OLEH
MESRA
0
KATA PENGANTAR
1
Penulis yakin bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu sangat diharapkan adanya kritik
dan saran dari pembaca supaya dapat disempurnkan
nantinya. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada
teman-teman dan para pembaca yang telah membantu
untuk terwujudnya buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa,
dosen, guru, dan para pembaca lainnya.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
menggambar benda-benda secara realis. Dasar
kemampuan menggambar realis inilah yang akan
memudahkan mahasiswa dalam mata kuliah lanjutan
lainnya yang bersifat praktek, misalnya menggambar
illustrasi, menggambar model, dan melukis, karena
setiap tugas perkuliahan tersebut harus didahului dengan
proses menggambar sketsa yang umumnya ditampilkan
secara realis.
4
d. Secara praktek mahasiswa mampu memindahkan
bentuk objek ke atas bidang gambar dengan
komposisi yang benar.
e. Mampu memindahkan bentuk objek ke atas bidang
gambar dengan proporsi yang benar.
f. Mampu memindahkan bentuk objek ke atas bidang
gambar dengan teknik pencahayaan yang benar.
g. Mampu memindahkan bentuk objek ke atas bidang
gambar dengan perspektif yang benar sehingga
mencapai kemiripan yang tinggi terhadap objek
model.
h. Mampu memindahkan bentuk objek ke atas bidang
gambar secara mirip sesuai model yang ditiru
6
yang mengacu kepada kemiripan dengan model
yang ditiru.
g. dengan kemampuan meniru objek gambar secara
mirip sesuai model, maka mahasiswa akan mudah
mengikuti perkuliahan praktek lanjutan seperti
gambar model, gambar ilustrasi, seni lukis, seni
patung, dan lain-lain, karena pada umumnya tugas-
tugas perkuliahan praktek diawali dengan sketsa
terutama pada bentuk-bentuk realis.
4. Kompetensi Dasar
7
e. Mampu menerapkan teknik pencahayaan dengan
arsiran pensil
f. Mengerti tentang prinsip-prinsip perspektif dalam
gambar
g. Menerapkan prinsip perspektif sesuai model yang
ditiru
h. Menampilkan objek gambar secara mendetil, jelas,
dan terang.
i. Mencapai kemiripan yang tinggi terhadap model
yang ditiru.
8
langkah menggambar bentuk, Bagian 7: Peranan sketsa
dalam gambar bentuk, Bagian 8: Penguasaan teknik
arsiran, Bagian 9: Penggunaan warna dalam gambar
bentuk I, Bagian 10. hal-hal yang dinilai pada gambar
bentuk, Bagian 11: Apresiasi gambar bentuk I.
9
BAB II
PENGERTIAN GAMBAR BENTUK
10
objek yang diamati, kemudian disebut dengan
menggambar bentuk.
Gambar yang digunakan untuk merepresentasi
suatu objek, khususnya benda-benda yang tidak bergerak
(benda mati), disebut gambar alam benda (still life). Pada
gambar alam benda ini dapat digambar objek seperti
gelas, botol, sepatu, tas, kendi, bunga, buah-buahan dan
sebagainya yang diatur secara artistik. Pada dunia
pendidikan, menggambar alam benda ini lebih dikenal
dengan menggambar bentuk. Gambar bentuk
sebagaimana alam benda berusaha menampilkan objek
yang digambar dengan setepat-tepatnya. Mengambar
bentuk sedikit berbeda dengan gambar alam benda
karena harus mengikut model atau objek yang digambar,
sedangkan dalam gambar alam benda bisa saja bertolak
dari objek yang ada dalam ingatan atau imajinasi.
Menggambar bentuk adalah suatu kegiatan
memindahkan objek model yang dilihat langsung, ke
atas bidang gambar dengan lebih mengutamakan
kemiripan terhadap model tersebut. Menggambar bentuk
juga identik dengan fotografi, yaitu memindahkan objek
yang ada di depan mata ke bidang gambar. Kegiatan
11
fotografi menggunakan alat tustel yang menangkap
bentuk objek melalui lensa di dalamnya, lalu dipantulkan
ke film untuk merekam bentuk tersebut. Jika rekaman itu
diprint maka akan tercetak objek tadi pada kertas foto.
Pada kegiatan menggambar bentuk, pekerjaan tustel
pada fotografi itu digantikan oleh manusia. Si
Penggambar secara langsung mengamati model yang ada
di depannya, lalu mencerna dalam otak, terus
memerintahkan tangan untuk mencoretkan pada kertas
gambar. Hasil gambar yang diharapkan adalah sangat
mirip dengan model tersebut.
Kegiatan menggambar diawali dengan membuat
sketsa bentuk objek-objek yang diamati. Sketsa
merupakan kerangka bentuk objek model yang semula
berada dalam pemikiran, lalu dituangkan atau digoreskan
ke bidang gambar. Adapun peranan sketsa adalah untuk
mempermudah dalam memahami objek yang digambar
secara garis besarnya, sebelum objek tersebut terlaksana
menurut raut sebenarnya. Sejauh sketsa tersebut dapat
komunikatif bagi orang awam yang mengamatinya,
maka sketsa tersebut dapat dikatakan mendekati
sempurna. Sempurna dalam arti adanya penyesuaian
12
antara gagasan/imajinasi dan pengungkapan ke dalam
sketsa sedetil mungkin terhadap objek gambar yang
diamati.
Pada waktu pertama mengamati objek model
menggambar bentuk, kita lebih mengutamakan
penangkapan bentuk secara keseluruhan, karena bentuk
keseluruhan merupakan salah satu faktor yang penting
dan menentukan keberhasilan gambar bentuk. Bentuk
keseluruhan lebih menjamin kemiripan gambar bentuk
yang kita buat. Dengan menampilkan bentuk
keseluruhan itu, kita atau orang lain akan lebih mudah
mengenal benda-benda yang kita gambarkan. Misalnya
gambar buah-buahan, bunga, tas, sepatu, sepeda motor,
mobil, dsb. Contoh sederhana dalam penggambaran
bola. Bentuk yang bulat belum tentu akan dikenali
sebagai bola, apabila belum dibentuk sedemikian rupa
dengan tanda-tanda sebuah bola. Mungkin saja bulat
dalam artian lingkaran, piringan, dan lain sebagainya.
