Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Sumber: ABET-IDEAL, Program Assessment Training Material, 2016 • AUN-QA, OBE Training Material, 2018 • AUN-QA, T1 Training Material, 2017 • Desain Kurikulum,
Kemenristek Dikti • Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Arsitektur ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI ARSITEKTUR INDONESIA (APTARI)

Mata Kuliah : Morfologi Kota | Semester: 0X | Kode Mata Kuliah: ARxxxx | SKS : 3
Program Studi : Magister Arsitektur
Perguruan Tinggi : Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dosen : Dr. Amos Setiadi

Kerangka Kualifikasi Lulusan

 Kemampuan Kerja dalam KKNI Level 8


Sesuai dengan Peraturan Presiden no 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Peraturan Menteri no 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SNPT). maka ditentukan level kemampuan lulusan sesuai jenjang sebagai berikut: Mengembangkan IPTEKS melalui riset, inovasi dan teruji, menyelesaikan masalah dengan pendekatan
inter/multi disiplin

 Garis Besar Kompetensi


Secara garis besar kompetensi yang diharapkan dari setiap lulusan adalah sebagai berikut: Magister yang menguasai state of the art perancangan & ilmu arsitektur.

 Kompetensi Utama
Perlu dilakukan kajian terhadap kompetensi UIA (UIA Charter 2005), IAI, dan bench marking terhadap Sekolah-sekolah Arsitektur di Dunia. Secara umum, untuk mencapai profil lulusan S2
arsitektur diperlukan kompetensi sebagai berikut.
Tabel 1. Kompetensi Rujukan dan Pengelompokannya untuk Jenjang Magister Arsitektur

Merancang 1 Kemampuan untuk berimajinasi, berpikir kreatif, berinovasi dan menjadi pelopor dalam desain.

2 Kemampuan untuk mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, melakukan analisis serta melakukan penilaian kritis dan merumuskan strategi untuk
tindakan.

3 Kemampuan untuk berpikir tiga-dimensi dalam eksplorasi desain.

4 Kemampuan untuk merekonsiliasi berbagai faktor, mengintegrasikan pengetahuan dan menerapkan keterampilan dalam penciptaan suatu solusi desain.

Berargumentasi 1 Pengetahuan tentang teori dan metoda merancang.

2 Memahami prosedur dan proses desain.


Tabel 1. Kompetensi Rujukan dan Pengelompokannya untuk Jenjang Magister Arsitektur

Mengkaji 1 Kemampuan untuk bertindak dengan pengetahuan tentang preseden sejarah dan budaya dalam arsitektur lokal dan dunia.

2 Kemampuan merancang yang menerapkan pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas desain arsitektur.

3 Kesadaran akan peraturan yang relevan, pedoman teknis dan standar untuk perencanaan, desain, konstruksi, kesehatan, keselamatan dan penggunaan
lingkungan binaan.

4 Pengetahuan teknis struktur, bahan, dan konstruksi.

5 Memahami proses desain teknis dan integrasi struktur, teknologi konstruksi dan sistem utilitas menjadi kesatuan fungsional yang efektif.

Mengkomunikasikan 1 Kemampuan untuk bertindak dan untuk mengkomunikasikan ide-ide melalui kolaborasi, berbicara, berhitung, menulis, menggambar, pemodelan dan
(Berkomunikasi) evaluasi.

2 Dapat memanfaatkan kemampuan membuat model manual, elektronik, dan grafis untuk mengeksplorasi, mengembangkan, menetapkan dan
mengkomunikasikan proposal desain.

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) / PLO Magister Arsitektur (Level 8)

Tabel 2. Capaian Pembelajaran Program Studi Magister Arsitektur (Level 8)

Domain SNPT Capaian Pembelajaran

Sikap 1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;

2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika;

3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;

4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
Tabel 2. Capaian Pembelajaran Program Studi Magister Arsitektur (Level 8)

5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;

7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara


8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;

10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan

11 Memiliki sikap etis dan estetis, komunikatif, adaptif, dan apresiatif.

Ketrampilan 1 mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan
Umum dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajiannya berdasarkan
kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis, dan mempublikasikan tulisan dalam jurnal ilmiah terakreditasi tingkat nasional dan mendapatkan pengakuan
internasional berbentuk presentasi ilmiah atau yang setara;

2 mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang keahliannya dalam menyelesaikan masalah di masyarakat atau industri yang relevan melalui
pengembangan pengetahuan dan keahliannya;

3 mampu menyusun ide, hasil pemikiran, dan argumen saintifik secara bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, serta mengkomunikasikannya melalui
media kepada masyarakat akademik dan masyarakat luas;

4 mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyek penelitiannya dan memposisikan ke dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui
pendekatan interdisiplin atau multidisiplin;

5 mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora berdasarkan kajian analisis atau eksperimental terhadap informasi dan data;

6 mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yang lebih luas;

7 mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri;

8 mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data hasil penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;
Tabel 2. Capaian Pembelajaran Program Studi Magister Arsitektur (Level 8)

Ketrampilan 1 mampu mengembangkan keilmuan arsitektur melalui penelitian dengan pendekatan inter atau multidisiplin, yang tersusun dalam tesis yang teruji terhadap kaidah
Khusus ilmiah dan arsitektur, dan dapat dipublikasikan dalam publikasi berkala ilmiah nasional terakreditasi, atau:

2 mampu menghasilkan rancangan arsitektur yang kreatif, orijinal, disertai dengan kajian teoretiknya, yang merupakan solusi hasil kajian masalah arsitektur yang
kontekstual, dan teruji terhadap kaidah arsitektur, serta tersusun dalam laporan yang dapat dipublikasikan dalam publikasi ilmiah nasional terakreditasi;

3 mampu menghasilkan paper/karya ilmiah salah satu bidang keilmuan arsitektur dan mempresentasikan dalam suatu forum ilmiah.

Pengetahuan 1 menguasai teori arsitektur, perancangan arsitektur, estetika, simbol dalam arsitektur, sains bangunan/perencanaan dan perancangan kota/permukiman/landscape;

2 menguasai konsep teoritis arsitektur nusantara, dan metode penelitian serta publikasi ilmiah.

