambar.
Gambar tulisan tersebut yang dikenal dengan sebutan Huruf Hieroglyphe.
Bangsa Mesir menggunakan gambar-gambar tersebut untuk menceritakan
peristiwa besar yang terjadi pada masa itu, yang biasanya digoreskan pada
dinding piramid. Gambar-gambar pada dinding piramid berbentuk seperti
lembaran - lembaran komik yang dalam gambar adegan terdapat huruf
hieroglyphe tersebut.

Bangsa Yunani dan Romawi mengembangkan sistem komunikasi


yang disebut tulisan. Mereka mengembangkan abjad dan menciptakan
buku - buku dalam bentuk gulungan. Pada awalnya alfabet latin hanya
terdiri dari 21 huruf saja, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P,
Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet
latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari Yunani. Tiga huruf
tambahan yaitu J, U, dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga
jumlah keseluruhan huruf alfabet latin menjadi 26
(http//www.desaingrafisindonesia.com). Penggunaan alfabet dalam
penulisan buku-buku menggunakan huruf latin dan gambar-gambar untuk
memaparkan dan meninggalkan sejarah tentang mereka kepada generasi
yang akan datang. Hanya saja permasalahannya untuk bahasa tulis

5
biasanya hanya dimengerti oleh kaum terpelajar saja, sehingga gambar-
gambar masih merupakan perwujudan dalam berkomunikasi untuk
menyampaikan sebuah pesan. Monumen yang memberikan catatan dan
informasi tentang kejayaan bangsa Romawi pada saat itu adalah
Triumphal Arch, yang berupa gambar-gambar yang sederhana dan dipadu
dengan tulisan terkait dengan peristiwa kerajaan.

Pada abad pertengahan permasalahan terkait dengan keagamaan


sangat populer. Catatan tulisan yang dibuat oleh para ahli filosofi hanya
dapat dibaca dan dipelajari oleh dewan gereja maupun orang kaya.
Sedangkan orang miskin cara menyampaikan pesan adalah menggunakan
media gambar yang dilukiskan pada dinding dan langit-langit atap gereja.
Hal ini memiliki maksud bahwa dengan diletakkan di sana orang-orang
akan dapat membaca cerita-cerita kitab suci. Lukisan dinding karya
Michellangelo yang berjudul Pengadilan Terakhir/Hari Kiamat
menceritakan tentang pesan yang akan terjadi pada manusia di akhir
dunia.

D. Pengertian Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang
berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan
artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan
utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi
komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca
menerima informasi yang disajikan.

Prinsip-prinsip yang Berhubungan dengan Layout

6
1. Kesederhanaan
Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan daya tangkap rata-rata
manusia di dalam menerima informasi. Secara insting manusia menginginkan
kesederhanaan dalam menerima informasi. Namun dalam penyederhanaan juga
harus memperhatikan segmen kepada siapa informasi itu akan disampaikan.
2. Kontras
Amat diperlukan guna menarik perhatian, memberi penekanan terhadap
elemen atau pesan yang ingin disampaikan. Berikut ini tips yang dapat menarik
perhatian terhadap pesan yang akan disampaikan, yaitu menggunakan style bold
dan italic pada body teks, memilihkan huruf display yang lebih atraktif,
gunakan kontras warna, ada tekstur dalam latar belakang, memperbesar bagian
tertentu yang ingin ditonjolkan.
3. Keseimbangan
Suatu hal yang amat penting dalam penyampaian suatu informasi.
Keseimbangan dapat merupakan keseimbangan yang formal, dengan susunan
yang simetris. Susunan yang simetris mampu memberi kesan yang formal,
seimabang, dapat dipercaya dan mapan. Sebaliknya susunan yang asimetris
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu dinamika, energi serta pesan
yang tidak formal.
4. Keharmonisan

Maksud dari harmoni ialah memiliki keselarasan antara satu elemen


dengan elemen grafis yang lain. Harmoni dapat diwujudkan dalam 2 bentuk,
yaitu:
a. Harmoni dari segi bentuk
Harmoni yang dilihat dari bentuk ialah dimana adanya keserasian dalam
penempatan elemen grafis. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya
apakah itu kartu nama, stiker, poster dan sebagainya. Pemilihan bentuk huruf