Jadi faktor yang menunjang kemiripan menjadi sebuah
bola itu harus diperhatikan oleh si penggambarnya.
Sebuah bola tentu harus terlihat plastis dan cembung
yang diwujudkan dengan teknik arsiran.
13
Dari contoh tadi dapat dipahami bahwa hanya
dengan penampilan bentuk keseluruhan saja dari sebuah
model belum memadai. Jika ada seseorang bertanya jenis
bola apa yang anda gambar ? maka si penggambar harus
dapat menjawab dengan tepat, karena dia memang
mampu menampilkan karakter sebuah bola apa yang
dimaksud. Misalnya bola tenis, bola pingpong, bola
basket, bola kaki, bola golf, dsb.
14
cahaya dominan, sehingga menghasilkan perubahan gelap
terang secara berangsur-angsur dari yang paling terang ke
paling gelap.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan
bahwa menggambar bentuk berarti menghadirkan kembali
benda tiga demensi yang ada dihadapan si penggambar ke atas
bidang gambar dalam bentuk dua dimensi, tanpa menambahi
ataupun mengurangi dari bentuk apa adanya pada model.
15
BAB III
ALAT DAN BAHAN MENGGAMBAR BENTUK
1. Alat-alat
Alat-alat dalam menggambar bentuk terdiri dari beberapa
alat utama dan alat bantu antara lain : pensil gambar,
penghapus, rautan pensil atau pisau, alat penyangga objek
model, kain background, lampu sorot.
Pensil dan penghapus merupakan alat utama yang dipakai
dalam menggambar bentuk I. Pensil terdiri dari bermacam-
macam spesifikasi seperti pensil H (hard), HB (hard black),
dan B (black). Pensil H (hard) adalah pensil yang memiliki
partikel-partikel keras sehingga hasil goresannya tidak begitu
terang. Variasi pensil H adalah HH (hard-hard) atau 2H yaitu
lebih keras partikelnya daripada pensil H. Pensil HB adalah
pensil yang memiliki partikel tidak terlalu keras dan tidak
terlalu lembut (sedang), sehingga hasil coretannya lebih
terang daripada pensil H. Karena hasil goresannya terlihat
lebih hitam maka istilah “Hitam” lebih sering digunakan
daripada “Lembut”. Sedangkan pensil B adalah pensil yang
memiliki partikel lembut dan hitam. Variasi pensil B adalah
BB (2B), BBB (3B), BBBB (4B), 5B, 6B, 7B, dan 8B.
Semakin banyak B-nya akan semakin lembut partikelnya dan
semakin hitam warnanya. Pensil B ada beberapa pilihan
16
mereknya antara lain paber castell, stadler, axam grade, dan
lain-lain.
Pensil H dan HB biasanya digunakan untuk mensket
gambar, tetapi dalam menggambar bentuk tidak dianjurkan
menggunakan kedua pensil ini karena sering meninggalkan
lekukan atau parit bekas goresannya pada kertas. Oleh sebab
itu untuk mensket pada gambar bentuk disarankan
menggunakan pensil BB (2B). Untuk menghindari garis yang
terlalu nyata terangnya, pensil BB (2B) jangan ditekan kuat.
Alat utama kedua dalam menggambar adalah karet
penghapus pensil. Karet penghapus diperlukan ketika ada
bagian dari goresan pensil yang tidak dipakai, dan untuk
mengurangi gelapnya bagian tertentu pada gambar. Kualitas
karet penghapus sangat mendukung kerapian gambar yang
dibuat. Oleh sebab itu karet penghapus harus disesuaikan
dengan jenis pensil yang dipakai. Karet penghapus yang
bagus adalah dapat membersihkan bekas goresan pensil
dengan rapi sampai dasar kertas bersih dan putih. Selain itu
karet penghapus yang bagus juga tidak merusak permukaan
kertas. Karet penghapus yang cocok untuk pensil B ada
beberapa pilihan mereknya antara lain paber castell, stadler,
axam grade, dan lain-lain.
Alat bantu menggambar bentuk pertama adalah rautan
pensil atau pisau cutter. Menggambar bentuk yang
17
mengutamakan goresan atau arsiran, membutuhkan kondisi
pensil yang selalu runcing. Oleh sebab itu si penggambar
sering meraut kembali pensilnya yang sudah tumpul. Rautan
pensil harus memiliki mata pisau yang sangat tajam supaya
mata pensil tidak mudah patah. Selain itu kayu pensil juga
terbuat dari bahan yang cukup keras sehingga dibutuhkan
pisau rautan yang tajam. Selain rautan pensil yang sudah
tersedia hasil pabrikan, dapat juga digunakan pisau cutter
untuk meraut pensil. Umumnya meraut pensil dengan
menggunakan pisau cutter lebih baik hasilnya karena jarang
patah dan tidak terlalu lancip.
Alat bantu kedua adalah alat penyangga objek model.
Penyangga objek model diperlukan ketika menatanya di
depan si penggambar. Misalnya sekelompok buahan yang
ditata membutuhkan wadah seperti bakul, piring buah atau
keranjang buah. Model barang souvenir mungkin perlu
penyangga dari kotak-kotak ataupun tripod. Penataan model
sebelum digambar sangat diperlukan guna mendapatkan sudut
pandang yang estetis. Jika benda ditumpuk saja di lantai
mungkin terlihat tidak indah. Oleh sebab itu dapat ditata pada
suatu wadah sebagai penyangganya sehingga terlihat menarik.
Alat penyangga berupa kotak-kotak sering disebut dengan
istilah “pedestal’.