Bahan Kajian yang diperlukan untuk memenuhi kompetensi utama magister Arsitektur meliputi:

Tabel 3. Rekomendasi Bahan Kajian Program Magister Arsitektur

Rumusan Kompetensi Bahan Kajian

Kemampuan untuk berimajinasi, berpikir kreatif, berinovasi dan menjadi pelopor dalam desain. Perancangan Kreatif

Kemampuan untuk mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, melakukan analisis serta melakukan penilaian kritis dan Riset. Pemrograman ars
merumuskan strategi untuk tindakan.

Kemampuan untuk berpikir tiga-dimensi dalam eksplorasi desain. Aspek aspek keruangan

Kemampuan untuk merekonsiliasi berbagai faktor, mengintegrasikan pengetahuan dan menerapkan keterampilan dalam penciptaan suatu Keterbangunan
solusi desain.

Pengetahuan tentang teori dan metoda merancang. Metoda dan prinsip perancangan

Memahami prosedur dan proses desain. Design Development

Pengetahuan tentang preseden sejarah dan budaya dalam arsitektur lokal dan dunia. Sejarah, Humaniora,
Tabel 3. Rekomendasi Bahan Kajian Program Magister Arsitektur

Pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas desain arsitektur. Aspek Seni Visual + Terapan

Kesadaran akan peraturan yang relevan, pedoman teknis dan standar untuk perencanaan, desain, konstruksi, kesehatan, keselamatan dan Code Compliance,
penggunaan lingkungan binaan. Interpretasi mengenai code

Pengetahuan teknis struktur, bahan, dan konstruksi. Kajian Struktur, bahan dan Konstruksi

Memahami proses desain teknis dan integrasi struktur, teknologi konstruksi dan sistem utilitas menjadi kesatuan fungsional yang efektif. Kajian Teknologi

Kemampuan untuk bertindak dan untuk mengkomunikasikan ide-ide melalui kolaborasi, berbicara, berhitung, menulis, menggambar, Ketrampilan Komunikasi: verbal, grafis
pemodelan dan evaluasi. (manual, CAD), model, kolaborasi

Dapat memanfaatkan kemampuan membuat model manual, elektronik, dan grafis untuk mengeksplorasi, mengembangkan, menetapkan Scientific & Ceative Writing (untuk membuat
dan mengkomunikasikan proposal desain. Skripsi, Logbook, Portofolio Design, Design
Report, Technology Report)

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) / PLO yang dibebankan pada matakuliah Morfologi Kota:
Tabel PLO 5 S2 Arsitektur UAJY:
Lulusan mampu menghasilkan riset yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan pendekatan inter dan multidisiplin.

(CP lulusan (CPL) yang dibebankan pada mata kuliah terdiri dari beberapa CP lulusan yang mencakup aspek sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus dan pengetahuan yang
mendasari pembentukan dan pengembangan sebuah mata kuliah tsb.)
CPL Aspek Sikap butir 5 (CPL AS 5) :
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
CPL Aspek Ketrampilan Umum butir 1 (CPL AKU 1):
Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajiannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam
bentuk tesis, dan memublikasikan tulisan dalam jurnal ilmiah terakreditasi tingkat nasional dan mendapatkan pengakuan internasional berbentuk presentasi ilmiah atau yang setara;
CPL Aspek Ketrampilan Khusus butir 1 (CPL AKK 1):
Mampu mengembangan keilmuan arsitektur melalui penelitian dengan pendekatan inter atau multidisiplin, yang tersusun dalam tesis yang teruji terhadap kaidah ilmiah dan arsitektur, dan
dapat dipublikasikan dalam publikasi berkala ilmiah nasional terakreditasi,
CPL Aspek Pengetahuan butir 1 dan 2 (CPL AP 1+2):
Menguasai teori arsitektur, perancangan arsitektur, estetika, simbol dalam arsitektur, sains bangunan/perencanaan dan perancangan kota/permukiman/landscape
Menguasai konsep teoritis arsitektur nusantara, dan metode penelitian serta publikasi ilmiah terakreditasi tingkat nasional
Penekanan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK):
(CP Mata kuliah (CP-MK) adalah capaian pembelajaran yang bersifat spesifik terhadap mata kuliah mencakup aspek sikap, ketrampilan umum, ketrampilan khusus dan pengetahuan yg
dirumuskan berdasarkan beberapa CPL yang dibebankan pada mata kuliah.)

“Memahami dan mengenali morfologi kota dalam arsitektur berwawasan HHB”.

Deskripsi Matakuliah:
Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, menafsirkan (C5) falsafah makrokosmos dan mikrokosmos Hamemayu Hayuning
Bawana, dan memberikan argumentasi perkembangan bentuk ruang kota (morfologi kota), dan mampu menyusun (C6) pendapat dan mempresentasikan tugas dan mempublikasikan
tulisan / artikel ilmiah.