7
juga memiliki peranan yang penting sebagaimana untuk tujuan apa desain itu
dibuat.
b. Harmoni dari segi warna
Warna memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna
memiliki sifatnya masing-masing, seperti merah yang memiliki arti berani, biru
yang memiliki kesan tenang dan lain sebagainya. Lihat kembali tujuan dari
desain yang telah dibuat, karena ketepatan dalam memilih warna dapat
membuat informasi yang didalamnya menjadi lebih efektif.
5. Stressing
Dalam pengertian bahasanya disebut sebagai sebuah penekanan,
memiliki fungsi untuk memberikan titik-titik tertentu yang memperoleh fokus
perhatian. Streesing lebih mengarah kepada titik perhatian atau eye catching
dalam suatu publikasi. Pada sebuah karya grafis memungkinkan adanya lebih
dari satu stressing, namun harus dibedakan mana yang akan dijadikan fokus
utama agar tidak mengesankan berebut perhatian yang akhirnya membuat pesan
didalamnya menjadi tidak efektif.

Grid pada Layout

1. Grid System
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan
elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai
perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui
grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna
menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang
sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain
grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan
memuaskan secara estetik.

2. The Golden Section

8
Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran
kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan
sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk
menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah
garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang
lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama
dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang
lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan
fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari
dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki
rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam
pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah
halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144
233,377
3. The symetrical grid
Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti
bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik
margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar
memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan
Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran
halaman dengan proporsi 2:3.

D. Mengorganisir Layout
Layout yang baik mudah untuk mengikuti dan memberikan fokus jelas
kepada khalayak untuk membantu agar mudah menemukan cara mereka melalui
publikasi, presentasi, atau halaman web. Mengatur dan menekankan informasi
Anda untuk membuat pesan Anda sebagai jelas mungkin. Memutuskan apa
yang ingin pembaca untuk melihat atau membaca posisi pertama dan itu yang
sesuai, kemudian memutuskan apa yang ingin pembaca untuk membaca atau
melihat berikutnya. Kualitas tata letak Anda menentukan seberapa cepat

9
pembaca Anda akan diarahkan melalui publikasi cepat dan bagaimana mereka
akan dapat membacanya.

Pedoman untuk Mengorganisir Layouts:


1. Menggunakan berbagai jenis ukuran untuk berbagai elemen.
2. Membentuk suatu hirarki dari jenis ukuran untuk utama, subheads, teks,
dan lain-lain sesuai dengan format.
3. Semua format utama sama, semua teks harus diformat sama, dll.
4. Membuat elemen yang paling pentingagar khalayak bisa menemukan hal
yang besar pada hal-hal yang kecil.
5. Menggunakan rules (baris) untuk memisahkan informasi ke dalam grup.
6. Menggunakan berbagai jenisketebalan font.
7. Gunakan spasi kosong untuk tujuan desain dalam publikasi.
8. Informasi posisi penting di sudut kiri atas. Di sudut kiri atas biasanya
membaca terlebih dahulu.
9. Menempatkan kotak sekitar informasi penting.
10. Berikan bullet pada item-item yang penting.
11. Gunakan warna kebalikan (jenis putih pada latar belakang gelap) untuk
memisahkan atau menekankan.
Panduan umum untuk Layouts:
1. Menentukan tujuan anda publikasi, presentasi, atau situs web anda
sebelum anda mulai Layout.
2. Membuat dasar pesan yang akan disampaikan dan rencana tata ruang di
sekitarnya.
3. Pilih yang sesuai jenis media (halaman web, presentasi, cetak buku,
newsletter, atau brosur, dll) dan ukuran.
4. Mengidentifikasi target pemirsa tersebut, kemudian menulis dan
mendesain publikasi, presentasi, atau situs web agar selalu berada dalam
benak khalayak.
5. Mempertimbangkan kepentingan mereka, membaca tingkat, latar
belakang, dll.