18
Alat bantu ketiga adalah kain sebagai background
(latar belakang). Sama halnya dengan alat penyangga, kain
sebagai background juga berperan menambah keindahan
tampilan objek model. Kain dapat diletakkan di belakang
objek yang ditata seperti sebuah layar, maupun kain sekaligus
sebagai layar dan alas objek model. Keindahan kain layar
ditimbulkan dari draveri kain, warna kain, dan sifat kain yang
mengkilat ataupun tidak mengkilat. Kadang-kadang si
penggambar dapat mengganti background tersebut dengan
media lain, misalnya dengan daun pisang, kertas hias dan lain-
lain.
Alat bantu keempat adalah lampu sorot. Lampu sorot
digunakan untuk memberi cahaya atau penyinaran terhadap
objek model dengan satu arah yang dominan. Dengan adanya
satu arah cahaya yang kuat itu akan menghasilkan bayangan
benda atau gelap terang yang terkontrol. Hal ini akan memberi
kejelasan bentuk benda yang ditiru sehingga memudahkan
dalam penggambaran yang mendetil.
2. Bahan
19
kertas gambar ukuran A3 dan karton manila berwarna putih.
Sifat kertas tersebut cukup tebal, dengan permukaan halus,
tidak mudah sobek, dan kalau dihapus coretan pensilnya maka
permukaan kertas tidak rusak. Partikel pensil lengket pada
permukaan kertas dengan rapi sehingga dapat
mempertahankan gelap terangnya dalam waktu lama.
Pemilihan bahan kertas yang baik untuk menggambar
bentuk sangat membantu kemudahan waktu berkarya, karena
sifat bahan akan menghasilkan efek tertentu. Kertas dengan
permukaan halus jika diarsir dengan pensil hitam dan rapat
akan menghasilkan efek hitam mengkilat. Selain itu hitamnya
terlihat lebih jelas dan tidak kusam. Sedangkan kertas dengan
permukaan bertekstur akan menghasilkan hitam tidak
mengkilat (dop) serta warna terkesan agak pudar.
20
BAB IV
KAIDAH-KAIDAH KOMPOSISI DALAM
MENGGAMBAR BENTUK
1. Kesatuan
Kesatuan adalah susunan elemen-elemen yang
membangun suatu objek tertata dengan rapi menurut
yang semestinya. Kesatuan atau lazim juga disebut
unity merupakan gabungan antar bagian-bagian yang
utuh. Kesatuan sering juga dikatakan kelompok benda-
benda yang saling berdekatan. Kesatuan terbangun dari
adanya bagian-bagian. Namun kesatuan tidak ditentukan
oleh kuantitas atau jumlah bagian, akan tetapi lebih
menekankan pada kualitas hubungan antara bagian-
bagian itu. Dengan kata lain karya seni rupa secara
kualitatif bagian atau unsurnya telah menyatu tidak
22
memerlukan tambahan unsur lain atau jua unsur yang di
dalamnya tidak boleh
dihilangkan atau dikurangkan. Bagian yang satu dengan
yang lain menjadi saling terikat, saling menentukan,
mendukung dan sistemik membentuk suatu kebulatan
utuh karya seni.
Pertimbangan kesatuan ini, penting oleh karena
berdasarkan teori psikologi bahwa pengamatan
seseorang itu akan memperoleh suatu kesatuan jika ada
kedekatan, ketertutupan, dan kesamaan. Dalam
penerapannya pada bidang karya seni rupa prinsip
kesatuan ini menekankan pengaturan objek atau
komponen objek secara berdekatan atau
penggerombolan unsur atau bagian-bagian. Antar unsur
yang saling menutup, misalnya dua garis lengkung yang
berhadapan akan lebih memperoleh kesatuan
dibandingkan dengan posisi yang berlawanan pada arah
yang sama. Bentuk yang sama atau relatif sama,
misalnya lingkaran dengan lingkaran, persegi dengan
persegi, walaupun memiliki ukuran yang berbeda juga
akan menentukan .
23
Bukan Kesatuan . Pada gambar di atas semua
bentuk persegi terpisah satu sama lainnya atau tidak
mengelompok.
24
Kesatuan. Pada gambar di atas semua bentuk
persegi tersusun pada suatu kelompok yang
memusat.
25
2. Keseimbangan
Keseimbangan (balance) berkaitan dengan bobot.
Dalam karya-karya seni rupa dua dimensi, misalnya
gambar atau lukis penerapan prinsip keseimbangan ini
lebih menekankan pada bobot secara kualitatif atau
disebut juga bobot visual, artinya berat-ringannya objek
hanya dirasakan. Sementara pada karya seni rupa tiga
dimensi, misalnya patung, keseimbangan ini berkaitan
juga dengan keseimbangan atau bobot aktual atau
sesungguhnya. Patung yang berat di belakang akan dapat
roboh ke belakang, jika berat ke atas bisa jadi patung itu
tidak dapat berdiri.
Penggunaan warna yang gelap cendrung berat,
sementara yang cerah memiliki kesan ringan. Raut yang
dibuat dengan ukuran besar cendrung berkesan berat
dibandingkan dengan yang berukuran kecil. Objek yang
ditemapatkan di atas memiliki kesan ringan, kan tetapi
jika detempatkan di bawah akan berkesan berat. Dengan
demikian bobot visual ini dapat dipengaruhi oleh
penggunaan warna, ukuran atau kedudukan raut atau
objek.
26
Pada karya-karya seni rupa tradisional, terutama ukir dan
batik, upaya penciptaan keseimbangan ini adalah dengan
membagi bagian permukaan menjadi dua bagian yang
sama. Bagian kanan dan kiri, atas dan bawah seolah-olah
dipisahkan oleh sebuah garis. Bagian yang satu memiliki
objek gambar yang sama secara berhadap-hadapan
dengan bagian yang lain. Dengan objek yang sama
secara berhadapan seringkali digunakan istilah
setangkup, maka keseimbangan yang kanan dan kiri itu
sama sebagaimana telah diuraikan di atas disebut sebagai
keseimbangan setangkup, formal atau keseimbangan
simetris.
Keseimbangan simetris.
