Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Konsep Dasar Kamar Bedah dengan judul Tehnis Instrumentasi Bedah
Laparotomi.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dalam
pembelajaran keperawatan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................1
2. Rumusan Masalah...................................................................3
3. Tujuan Penulisan....................................................................3
BAB II LAPARATOMI.................................................................................4
1. Pengertian................................................................................4
2. Jenis Sayatan Pada Operasi Laparatomi..............................5
3. Indikasi Laparatomy..............................................................5
4. Prosedur Tindakan Laparatomy...........................................7
5. Komplikasi Laparatomy.........................................................16
6. Jenis Anastesi Pada Laparatomy...........................................17
BAB III PENUTUP.........................................................................................19
1. Kesimpulan..............................................................................19
2. Saran........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
Dengan melihat kondisi pasien post operasi laparatomi yang memerlukan
perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk mengurangi
tegangan melalui latihan pernapasan dan mobilisasi dini untuk mempercepat
proses kesembuhan dan kepulangan pasien serta dapat memberikan kepuasan atas
perawatan yang diberikan.
Teknik relaksasi, relaksasi progresif dengan dan tanpa ketegangan otot dan
teknik manipulasi pikiran mengurangi komponen fisiologis dan emosional stres.
Teknik relaksasi adalah perilaku yang diperlajari dan membantu waktu penelitian
dan praktek. Snyder dan Egan menemukan teknik relaksasi sebagai metode utama
untuk menghilangkan stres, tujuannya untuk menghasilkan respon yang dapat
memerangi respon stres. Pada pasien post operasi latihan napas dalam, bantu
batuk dan menekan insisi meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat
pembersihan jalan napas sehingga menurunkan resiko atelektasis, pneumonia.
Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi. Laparo
sendiri berati perut atau abdomen sedangkan tomi berarti penyayatan. Sehingga
laparotomi dapat didefenisikan sebagai penyayatan pada dinding abdomen atau
peritoneal. Istilah lain untuk laparotomi adalah celiotomi.( Fossum, 2002)
2
penanda, sedikit terjadi perdarahan dan di daerah tersebut sedikit mengandung
syaraf. Adapun kerugian yang dapat terjadi dalam penggunaan metode ini adalah
mudah terjadi hernia jika proses penjahitan atau penangan post operasi kurang
baik dan persembuhan yang relatif lama.
Oleh karena itu, dalam makalah kali ini digunakan teknik operasi
laparotomi medianus cental dengan pertimbangan yang telah dijelaskan di atas.
2. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian dari laparatomi?
b) Apa tujuan dari laparatomi?
c) Apa prosedur laparatomi?
3. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui apa pengertian dari laparatomi
b) Mengetahui apa saja jenis-jenis dari laparatomi
c) Mengetahui apa indikasi diadakannya laparatomi
3
BAB II
LAPARATOMI
1. Pengertian
selalu tepat dan lebih umum dilakukan dibagian perut mana saja (Doorland, 1994,
abdomen dan yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau
catatan medik pasien. Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding abdomen
laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang
dapat dilakukan pada bedah digestif dan kandungan (Smeltzer & Bare, 2002).
2010). Laparatomi adalah insisi pembedahan melalui punggung atau lebih umum
4
2. Jenis Sayatan Pada Operasi Laparatomi
Ada 4 (empat) cara, yaitu (Syamsuhidayat & Wim De Jong, 2008):
1. Midline insision; yaitu insisi pada daerah tengah abdomen atau pada
tengah.
3. Transverse upper abdomen insision, yaitu: sisi di bagian atas, misalnya
appendictomy.
(Www.google.com//image//abdomen.adam)
3. Indikasi Laparatomy
pencernaan (Internal Blooding), sumbatan pada usus halus dan usus besar, massa
pada abdomen. Selain itu, pada bagian obstetri dan ginecology tindakan
5
laparatorni seringkali juga dilakukan seperti pada operasi caesar (Syamsuhidajat
1. Apendisitis
2. Secsio Cesarea
3. Peritonitis
4. Kanker colon
lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas
dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).Gejala paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling
6
umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahu
5. Abses Hepar
1. Penatalaksanaan Preoperatif
7
Pengakajian secara integral meliputi fungsi fisik biologis dan
psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan tindakan
operasi. Adapun persiapan klien sebelum memasuki kamar operasi,
meliputi:
a. Persiapan Fisik
lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan
istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres
riwayat hipertensi.
2) Status nutrisi
berat badan, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan
Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik.