10
E. Revolusi Industru sejak Perang Dunia

Setelah periode cetak tinggi pada masa Johannes Gutenberg adalah


Revolusi Industri yang berlangsung sekitar abad ke-18. Pada masa ini
peradaban manusia mulia bergeser ke arah teknologi baru yang lebih
revolusioner, yaitu perubahan dari kerja tangan menjadi kerja mesin
karena banyak ditemukan sumber- sumber baru, yaitu mesin uap dan
listrik. Mesin - mesin yang tercipta telah memiliki kaidah-kaidah estetika
tersendiri sebagai estetika mesin yang tentunya berbeda dengan kaidah
estetika manual atau kerja tangan. Mesin lebih memiliki daya akurat
dibading dengan kerja tangan. Hal tersebut menjadikan konsekuensi sikap
dan perilaku yang berbeda, sebagai tantangan desain grafis untuk dapat
menangkap dan memanfaatkan perubahan yang terjadi akibat revolusi
industri untuk melahirkan konsep-konsep beriklan yang efektif.

Tema-tema yang diangkat dalam karya desain grafis terutama


poster lebih beragam. Seniman Henri de Toulouse-Lautrec melukiskan
banyak sisi Paris pada abad ke-19, dengan posternya yang
menggambarkan simpati terhadap ras manusia, poster tentang
pertunjukan. Pada masa inilah Toulouse-Lautrec berhasil membantu
tercapainya peleburan industri dan seni.

Gambar 1: Poster karya Henri de Toulouse-Lautrec yang berjudul

Aristide Bruant

11
Menjelang abad ke-20 era modernisme terbentuk oleh urbanisasi
dan industrialisasi dari masyarakat Barat (1908-1933) , di mana sebuah
dogmayang menjadi nafas desain modern, yaitu Form FollowsFunction
yang dilontarkan oleh Louis Sullivan merupakan ungkapan penentangan
terhadap karya-karya tradisi yang bersifat ornamental dianggap tidak
sesuai dengan estetika mesin, karena desain tanpa dekorasi akan lebih
cocok dengan bahasa mesin (Arnston, Amy E., 2007:26).

Pergerakan-pergerakan desain banyak bermunculan sebagai akibat


dari revolusi industri antara lain adalah Dadaisme (1916-1923) yaitu
pergerakan seni dan kesusastraan yang berusaha menemukan suatu
kenyataan asli hingga penghapusan kultur tradisional dan bentuk estetik
yang membawa gagasan baru cenderung tidak rasional yang disengaja,
sinis dan anarki, penolakan terhadap hukum keindahan.Selanjutnya
berkembang pada masa De Stijl (1916) sebagai sebuah gaya yang
berkembang di Belanda yang merupakan seni dan pergerakan desain yang
dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama yang ditemukan oleh
Theo Van Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi empat kuat
menggunakan warna-warna dasar dan komposisi asimetris.
Constructivism (1918) sebagai pergerakan seni modern yang dimulai di
Moscow yang ditandai dengan metode industri untuk menciptakan objek
geometris, dan pandangan konstruktivisme Rusia berpengaruh pada
pandangan yangsifatnya modern dengan penggunaan huruf Sans Serif
berwarna merah dan hitam yang diatur dalam blok asimetris. Bauhaus
(1919) memulai suatu pendekatan yang segar dalam mendesain mengikuti
Perang Dunia Pertama dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi
bukannya hiasan (http//www.desaingrafisindonesia.com).

12
Gambar 2: The Red and Blue Chair Rancangan Gerrit Rietveld

Pecahnya Perang Dunia merupakan muara dari konflik


kepentingan masyarakat dari masa revolusi industri. Situasi masa Perang
Dunia ini fungsi desain grafis banyak digunakan untuk mengobarkan
semangat juang bertempur melawan musuh, menyebarluaskan informasi
propaganda dari Sang Pemimpin, doktrin-doktrin kepada masyarakat,
serta himbauan kepada masyarakat untuk ikut serta membela negara.
Salah satu contohpropaganda yang berhasil adalah poster karya James
Montgomery Flagg yang menjadikan dirinya sendiri sebagai model dalam
poster memakai pakaian khas yang biasanya dipakai oleh Presiden
Abraham Lincoln sebagai simbol kegigihan perjuangan melawan
perbudakan untuk mendapatkan simpati public, serta memakai topi simbol
bendera Amerika dalam posisi berdiri sambil tangannya menunjuk ke arah
pembaca dengan headline yang berbunyi I WANT YOU FOR U.S.
ARMY sebagai seruan dan himbauan kepada pemuda-pemuda Amerika
Serikat dan ternyata strategi dengan simbol-simbol kebangsaan ini mampu
merekrut para pemuda untuk ikut ambil bagian dalam program bela
Negara di AmerikaSerikat pada saat berkecamuk Perang Dunia I.