Sumber : Materi dan Pembelajaran Kertakes.
Garis putus-putus tegak lurus di tengah-tengah motif,
membagi dua motif menjadi simetris kiri dan kanan.
27
Penataan model secara simetris ini dapat dilihat
contoh berikut :
28
Keseimbangan asimetris :
Benda-benda persegi tertata dalam sebuah
keseimbangan tetapi tidak simetris kiri-kanan,
maupun atas-bawah
29
3. Irama
Irama ditimbulkan dari kesan gerak dan unsur yang
melekat pada karya seni. Sifat atau kesan dari irama
dapat lemah lembut, keras atau lunak secara teratur.
Sebagaimana dalam kehidupan, irama dalam karya seni
juga dapat timbul jika ada pengulangan yang teratur dari
unsur yang digunakan. Dengan demikian irama dalam
karya seni rupa terjadi dari pengaturuan unsur-unsur
rupa baik garis, raut, warna, tekstur, ruang, dan gelap-
terang secara berulang.
Irama dalam karya seni rupa dapat diupayakan
melalui pengulangan, pergantian, perubahan ukuran, dan
gerakan mengalun. Irama pengulangan atau disebut
irama repetitif dapat tercipta hanya dengan mengulang-
ulang unsur yang bentuk, ukuran, dan warnanya,
misalnya menata unsur lingkaran dengan warna yang
sama, jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya.
Irama ini akan mengahsilkan irama yang monoton dan
membosankan.
30
4.
5.
Irama repetitif :
Pengulangan bentuk, ukuran, dan jarak yang sama, disebut
pengulanan atau irama repetitif
31
Agar menimbulkan variasi atau sedikit kejutan
irama, pengulangan unsur dapat dilakukan secara
berganti-ganti, misalnya lingkaran dengan stengah
lingkaran, segitiga dengan persegi dan sebagainya, oleh
karena pengulangan yang dilakukan dengan pergantian
lazim disebut sebagai irama alternatif.
6.
Irama Alternatiftif
7.
Penataan model irama alternatif dapat dilihat contoh
berikut :
32
Irama yang dicapai dengan perubahan ukuran atau
disebut juga dengan irama progresif dicapai dengan
membuat perubahan unsur secara bertingkat, misalnya
menyusun bidang segitiga mulai dari ukuran yang kecil
sekali sampai dengan yang sangat besar. Irma progresif
tampak lebih dinamis karena perubahan dan
perkembangan unsur-unsurnya yang tidak selamanya
tetap.
8.
9.
Irama Progresif
10.
Pengulangan dengan perubahan bentuk secara
bertahap dari kecil sampai besar, atau semakin
memanjang, maupun meluas itu disebut juga dengan
“Roncetan”.
Irama yang dimunculkan dengan gerakan
mengalun atau flowing dapat dilakukan dengan
mengatur, terutama raut, secara kontinyu dengan gerakan
mengalun, bergelombang, sebagaimana gerakan ombak
atau gerakan air.
33
Irama Mengalun
4. Keselarasan / harmoni
Keselarasan lazim juga disebut dengan harmoni atau
keserasian. Sesuatu yang selaras, harmonis, dan serasi
adalah timbul dengan adanya kesamaan, kesesuaian, dan
tidak adanya pertentangan. Demikian juga dalam karya
seni rupa, keselarasan ini dapat dibuat dengan cara
menata unsur yang mungkin sama, sesuai, dan tidak ada
yang berbeda secara mencolok. Misalnya bidang
lingkaran tidak selaras jika dipadukan dengan garis-garis
lurus, tetapi lingkaran lebih sesuai dengan garis
lengkung.
34
Objek Tidak Selaras : Lingkaran dipadukan dengan
garis-garis lurus
5. Kontras
Kontras adalah variasi bentuk yang sangat berbeda pada
suatu gambar. Hal ini menjadi kekuatan dalam sebuah irama
sehingga tidak terasa monoton. Misalnya sederetan bentuk
lengkung (silendris) lalu diselingi bentuk persegi. Kemudian
terulang kembali pada deretan berikutnya sampai beberapa
kali.
36
Pada desain di atas terlihat pola-pola lengkung secara
berirama besar dan kecil, dimulai dari garis pertama kiri ke
kanan, terus turun ke garis kedua kanan menuju kiri, dan
begitu seterusnya ke bawah membentuk letter S. Pada ujung
setiap garis muncul bentuk persegi sebagai kontasnya.
6. Pusat Perhatian
Apabila kita mengamati sebuah karya seni rupa
seringkali menemukan bagian yang paling menarik
perhatian. Sama halnya jika kita melihat wajah seseorang
teman, barangkali bagian yang paling menarik adalah
mata, atau bibirnya. Dalam seni rupa khususnya bagian
yang menarik perhatian ini menjadi hal prinsip
penekanan atau sering juga disebut dengan “Pusat
Perhatian” (central focus). Dengan demikian penekanan
adalah suatu bagian gambar yang dibuat berbeda atau
menonjol sehingga menjadi pusat perhatian si pengamat
gambar tersebut.
Jika seseorang melihat sekelompok benda, maka
dia mungkin akan menaruh perhatian lebih kepada salah
satu benda tersebut. Hal inilah yang disebut pusat
perhatian. Dalam sebuah gambar, benda yang menjadi
37
pusat perhatian biasanya diletakkan pada bagian tengah,
dan dibuat lebih menonjol dari pada benda lainnya.
Penonjolan bisa dilakukan dengan memberi warna yang
lebih terang, atau arsiran yang lebih sempurna.
38
Pada gambar di atas terlihat buah jeruk sebagai
kontarnya, karena warnanya yang sangat menonjol dibanding
objek lainnya. Kontras di sini juga bisa sekaligus menjadi
pusat perhatian (central focus).
39
BAB V
ELEMEN-ELEMEN GAMBAR BENTUK
1. Objek Model
Sebagaimana dijelaskan pada bagian pengertian
menggambar bentuk, bahwa objek model harus ada
sebagai benda yang akan ditiru ketika menggambar.
