Anda di halaman 1dari 17

LATAR BELAKANG DAN

PENGERTIAN RANCANG KOTA


 Revolusi Industri di Inggris pada awal abad 19 telah
membawa berbagai perubahan dan dampak besar
terhadap perkembangan di berbagai bidang,
termasuk pertumbuhan kota
 Perkembangan kota ditandai dengan banyaknya
dibangun fasilitas umum (misalnya industri
permukiman, kantor, hotel, tempat hiburan, dan
lain sebagainya), mulai adanya bangunan
bertingkat banyak, karena tingginya tingkat
kebutuhan serta fasilitas sarana dan prasarana
masyarakat urban
• Kemunculan teori-teori perancangan kota
tiap masanya didasari permasalahan
ketidakmampuan fungsi kota.
• Pada masa pasca revolusi industri, kota
terpengaruh oleh mekanisasi industri,
peningkatan jumlah penduduk, peningkatan
polusi udara dan air, perkembangan
teknologi menjadi solusi baru
• Adanya kondisi dimana pusat kota
ditempati oleh penduduk kurang mampu
APA YANG DIMAKSUD DENGAN

PERANCANGAN KOTA
?
Harry Anthony:
Perancangan kota merupakan pengaturan
unsur-unsur fisik lingkungan kota sedemikian
rupa sehingga dapat berfungsi baik,
ekonomis untuk dibangun, dan memberi
kenyamanan untuk dilihat dan untuk hidup
di dalamnya
(Antoniades, 1986)
Frederick Gutheim:
Perancangan kota (urban design)
merupakan bagian dari perencanaan
kota (urban planning) yang menangani
aspek estetika dan yang menetapkan
tatanan (order) dan bentuk (form) kota

(Antoniades, 1986)
Pittas dan Ferebee (1982):
Perancangan kota merupakan bidang
ilmu yang unsur-unsurnya meminjam
dari—antara lain—bidang-bidang ilmu
arsitektur, landsekap, administrasi
publik, hukum, sosiologi, dan geografi
perkotaan
• Perencanaan kota (urban planning) menangani
lingkungan binaan (built environment) dalam
lingkup kota (makro).
• Untuk melaksanakan hasil perencanaan kota
diperlukan program-program penanganan
kawasan (mezo), maka dapat diartikan bahwa
perancangan kota (urban design)—sebagai
penanganan lingkungan binaan berskala mezo—
merupakan salah satu langkah implementasi
(pelaksanaan) rencana kota.
• Perencanaan kota memandang perancangan kota
sebagai salah satu implementasi rencana kota,
• Sedangkan para arsitek melihat perancangan kota
sebagai usaha untuk mengatasi problema perkotaan
secara praktis lewat pengaturan bentuk-bentuk fisik
• Perencanaan kota (urban planning), berkaitan dengan
tata ruang ekonomi, sosial, budaya; tapi biasanya
tidak berkaitan dengan kualitas visual lingkungan.
• Perancangan arsitektural, di lain pihak, berfokus pada
bangunan secara individual (tunggal).
• Perhatian perancangan kota lebih tertuju
kepada komposisi bangunan-bangunan dalam
lingkungan kawasan visual publik serta
hubungannya dengan ruang terbuka publik
• Perancangan kota dapat mempunyai skala
kawasan atau skala yang lebih luas lagi, yaitu
skala kota
• Objek fisik skala peracangan kota, berbeda
dengan objek fisik dari perancangan skala
kawasan
• Skala kawasan: obyek perancangan kota dapat
mencakup antara lain: lingkungan suatu bangunan
atau sekumpulan bangunan, suatu taman atau
plaza, boulevard atau jalur pejalan kaki, tiang lampu
atau pemberhentian bis (Branch, 1995)
• Skala kota: perancangan kota berkaitan dengan
elemen visual utama kota: tengeran (landmark),
pemusatan (nodes), kawasan (district), jejalur
(paths), dan tepian (edges) (Lynch (196)
Dannenbrink:
Perancangan kota adalah proses dan hasil
pengorganisasian dan pengintegrasian seluruh
komponen lingkungan (buatan dan alami),
sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan citra
setempat dan perasaan berada di suatu tempat
(sense of place), dan kesetaraan fungsional, serta
kebanggaan warga dan diinginkannya suatu tempat
menjadi tempat tinggal yang nyaman
(Branch, 1995)
• Kota sebagai proses: Peningkatan Kualitas kota,
melalui perancangan, dengan meningkatkan dan
mengkorelasikan antara sektor formal dan informal
untuk meningkatkan daya saing perekonomian.
Perancangan kota model ini, perlu untuk
memperhatikan faktor komersial, dan ekonomi kota.
• Kota sebagai instrumen teknik: Perancangan
kota, mampu menjadi solusi penataan dalam
pembangunan dan pengaturan. Melalui perancangan
dapat mengatur aktivitas dan keamaan kota.
• Kota sebagai ekspresi tatanan sosial: dapat
mengatur tatanan sosial dari masyarakat kota, melalui
pembagian lahan, atau pengaturan zoning untuk
peruntakan lahan dan aktivitas masyarakat yang ada
didalamnya.
• Kota sebagai resolusi masalah desain:
Resolusi permasalahan desain, misalnya “Garden City,”
perbaikan kualitas lingkungan melalui desain kota yang
lebih baik. “Back to The city”, adanya pola pemanfaatan
lahan mix-used, lebih efisiensi dalam pemakaian lahan,
penerapan gedung tinggi sebagai upaya “irit lahan”.
FUNGSI PERANCANGAN KOTA
• Perancangan Kota sebagai pernyataan
politik: Adanya kepentingan politik dalam
peracangan kota. Politik menjadi penguasa kota.
Pemegang kekuasaan, berdampak pada perubahan
kebijakan yang diambil.
• Perancangan Kota sebagai teknik: Peracangan
kota sebagai rekayasa terhadap kehidupan kota.
Merekayasa kegiatan kota, mengatur, memberikan
batasan dan pertahanan terhadap kelangsungan kota.
• Perancangan Kota sebagai mediasi:
Perancangan kota merupakan pertemuan antara desain
arsitektur mikro, dengan perancangaan kota yang masih
bersifat makro. Perancangan mempermudah pemberian
informasi dari perencanaan meuju pembangunan.
• Perancangan Kota sebagai “privat display”
• Perancangan Kota sebagai
“kehadiran/perlindungan terhadap
publik”
• Perancangan Kota sebagai Urban
Development Guidelines: Perencangan
yang bersifat mezo, mempu menjadi
indikator dan standar dalam pembangunan.
Produk perancangan yang berupa guideline,
mempermudah pengaturan pembangunan.
• Perancangan Kota sebagai kolase :
komposisi artistik yang disusun dari berbagai
matrial

Anda mungkin juga menyukai