13
Strategi pendekatan yang kreatif dan cerdik dari desainernya
dalam membaca kebutuhan masyarakat pada zamannya dengan
menggunakan tokoh yang tepat sebagai model, didukung dengan bahasa
yang efektif dan komunikatif menjadikan poster ini efektif mencapai
tujuan bahkan cukup monumental terutama bagi masyarakat Amerika
Serikat hingga saat ini dengan panggilan Paman Sam sebagai lambang
panggilan terhadap semangat nasionalisme di Amerika Serikat.

Gambar 3: Poster karya James Montgomery Flagg(Simbol Paman

Sam yang populer hingga saat ini)

14
BAB II

A. Komunikasi Dalam Periklanan

Komunikasi telah ada semenjak manusia ada. Pada saat Tuhan


menciptakan Adam, sebagai brand, adalah produk dari jenis manusia
pertama, Adam berkomunikasi dengan Tuhan, bisa diperkirakan beliau
berbicara sambil menyembah Sang Pencipta yang tentunya menggunakan
intonasi, istilah dan gerak-gerik yang sangat hormat dan merendahkan
diri. Sementara ketika Adam berbicara kepada Siti Hawa, caranya pasti
berbeda, sebagaimana layaknya seorang suami kepada istrinya yang
berbicara setara sebagai umat manusia, yang pada taraf ini sudah
disinggung tentang apa yang disebut sebagai target audience.

Kemudian Agama Islam diturunkan ke dunia. Bayangkan!


Bagaimana Rasulullah Muhammad SAW harus menyebarkan agama
Allah ke seluruh dunia, ke Negara yang berbeda, ke suku bangsa yang
berbeda, ke masyarakat linguistik yang berbeda, sosial ekonomi yang
berbeda, ke usia berbeda. Hasilnya? Bisa diukur dari jumlah pemeluk
agama Islam di dunia ini! Luar Biasa! Rasulullah bertindak kurang lebih
seperti yang dilakukan oleh advertising agency/biro iklan, tetapi
prestasinya tidak akan disamai oleh biro iklan manapun, di mana pun,
kapan pun, padahal di masa itu belum ada TV, radio, koran, majalah,
apalagi internet (Budiman Hakim,2006:4).

Komunikasi, istilah dalam bahasa Inggris communication berasal


dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang bersumber pada kata
communis yang berarti sama. Sama di sini adalah dimaksudkan sama
makna. Jadi, apabila ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misal
dalam bentuk percakapan, maka komunikasi yang akan terjadi atau akan
berlangsung selama ada keasamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan.

15
Komunikasi sebagai salah satu ilmu yang paling tua, dalam sejarah
perkembangannya ternyata komunikasi justru dibesarkan oleh para
peneliti psikologi. Tiga diantara empat orang Bapak Ilmu Komunikasi
adalah sarjana - sarjana psikologi, antara lain Kurt Lewin ahli psikologi
dinamika kelompok yang gelar doktornya dalam bimbingan Koffka,
Kohler, dan Wertheimer (ketiganya tokoh-tokoh Psikologi Gestalt), Paul
Lazarsfeld, pendiri ilmu komunikasi yang banyak dipengaruhi oleh
Sigmun Freud (Bapak Psikoanalisis), dan Carl I. Hovland yang pernah
menjadi asisten Clark Hull (Tokoh Psikologi aliran behaviorisme)
(Jalaluddin Rakhmat, 1999:2-3). Namun demikian sebagai ilmu,
komunikasi menembus banyak disiplin ilmu, antara lain ilmu komunikasi
dalam periklanan. Sebuah iklan dapat diartikan dari sudut pandang
komunikasi, murni periklanan, pemasaran, bahkan dalam perspektif
psikologi. Perspektifkomunikasi cenderung menekankan sebagai proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam
perspektif iklan cenderung menekankan pada aspek penyampaian pesan
yang kreatif dan persuasif yang disampaikan melalui media khusus.
Perspektif pemasaran menekankan iklan sebagai alat pemasaran,
sementara dalam perspektif psikologi lebih menekankan aspek persuasi
iklan (Rendra Widyatama, 2007:15).