Objek model dapat pula dikatakan segala macam benda
yang sengaja dihadirkan di depan si penggambar sebagai
acuan dalam menggambar. Objek model dalam
menggambar bentuk terdiri dari benda-benda sehari-hari
(still life) misalnya meja, kursi, peralatan dapur, sepatu,
kotak-kotak, tas, topi, asbak, helm, botol, lampu dinding,
vas bunga, bunga, pensil, keranjang, bola, batu, dll.
Persyaratan sebuah model untuk menggambar bentuk
adalah benda tersebut dapat disusun atau ditata
sedemikian rupa di hadapan si penggambar. Jadi kalau
benda-benda besar yang tidak bisa ditata lagi seperti
gedung, rumah, gunung, jembatan, dll, tidak diambil
sebagai model.
Pemilihan objek model merupakan suatu cerminan ide
/gagasan dari seseorang, dimana kemampuan
berimajinasi dan kedalaman rasa estetis sangat
40
menentukan. Sebuah model yang dikatakan indah oleh
sesorang, belum tentu menarik bagi orang lain untuk
menggambarnya. Kenapa ? karena rasa indah dari
seseorang belum tentu sama dengan indah yang
dirasakan orang lain.
Benda-benda yang bentuknya biasa-biasa saja yang
dijumpai seseorang dalam hidupnya sehari-hari,
mungkin tidak menarik baginya untuk dijadikan model.
Oleh sebab itu dia akan mencari bentuk-bentuk yang
unik atau membuat perlakukan khusus terhadap benda
tersebut. Benda yang mendapat perlakuan tersebut
misalnya sebuah apel yang digigit terlebih dahulu
sehingga jadi sompel, baru menarik dijadikan model.
Bisa juga perlakuan terhadap objek itu dalam bentuk
lain, seperti pada buah apel ditancapkan sekuntum bunga
mawar, baru menarik dijadikan model. Botol yang
dipecahkan terlebih dahulu, kaleng yang dilobangi
sisinya lalu digandengkan dengan pistol mainan, gelas
yang ditelungkupkan lalu di atasnya diletakkan piring
berisi air panas, dan banyak ide lain untuk membuat
perlakuan bagi model menggambar bentuk.
41
Kegiatan memperlakukan model dengan
menggunakan imajinasi itu bertujuan untuk
menampilkan kreativitas seseorang. Jadi dalam
menggambar bentuk juga tidak terlepas dari kreativitas
seseorang yang dimulai dari pemilihan model, perlakuan
ataupun penataan model, pemakaian background kain
dan teknik arsiran.
Terkait dengan model tersebut, tetap digambarkan
dengan teknik realis, setelah model itu mendapat
perlakuan. Sedangkan perlakuan terhadap model itu
boleh dilakukan orang lain, maupun si pengambar
sendiri. Sebaiknya dilakukan oleh si penggambar sendiri,
karena itu bertujuan agar sejak dari awal sudah
membangkitkan imajinasi estetis seseorang.
2. Pedestal/Wadah
Benda-benda model yang akan digambar perlu ditata
terlebih dahulu di depan si penggambar. Jika diletakkan
begitu saja di atas meja atau di lantai mungkin
bentuknya tidak akan menarik. Oleh sebab itu perlu alat
bantu wadah ataupun pedestal sebagai penampung dan
penopang/pengganjal benda-benda model tersebut.
42
Wadah adalah benda penampung objek model misalnya
keranjang buah, piring, bakul, vas bunga dan lain-lain.
Pedestal adalah bantalan/penyangga atau penopang
untuk menempatkan benda-benda model misalnya kotak-
kotak yang dibuat dari papan/triplek. Pedestal atau
wadah bermanfaat untuk membuat penataan objek model
menjadi estetis, dalam hal ini wadah juga bisa sekaligus
menjadi objek model pendamping.
44
ketinggian yang cocok dengan sudut pandang si
Penggambar.
3. Background (latar belakang)
Background adalah latar belakang yang ditambahkan
pada saat penataan objek model. Biasanya latar belakang
diambil kain yang lebar seperti baldu atau tetron
berwana polos. Background kain dibentuk berupa layar
di belakang objek yang akan digambar. Selain itu kain
tersebut kadang-kadang digunakan sekaligus menjadi
alas objek sampai ke depan. Misalnya sekelompok benda
yang ditata di atas meja, maka kain sebagai background
tadi digelar sebagai alas meja sampai ke bidang dinding
di belakang objek model.
45
Pada gambar di atas terlihat background berupa
kain berimpel-rimpel yang terlihat seperti gordin jendela.
Kain tersebut berperan untuk mendukung penampilan
objek model yang ada di depan. Penggarapan
background tidaklah mendetil seperti objek model
utama, melainkan digarap secara sederhana dan tampak
sewajarnya, sehingga tidak mengganggu penampilan
objek utama sebagai pusat perhatian (sentral focus).
4. Pencahayaan
Pencahayaan adalah sinar yang jatuh kepada
objek model, sehingga menambah kejelasan bentuk serta
memberi bayangan guna mendapatkan bentuk yang
estetis. Jika menggunakan pencahayaan langsung dari
matahari, maka perlu diperhatikan sudut jatuh cahaya
sehingga menghasilkan bayangan benda yang menarik
untuk digambar. Artinya untuk mendapatkan sudut
jatuhnya bayangan, perlu memperhatikan jam berapa
bagusnya menggambar sehingga posisi matahari sesuai
dengan kebutuhan pencahayaan.
Pencahayaan dengan mengunakan cahaya buatan
seperti lampu sorot, lilin, lampu teplok, akan lebih
47
mudah diatur sesuai dengan kebutuhan si penggambar.
Di samping mengatur sudut jatuh cahaya terhadap
model, juga dapat diatur intensitas cahaya serta warna
lampu yang digunakan. Penggunaan lampu sorot dan
standar kaki tiga (treepot) sangat mudah untuk
mendapatkan arah cahaya yang diinginkan terhadap
objek. Selain itu juga dapat diatur kekuatan cahaya
lampu tersebut sehingga tidak silau maupun terlalu
redup.
48
BAB VI
LANGKAH-LANGKAH MENGGAMBAR BENTUK
53
Penataan model seperti di atas dapat memberi
kejelasan terhadap objeknya yaitu jeruk yang disusun
menghadap ke atas. Ciri sebuah benda yang disebut
jeruk itu terlihat pada pusatnya yaitu ada lekukan di
tengahnya. Jadi kalau ditelungkupkan atau terlihat
sampingnya saja, mungkin karakter jeruk tidak kelihatan,
sehingga bisa disebut bukan jeruk. Penataan pada piring
khusus akan memberi nilai estetis, ditambah lagi dengan
warna berbeda dari objek dan background-nya.
54
memperhatikan penataan warna yang ada padanya. Jika
digambar tanpa warna (hitam-putih) diharapkan
intensitas cahaya yang berbeda mengenai objek tersebut,
akan tetap memberi kemudahan untuk mengenalinya.
55
perkecilan dari objek yang diamati. Hasilnya sering
menampilkan objek yang terlalu lebar, pendek (gemuk)
ataupun terlalu tinggi (kurus). Mungkin bagi
penggambar pemula dapat menggunakan penggaris
untuk menentukan skala. Si penggambar memegang
penggaris secara vertikal dan merentangkan tangannya
ke depan mengarah kepada objek model. Lalu
memandang objek model dari sisi penggaris tersebut
dengan menggunakan sebelah mata (mata yang lain
dikedipkan) sehingga terlihat berapa sentimeter tinggi
objek. Kemudian dengan membandingkan lebar atau
tingginya bidang gambar, maka dapat diperkirakan
beberapa kali perbesaran objek akan digambar. Misalnya
pada penggaris terlihat tinggi objek 10 cm, mungkin
dapat digambar dengan tiga kali perbesaran, sehingga
hasil gambar akan berukuran tinggi 30 cm.
Proses mengamati, pada prinsipnya sudah
dimulai sejak awal ketika memilih benda mana yang
akan dijadikan model. Rasa estetis pada diri seseorang
akan menjatuhkan pilihannya pada objek-objek tertentu
yang akan dijadikan model. Kegiatan pertama adalah
melihat benda apa adanya, kemudian memperhatikan
56
hal-hal yang menarik dari benda tersebut, lalu
memikirkan kemungkinan perlakuan apa yang akan
dibuat sebagai persiapan untuk dijadikan model.
Kegiatan pengamatan berlanjut pada saat menata objek
tersebut sebelum digambar. Mengamati ketika menata
objek tersebut berlangsung secara global terhadap tata
letak, dan pencahayaan. Proses mengamati mulai serius
ketika akan memulai mensket gambar, dan lebih serius
lagi selama proses menggambar.
Hal-hal yang perlu diamati pada sebuah model
meliputi unsur-unsur seni rupa seperti garis, bidang,
ruang, warna, tekstur, dan gelap-terang. Kemudian juga
mengamati prinsip komposisi seperti proporsi,
keseimbangan, keselarasan, dan penekanan.
Pengamatan yang serius artinya melihat objek
model secara mendetil pada semua sisi, misalnya arah
garis, tekstur, dan cahaya yang menimpa objek serta
bayangan yang jatuh ke lantai. Intensitas cahaya yang
menghasilkan gradasi membentuk plastisitas benda,
akan lebih terlihat dengan cara mengecilkan/menutup
sebelah mata.
57
Benda yang mengkilat akan memantulkan cahaya
ke mata kita. Pantulan itu mungkin akan terlihat berupa
titik, garis atau bidang yang berwarna putih. Bagian-
bagian yang memantulkan cahaya ini harus diamati
secara cermat, karena sangat dipengaruhi oleh cahaya
yang datang dari segala penjuru. Oleh sebab itu untuk
memudahkan pengamatan buatlah suatu sumber cahaya
yang dominan dari satu arah.
58
saja ditinggalkan kalau mahasiswa sudah terampil
mensket tanpa menentukan lay out dan garis pola objek.
Mungkin bagi mahasiswa yang sudah mahir mensket
tidak diperlukan lagi garis-garis bantu tersebut. Contoh
lay out dan pola-pola garis besar objek dapat dilihat pada
gambar berikut :
lay out
bidang gambar
59
lay out
pola-pola garis
besar objek
bidang gambar
60
diarsir. Kemudian barulah diarsir dengan ketepatan gelap
terang sesuai model yang ditiru.
61
lay out
bidang gambar
5. Finishing gambar
63
BAB VII
PERANAN SKETSA DALAM GAMBAR BENTUK
64
ulang. Garis spontan adalah garis yang tarikannya sekali
tarikan dengan tidak ragu-ragu, tetapi langsung
membentuk sesuai yang diharapkan. Sedangkan garis
yang tarikannya ragu-ragu akan menghasilkan garis
bergelombang atau bergerigi sehingga penampilan objek
terlihat tidak menarik.
Peranan sketsa adalah untuk mendapatkan bentuk
yang memiliki proporsi, perspektif, dan komposisi
terhadap luasnya bidang gambar. Oleh sebab itu sketsa
memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai
hasil naksimal sebuah gambar bentuk. Kegagalan
memperoleh sketsa yang baik, berpotensi besar akan
menghasilkan gambar yang tidak mirip, begitu juga
dengan arah perspektif yang salah pada sketsa akan
merusak hasil gambar objek seutuhnya.
2. Prinsip dan Cara Membuat Sketsa
65
tinggi atau lebar objek model. Untuk menentukan lay out
objek model dapat dibantu dengan membuat ruang intip
atau jendela pandang dari selembar kertas HVS yang
dilobangi di tengah-tengahnya, berukuran 3 X 4 cm.
Kertas tadi dipegang mengarah kepada objek model,
sehingga objek terlihat seluruhnya dari lobang kertas
tersebut. Lobang kertas itu akan membantu anda
menentukan posisi kertas, apakah harus horizontal atau
vertikal. Di samping itu akan membantu dalam
membuat skala perbesaran atau perkecilan gambar
berdasarkan luas bidang gambar yang tersedia.
Mulailah sketsa dengan menggambar kerangka objek
yang bagian depan terlebih dahulu. Setelah itu secara
bertahap dilanjutkan dengan objek yang ada di
sampingnya, terus ke objek yang di belakang. Tekenan
pensil ketika menskets adalah lembut, sehingga apa bila
terjadi kesalahan garis tidak perlu dihapus, cukup
membuat garis lain yang dianggap tepat. Jika
menggunakan pensil berwarna ambillah warna yang
paling terang, sehingga setelah diarsir nanti tidak akan
terlihat lagi. Prinsipnya garis-garis pada sketsa adalah
halus dan tidak perlu dihapus-hapus.
66
3. Presentasi Sketsa
67
BAB VIII
PENGUASAAN TEKNIK ARSIRAN (RENDERING)
70
Gb. 22. Arsiran Horizontal : Gambar oleh Mesra
71
Gb. 23. Arsiran Vertikal : Gambar oleh Mesra
72
Gb. 24. Arsiran Miring : Gambar oleh Mesra
74
Gb. 28. Arsiran lengkung-lengkung : Gambar oleh Mesra
75
BAB IX
PENGGUNAAN WARNA DALAM MENGGAMBAR
BENTUK I
2. Teori Warna
77
Kemampuan manusia menciptakan warna
hanyalah mencampur warna-warna yang sudah ada dari
alam. Manusia menghancurkan pigmen-pigmen warna
yang sudah tersedia di alam menjadi serbuk atau tepung
warna. Kemudian serbuk warna tadi bisa dilarutkan
kembali dengan zat cair seperti air, minyak, tiner, dll.
Manusia menciptakan media warna berupa pensil
warna, pulpen warna, spidol, crayon, cat air, cat minyak,
gincu, wantex, dll. Hal ini bertujuan memberi
kemudahan kepada orang untuk menggunakan sesuai
keperluannya. Dengan demikian media warna dapat
diproduksi banyak, bisa diawetkan, dan dapat
dipergunakan kapan saja diperlukan.
Dalam menggambar bentuk, manusia hanya
bertugas menyusun warna-warna pada objek gambar
berdasarkan penglihatannya terhadap objek model.
78
pertama dari warna adanya kecerahan. Sifat dari pigmen
warna ada yang memantulkan warna cerah sekali atau
terang, yang terasa ringan. Warna-warna demikian
biasanya disukai sebagian orang seperti anak-anak, dan
orang yang menggunakannya untuk kepentingan iklan.
Kemudian ada juga partikel warna yang memantulkan
warna gelap, sehingga terlihat kesan berat. Warna
demikian biasanya disukai oleh orang-orang dewasa atau
tua. Aspek kedua adalah ketajaman warna, artinya
warna tersebut memancarkan pigmen-pigmen secara
jelas, sehingga tampak berkualitas atau berbobot.
Dalam menggambar bentuk yang bertujuan
menampilkan objek semirip mungkin dengan yang
ditiru, maka aspek ketajaman warna sangat diperlukan
untuk mendapatkan akurasi bentuk (representatif). Objek
yang perspektif tentu menuntut adanya gradasi warna
mulai dari yang gelap sampai kepada yang paling
terang. Warna terang yang diharapkan adalah yang
memiliki bobot atau berkualitas.
Gradasi warna pada objek model akan dipengaruhi
oleh sumber cahaya, misalnya matahari, lampu pijar,
lampu TL (neon), dan lampu berwarna.
79
4. Penerapan Arsiran Berwarna
80
Pensil yang “Sedang” kerasnya lebih mudah
mencampur warna dan tekanan pensil bisa dilakukan
secara berbeda pula untuk mendapatkan gradasi. Warna
yang dihasilkan lebih cerah dan hasil pencampuran
warna juga lebih menyatu. Pemadatan yang tercipta pada
permukaan kertas tidak terlalu keras sehingga masih
memungkinkan goresan berikutnya masih bisa lengket
pada warna yang sudah ada. Di samping kecerahan
warna dan kemudahan mencampur warna juga lebih
tahan lama, dimana pigmen warna bisa menyatu sama
lain serta lengket cukup kuat pada permukaan kertas.
Pensil warna yang lembut kelebihannya adalah
sangat mudah mencampur warna dan tampak lebih
cerah. Kelemahannya adalah tidak bisa ditekan kuat
karena mudah patah. Akibatnya kepadatan pigmen yang
melengket pada permukaan kertas tidak terlalu kuat.
Ikatan pigmen satu sama lainnya juga kurang kuat
sehingga mudah terlepas. Diperkirakan hasil gambar
tersebut tidak bertahan lama. Pensil jenis lembut ini ada
juga yang berbasis cat air, artinya setelah selesai
diwarnai dengan teknik arsir lalu dikuaskan air, maka dia
81
berubah menadi cat air. Tetapi dalam menggambar
teknik arsir tentu tidak perlu dikuaskan air.
82
Oleh sebab itu seorang penggambar akan selektif
memilih warna-warna objek yang akan dijadikan model.
Memilih warna objek model juga merupakan
salah satu bentuk kreativitas. Memadukan beberapa
model dengan warna berbeda-beda seharusnya dapat
menambah nilai estetis. Prinsip komposisi dapat menjadi
pedoman penataan objek model yang berwarna-warni,
baik sebagai irama /pengulangan, sebagai kontras, dan
central focus (pusat perhatian).
83
BAB X
HAL-HAL YANG DINILAI PADA GAMBAR BENTUK
2. Proporsi
88
3. Ketepatan Bentuk
4. Perspektif
90
mahasiswa. Seharusnya benda yang dekat terlihat lebih
terang dari benda yang jauh.
Perspektif merupakan suatu kondisi keterbatasan
kemampuan mata manusia melihat suatu objek, dimana
benda yang dekat dengan mata akan terlihat lebih besar
atau lebih tinggi dari pada benda yang terletak lebih jauh
dari mata, kemudian benda yang lebih dekat terlihat
lebih jelas dari pada yang jauh, garis-garis yang sejajar
dengan horizon akan terlihat menuju ke suatu titik hilang
(disebut juga titik mata). Misalnya sebuah kotak
diletakkan di atas meja, lalu diamati dari salah satu pojok
kotak tersebut, maka garis-garis sejar dengan horizon
pada kotak tersebut akan terlihat menuju ke suatu titik
hilang.
91
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kotak-
kotak tersebut sisinya semakin mengecil menuju ke
suatu titik, pada hal secara matematika kotak yang
sesungguhnya memiliki ukuran yang sama dari sisi-sisi
yang berhadapan. Garis-garis vertikal dari kotak-kotak
tersebut terlihat semakin pendek menuju ke suatu titik,
sedangkan pada kotak yang sesungguhnya garis-garis
vertikal pada kotak pasti sama tingginya.
92
5. Gelap Terang
93
6. Plastisitas
94
mengganti-ganti jenis pensil menggunakan tingkat
kehitaman berbeda secara bertahap.
7. Finishing
96
BAB XI
APRESIASI KARYA GAMBAR BENTUK I
1. Pengertian Apresiasi
Kata appresiasi berasal dari bahasa Inggris ; to apreciatie
artinya menghargai. Apreciation = penghargaan. Jadi apresiasi
(B. Indonesia) adalah penikmatan karya seni dengan adanya
pengertian yang baik, (Raharjo : 1986). Pengertian lain dari
apresiasi adalah kesediaan mengenal dan memahami sesuatu
nilai yang ada pada fokus kajian tertentu sehingga pada
akhirnya menimbulkan perasaan simpati ataupun empati.
Aristoteles (filsuf Yunani) dalam Raharjo,
menyatakan bahwa penikmatan yang paling luhur adalah
penikamtan intelektual, yaitu bahwa penikmatan karya seni
tidak cukup dengan melalui mutu karya seni semata,
melainkan melalui tinjauan seluk beluk karya seni, menikmati
karya seni dengan baik dibutuhkan suatu bekal, suatu
kemampuan tertentu, yang didasari suatu pengetahuan tentang
seluk beluk karya seni tersebut
2. Fungsi Apresiasi
Fungsi apresiasi dalam kehidupan manusia adalah untuk
memberi rasa puas atas prilakunya mengamati dan mengenali
sesuatu sehingga mampu memberi penilaian terhadap orang
lain. Misalnya ketika seseorang merayakan Ulang Tahun
kelahirannya, lalu teman-temannya ramai datang memberikan
97
ucapan selamat. Dalam hal ini orang yang ulang tahun itu
memberi apresiasi atas atensi teman-temannya yang ramai
datang.
Memberi apresiasi berfungsi memperkuat hubungan
batin antara yang berapresiasi dengan yang diapresiasi. Jika
antara sesama manusia, maka akan terjadi saling
menghormati, sama rasa ketika ada bahagia maupun duka cita.
Begitu juga jika seseorang berapresiasi kepada suatu benda,
maka dia akan semakin menyukai benda tersebut serta
merawat/menjaganya dengan baik.
3. Apresiasi karya seni
Apresiasi terhadap karya seni mempunyai lingkup yang
sangat luas, karena penciptaannya membutuhkan usaha keras
dan imajinasi yang tinggi. Jadi penghargaan yang diberikan
terhadap karya seni dilatarbelakangi senimannya.
Sebelum pengamat karya seni melaksanakan proses
apresiasi, senimannya telah menjadikan apresiasi sebagai
sumber inspirasinya. Misalnya untuk menetapkan sebuah
benda akan dijadikan model pada menggambar bentuk maka
si penggambar akan mengamatinya lebih dahulu. Kemudian
barulah dia menilai, sehingga muncul ketertarikan atau
sebaliknya tidak tertarik untuk menjadikan benda itu sebagai
model.
98
Proses menggambar bentuk melibatkan pengamatan
sebagai hal yang paling penting untuk dapat mewujudkan
bentuk yang representatif. Karakteristik setiap benda yang
dijadikan model seakan-akan sudah hafal dalam pikiran si
penggambar. Proses memindahkannya ke atas bidang gambar
merupakan suatu usaha keras dari otak mengolah informasi
bentuk yang diamati mata, kemudian memerintahkan tangan
untuk menyalinnya kembali berupa coretan.
Penghargaan adalah puncak apresiasi karya seni,
sehingga muncul perasaan simpati dan empati. Simpati
sebagai bentuk rasa suka atau menghargai, tetapi empati jauh
lebih tinggi penghargaannya seakan-akan larut atau hadir
dalam karya tersebut.
Berapresiasi terhadap karya orang lain akan dipengaruhi
oleh kemampuan diri sendiri mengenal, memahami,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya. Jika seseorang sudah mengetahui seperti apa
kriteria suatu gambar bentuk yang baik, maka dia akan
mampu berapresiasi secara baik pula. Sebaliknya jika belum
memiliki ilmu pengetahuan yang dalam atau pengalaman
yang luas terhadap gambar bentuk akan memberikan penilaian
atau penghargaan tidak wajar. Dalam hal ini apresiasinya
dianggap tidak berhasil.
99
Berikut ini ditampilkan beberapa hasil karya gambar
bentuk I mahasiswa senior, sebagai bahan apresiasi bagi
mahasiswa yang baru mengikuti mata kuliah tersebut :
100
Benda asimetris dengan teknik arsiran silang vertikal
dan horizontal.
101
Kelompok buah-buahan dalam wadah, arsiran horizontal.
102
Kelompok benda-benda silendris yang lebih rumit, dengan
teknik arsiran silang miring.
103
Kelompok buah-buahan, dengan teknik arsiran silang
menggunakan pensil warna.
104
105
106
107
108
BAB XII
PENUTUP
110
DAFTAR BACAAN
111