Anda di halaman 1dari 7

Peranan berpikir kritis oleh perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan

Hofipah Ujung/ 181101034

fipahujung607@gmail.com

Abstrak

Berpikir kritis memiliki kaitan dalam proses pengambilan keputusan dan penentu dalam
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.berfikir kritis merupakan faktor yang secara
potensial sangat menentukan apakah perawat tersebut berhasil atau gagal dalam memberikan
asuhan keperawatan, Berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan
pendapat tentang kejadian atau fakta dan menginterpretasikannya serta mengevaluasi pendapat-
pendapat tersebut untuk mendapat kesimpulan tentang adanya perspektif/pandangan baru.
Perawat yang memiliki kemampuan berfikir kritis akan menunjukkan sikap percaya
diri,berpandangan konseptual,kreatif,fleksibel,rasa ingin tahu,berpikiran terbuka,tekun dan
reflektif,hal ini menunjukkan bahwa berpikir kritis merupakan kompetensi yang perlu dimiliki
oleh perawat untuk mencapai keberhasilan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
bermutu tinggi atau disebut sebagai“great nursing”

Kata kunci: Berpikir kritis,Perawat,Asuhan keperawatan

Latar Belakang keperawatan, intervensi, implementasi


sampai dengan evaluasi, Perawat juga
Asuhan keperawatan bermutu
sebagai seorang praktisi yang
tinggi adalah tujuan perawat di semua
berpendidikan diharapkan mempunyai
praktik pelayanan keperawatan atau
kemampuan intelektual untuk
disebut sebagai“great nursing”
menggunakan pemikiran rasional dan
Keberhasilan mencapai tujuan asuhan
refektif saat perawat
keperawatan memerlukan keterampilan
mempertimbangkan pengamatan dan
berpikir kritis dari pemberian asuhan
informasi tentang kondisi masing-
keperawatan. Perawat merupakan unsur
masing pasien. Sepanjang komponen
vital dalam sebuah Rumah Sakit karena
dari proses keperawatan, perawat
perawat merupakan penjalin kontak
menggunakan sikap dan kemampuan
pertama dan terlama dengan pasien
berfikir kritis untuk menentukan
khususnya pasien rawat inap, dengan
relevansi, makna dan iterrelasi data
tugas utama perawat adalah
pasien serta untuk memilih dan
memberikan asuhan keperawatan dari
menetapkan asuhan keperawatan yang
pengkajian, penegakan diagnose
sesuai (Cristensen & Kenney, 2009) keperawatan, berlanjut pada proses
berpikir kritis merupakan bagian dari standar keperawatan, dilandasi dengan
perilaku caring, sehingga perawat etika keperawatan.
diharapkan mampu menggunakan
Tujuan
proses caring yang kreatif dalam
penyelesaian masalah (Watson, 1979 Penulisan kajian ini bertujuan
dalam Tomey & Alligood, 2006). untuk menjelaskan kepada pembaca
Berfikir kritis adalah proses mental mengenai penerapan berpikir kritis oleh
untuk menganalisis atau mengevaluasi perawat dalam memberikan asuhan
informasi.Informasi tersebu didapatkan keperawatan atau memberikan
dari hasil pengamatan, pengalaman, interpensi kepada klien dan bertujuan
akal sehat,atau komunikasi Perawat juga untuk mengetahui tingkat berpikir
memberikan layanan berupa asuhan kritis perawat tersebut.
keperawatan secara langsung kepada
Metode
klien (individu, keluarga,maupun
komunitas) sesuai dengan Penulisan ini menggunakan
kewenangannya, Berpikir kritis dalam metode penelitian kualitatif yaitu
keperawatan sangat dipengaruhi oleh penelitian tentang riset yang bersifat
sifat-sifat psikologis, fisiologis dan deskriptif dan menggunakan analisis
lingkungan seperti usia, tingkat kemudian diinterpretasikan,
kepercayaan, keterampilan, stress, memanfaatkan teori yang ada sebagai
kelelahan, dan rekankerja. Namun bahan pendukung, serta menghasilkan
kemampuan berpikir kritis perawat suatu teori, Pengumpulan data dalam
dalam proses keperawatan tidak pengkajian ini menggunakan jurnal dan
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, buku. Jurnal dan buku yang digunakan
pendidikan, pengalaman kerja dan dalam pengkajian ini untuk mengetahui
status perkawinan tingkat kemampuan berpikir kritis
(Sumartini,2010) .asuhan keperawatan perawat, dan karakteristisnya.perawat
diberikan kepada pasien dan akan lebih banyak membaca baik itu
masyarakatserta semua penerap dari pe buku maupun jurnal dan ini akan lebih