Dalam komunikasi periklanan, tidak hanya menggunakan bahasa


sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi yang lain seperti gambar,
warna, dan bunyi. Iklan disampaikan melalui dua saluran media massa,
yaitu media cetak (surat kabar, majalah, brosur, poster, billboard,dll) dan
media elektronika (radio, televisi,film) (Alex Sobur, 2003: 116). Jika
dilihat dari wujudnya, iklan mengandung tanda-tanda komunikatif. Lewat
bentuk-bentuk komunikasinya itulah pesan menjadi lebih bermakna.
Gabungan antara tanda dan pesan yang ada dalam iklan diharapkan
mampu menjadi persuasi kepada khalayak sasaran atau komunikan yang
dituju.

16
Periklanan sebagai salah satu media komunikasi, bersifat
memberikan informasi, sekaligus menghibur dan mempengaruhi, yang
lazimnya disebu dengan komunikasi persuasif. Persuasif didefinisikan
sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain
melalui periklanan.Lantas yang menjadi persoalan adalah bagaimana
menciptakan iklan yang efektif agar pesan atau informasi yang ingin
disampaikan kepada khalayak dapat dengan cepat dan mudah diterima.

B. Efektifitas Komunikasi dalam Periklanan

Charles Cooley dan Las Well dalam Sadjiman Ebdi Sanyoto


(2006:10) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses
pengoperan dan penerimaan lambang-lambang yang memiliki arti
tertentu oleh sesorang kepada orang lain. Komunikasi dapat dilakukan
secara langsung (face to face) atau tidak langsung (non face to face).
Periklanan merupakan bentuk komunikasi tidak langsung melalui
perantaraan media berbentuk audio, visual, maupun audio visual.

Periklanan termasuk dalam komunikasi massa, karena komunikasi


massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat (Jalaluddin Rakhmat 1999 : 189).

Sifat komunikasi massa adalah:

1. Bersifat tidak langsung , artinya harus melewati media teknis


2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi langsung antara
komunikator dan komunikan.
3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publikyang tidak
terbatas dan anonim.
4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.

17
Sistem komunikasi massa secara psikologis juga memiliki karakter
yang khas dibandinng dengan sistem komunikasi interpersonal, yaitu
nampakpada pengendalian arus informasi (mengatur jalannya
pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima), umpan balik (respon,
peneguhan, servomekanisme internal), stimulasi alat indra (stimuli
melalui panca indera, melihat dan mendengar) dan proporsi unsur isi dan
hubungan.

Berikut ini adalah gambaran mengenai struktur sistem komunikasi


periklanan (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2006:11)

C. Komunikasi Persuasif dalam Periklanan

Komunikasi persuasif dalam periklanan bertujuan untuk


membujuk atau merayu target audience dengan cara dan maksud yang
baik, bukandengan cara berbohong atau menipu. Karena menipu atau

18
membohongi publik sama saja dengan bunuh diri. Periklanan ditujukan
atau dimaksudkanuntuk mempengaruhi orang dan mengubah sikap
perilaku seseorang terkait dengan pesan-pesan yang ditangkap dalam
iklan, maka seharusnya periklanan harus disesuaikan dengan tabiat,
watak, kebiasaan sesorang atau disesuaikan dengan kaidah-kaidah
psikologi, dan inilah yang dimaksud dengan periklanan sebagai
komunikasi persuasif.

