Anda di halaman 1dari 3

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPE

Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara
langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen
perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual
dilakukan (Howard, 1997). Prototyping model dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe
seperti terlihat pada gambar 2.4.
Reusable

Penggunaan

Throwaway

PROTOTYPING MODEL

Input/Output

Level Processing

System

Gambar 2.4 Klasifikasi prototyping model (Harris, 2003)

 Reusable prototype :
Prototype yang akan ditransformasikan menjadi produk final.
 Throwaway prototype :
Prototype yang akan dibuang begitu selesai menjalankan maksudnya.
 Input/output prototype :
Prototype yang terbatas pada antar muka pengguna (user interface).
 Processing prototype :
Prototype yang meliputi perawatan file dasar dan proses-proses transaksi.
 System prototype :
Prototype yang berupa model lengkap dari perangkat lunak.

Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikata merupakan tahap-tahap yang dipercepat. Strategi
utama dalam prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampaikan hasil
kepada pengguna sesegera mungkin. Harris (2003) membagi prototyping dalam enam tahapan
seperti terlihat pada gambar 2.5.

Rekayasa Perangkat Lunak by Komang Mulyana 1


Tahapan-tahapan secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Identifikasi kandidat prototyping. Kandidat dalam kasus ini meliputi user interface (menu,
dialog, input dan output), file-file transaksi utama, dan fungsi-fungsi pemrosesan
sederhana.
 Rancang bangun prototype dengan bantuan software seperti word processor,
spreadsheet, database, pengolah grafik, dan software CASE (Computer-Aided System
Engineering).
 Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan
demonstrasi.
 Siapkan prototype USD (User’s System Diagram) untuk mengidentifikasi bagian-bagian
dari perangkat lunak yang di-prototype-kan.
 Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika
diperlukan.
 Transformasikan prototype menjadi perangkat lunak yang beroperasi penuh dengan
melakukan penghilangan kode-kode yang tidak dibutuhkan, penambahan program-
program yang memang dibutuhkan dan perbaikan dan pengujian perangkat lunak secara
berulang.

Identifikasi alternative
prototype

Rancangan bangun
prototype

Uji prototype

Siapkan prototype
USD

Evaluasi dengan
pengguna

Tranformasi
prototype ke
system penuh

Gambar 2.5. Tahapan-tahapan prototyping model (Harris, 2003)

Rekayasa Perangkat Lunak by Komang Mulyana 2


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PROTOTYPE
1. Kelebihan Model Prototype
a. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Karena melibatkan user dalam pembuatan aplikasi maka desain aplikasi dapat benar-
benar sesuai dengan keinginan dari user atau klien yang meminta pembuatan
aplikasi.
b. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
Dengan metode lain pembuatan aplikasi maka pembuat aplikasi harus dapat
membayangkan dengan benar aplikasi yang diminta klien. Dalam model prototyping
karena melibatkan user dalam pembuatan maka bentuk dan desain aplikasi dapat
tergambarkan secara langsung.
c. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Pada model prototyping maka proses pembuatan dapat dipersingkat karena setiap
aplikasi didesain dapat langsung dievaluasi oleh user sehingga tidak terdapat jeda
yang cukup jauh dalam proses ataupun pengulangan yang terlalu jauh.
2. Kekurangan Model Prototype
a. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Proses analisis dan perancangan yang terlalu singkat dapat mengakibatkan terdapat
kesalahan-kesalahan yang tidak terduga dalam pengembangan.
b. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Karena terlalu singkat maka biasanya masalah tidak diselesaikan terlebih dahulu dan
hanya memenuhi keinginan user.
c. Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
Sekalipun dapat diubah secara langsung karena adanya keterlibatan user. Tetapi
adakalanya saat aplikasi telah dikembangkan cukup jauh dan terdapat kesalahan
maka aplikasi bisa saja aplikasi harus diulang dari awal.
d. Tidak semua prototype digunakan.
Dalam pembuatan aplikasi dengan akan ada banyak prototype yang dibuat dan hanya
aka nada satu prototype yang digunakan yaitu yang paling sesuai dengan keinginan
user.

Rekayasa Perangkat Lunak by Komang Mulyana 3

Anda mungkin juga menyukai