CPMK/ Deskripsi CPMK/ CLO Morfologi Kota Relasi


CLO terhadap
CPL/
PLO
Prodi &
APTARI
CPMK 1 Mahasiswa mampu menelusuri (C1) dan mengemukakan (C2) Morfologi Kota sebagai suatu “Pendekatan” dalam kajian Kota, yang tidak lepas dari factor CPL AS5
budaya, pandangan, agama, kepercayaan suatu masyarakat.
CPMK 2 Mahasiswa mampu mengaitkan (C3) hubungan antara perkembangan bentuk (morfo) kota dan budaya masyarakat, mampu membangun (C3) pemahaman CPL AS5
mengenai hubungan antara bentuk kota dan budaya masyarakat, dan mampu mempersoalkan (C3) konsep mengenai bentuk kota dan budaya masyarakat
CPMK 3 Mahasiswa mampu menguraikan (C2), mampu mendiskusikan (C2) budaya masyarakat agraris (sebagai contoh: Yogyakarta dengan filosofi Hamemayu CPL AS5,
Hayuning Bawono), dan mampu membangun (C3) opini dengan menggunakan contoh kasus budaya local melalui penelitian ilmiah CPL
AKU1
CPMK 4 Mahasiswa mampu menganalisis (C4) bentuk kota melalui perspektif budaya, dan mampu menyimpulkan (C5) morfologi kota dalam perspektif budaya CPL
dengan menggunakan contoh kasus budaya local melalui penelitian ilmiah AS5CPL
AKU1
CPMK 5 Mahasiswa mampu membagankan (C4), memerinci (C5) perkembangan bentuk kota melalui penelitian ilmiah CPL
AKU1
CPMK 6 Mahasiswa mampu mengkorelasikan (C4) sejarah perkembangan kota dan morfologi yang terbentuk, dan menyimpulkan (C5) pemikiran mengenai CPL
morfologi kota dengan factor-faktor penentunya melalui penelitian ilmiah AKK1
CPMK 8 Mahasiswa mampu menafsirkan (C5) falsafah makrokosmos dan mikrokosmos Hamemayu Hayuning Bawono, dan memberikan argumentasi dalam CPL AP1
mengerjakan tugas mereka. Selain itu, mahasiswa mampu menyusun (C6) pendapat dan mempresentasikan tugas mereka melalui penelitian ilmiah &2
CPMK 9 Mahasiswa mampu menyusun (C6) karya ilmiah/ publikasi ilmiah CPL AP1
&2
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub CP-MK)/ Sub CLO:
(Sub-CP Mata Kuliah (Sub CP-MK/Sub CLO ) adalah merupakan penjabaran dari setiap CP-MK bersifat dapat diukur dan/atau diamati dan merupakan kemampuan akhir yang
direncanakan pada tiap tahap pembelajaran)
(Indikator adalah pernyataan spesifik dan terukur yang menyatakan kemampuan atau kinerja hasil belajar mahasiswa yang disertai bukti-bukti)

Minggu CPMK/CLO Level 8 KKNI Sub CP-MK/ Sub CLO Indikator (terukur)

Mahasiswa mampu menelusuri (C1) dan mengemukakan (C2) Mampu menjelaskan batasan, 1. Ketepatan menjelaskan definisi/istilah dalam
Morfologi Kota sebagai suatu “Pendekatan” dalam kajian Kota, yangdefinisi istilah istilah terkait Morfologi berdasar sumber yang kredibel
1-2 tidak lepas dari factor budaya, pandangan, agama, kepercayaan suatu
Morfologi Kota dan mengidentifikasi: (literature, jurnal, kamus arsitektur)
masyarakat. - Pendekatan Morfologi; 2. Ketepatan membedakan Pendekatan dan Strategi
- Strategi Survey Morfologi; survey dalam Morfologi
Mahasiswa mampu mengaitkan (C3) hubungan antara perkembangan Mampu mengkaitkan hubungan
bentuk (morfo) kota dan budaya masyarakat, mampu membangun antara morfologi dan Budaya
(C3) pemahaman mengenai hubungan antara bentuk kota dan budaya membangun (kota), dan mampu 3. Ketepatan mengidentifikasi budaya bermukim
membangun pemahaman mengenai dan budaya membangun berdasar sumber yang
masyarakat, dan mampu mempersoalkan (C3) konsep mengenai
hunungan antara bentuk kota dan kredibel (literature, jurnal, kamus arsitektur yang
3-4 bentuk kota dan budaya masyarakat budaya masyarakat, dan mampu relevan dengan Morfologi Kota)
mempersoalkan (C3) konsep 4. Ketepatan menghubungkan konsep Budaya
mengenai bentuk kota dan budaya bermukim dan budaya membangun dalam
masyarakat perspektif Morfoloigi Kota
- Kota tradisional Jawa
- Budaya Jawa
Mahasiswa mampu menguraikan (C2), mampu mendiskusikan (C2) Mampu menguraikan dan
budaya masyarakat agraris (sebagai contoh: Yogyakarta dengan mendiskusikan budaya masyarakat
filosofi Hamemayu Hayuning Bawono), dan mampu membangun agraris.
- Budaya agraris petani masyarakat 5. Ketepatan menguraikan dan mendiskusikan
(C3) opini dengan menggunakan contoh kasus budaya local melalui
Jawa pesisir Selatan budaya masyarakat agraris petani Jawa pesisir
penelitian ilmiah - Pandangan hidup masyarakat Selatan berdasarkan sumber yang berkredibilitas
Jawa pesisir Selatan tentang (literature, jurnal, kamus arsitektur yang relevan
bermukim dan membangun (kota) dengan morfologi)
5-6
Mampu membangun opini dengan 6. Ketepatan menggunakan istilah lokal
menggunakan contoh kasus budaya 7. Ketepatan menghubungkan konsep Budaya
local. bermukim dan budaya membangun dalam
- Budaya agraris dan pandangan perspektif Morfologi Kota Jawa, khususnya
hidup masyarakat Jawa bagian bentuk kota gagrak Yogyakarta
Selatan
- Khususnya kota gagrak
Yogyakarta
Mahasiswa mampu menganalisis (C4) bentuk kota melalui perspektif Mampu menganalisis (C4) bentuk
8. Ketepatan menguraikan dan mendiskusikan
7 budaya, dan mampu menyimpulkan (C5) morfologi kota dalam kota melalui perspektif budaya, dan budaya masyarakat agraris petani Jawa pesisir
mampu menyimpulkan (C5)
Selatan berdasarkan sumber yang berkredibilitas
morfologi kota dalam perspektif
perspektif budaya dengan menggunakan contoh kasus budaya local budaya dengan menggunakan contoh (literature, jurnal, kamus arsitektur yang relevan
melalui penelitian ilmiah kasus budaya local dengan Morfologi Kota)
- Kosmologi dan falsafah 9. Ketepatan menggunakan istilah lokal
Hamemayu Hayuning Bawono 10. Ketepatan menghubungkan konsep Budaya
- Kearifan Lokal bermukim dan bermukim dan budaya membangun dalam
membangun kota perspektif Morfologi Kota
Mahasiswa mampu merinci: 11. Ketepatan me merinci ruang kota dalam kota
local/tradisional Jawa dengan pustaka yang
- Strukur Ruang Kota dalam
relevan dengan morfologi kota)
perspektif Morfologi Kota,
12. Ketepatan membagankan hubungan dan
8 Ujian Tengah Semester - Bagan hubungan dan organisasi
organisasi ruang dalam perspektif kosmologi
ruang kota dalam perspektif
morfologi kota Jawa
kosmologi Jawa Hamemayu
13. Ketepatan mengoperasikan perspektif Morfologi
Hayuning Bawono ,
Kota di Jawa dalam kasus studi
Mahasiswa mampu membagankan (C4), memerinci (C5) Mampu membagankan (C4),
perkembangan bentuk kota melalui penelitian ilmiah memerinci (C5) perkembangan
bentuk kota melalui penelitian ilmiah.

Mampu mengembangkan falsafah 14. Ketepatan memberikan argumentasi dalam


9-10 makrokosmos dan mikrokosmos, dan mengerjakan tugas dan
memberikan argumentasi dalam 15. Ketepatan menyatakan pendapat dan
mengerjakan tugas mereka. Selain itu, mendiskusikan tugas mereka
mahasiswa mampu menyatakan
pendapat dan mendiskusikan tugas
mereka,

Mahasiswa mampu mengkorelasikan (C4) sejarah perkembangan Mahasiswa mampu mengembangkan


kota dan morfologi yang terbentuk, dan menyimpulkan (C5) falsafah makrokosmos dan
pemikiran mengenai morfologi kota dengan factor-faktor penentunya mikrokosmos dan memberikan
melalui penelitian ilmiah argumentasi dalam mengerjakan
16. Ketepatan menyusun presentasi dan
11-12 tugas mereka, menyatakan pendapat mempresentasikan tugas mereka
dan mendiskusikan tugas mereka,
mampu menyusun presentasi dan
mempresentasikan tugas mereka

Mahasiswa mampu menafsirkan (C5) falsafah makrokosmos dan Mampu mengembangkan falsafah
mikrokosmos Hamemayu Hayuning Bawono, dan memberikan makrokosmos dan mikrokosmos, dan
17. Ketepatan menyusun presentasi dan
13-14 argumentasi dalam mengerjakan tugas mereka. Selain itu, mahasiswa memberikan argumentasi dalam
mempresentasikan dan mendiskusikan antar
mampu menyusun (C6) pendapat dan mempresentasikan tugas mengerjakan tugas mereka. Selain itu, kelompok tugas
mereka melalui penelitian ilmiah mahasiswa mampu menyatakan
pendapat dan mendiskusikan tugas
mereka,

Mahasiswa mampu menyusun (C6) karya ilmiah/ publikasi ilmiah Mampu menyusun (C6) karya ilmiah/ 18. Ketepatan menyusun presentasi dan
15 publikasi ilmiah mempresentasikan dan mendiskusikan antar
kelompok tugas
Ujian Akhir Semester Mampu menyusun presentasi dan
19. Ketepatan menyusun presentasi dan
mempresentasikan tugas mereka
16 mempresentasikan dan mendiskusikan antar
dalam mata kuliah Morfologi Kota kelompok tugas
Peta Kompetensi. (Menganalisis kompetensi untuk mencapai CPMK/CLO)

Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, menafsirkan (C5) falsafah makrokosmos dan mikrokosmos
Hamemayu Hayuning Bawono, dan memberikan argumentasi morfologi kota, dan mampu menyusun (C6) pendapat dan mempresentasikan tugas dan
mempublikasikan karya ilmiah

Mahasiswa mampu mengkorelasikan (C4) sejarah perkembangan kota Mahasiswa mampu membagankan (C4), memerinci (C5) perkembangan bentuk kota
dan morfologi yang terbentuk, dan menyimpulkan (C5) pemikiran melalui penelitian ilmiah
mengenai morfologi kota dengan factor-faktor penentunya melalui
penelitian ilmiah

Mahasiswa mampu menguraikan (C2), mampu mendiskusikan (C2) budaya Mahasiswa mampu menganalisis (C4) bentuk kota melalui perspektif
masyarakat agraris (sebagai contoh: Yogyakarta dengan filosofi Hamemayu Hayuning budaya, dan mampu menyimpulkan (C5) morfologi kota dalam perspektif
Bawono), dan mampu membangun (C3) opini dengan menggunakan contoh kasus budaya dengan menggunakan contoh kasus budaya local melalui penelitian
budaya local melalui penelitian ilmiah ilmiah

Mahasiswa mampu mengaitkan (C3) hubungan antara perkembangan Mahasiswa mampu menelusuri (C1) dan mengemukakan (C2) Morfologi Kota
bentuk (morfo) kota dan budaya masyarakat, mampu membangun (C3) sebagai suatu “Pendekatan” dalam kajian Kota, yang tidak lepas dari factor budaya,
pemahaman mengenai hubungan antara bentuk kota dan budaya pandangan, agama, kepercayaan suatu masyarakat
masyarakat, dan mampu mempersoalkan (C3) konsep mengenai bentuk
kota dan budaya masyarakat.
(2) (6) (8)
(1) (3) (4) (7)
KEMAMPUAN (5) PENGALAMAN BOBO
MING BAHAN KAJIAN METODE KRITERIA PENILAIAN
AKHIR YANG WAKTU BELAJAR T
GU KE (materi ajar) PEMBELAJARAN DAN INDIKATOR
DIHARAPKAN MAHASISWA NILAI
1 Mahasiswa mampu * Penjelasan Tatap Muka (TM) : * mahasiswa belajar untuk * Mahasiswa mampu 3%
menelusuri (C1) dan mengenai RPS, 1. contextual 100 menit memahami konsep awal memahami konsep awal
mengemukakan materi pelajaran yang instruction mengenai Morfologi Kota, mengenai Morfologi Kota,
(C2) Morfologi Kota akan dipelajari oleh Dosen menjelaskan budaya dan falsafah dalam kosmologi dan falsafah
sebagai suatu mahasiswa, referensi RPS, materi budaya tradisional, dalam budaya tradisional,
“Pendekatan” dalam pustaka, metode pelajaran yang akan Hamemayu Hayuning Hamemayu Hayuning
kajian Kota, yang pengajaran, standard dipelajari oleh Bawono serta penerapan Bawono serta penerapan
tidak lepas dari factor dan bobot penilaian mahasiswa, metode falsafah pada ranah praksis falsafah pada ranah praksis
budaya, pandangan, tugas, presentasi, pengajaran, standard tradisional tradisional
agama, kepercayaan UTS dan UAS dan bobot penilaian
suatu masyarakat. * Penjelasan awal tugas, presentasi,
mengenai konsep UTS dan UAS. Indikator: pengetahuan
morfologi kota, mengenai kosakata dalam
budaya dan falsafah Selain itu, dosen juga Morfologi Kota, contoh
dalam budaya menjelaskan penerapan praksis
tradisional, serta mengenai Morfologi Kota dalam
penerapan falsafah pemahaman awal budaya tradisional,
Hamemayu mengenai konsep Hamemayu Hayuning
Hayuning Bawono Morfologi Kota, Bawono
pada ranah praksis budaya dan falsafah
tradisional dengan dalam budaya
menggunakan contoh tradisional,
budaya lokal yang Hamemayu
akan dipilih sesuai Hayuning Bawono,
dengan topik serta penerapan
falsafah pada ranah
Gurr J.M. (2014) praksis tradisional
‘Urban Complexity’
from a Literary and
Cultural Studies
Perspective: Key
Cultural Dimensions
and the Challenges
of ‘Modeling’. In:
Walloth C., Gurr J.,
Schmidt J. (eds)
Understanding
Complex Urban
Systems:
Multidisciplinary
Approaches to
Modeling.
Understanding
Complex Systems.
Springer, Cham
Gilliland Jason. The
Study of Urban Form
in Canada. in Urban
Morphology 10(1) ·
April 2006

https://www.academi
a.edu/11684719/The
_study_of_urban_for
m_in_Canada
2 Mahasiswa mampu * Penjelasan tentang Tatap Muka (TM) : * mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 2%
menelusuri (C1) dan pemahaman 1. contextual 40 menit mengenai hubungan antara memahami hubungan
mengemukakan mengenai morfologi instruction bentuk kota dan budaya antara bentuk kota dan
(C2) Morfologi Kota kota sebagai suatu Dosen menjelaskan masyarakat, budaya masyarakat,
sebagai suatu Pendekatan dalam mengenai hubungan
“Pendekatan” dalam kajian Kota, yang antara bentuk kota Indikator: kemampuan
kajian Kota, yang tidak lepas dari factor dan budaya memahami pengertian
tidak lepas dari factor budaya, pandangan, masyarakat, mengenai konsep, prinsip,
budaya, pandangan, agama, kepercayaan hirarki, dan perannya
agama, kepercayaan suatu masyarakat. 2. Case study 60 menit sebagai pemandu dalam
suatu masyarakat. Mahasiswa belajar arsitektur, kemampuan
Jacobs, J.: The untuk memahami mengenali kekuatan
Death and Life of hubungan antara kearifan lokal, kaitannya
Great American bentuk kota dan dengan bentuk kota
Cities. Random budaya masyarakat
House, New York dengan contoh nyata
(1961) dalam kebudayaan
https://scholar.google lokal
.com/scholar_lookup
?title=The%20Death
%20and%20Life%20
of%20Great%20Ame
rican%20Cities&auth
or=J.%20Jacobs&pu
blication_year=1961

Gurr J.M. (2014)


‘Urban Complexity’
from a Literary and
Cultural Studies
Perspective: Key
Cultural Dimensions
and the Challenges
of ‘Modeling’. In:
Walloth C., Gurr J.,
Schmidt J. (eds)
Understanding
Complex Urban
Systems:
Multidisciplinary
Approaches to
Modeling.
Understanding
Complex Systems.
Springer, Cham
Gilliland Jason

Gilliland Jason. The


Study of Urban Form
in Canada. in Urban
Morphology 10(1) ·
April 2006

https://www.academi
a.edu/11684719/The
_study_of_urban_for
m_in_Canada
3 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar untuk * Mahasiswa mampu 3%
mengaitkan (C3) hubungan antara 1. contextual 100 menit mengenal budaya mengenal budaya
hubungan antara perkembangan instruction masyarakat agraris melalui masyarakat agraris melalui
perkembangan bentuk (morfo) kota Dosen menjelaskan sudut pandang, tinjauan sudut pandang, tinjauan
bentuk (morfo) kota dan budaya mengenai budaya filosofi, budaya, filosofi, budaya, kaitannya
dan budaya masyarakat, masyarakat agraris dengan bentuk kota
masyarakat, mampu pemahaman melalui sudut
membangun (C3) mengenai hubungan pandang, tinjauan Indikator: kemampuan
pemahaman antara bentuk kota filosofi, budaya, memahami budaya
mengenai hubungan dan budaya konsep, dan masyarakat agraris melalui
antara bentuk kota masyarakat, konsep kaitannya dengan sudut pandang, tinjauan
dan budaya mengenai bentuk kota bentuk kota filosofi, budaya, kaitannya
masyarakat, dan dan budaya dengan bentuk kota
mampu masyarakat 2. Small group
mempersoalkan discussion
(C3) konsep
mengenai bentuk kota Lynch, K.: The
dan budaya Image of the City.
masyarakat MIT Press,
Cambridge (1960

Gilliland Jason. The


Study of Urban Form
in Canada. in Urban
Morphology 10(1) ·
April 2006

https://www.academi
a.edu/11684719/The
_study_of_urban_for
m_in_Canada

Gurr, J.M., Butler.