Tahapan dalam komunikasi persuasif dilakukan melalui


pendekatan A - A Procedure atau From Attention to Action Procedure
(Effendy dalam

Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2006:12-13). A-A Procedure adalah


proses pentahapan komunikasi persuasive yang dimulai dari usaha untuk
membangkitkan perhatian (Attention) kemudian berusaha meggerakkan
seseorang atau banyak orang agar melakukan kegiatan (Action) seperti
yang diharapkan. A-A Procedure kemudian dijabarkan menjadi AIDA,
yaitu Attention (perhatian), Interest (ketertarikan/minat), Desire
(keinginan / hasrat), dan Action (tindakan/perbuatan). Pengembangannya
rumus klasik tersebut ditambah Confidence (keyakinan) diantara Desire
dan Action.

Dilihat dari aspek komunikasi, suatu periklanan sampai pada


tahapan attention saja dianggap sudah berhasil, karena iklan tidak harus
selalumenjual seketika, tetapi berdampak psikologis sampai waktu yang
lebih panjang atau lama.

19
BAB III

Unsur Unsur Desain Grafis

Menurut Pujirianto (2005:80-91) seorang desainer yang praktis adalah


yang mampu menangani ,masalah secara praktis. Terlebih dahulu desainer
harus menguasai bahasa rupa yang menjadi dasar bagi penciptaan karya
rancang (desain) dengan berbagai unsur rancang didalamnya. Dalam
penciptaan sebuah karya desain seorang desainer harus memperhatikan 4
(empat) unsur dalam desain, diantaranya adalah:

1. Unsur Konsep
Unsur yang bersifat konsep atau pengertian tidak dapat dilihat.
Sebenarnya unsur konsep tidak ada, tetapi dapat dirasakan keberadaanya.

2. Unsur Rupa
Unsur rupa merupakan segi rancangan yang paling utama karena
betul betul dapat dilihat. Unsur rupa meliputi bentuk, warna dan barik.

3. Unsur Pertalian
Unsur pertalian mengendalikan penempatan dan pertalian bentuk
dalam sebuah rancnagan. Unsur pertalian mempunyai sifat :
a. Unsur pertalian yang dapat dilihat ( arah dan kedudukan)
b. Unsur pertalian yang dapat dirasa (ruang dan gaya berat)
4. Unsur Peranan
Unsur Peranan adalah unsur yang mendasari atau melatarbelakangi
isi dan perluasan tema sebuah karya rupa atau desain.
a. Tiruan adalah unsur peranan yang latar belakang proses penciptaannya
timbul dikarenakan keinginan untuk meniru alam atau barang

20
b. Makna adalah unsur peranan yang memiliki latar belakang proses
penciptaanya timbul dikarenakan keinginan untuk menyisipkan pesan
pada karya yang diciptakan.
c. Tugas adalah unsur peranan yang memiliki latar belakang proses
penciptaannya timbul dikarenakan karya rupa atau desain dibuat untuk
melayani maksud tertentu.
Sedangkan unsur desain menurut kategorinya dibagi menjadi dua
yaitu :

a. Unsur Fisik
Unsur fisik digunakan sebagai penguat terhadap penyampaian pesan.

b. Unsur Estetik
Bentuk penyusunan sebuah karya desain yang memiliki spesifikasi
karakteristik dan dan aspek psikologis tertentu yang ditimbulkan
akibat beberapa faktor lain :
1) Pengalaman masa lalu
2) Insting
3) Budaya dan norma
4) Pendidikan

21
Unsur estetik tersebut berupa bentuk bentuk dasar unsur rupa, antara
lain.

a. Garis
Garis tercipta dari adanya perbedaan warna, cahaya atau
perbedaan jarak. Hendi Hendratman (2010:15)
Garis secara umum dibagi 3, yaitu :
1) Garis Lurus
Gambar 4
Garis Lurus

2) Garis Lengkung
Gambar 5
Garis lengkung

22
3) Garis Bersudut
Gambar 6
Garis Bersudut

4) Garis Tebal
Gambar 7
Garis tebal

b. Bentuk
Bentuk dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian
rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi dan 3 dimensi. Hendi
Hendratman (2010:15)
Bentuk dasar ada 3, yaitu :
1) Lingkaran
Psikologis :Koneksi, komunitas, kesuluruhan, ketahanan,
pergerakan, keamanan.
2) Kotak
Psikologis : Keteraturan, logis, keamanan. Kotak
merupakan dasar dari objek 3 dimensi yang berarti berat, massa,
dan kepadatan.
3) Segitiga