layanan kesehatan dengan mudah meningkatkan kemampuan
menggunakan metode dari proses berpikir kritis tersebut.penelitian
kualitatif ini tidak menggunakan Berpikir kritis sebagai
statistik keterampilan menemukan masalah,
menentukam pilihan,dan melakukan
Hasil
sebuah tindakan yang tepat.Secara
Berdasarkan dari pengkajian keseluruhan tidak hanya keterampilan
kualitatif tersebut dapat disimpulkan kognitif tetapi juga keterampilan untuk
bahwa hasil penelitian ini menjawab mengajukan pertanyaan dan proses
seluruh tujuan dalam penelitian. Hasil penalaran dimana individu
penelitian ini meliputi gambaran tentang merenungkan dan menganalisis
berfikir kritis perawat. Dalam penelitian pemikiran diri sendiri dan orang
kualitatif beberapa metode lain.Karna berpikir kritis berorientasi
pengumpulan data dalam penelitian pada tujuan, melibatkan identifikasi dan
kualitatif ini dapat meningkatkan asumsi, mempertimbangkan apa yang
kemampuan dalam berfikir kritis. penting dalam situasi,mencari alternatif
Sehingga dengan adanya pengumpulan dan menerapkan akal dan logika dalam
data ini akan membuat mahasiswa lebih membuat keputusan(Potter dan Perry,
banyak membaca baik itu buku maupun 2009)
jurnal dan ini akan lebih mudah
Berfikir kritis dalam keperawatan
meningkatkan kemampuan berpikir
adalah suatu komponen penting dalam
kritis tersebut.Hasil kajian menunjukkan
mempertanggung jawabkan
bahwa perawat yang mempersepsikan
profesionalisme dan kualitas pelayanan
dirinya menerapkan berfikir kritis dalam
asuhan keperawatan. Berfikir kritis
pemberian asuhan sehingga dapat
merupakan pengujian rasional terhadap
terlaksana dengan baik,pasien menjadi
ide, pengaruh, asumsi,
percaya kepada perawat. Hasil analisis
prinsip,argumen,kesimpulan,isu,
menunjukkan ada hubungan yang
pernyataan,keyakinan,dan aktivitas
bermakna antara kemampuan berpikir
(Bandman dan Bandman,1988).
kritis, sehingga tercapainya Asuhan
keperawatan bermutu tinggi atau Penerapan Berpikir Kritis Dalam
“great nursing” Keperawatan Menurut Facione, 2004
(dalam Potter & Perry,2009)
Pembahasan
mengatakan berpikir kritis terdiri
dari enam sub-skill dan penerapannya konsep, deskripsi,pertanyaan dan
dalam keperawatan adalah sebagai bentuk-bentuk representasi lainnya
berikut :
d.Evaluasi (Evaluation)
a.Interpretasi (Interpretation)
Evaluasi merupakan suatu proses
Interpretasi merupakan proses pengkajian kredibilitas pernyataanatau
memahami dan menyatakan maknaatau representasi yang menilai atau
signifikansi variasi yang luas dari menggambarkan persepsi,pengalaman,
pengalaman, situasi, data,peristiwa, situasi, penilaian, keyakinan atau opini
penilaian, persetujuan, keyakinan, seseorang sertamengkaji kekuatan logis
aturan, prosedur dankriteria. Interpretasi dari hubungan aktual antara dua atau
meliputi sub-skill kategorisasi, lebih pernyataan, deskripsi, pertanyaan
pengkodean, danpenjelasan makna. atau bentuk representasi lainnya.

b.Analisis (Analysis) e.Eksplanasi (Explanation)

Analisis adalah proses mengidentifikasi Eksplanasi diartikan sebagai suatu


hubungan antara pernyataan,pertanyaan, kemampuan untuk mempresentasikan
konsep, deskripsi, atau bentuk-bentuk hasil penilaian seseorang dengan cara
representasi lainnyauntuk mengungkapkan meyakinkandan koheren.
keyakinan, penilaian, pengalaman,
f.Pengontrolan diri (Self-Regulation)
alasan,informasi dan opini.
Pengontrolan diri adalah kesadaran
c.Inferensi ( Inference)
untuk memantau aktivitas
Inferensi merupakan proses kognitif sendiri, unsur-unsur yang
mengidentifikasi dan memperoleh unsur digunakan dalam aktivitas tersebut,
yang dibutuhkan untuk menarik danhasil-hasil yang dikembangkan,
kesimpulan, untuk membentuk terutama melalui penggunaan
suatudugaan atau hipotesis, keterampilan dalam menganalisis,
mempertimbangkan informasi yang mengevaluasi penilaian
relevan dan mengembangkan konsekuensi inferensialseseorang dengan suatu
yang sesuai dengan data., pernyataan,prinsip, pendangan melalui pengajuan
bukti, penilaian, keyakinan, opini, pertanyaan,konfirmasi, validasi, atau
pembetulan terhadap hasil penilaian fleksibel,rasa ingin tahu, berpikiran
seseorang terbuka,tekun dan reflektif

Penutup Saran

Kesimpulan Perawat harus semakin meningkatkan


peranan berpikir kritis dalam pemberian
Perawat sudah tidak asing lagi
asuhan keperawatan . Karena dengan
dengan berpikir kritis dan terus
meningkatnya kemampuan berpikir
meningkatkan metode berpikir kritis
kritis maka akan meningkatkan derajat
dalam keperawatan, berpikir kritis
kesehtatan . Selain itu, berpikir kritis
memungkinkan mahasiswa keperawatan
juga dipengaruhi oleh pelatihan dan
memahami makna berbagai petunjuk
tingkat pendidikan. Untuk itu, upaya
dan menemukan jawaban yang cepat
yang dapat dilakukan untuk
ketika menghadapi masalah yang sulit
meningkatkan kemampuan berpikir
Perawat dalam melakukan asuhan
kritis perawat antara lain dengan
keperawatan kepada pasien hendaknya
pelatihan dan pen didikan.dan
menggunakan proses keperawatan
meningkatkan perilaku caring bagi
dalam pemecahanmasalah secara ilmiah
perawat untuk meningkatkan mutu
melalui pendekatanasuhan keperawatan.
keperawatan
Proses keperawatan merupakan suatu
proses yang sistematis dan terorganisir Daftar pustaka
sehingga akan mengarahkan perawat
Aprisunadi.2011.Hubungan Antara
untuk mengambil keputusan yang tepat..
Berpikir Kritis Perawat dengan
karena berpikir kritis memiliki peranan
Kualitas Asuhan Keperawatan Di
yang sangat penting sehingga agar
Unit Perawatan Ortopedi Rumah
tercapainya pemberian asuhan
Sakit Umum Pusat Fatmawati
keperawatan yang bermutu tinggi atau
Jakarta [Tesis]. Jakarta(ID):
great nursing dan perawat mendapatkan
Universitas Indonesia
kepercayaan dari pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan karena Budiono,Sumirah.2016.Konsep Dasar
perawat memiliki sikap percaya diri, Keperawatan.Bumi medika,
berpandangan konseptual, kreatif, Jakarta.
Christensen, P.J dan Janet W. Peningkatan Critical Thinking
Kenney .2009.Proses Keperawatan Literature Review:Jurnal
Aplikasi Model Konseptual edisi 4,
Maryam. S., Setiawati. S., Ekasari, M.
EGC, Jakarta.
F. (2008). Buku ajar berpikir kritis
Deswani.Proses Keperawatan dan dalam proses keperawatan. Jakarta:
Berpikir Kritis. 2009. Salemba EGC.
Medika:Jakarta
Mulyaningsih.(2013). Peningkatan
Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, Prilaku Caring Melalui
March). Investigating nurses' Kemampuan Berfikir Kritis
coping strategies in their workplace Perawat :Jurnal managemen
as an indicator of quality of nurses' keperawatan.vol.1.No2.November2
life in Indonesia: a preliminary 013
study. In IOP Conference Series
Perry,dan potter.(erik erikson).
(Vol. 248, No 1, p.012031). IOP
(2009).Fundamental
Publishing.
keperawatan,edisi7,terjemahan(Fed
Galaresa.Achmad Vindu&Sundari .Sri. erderika.A).Salemba
(2019).Penggunaan Metode Medika:Jakarta
Simulasi dalam Peningkatan
Rosdahl,caroline bunker. 2014. Buku
Critical Thinking Literature Review
ajar keperawatan, edisi10,
Jurnal Penelitian
EGC:Jakarta
Keperawatan .Vol5.
No.1Januari2019 Safahi, Luthpi. 2018. Kemampuan
Perkembangan Berpikir Kritis
Hastuti,W.2017.Aplikasi Consept
Mahasiswa Melalui Penerapan
Mapping Dalam Pemberian
Model Learning Cycle.
Asuhan Keperawatan di Stase
Maternitas.Nurscope.Jurnal Sudono.Bambang,dkk(2017).Gambaran
Keperawatan dan pemikiran Ilmiah kemampuan Berpikir Kritis
3(3) perawat primer dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan di rumah sakit
Maizar.aizar.(2017).Penggunaan
islam surakarta:jurnal ilmu
Metode Simulasi dalam
keperawatan indonesia
vol.10.No.1.1 April 2017.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian


Tindakan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
CV. Alfabetis

Anda mungkin juga menyukai