M.: On the ‘cultural
dimension of
sustainability’ in
urban systems:
Urban cultures as
ecological ‘force-
fields’ in processes
of sustainable
development. In:
Neis, H., Brown, G.,
Gurr, J.M., Schmidt,
J.A. (eds.)
Generative Process,
Patterns, and the
Urban Challenge:
Fall 2011
International
PUARL Conference,
pp. 77–86. PUARL
Press, Portland
(2012)
.
4 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 3%
mengaitkan (C3) hubungan antara 1. contextual 100 menit memahami mengenai memahami mengenai
hubungan antara perkembangan instruction kosmologi dan falsafah kosmologi dan falsafah
perkembangan bentuk (morfo) kota Dosen menjelaskan dalam budaya melalui dalam budaya dalam
bentuk (morfo) kota dan budaya mengenai bentuk contoh kota tradisional pemahaman bentuk kota
dan budaya masyarakat, kota dan falsafah
masyarakat, mampu pemahaman dalam budaya dengan Indikator: kemampuan
membangun (C3) mengenai hubungan menggunakan contoh menunjukkan pemahaman
pemahaman antara bentuk kota kasus kota tradisional mengenai morfologi dan
mengenai hubungan dan budaya falsafah dan budaya dengan
antara bentuk kota masyarakat, konsep 2. Small group menggunakan contoh kasus
dan budaya mengenai bentuk kota discussion kota tradisional
masyarakat, dan dan budaya
mampu masyarakat
mempersoalkan
(C3) konsep
mengenai bentuk kota Lynch, K.: The
dan budaya Image of the City.
masyarakat MIT Press,
Cambridge (1960)

Gurr J.M. (2014)


‘Urban Complexity’
from a Literary and
Cultural Studies
Perspective: Key
Cultural Dimensions
and the Challenges
of ‘Modeling’. In:
Walloth C., Gurr J.,
Schmidt J. (eds)
Understanding
Complex Urban
Systems:
Multidisciplinary
Approaches to
Modeling.
Understanding
Complex Systems.
Springer, Cham
Gilliland Jason
5 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 3%
menguraikan (C2), morfologi kota dan 1. contextual 100 menit mengenai pengertian dan memahami penerapan
mampu budaya masyarakat instruction penerapan falsafah dalam falsafah dalam ranah
mendiskusikan (C2) tradisional Dosen menjelaskan ranah praksis tradisional praksis tradisional dengan
budaya masyarakat mengenai penerapan dengan menggunakan menggunakan contoh kasus
agraris dan falsafah dalam ranah contoh kasus arsitektur kota tradisional
perkembangan Lefebvre, H.: The praksis tradisional tradisional
bentuk kota (sebagai Production of Space dengan Indikator: kemampuan
contoh: Yogyakarta (Trans: Donald menggunakan contoh memahami penerapan
dengan filosofi Nicholson-Smith). kasus kota tradisional falsafah dalam ranah
Hamemayu Blackwell, Oxford praksis tradisional dengan
Hayuning Bawono), (1991) 2. Case Study menggunakan contoh kasus
dan mampu arsitektur tradisional
membangun (C3) https://scholar.google
opini dengan .com/scholar?q=Lefe
menggunakan contoh bvre%2C%20H.%3A
kasus budaya local %20The%20Producti
melalui penelitian on%20of%20Space%
ilmiah 20%28Trans%3A%2
0Donald%20Nichols
on-
Smith%29.%20Black
well%2C%20Oxford
%20%281991%29
6 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar untuk * Mahasiswa mampu 3%
menguraikan (C2), budaya masyarakat 1. contextual 100 menit mengenal karya sastra membaca, memahami, dan
mampu agraris, sebagai instruction tradisional. (contoh kasus menganalisis sejarah dan
mendiskusikan (C2) contoh: Yogyakarta Dosen menjelaskan ini yaitu Yogyakarta- teori arsitektur tradisional
budaya masyarakat dengan filosofi mengenai sejarah dan Hamemayu Hayuning dengan menggunakan sudut
agraris (sebagai Hamemayu teori arsitektur Bawono). pandang dari karya sastra
contoh: Yogyakarta Hayuning Bawono tradisional dengan tradisional wilayah tersebut.
dengan filosofi menggunakan sudut
Hamemayu pandang dari karya * Mahasiswa belajar untuk
Hayuning Bawono), Smith, P.F.: The sastra tradisional membaca, memahami, dan Indikator: membaca,
dan mampu Syntax of Cities. wilayah tersebut. menganalisis sejarah dan memahami, dan
membangun (C3) Hutchinson, London teori arsitektur tradisional menganalisis sejarah dan
opini dengan (1977) 2. Case study dengan menggunakan teori arsitektur tradisional
menggunakan contoh https://scholar.google sudut pandang dari karya dengan menggunakan sudut
kasus budaya local .com/scholar_lookup sastra tradisional wilayah pandang dari karya sastra
melalui penelitian ?title=The%20Syntax tersebut. dengan baik dan tepat
ilmiah %20of%20Cities&au
thor=PF.%20Smith&
publication_year=19
77
7 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 3%
menganalisis (C4) bentuk kota melalui 1. contextual 100 menit mengenai sejarah bentuk memahami mengenai sudut
bentuk kota melalui perspektif budaya, instruction kota dengan menggunakan pandang tradisional
perspektif budaya, Dosen menjelaskan sudut pandang dari karya (contoh kasus ini yaitu
dan mampu Gurr, J.M., Butler. mengenai perspektif sastra tradisional wilayah Yogyakarta-Hamemayu
menyimpulkan (C5) M.: On the ‘cultural budaya, dan tersebut (contoh kasus ini Hayuning Bawono) dalam
morfologi kota dalam dimension of morfologi kota dalam yaitu Yogyakarta- morfologi kota
perspektif budaya sustainability’ in perspektif budaya Hamemayu Hayuning
dengan menggunakan urban systems: dengan Bawono). Indikator: kemampuan
contoh kasus budaya Urban cultures as menggunakan contoh memahami mengenai
local melalui ecological ‘force- kasus budaya local bentuk kota dari perspektif
penelitian ilmiah fields’ in processes melalui penelitian tradisi (contoh kasus ini
of sustainable ilmiah yaitu Yogyakarta-
development. In: Hamemayu Hayuning
Neis, H., Brown, G., Bawono).
Gurr, J.M., Schmidt, 2. Research Based
J.A. (eds.) Education (RBE)
Generative Process,
Patterns, and the
Urban Challenge:
Fall 2011
International
PUARL Conference,
pp. 77–86. PUARL
Press, Portland
(2012)https://scholar.
google.com/scholar?
q=Gurr%2C%20J.M.
%2C%20Butler.%20
M.%3A%20On%20t
he%20%E2%80%98
cultural%20dimensio
n%20of%20sustainab
ility%E2%80%99%2
0in%20urban%20sys
tems%3A%20Urban
%20cultures%20as%
20ecological%20%E
2%80%98force-
fields%E2%80%99%
20in%20processes%
20of%20sustainable
%20development.%2
0In%3A%20Neis%2
C%20H.%2C%20Br
own%2C%20G.%2C
%20Gurr%2C%20J.
M.%2C%20Schmidt
%2C%20J.A.%20%2
8eds.%29%20Genera
tive%20Process%2C
%20Patterns%2C%2
0and%20the%20Urb
an%20Challenge%3
A%20Fall%202011
%20International%2
0PUARL%20Confer
ence%2C%20pp.%2
077%E2%80%9386.
%20PUARL%20Pres
s%2C%20Portland%
20%282012%29

8 UJIAN TENGAH SEMESTER


15%
(2) (8)
(1) (3) (4) (6) (7)
KEMAMPUAN (5) BOBO
MING BAHAN KAJIAN METODE PENGALAMAN KRITERIA PENILAIAN
AKHIR YANG WAKTU T
GU KE (materi ajar) PEMBELAJARAN BELAJAR MAHASISWA DAN INDIKATOR
DIHARAPKAN NILAI
9 Mahasiswa mampu * Penjelasan. Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 3%
membagankan (C4), Pemetaan 1. contextual 100 menit mengenai model bentuk memahami morfologi kota
memerinci (C5) perkembangan instruction kota tradisional dengan dengan menggunakan
perkembangan bentuk kota Dosen menjelaskan menggunakan contoh, serta contoh bangunan
bentuk kota melalui mengenai penjelasan lebih mendalam tradisional, serta penjelasan
penelitian ilmiah perkembangan melalui penelitian ilmiah. mengenai contoh elemen
bentuk (morfo) kota bentuk kota yang
dan budaya tetap/persisten dan yang
masyarakat bertransformasi dalam
tradisional, serta morfologi kota.
penjelasan lebih
mendalam mengenai Indikator: kemampuan
contoh (dalam kasus memahami morfologi kota
ini Yogyakarta dan membagankan
sebagai contoh),. perkembangannya dengan
menggunakan contoh
2. Case study bangunan tradisional,
3. Research Based
Education (RBE)
10 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 5%
membagankan (C4), perkembangan 1. contextual 100 menit mengenai model bentuk memahami morfologi kota
memerinci (C5) bentuk kota instruction kota tradisional dengan dengan menggunakan
perkembangan Dosen menjelaskan menggunakan contoh, serta contoh bangunan
bentuk kota melalui mengenai penjelasan lebih mendalam tradisional, serta penjelasan
penelitian ilmiah Batty, M.: Cities as perkembangan melalui penelitian ilmiah. mengenai contoh elemen
complex systems: bentuk (morfo) kota bentuk kota yang
Scaling, interaction, dan budaya tetap/persisten dan yang
networks, dynamics masyarakat bertransformasi dalam
and urban tradisional, serta morfologi kota.
morphologies. In: penjelasan lebih
Meyers, R.A. (ed.) mendalam mengenai Indikator: kemampuan
Encyclopedia of contoh (dalam kasus memahami morfologi kota
Complexity and ini Yogyakarta dan membagankan
Systems Science, pp. sebagai contoh),. perkembangannya dengan
1041–1071. menggunakan contoh
Springer, Berlin bangunan tradisional, serta
(2009) 2. Case study penjelasan lebih rinci
https://scholar.google 3. Research Based mengenai contoh elemen
.com/scholar?q=Batt Education (RBE) bentuk kota yang
y%2C%20M.%3A% tetap/persisten dan yang
20Cities%20as%20c bertransformasi dalam
omplex%20systems morfologi kota
%3A%20Scaling%2
C%20interaction%2
C%20networks%2C
%20dynamics%20an
d%20urban%20morp
hologies.%20In%3A
%20Meyers%2C%20
R.A.%20%28ed.%29
%20Encyclopedia%2
0of%20Complexity%
20and%20Systems%
20Science%2C%20p
p.%201041%E2%80
%931071.%20Spring
er%2C%20Berlin%2
0%282009%29
11 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 5%
mengkorelasikan pemikiran mengenai 1. contextual 100 menit mengenai mengenai memahami sejarah
(C4) sejarah morfologi kota instruction sejarah perkembangan kota perkembangan kota dan
perkembangan kota dengan factor-faktor Dosen menjelaskan dan morfologi yang morfologi yang terbentuk,
dan morfologi yang penentunya, mengenai sejarah terbentuk, dan pemikiran dan pemikiran mengenai
terbentuk, dan perkembangan kota mengenai morfologi kota morfologi kota dengan
menyimpulkan (C5) dan morfologi yang dengan factor-faktor factor-faktor penentunya
pemikiran mengenai terbentuk, dengan penentunya melalui melalui penelitian ilmiah.
morfologi kota factor-faktor penelitian ilmiah
dengan factor-faktor penentunya
penentunya melalui Indikator: kemampuan
penelitian ilmiah 2. Case study memahami sejarah
perkembangan kota dan
3. Research Based morfologi yang terbentuk,
Education (RBE) dan menyimpulkan
pemikiran mengenai
morfologi kota dengan
factor-faktor penentunya
melalui penelitian ilmiah.
12 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar * Mahasiswa mampu 5%
mengkorelasikan pemikiran mengenai 1. contextual 100 menit mengenai mengenai memahami sejarah
(C4) sejarah morfologi kota instruction sejarah perkembangan kota perkembangan kota dan
perkembangan kota dengan factor-faktor Dosen menjelaskan dan morfologi yang morfologi yang terbentuk,
dan morfologi yang penentunya, mengenai sejarah terbentuk, dan pemikiran dan pemikiran mengenai
terbentuk, dan perkembangan kota mengenai morfologi kota morfologi kota dengan
menyimpulkan (C5) dan morfologi yang dengan factor-faktor factor-faktor penentunya
pemikiran mengenai terbentuk, dengan penentunya melalui melalui penelitian ilmiah.
morfologi kota factor-faktor penelitian ilmiah
dengan factor-faktor penentunya
penentunya melalui Indikator: kemampuan
penelitian ilmiah memahami sejarah
perkembangan kota dan
morfologi yang terbentuk,
dan menyimpulkan
pemikiran mengenai
morfologi kota dengan
factor-faktor penentunya
melalui penelitian ilmiah.
13 Mahasiswa mampu * Penjelasan Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar untuk * Mahasiswa mampu 10%
menafsirkan (C5) makrokosmos dan 1. small group 100 menit mempresentasikan menunjukkan kemampuan
falsafah mikrokosmos discussion morfologi kotal dari sudut mempresentasikan
makrokosmos dan Hamemayu Mahasiswa pandang kebudayaan lokal morfologi kotal dari sudut
mikrokosmos Hayuning Bawono, mempresentasikan dalam suasana forum pandang kebudayaan lokal
Hamemayu dan memberikan dan memberikan ilmiah dalam suasana forum ilmiah
Hayuning Bawono, argumentasi dalam argumentasi dalam
dan memberikan mengerjakan tugas mengerjakan tugas * Mahasiswa belajar untuk Indikator: penyampaian
argumentasi dalam mereka. mereka, melalui mengkritisi dan bertanya informasi dalam presentasi,
mengerjakan tugas . penelitian ilmiah mengenai presentasi ilmiah kemampuan berargumentasi
mereka. Selain itu, yang dilakukan oleh rekan dan kemampuan
mahasiswa mampu 2. Case study mereka mengkritisi opini
menyusun (C6) 3. Research Based
pendapat dan Education (RBE)
mempresentasikan
tugas mereka melalui
penelitian ilmiah

14 Mahasiswa mampu * Penjelasan . Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar untuk * Mahasiswa mampu 10%
menafsirkan (C5) makrokosmos dan 1. small group 100 menit mempresentasikan menunjukkan kemampuan
falsafah mikrokosmos discussion morfologi kotal dari sudut mempresentasikan
makrokosmos dan Hamemayu Mahasiswa pandang kebudayaan lokal morfologi kotal dari sudut
mikrokosmos Hayuning Bawono, mempresentasikan dalam suasana forum pandang kebudayaan lokal
Hamemayu dan memberikan dan memberikan ilmiah dalam suasana forum ilmiah
Hayuning Bawono, argumentasi dalam argumentasi dalam
dan memberikan mengerjakan tugas mengerjakan tugas * Mahasiswa belajar untuk Indikator: penyampaian
argumentasi dalam mereka. mereka, melalui mengkritisi dan bertanya informasi dalam presentasi,
mengerjakan tugas penelitian ilmiah mengenai presentasi ilmiah kemampuan berargumentasi
mereka. Selain itu, yang dilakukan oleh rekan dan kemampuan
mahasiswa mampu 2. Case study mereka mengkritisi opini
menyusun (C6) 3. Research Based
pendapat dan Education (RBE)
mempresentasikan
tugas mereka melalui
penelitian ilmiah
15 Mahasiswa mampu Penjelasan , Tatap Muka (TM) : * Mahasiswa belajar untuk * Mahasiswa mampu 10%
menyusun (C6) argumentasi dalam 1. small group 100 menit mempresentasikan data menunjukkan kemampuan
karya ilmiah/ mengerjakan tugas discussion dan opini yang telah mempresentasikan data dan
publikasi ilmiah mereka. Mahasiswa mereka kumpulkan dan opini yang telah mereka
mempresentasikan persiapkan mengenai kumpulkan dan persiapkan
data dan opini yang arsitektur tradisional dari mengenai arsitektur
telah mereka buat sudut pandang kebudayaan tradisional dari sudut
dan kumpulkan lokal dalam suasana forum pandang kebudayaan lokal
mengenai arsitektur ilmiah dalam suasana forum ilmiah
tradisional dari sudut
pandang kebudayaan * Mahasiswa belajar untuk Indikator: penyampaian
lokal. Dosen mengkritisi dan bertanya informasi dalam presentasi,
bertindak sebagai mengenai presentasi ilmiah kemampuan berargumentasi
moderator diskusi yang dilakukan oleh rekan dan kemampuan
sekaligus menilai mereka mengkritisi opini
hasil presentasi tiap
kelompok

16 UJIAN AKHIR SEMESTER


20%
Daftar Referensi:

Batty, M.: Cities as complex systems: Scaling, interaction, networks, dynamics and urban morphologies. In: Meyers, R.A. (ed.) Encyclopedia of Complexity and Systems Science, pp.
1041–1071. Springer, Berlin (2009)

Gurr, J.M., Butler. M.: On the ‘cultural dimension of sustainability’ in urban systems: Urban cultures as ecological ‘force -fields’ in processes of sustainable development. In: Neis, H.,
Brown, G., Gurr, J.M., Schmidt, J.A. (eds.) Generative Process, Patterns, and the Urban Challenge: Fall 2011 International PUARL Conference, pp. 77–86. PUARL Press, Portland Gurr
J.M. (2014) ‘Urban Complexity’ from a Literary and Cultural Studies Perspective: Key Cultural Dimensions and the Challenges o f ‘Modeling’. In: Walloth C.,

Gurr J., Schmidt J. (eds) Understanding Complex Urban Systems: Multidisciplinary Approaches to Modeling. Understanding Complex Systems

Gilliland Jason. The Study of Urban Form in Canada. in Urban Morphology 10(1) · April 2006
https://www.academia.edu/11684719/The_study_of_urban_form_in_Canada

Jacobs, J.: The Death and Life of Great American Cities. Random House, New York (1961)

Lefebvre, H.: The Production of Space (Trans: Donald Nicholson-Smith). Blackwell, Oxford (1991)

Lynch, K.: The Image of the City. MIT Press, Cambridge (1960)

Smith, P.F.: The Syntax of Cities. Hutchinson, London (1977)

Mengetahui Prodi Arsitektur Dosen Pengampu

( ) (Dr. Amos Setiadi)

Anda mungkin juga menyukai