23
Psikologis : Energi, power, keseimbangan, hukum, ilmu
pasti, agama.

c. Warna
Warna merupakan getaran atau gelombang yang diterima indra
penglihatan dan dapat didefinisikan secara obyektif atau fisik sebagai
sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subyektif atau psikologis
sebagai bagian dari pengalaman indra penglihat. Pujirianto(2005:80-
91)
1) Klasifikasi warna
a) Warna primer adalah warna yang tidak dapat dibentuk dari
warna lain (warna pokok) seperti : red, yellow, blue
Gambar 13
Warna Primer

b) Warna sekunder adalah warna dari pencampuran dari dua


warna primer, seperti : jingga, ungu, hijau.
Gambar 14
Warna Sekunder

24
c) Warna tersier adalah warna dari hasil pencampuran dua warna
sekunder.

Gambar 15
Warna Tersier

2) Psikologis warna
a) Merah memiliki makna semangat, menarik perhatian, dan
marah.
b) Kuning memiliki makna kehidupan, kegembiraan dan
kesuksesan.
c) Hijau memiliki makna subur dan segar.
d) Biru memiliki makna laut, langit dan tempat yang luas.
Warna ini diasosiasikan sebagai lambang ketenangan,
pengorbanan dan harapan, disenangi oleh seseorang yang
berjiwa dewasa dan mantap.
e) Ungu memiliki makna ningrat atau anggun.
f) Coklat mengandung arti kesuburan, kayu, bahan kulit,
tradisional dan alami.
g) Putih memiliki arti kemurnian, kesucian dan kebersihan.
h) Hitam mengandung makna suram, kematian dan elegan.
i) Warna abu-abu bisa digunakan sebagai latar belakang yang
baik untuk segala warna. Warna ini diasosiasikan sebagai
lambang ketenangan dan kerendahan hati.

25
A. Tipografi
Menurut Pujirianto (2005:66-68) tipografi adalah sebuah seni yang
cukup rumit. Kerumitannya akan bertambah dengan medium desain yang
terbatas. Meskipun dilakukan komputer, namun ada beberapa jenis huruf yang
tidak terdapat dalam computer sehingga mengharuskan seorang desainer untuk
membuatnya menggunakan program aplikasi huruf.

B. Software
Tipografi memiliki jenis-jenis huruf yang juga memiliki makna
tersendiri. Jenis-jenis tersebut seperti :
1. Huruf Sans Serif ( tidak berkait ) tidak memiliki kait, hanya batang dan
tangkainya.
Contoh :ARIAL, TAHOMA Hendi Hendratman (2010:63)
2. Huruf Scriptsetiap hurufnya saling berkait seperti tulisan tangan.
Contoh :Brush Script mistral, Hendi Hendratman (2010:63)

3. HurufSerif (berkait) memiliki kait pada ujungnya.


Contoh : Times New Roman Hendi Hendratman (2010:63)
4. Huruf dekoratif setiap dibuat secara detail, kompleks, rumit.

Contoh :EXOTICA Hendi Hendratman (2010:63)

Menurut Syamsuardi (2004:47) software adalah segala macam jenis


program yang digunakan untuk mengoperasikan computer dan peralatannya.
Sedangkan software terbagi menjadi dua :
1. Operating system adalah software yang digunakan untuk mengoperasikan
computer.
2. Aplication adalah program yang dioperasikan di dalam sebuah lingkungan
operating system untuk keperluan tertentu, misalnya Programing, Office
Work Gamming.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arnston, Amy E. (2007), Graphic Design: Basics, Thomson


Wadswords, United States of America

Effendy, Onong Uchjana. (2005), Ilmu Komunikasi , Teori dan Praktek,


PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Freddy Adiono Basuki. (2000), Komunikasi Grafis untuk Sekolah


Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa dan Kriya,
Penerbit Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.

M. Suyanto. (2004), Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan. Andi,


Yogyakarta.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2006), Metode Perancangan Komunikasi


Visual Periklanan, Dimensi Press,Yogyakarta.

http//www.desaingrafisindonesia.com

Download: 18Oktober 2014, pukul 16.50 WIB

http//www.tipsdesain.com

Download: 18 Oktober 2014, pukul 16.50 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai