Anda di halaman 1dari 23

PENGERTIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN DEFINISI

HURUF SEBAGAI PERANGKAT KOMUNIKASI VISUAL

Dijadikan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain Komunikasi Visual

Yang diampu oleh:

Drs. Gamal Kartono, M.Si.

Disusun oleh:

Siti Nabawi (2193151004)

Aaliya Luthfiah Rauter (2192451002)

Andreansyah (2192451006)

Nicolaus Ramli Bachtiar Sijabat (2192451005)

Kelas : Seni Rupa B

Kelompok : 1

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kami rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas
dalam mata kuliah Desain Komunikasi Visual yaitu tugas rutin yang berjudul Pengertian
Desain Komunikasi Visual Dan Definisi Huruf Sebagai Perangkat Komunikasi Visual.
Penulisan ini kami lakukan dengan ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang
kami miliki. Dan tugas ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Desain Komunikasi Visual.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu tugas ini hingga selesai. Dan secara khusus kami berterima kasih kepada
Bapak Drs. Gamal Kartono, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Komunikasi
Visual karena telah memberikan bimbingnnya kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini
hingga selesai.

Medan, September 2020

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................1

C. TUJUAN...........................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN MATERI..........................................................................2

A, PENGERTIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL............................................ 2

B. HURUF SEBAGAI PERANGKAT KOMUNIKASI VISUAL............................4

C. SISTEM PENGUKURAN HURUF..................................................................... 11

D. KELUARGA HURUF......................................................................................................15

BAB III. SIMPULAN....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupah sehari-hari sering ditemui berbagai macam benda dan


produk yang tentunya sebelum produktersebut samapi dimasyarakat pastinya
memalui tahapan desain agar dapat diterima dengan baik pada masyarakat terutam
konsumen produk tersebut. dalam perancangan produk terdapat salah satu bagian
deasin yang besar pengaruhnya. yakni tipografi atau seni huruf.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari tugas yang kami susun ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Desain Komunikasi Visual?
2. Bagaimana Evolusi Bahasa Tulis, Perkembangan perangkat dan Media
3. Apa saja Analisis Bentuk Huruf?
4. Apa saja Sistem Pengukuran Huruf?
5. bagaimana hukum keluarga huruf?

C. TUJUAN
Berdasarkan dari rumusan masalah yang tertera diatas, maka tujuan dari
disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian dan definisi dari Desain Komunikasi Visual dan
penerapannya
2. Memahami seluk peluk tentang definisi huruf dan pengaplikasiannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

A, PENGERTIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah cabang ilmu desain yang


mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan
memanfaatkan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan
untuk tujuan tertentu (tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi
perilaku). Yang menarik dari sini adalah seorang sarjana DKV harus bisa mengolah
pesan tersebut secara efektif, informatif dan komunikatif.

Banyak hal-hal mendasar yang dipelajari di program studi DKV.


Mengembangkan bentuk bahasa visual (bermain gambar), mengolah pesan (bermain
kata) keduanya untuk tujuan sosial maupun komersial, dari individu atau kelompok
yang ditujukan kepada kelompok lainnya. Visual berwujud kreatif dan inovatif,
sementara inti pesan harus komunikatif, efisien dan efektif saling mendukung agar
tersampaikan dengan baik pada sasaran.

Cakupan pekerjaan desain komunikasi sangat luas, antara lain: mulai dari
label produk / makanan, desain logo yang mencitrakan sebuah lembaga / perusahaan
(branding), paket promosi dan kampanye sebuah program, hingga membuat iklan di
media massa, dsb.

Berbeda dengan seni murni (dalam hal ini seni grafis) yang karya seninya
dibuat sebagai ungkapan ekspresi sang seniman, maka karya seni yang dihasilkan
oleh seorang desainer komunikasi visual lebih ditekankan dengan konsep yang
bermaksud-tujuan dan ditujukan untuk khalayak yang disasar (target audience).

2
Setelah melalui berbagai mata kuliah dasar komunikasi visual, pada semester
6, teman-teman akan dijuruskan pada 3 jalur minat program studi, yaitu:

• Komunikasi Grafis

• Komunikasi Visual Periklanan

• Komunikasi Multimedia

Pada dasarnya Komunikasi Grafis dan Komunikasi Visual Periklanan


mengolah bahasa visual pada media statis / diam. Kemampuan komunikasi, tipografi,
ilustrasi, fotografi menjadi faktor yang harus dikuasai. Desainer Grafis mampu
membuat logo, desain majalah / surat kabar, rambu (sign system), desain kemasan,
paket promosi produk dan lain-lain dengan keahliannya tersebut.

Desainer Iklan mampu bermain visual dengan menarik dan efisien untuk
tujuan persuasi. Mengemas citra sebuah produk / program / kampanye dengan bahasa
visual yang baik, yang bermuara pada perubahan perilaku sasaran yang dituju.

Sementara Komunikasi Multimedia mengarah pada media dinamis berbasis


waktu dan suara (audio). Animasi, desain web, media interaktif hingga peyutradaraan
film adalah contoh pekerjaan desainer multimedia. Dasar-dasar komunikasi visual
teraplikasikan secara dinamis. dalam karya multimedia.

3
B. HURUF SEBAGAI PERANGKAT KOMUNIKASI VISUAL

Salah satu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah
berkomunikasi, baik itu dalam melakaukan kegiatan belajar, bekerja maupun
bermain. Secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan partisipan
dan kegiatan berkomunikasi, baik kepada sipengirim pesan maupun si penerima
pesan. Pengalaman visual dan referensi yang dimiliki oleh sipenglihat. Penggunaan
bahasa tulis yang baik dan tepat dapat mengurangi atau bahkan menghindari
terjadinya distorsi dalam berkomunikasi. Bertahun-tahun, bahasa tulis sebagai
perangkat / symbol merupakan perangkat komunikasi yang cukup efektif untuk
digunakan.

Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan
elemen dasar dalam membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam
suatu kata atau kalimat tidak saja dapat memberikan makna pada suatu objek /
gagasan, tapi juga bisa menyuarakan citra / kesan secara visual. Pengetahuan
mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi.

1. Evolusi Bahasa Tulis

Bahasa tulis merupakan salah satu indikator yang membedakan antara masa
awal sejarah dan prasejarah. Perkembangan bahasa tulis bermula sejak sebelum
Masehi, di mana awalnya manusia menggunakan gambar untuk berkomunikasi.
Bangsa Afrika dan Eropa mengawalinya pada tahun 3500-4000 sebelum Masehi
dengan membuat lukisan di dinding gua. Namun ini bukan saja awal dari lahirnya
sebuah media penting seni visual, namun juga merupakan awal munculnya media
verbal pada system komunikasi dalam peradaban manusia. Pada masa itu gambar
maupun lukisan dijadikan sebagai salah satu sarana utama dalam suatu komunikasi,

4
baik sebagai media untuk mentransmisikan informasi maupun kagiatan untuk
kegiatan ritual.

Perkembangan cara berkomunikasi melalui tanda dan gambar berkembang


terus. Sekitar tahun 3100 SM, bangsa Mesir menggunakan piktogram sebagai
simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek. Komunikasi dengan
menggunakan gambar berkembang dari piktogram hingga ideograf, berupa simbol-
simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak
yang lain.

Tahun 1300 SM, Sistem alphabet Phoenician pertama kali diperkenalkan.


Sistem alphabet ini kemudian disebut sebagai Phonograph (bahasa tulis yang dapat
dibunyikan dan memiliki arti). Manusia telah mengupayakan berbagai cara terbaik
untuk dapat berkomunikasi lewat tulisan, melalui penggunaan berbagai perangkat
dan media. Sejak masa prasejarah, lukisan dinding di gua ditorehkan dengan arang
dan piktogram dibuat di atas kepingan tanah liat, hingga bangsa Mesir akhirnya
menemukan kertas yang terbuat dari tanaman papyrus. Bangsa Cina memberi
kontribusi yang penting dicatat yaitu pada tahun 105, dengan hadirnya Ts’ai Lun
seorang ahli pembuat kertas. Sebelumnya mereka menulis di atas selembar katun

5
dengan menggunakan pena bambu, baru pada abad ke 7 bangsa Cina menemukan
teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta.

2. Perkembangan perangkat dan Media

Manusia telah mengupayakan berbagai cara terbaik untuk dapat


berkomunikasi lewat tulisan, melalui penggunaan berbagai perangkat dan media.
Sejak masa prasejarah, lukisan dinding di goa ditorehkan dengan arang, dan
picthograph dibuat diatas kepingan tanah liat, hingga bangsa mesir akhirnya
menemukan kertas yang terbuat dari tanaman papyrus. Bangsa cina
memberkontribusi yang penting dicatat yaitu, pada tahun 105, dengan hadirnya Ts’ai
Lun, seorang ahli pembuat kertas. Sebelum mereka menulis diatas selembar kayu
dengan menggunakan pena bambu, kemudian pada abad ke 7 bangsa cina
menemukan teknik cetak timbul dengan menggunakan tinta. Ketika perguruan tinggi
pertama kali berdiri di eropa pada awal melinium kedua, buku menjadi tuntutan yang
sangat tinggi. Sedangkan teknologi cetak belum ditemukan, sehingga harus disalin
dengan menggunakan tangan dengan kurun waktu berbulan-bulan.

3. Analisis Bentuk Huruf

Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami


anatomi huruf.

6
a) Anatomi huruf

Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual


yang dapat membedakan antar huruf yang satu dengan yang lain. Setiap huruf
memiliki ciri tersendiri, namun secara garis besar anatomi huruf adalah sebagai
berikut :

1. ASCENDER : Stroke vertikal ke atas yang ditemukan pada huruf kecil yang
membentang di atas x-height dari jenis huruf tersebut.
2. MEANLINE : batas atas dari huruf kecil pada suatu huruf, tetapi tidak
termasuk ascender suatu huruf.
3. X-HEIGHT : Tinggi utama huruf kecil, khususnya x huruf kecil, tidak
termasuk ascenders dan descenders.
4. BASELINE : Garis tak terlihat di mana suatu huruf didudukan, atau batas
bawah suatu huruf tanpa descender.
5. DESCENDER : Sebuah stroke vertikal ke bawah yang ditemukan pada huruf
kecil yang memanjang di bawah baseline.

b) Bentuk huruf

Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai
character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan
huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character huruf besar ataupun
kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan
beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap
huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi

7
dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary
stroke).

Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi
struktur huruf dalam alphabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok garis tegak datar : E, F, H, I, L, T

2. Kelompok garis tegak miring : A, K, M, N, V, Z, X, Y, W

3. Kelompok garis tegak lengkung : B, D, G, J, P, R, U

4. Kelompok garis lengkung : C, O, Q, S

Sedangkan, apabila ditinjau dari jenis huruf dan keunikan didalamnya, dapat
dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu :

1. Huruf tidak berkait (Sans Serif)

• Tidak memiliki kait (hook/terminal) hanya tangkai dan batang saja.

• Ujungnya berbentuk tajam atau tumpul.

• Sifatnya kurang formal dan sederhana.

• Sangat mudah dibaca.

• Contoh : Arial, avant grade, MS sans Serif, dll.

2. Huruf berkait (Serif)

• Memiliki terminal

• Sifatnya formal, elegan, mewah, anggun.

8
• Kurang mudah dibaca.

• Contoh : Times New Roman, Garamond, MS Serif.

3. Huruf tulis (Script)

• Setiap huruf terkait seperti tulisan tangan atau tegak bersambung

• Sifatnya anggun, eksklusif, romantic, tradisional.

• Sulit dibaca jika terlalu kecil dan banyak.

• Contoh : Shelley allegro, Bradley hand, lucida handwriting, dll.

4. Huruf dekoratif

• Setiap huruf nya dibuat secara detail dan komplit.

• Sifatnya mewah, bebas, anggun, tradisional, istimewa.

• Sangat sulit dibaca, gunakan hanya sebagai alternative drop cap.

• Contoh : English, Augsburger initial, dll.

5. Huruf monospace

• Identik dengan serif atau sans serif tapi jarak anatr huruf disamakan.

• Sifatnya formal, sederhana, futuristic, kaku.

• Mudah dibaca tetapi kurang rapi.

• Contoh : Courier.

9
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi dari teori
Gestalt, yaitu figure dan graund. Apabila kita menelaah keberadaan ruang negative
dari seluruh huruf maka secara garis besar dapat di pecah menjadi tiga kelompok,
yaitu :

1. Ruang negative bersudut lengkung : B, C, D, G, O, P, Q, R, S, U

2. Ruang negative bersudut persegi empat : E, F, H, I, L, T

3. Ruang negative bersudut persegi tiga : A, K, M, N, V, W, X, Y, Z,

Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam


pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki
tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat
sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian
teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan
dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak
secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis. Dalam kaitannya
anatomi font maka ada beberapa istilah didalamnya, yaitu :

1. ARM : Sebuah stroke horisontal tidak terhubung pada satu atau kedua
ujungnya pada huruf.
2. STEM : Sebuah vertikal stroke utama (tiang utama) pada huruf.
3. OUNTER : Sepenuhnya atau sebagian tertutup ruang dalam huruf.
4. (Diagonal Stroke) : Sebuah stroke miring pada huruf.

10
5. SHOULDER : Sebuah stroke melengkung yang berasal dari batang huruf.
6. APEX : sebuah titik puncak dari sebuah huruf, biasanya terdapat di huruf
capital ‘A’.
7. SPINE : Sebuah proyeksi kecil dari stroke melengkung pada huruf.
8. BOWL : Sebuah stroke melengkung yang membungkus counter huruf.
9. EAR : Sebuah stroke kecil proyeksi dari mangkuk kanan atas dari beberapa
huruf ‘g’ kecil.
10. EYE : Sebuah ruang tertutup yang mengacu dan berbentuk seperti mata.
11. : “Kaki” atau non-struktural rincian di ujung beberapa stroke pada huruf.
12. BRACKET : sebuah siku segitiga dari kaki-kaki pada ujung beberapa stroke
pada huruf.
13. CROSSBAR : Sebuah stroke horizontal yang jadi penyangga atau
penghubung suatu huruf.
14. TAIL : Sebuah stroke menurun, sering dekoratif yang menjadi ekor pada
suatu huruf.
15. LOOP : Counter tertutup atau sebagian tertutup di bawah baseline yang
menjadi bagian bawah huruf kecil ‘g’.
16. LINK : Sebuah stroke yang menghubungkan mangkuk atas dan bawah ganda
pada huruf kecil ‘g’.
17. LEG : Sebuah lengan kaki yang terdapat pada kemiringan huruf diatas kaki-
kakinya yang terpasang di satu ujung dan ujung lain.
18. FOOT : Sebuah kaki yang menumpu dari lengan kaki pada kemiringan suatu
huruf yang terpasang di satu ujung dan ujung lain.

Penggunaan Jenis huruf (typeface) dan huruf (font) sering berkaitan,


bagaimanapun, jenis huruf adalah perancangan karakter yang dipersatukan oleh
sebuah kesamaan poperti secara visual, sementara itu font adalah satu perangkat
lengkap karakter dari tiap pembuatan desain seseorang, ukuran, bentuk, atau tipe
corak.

11
Jika Kita mencoba untuk membedakan Helvetica dari Times Romawi,
perbedaannya jelas. Dalam kasus lain, namun – khususnya antara desain teks yang
memiliki karakteristik yang sama – perbedaan itu dapat halus dan sulit bagi mata
yang kurang berpengalaman untuk melihat. Salah satu langkah penting dalam
pelatihan mata Kita untuk melihat detail yang menetapkan satu desain terpisah dari
yang lain adalah untuk memeriksa anatomi karakter yang membentuk alfabet.

C. SISTEM PENGUKURAN HURUF

Sistem pengukuran merupakan sebuah hal yang sangat mendasar dan penting
dalam perancangan apapun. Sebagai contoh seorang arsitek harus mengetahui
dengan baik sistem pengukuran yang digunakan agar rancangan bangunan yang
dibuatnya agar dapat dibangun dengan benar oleh kontraktor. Sama halnya dengan
arsitek, dalam merancang teks untuk dokumen web, kita harus mengetahui
bagaimana browser melakukan pengukuran font untuk dapat menghasilkan yang
optimal. Begitu juga dalam membuat karya desain, mengetahui Sistem Pengukuran
Huruf juga sangat penting.

Pengukuran teks dilakukan dengan menggunakan empat satuan, yaitu:

1. Ems (em)

Unit pengukuran (em) merupakan unit pengukuran skala (biasa digunakan


dalam desain web), yang meningkat / menurun relatif terhadap ukuran teks
dasar.Misalnya, jika ukuran teks dasar dari sebuah dokumen web adalah 12pt, maka
1em dihitung sebagai 12pt. Dengan logika yang sama, 2em adalah 24pt, dan 0.5em
adalah 6pt. Dalam web desain pengukuran dengan menggunakan em sangat populer
karena skala bilitas ini, yang menyebabkan kita dapat dengan mudah mengubah
pengukuran untuk seluruh elemen yang ada dengan cara mengubah ukuran teks
dasar.

12
2. Pixels (px)

Pixel merupakan unit pengukuran berukuran tetap, yang digunakan pada


layar komputer. Satu pixel merupakan satu titik pada layar komputer. Unit
pengukuran pixel biasanya digunakan untuk menghasilkan dokumen yang
mementingkan pengukuran tepat (sepertipresentasi), tetapi jarang digunakan karena
sulit saat akan diubah ukurannya. Pengubahan ukuran pixel penting untuk skala
bilitas, sehingga misalnya satu kode dapat digunakan untuk tampilan pada desktop
dan mobile (handphone). Merupakan unit pengukuran yang
digunakanpadapercetakantradisional.Ukuran 1pt samadengan 1/72 inch. Seperti
pixel, unit pengukuran ini tidak fleksibel, sehingga umumnya hanya digunakan untuk
dokumen yang akan dicetak.

3. Percents (%)

Seperti unit em, percent merupakan unit pengukuran skala yang ukurannya
berubah sesuai dengan ukuran teks dasar. Perbedaan dengan em ialah, jika 1em sama
dengan ukuran teks dasar, pada percent yang merupakan ukuran teks dasar ialah
100%.

Perlu diingat bahwa ems, pixel dan percents digunakan untuk mengubah
ukuran teks pada desain web, dan memiliki arti yang berbeda jika digunakan pada
konteks pecetakan tradisional. Sedang dalam dunia desain grafis untuk percetakan
biasanya menggunakan points.

4. JarakAntarBaris

Sebuah teks yang panjang akan memiliki beberapa baris. Jarak antar baris ini
sangat penting untuk memastikan pembaca mendapatkan pengalaman membaca yang
maksimal. Jarak antar baris yang terlalu dekat akan menyebabkan teks sulit dan

13
bahkan tidak dapat dibaca. Di sisi lain, jarak antar baris yang terlalu jauh akan
menyebabkan teks terasa aneh untuk dibaca. Dan jarak terlalu dekat akan
menyulitkan saat ingin dibaca.

Penentuan Jarak Antar Baris dilakukan dengan menghitung nilai leading,


istilah tipografi untuk jarak antar baris, pada percetakan tradisional. Perhitungan
jarak antar baris pada dokumen web dilakukan dengan cara yang berbeda. Untuk
mendapatkan jarak antar baris, kita harus memberikan ukuran tinggi baris kepada
browser. Tinggi baris dihitung dengan menambahkan setengah jarak antar baris pada
atas dan bawah.

5. Jarak Antar Kata dan Huruf

Selain jarak antar baris, faktor lain yang mempengaruhi kemudahan


pembacaan sebuah teks ialah jarak antar kata dan karakter. Idealnya, setiap paragraf
dan baris memiliki jarak antar kata dan karakter yang dibuat khusus untuk
memaksimalkan kemudahan pembacaan teks. Gambar dibawah menunjukkan
perbandingan teks dengan jarak antar kata standar, rendah, dan tinggi.

Jarak antar kata yang terlalu rendah akan menyebabkan pembaca sulit
membedakan antara satu kata dengan kata lainnya, sementara jarak antar kata yang
terlalu tinggi akan menyebabkan kesulitan pembacaan karena secara otomatis mata
kita akan mengikuti alur ruang kosong yang terbuka. Alur ini dikenal dengan istilah
river.

River seringkali ditemukan saat kita menggunakan rata kiri dan kanan
(justified) pada teks paragraf. Penambahan dan pengurangan jarak antar kata
utamanya dilakukan untuk mengurangi river, agar pembaca dapat membaca dengan
lebih nyaman.

14
Jarak antar huruf, seperti jarak antar kata memiliki kegunaan yang kurang
lebih sama. Bedanya hanya pada pengontrolan jarak. Sesuai dengan namanya, jarak
antar kata mengatur jarak di antara dua kata, sementara jarak antar huruf mengatur
jarak antar asetiap huruf yang ada di dalam teks.

D. KELUARGA HURUF

Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur
bentuk dasar (regular) sebuah alphabet dan setiap perubahan berat huruf masih
memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga
huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan
kemiringan.

1. Berat

Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan
antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat
huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok
pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light,
regular, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun, dengan tampilnya perbedaan
berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Seperti contoh, huruf bold
karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata.
Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (Headline)
sebuah naskah, baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya. Untuk
mendapatkan gambaran terhadap perubahan berat huruf yang ideal.

15
Untuk mendapatkan gambaran terhadap perubahan berat huruf yang ideal, dibawah
ini adalah tabel perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar
stroke dari huruf tersebut.

2. Proporsi

Perbandingan antaratinggihuruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu


sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi
terhadap bentuk dasar huruf tersebut, pembagiannya adalah condensed, regular, dan
extended. Kelompok huruf-huruf condensed dapat terakomodasi lebih banyak dalam
sebuah bidang atau ruang. Namun, huruf-huruf ini apabila dicetak untuk keperluan
naskah dalam jumlah yang panjangakan dapat melelahkan mata.

16
Huruf-huruf condensed dan extended biasanya layak diterapkan untuk teks yang
pendek, seperti untuk headline ataupun sub-judul (subhead).

Dibawah ini adalah tabel proporsi yang ideal antara tinggi huruf yang tercetak
dengan lebar huruf itu sendiri. Proporsi yang tercetak atau yang membentuk suatu
huruf dapat memberi dampak visual, dalam hal ini kesan. Kesan proporsional akan
tersirat apa bila huruf yang tercetak sesuai dengan kelompok proporsi (condensed,
reguler atau extended). Apabila tidak sesuai dengan salah satu dari kelompok
proporsi, kesan yang tersirat dari huruf yang tercetak adalah tidak proporsional.

3. Kemiringan

Huruf yang tercetak miring dalam terminology tipografidisebut italic. Huruf ini
biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Disamping itu,
huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal
daribahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang
tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), high light dari
naskah (copy blurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head.
Apa bila kita perhatikan secara seksama, huruf italic dirancang dengan sudut
kemiringan tertentu untuk mencapa itoleransi terhadap kenyamanan mata kita dalam
membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 120 . Mata kita akan sulit
mengidentifikasikan huruf italic apa bila sudut kemiringanl ebih kecil dari 120

17
.Sebaliknya, apa bila sudut kemiringan lebih besar dari 120 akan mempengaruhi
keseimbangan bentuk huruf.

Keluarga huruf yang terdiri dari berat, proporsi dan kemiringan tersebut diatasakan
digunakan sebagai pisau bedah untuk membuktikan apakah berat, proporsi dan
kemiringan yang membentuk suatu huruf dapat memberi dampak visual, dalam hal
kesan.

18
BAB III

SIMPULAN

Dari hasil yang telah kami diskusikan, dan dari perbincangan oleh kelompok
satu, kami menyimpulkan bahwa Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur
bahasa tulis dan merupakan elemen dasar dalam membangun sebuah kata atau
kalimat. Rangkaian huruf dalam suatu kata atau kalimat tidak saja dapat memberikan
makna pada suatu objek / gagasan, tapi juga bisa menyuarakan citra / kesan secara
visual. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang
disebut tipografi.

19
DAFTAR PUSTAKA

DermawanSembiring, (2014), WawasanSeni. Medan: Unimed Perss

Kathie Layfield, Tim Clark. (1984). BelajarMenggambar.Jakarta. PT. BPK


GunungMulya.

20

Anda mungkin juga menyukai