Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan
dengan orang lain. Etik juga merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik
serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional.
Cara hidup perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Tipe-tipe etik:
a. Bioetik
Bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori
etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
b. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
Teori-teori etik
3.1.Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat tindakan
Contoh: mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
b. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.
Prisip-prinsip etik dalam pendokumentasian:
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan
dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience), tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya
kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk
kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
2.3. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dapat menjadi bukti secara hukum. (
Tung Palan )
Dokumentasi yaitu setiap penglihatan / bukti fisik dapat berupa tulisan, foto, video klip, kaset
dan lain-lain, yang telah dilakukan dan dpat dikumpulkan / dipakai kembali ( thyredot ) atau
semua data. Otentik yang dapat dibuktikan secara hukum dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan aturan dan dapat digunakan untuk melindungi klien ( Informed Concent ).
Dokumentasi keperawatan adalah metode sistematis untuk mengidenfikasi masih klien,
merencanakan, menimplementasi strategi pemecahan masalah mengevaluasi efektifitas dari
tindakan keperawatan yang telah diberikan. ( Kozier dan ERB )
Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan tercatat bukan hanya
tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan. ( Fisbach, 1991 ).
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan. (Zaidin Ali, 1998 ).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pondokumentasian adalah sebagai
berikut :
1. Informasi mencakup aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual, yang terjadi pada setiap
tahap proses keperawatan yang dicatat secara menyeluruh.
2. Informasi yang diperoleh menjadi dasar bagi penegakan diagnosis keperawatan, pembuatan
rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dan menjadi umpan balik
selanjutnya.
3. Informasi disusun secara ssitematis, dalam suatu format yang telah disetujui dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun hukum.
• Pengkajian
Adalah pengumpulan, verifikasi, dan pengorganisasian data mengenai status kesehatan
klien. Data tentang fisik, emosional, perkembangan, sosial budaya, intelektual, dan spiritual
didapatkan dari berbagai sumber dan merupakan dasar tindakan dan pengambilan keputusan
untuk tahap berikutnya. Ketrampilan observasi, komunikasi, dan wawancara serta pemeriksaan
fisik sangat diperlukan dalam tahap ini. Dengan melakkukan pengkajian
• Diagnosa
Yaitu proses yang menghasilkan sesuatu pernyataan diagnostik. Diagnosa keperawatan
adalah pernyataan mengenai gangguan kesehatan klien baik yang aktual atau potensial, dimana
perawat berhak dan mampu untuk mengatasinya. Pada fase ini perawat memilih/meringkas dan
mengelompokkan data dan kemudian bertanya “ masalah aktual dan potensial apa dari status
kesehatan yang mana klien memerlukan bantuan” dan “faktor-faktor pentebab masalah” tersebut.
Respon terhadap jawaban tersebut menjadi diagnosa keperawatan. Proses untuk membuat
diagnosa dinamakan analisa. Menganalisa adalah memecah keseluruhan mejadi bagian=bagian.
Masalah aktual adalah masalah yang ada pada saat ini. Masalah poitensial adalah adanya resiko
atau faktor-faktor yang merupakan predisposisi seseorangh atau keluarga untuk mengalami
masalah kesehatan.
• Perencanaan
Merupakan serangkaian langkah dimana perawat danklien menyusun prioritas, menulis
tujuan dan hasil yang diharapkan, dan membuat rencana tertulis mengenai tindakan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi, dan untuk mengkoordinasikan
pemberian asuhan dari seluruh tim kesehatan. Daam berkolaborati dengan klien, perawat
menentukan intervensi yang spesifik untuk tiap diagnosa keperawatan.
• Implementasi
Adalah pelaksanaan dari tindakan perencanaan. Selama tahap ini perawat melanjutkan
pengumpulan data, melaksanakan tindakan yang telah ditetapkan atau mendelegasikannya
kepada orang yang tepat, serta mengvalidasikan perencanaan yang dibuat.Kelanjutan
pengumpulan data tidak hanya untuk megetahui perubahan data (konsisi klien) yang terjadi tetapi
juga untuk mendapatkan kejadian (data) untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pada tahap
berikutya. Untuk memvalidasi perencanaan perawat menentukan ;
(a) Apakah prioritas klien sudah diperhitungkan,
(b). Apakah rencana yang direncankan realitas dan dapat membantu mecapai tujuan yang telah
ditetapkan.
( c). Apakah rencana sudah individual untuk memenuhi kebutuhan tertentu klien.
• Evaluasi
Adalah mengkaji respon klien terhadap tindakan dan membandingkannya dengan
standart yang ditetapkan. Standar ini sering disebut juga kriteria hasil. Perawat menentukan
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai, sudah tercapai semua, sebagian, atau belum
tercapai. Jika belum tercapai perawat memerlukan pengkajian ulang mengenai rencana asuhan.
Pengkajian ulang dapat merubah sebagian atau seluruh langkah-langkah dari proses
keperawatan. Dengan melaksanakan kelima tahap dalam proses keperawatan tersebut dengan
sebaik - baiknya, maka dapat meminimalkan ataupun menghilangkan resiko terjadinya bahaya
dan cidera terhadap pasien. Dengan mengkaji langsung terhadap klien, maka kita bisa
mengetahui masalah apa yang sebenarnya sedang dihadapi oleh klien. Apabila pengkajian
dilakukan dengan benar, maka akan didapat diagnosa penyakit yang tepat sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan. Setelah mengetahui diagnosa apa yang
diderita klien, maka kita akan mulai menyusun rencana asuhan keperawatan yang kemudian akan
diterapkan atau diimplementasikan. Dari implementasi tersebut kita bisa menilai ataupun
mengevaluasi respon pasien terhadap asuhan keperawatan yang kita berikan. Jika kita
melaksanakan setiap tahap proses keperawatan dengan benar, maka respon positif akan kita
dapatkan dan masalah klien dapat teratasi. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa proses
keperawatan yang benar dan tepat dapat mengurangi resiko terjadinya bahaya dan cidera
terhadap klien