6) Personal Hygine
9
pemasangan kateter. Selain untuk pengongan isi kandung kemih,
cairan.
a) Latihan nafas
Latihan nafas dalam bermanfaat untuk memperingan keluhan
saat terjadi sesak nafas, sebagai salah satu teknik relaksasi, dan
memaksimalkan supply oksigen ke jaringan. Cara latihan
teknik nafas dalam yang benar adalah :
1) Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian
tahan 1-2 detik
2) Keluarkan secara perlahan dari mulut
3) Lakukanlah 4-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali
sehari (pagi, siang, sore)
b) Batuk efektif bermanfaat untuk mengeluarkan secret yang
menyumbat jalan nafas. Cara batuk efektif adalah :
1) Tarik nafas dalam 4-5 kali
2) Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detik
3) Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan
kuat
4) Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi
disesuaikan dengan kebutuhan
5) Perhatikan kondisi klien
c) Latihan gerak sendi bermanfaat untuk meningkatkan atau
mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot,
mempertrahankan fungsi jantung dan pernapasan, serta
mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi. Beberapa jenis
gerakan sendi: fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, oposisi, dll.
d. Persiapan Mental
10
terbuka dan penerangan yang cukup. Tindakan pembedahan
merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas
seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis
maupun psikologis. Berbagai alasan yang dapat menyebabkan
kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain :
Takut nyeri setelah pembedahan (body image), takut
keganasan, takut cemas mengalami kondisi yang sama dengan
orang lain, takut ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan
pembedahan dan petugas, dan takut operasi gagal. Persiapan
mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan pasien dan keluarganya. Sehingga
tidak jarang pasien menolak operasi yang sebelumnya telah
disetujui. Oleh karena itu persiapan mental pasien menjadi hal
yang penting untuk diperhatikan dan didukung oleh keluarga
orang terdekat pasien. Kehadiran dan keterlibatan keluarga
sangat mendukung persiapan mental pasien. Keluarga dapat
mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan
dukungan dengan kata-kata yang menenangkan hati dan
meneguhkan keputusan pasien untuk menjalani operasi.
Peranan dokter dan dibantu perawat dalam memberikan
dukungan mental dapat dilakukan dengan membantu pasien
mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dijalani sebelum
operasi, memberikan informasi tentang waktu operasi, hal- hal
yang akan dialami selama proses operasi, dan menunjukkan
tempat kamar operasi. Dengan mengetahui berbagai informasi
selama operasi maka diharapkan pasien menjadi lebih siap
menghadapi operasi. Gunakan bahasa yang sederhana dan
jelas, misalnya: jika pasien harus puasa, perawat akan
menjelaskan kapan mulai puasa dan sampai kapan, manfaatnya
untuk apa. Diharapkan dengan pemberian informasi yang
lengkap, kecemasan pasien akan dapat diturunkan. Untuk
menimbulkan kenyamanan lagi, dokter memberi kesempatan
pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala
prosedur yang ada. Dokter juga dapat mengoreksi pengertian
yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal lain
11
karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan
pada pasien.
2. Penatalaksanaan Intraoperatif
1 Penegertian
2 Tujuan
1) Mengatur alat secara sisternatis di meja instrument
2) Memperlancar handling instrument
3) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.
3 Tim Operasi
1) Ahli Bedah
Tim pembedahan di pimpin oleh ahli bedah senior.
2) Asisten pembedahan 1 orang atau lebih
Asisten bisa dokter,residen atau perawat di bawah petunjuk ahli bedah.
3) Anaesthesologis atau perawat anasthesi.
Perawat anastesi memberikan obat-obat anastesi dan obat-obat lain
untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
4) Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedaahan.Tugasnya
adalah:
a) Set up ruangan operasi
b) Menjaga kebutuhan alat
c) Check up keamanan dan fungsi peralatan sebelum pembedahan.
d) Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping
e) Memenuhi kebutuhan klien,memberi dukungan mental dan
orientasi klien.
f) Membantu anastesi
g) Mendokumentasikan secara lengkap drain,keteter dll.
12
5) Nurse Scrub
Bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril
dan instrumen,kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi
fisiologis dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi
instrumen apa yang di butuhkan.
a. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Persetujuan operasi.
2) Alat-alat dan obat-obatan.
3) Puasa
4) Lavement
5) Skiren
6) Setelah penderita dilakukan anaesthesi mengatur posisi terlentang
b. Persiapan alat
1) Alat On Steril
a) Meja operasi
(1) Lampu operasi
(2) Mesin suction dan mesin coutter
(3) Tempat sampah
2) Alat Steril
a) Di Meja Linen
(1) Duk Besar 2
13
(4) Pinset cirurgis : 2/2
(5) Disinfeksi klem / duk klem / mosquito : 1/5/2
(6) Pean bengkok sedang / kokher bengkok sedang : 4/8
(7) Kokher lurus / Needle holder / gunting benang : 3/2/1
(8) Langenbeck / krop sonde / staples kulit : 2/1/1
14
secara tumpul
Berikan pinset anatomis dan gunting metzenboum untuk
membuka peritoneum
Berikan 4 peritoneum klem untuk memegang atas,bawah,
kanan, kiri peritoneum.
Berikan deaver retractor untuk membuka rongga perut.
Berikan kassa besar untuk melindungi usus
Berikan kassa besar untuk melindungi usus
Berikan deaver retractor untuk memperlebar rongga perut
Berikan suction untuk menyedot perdarahan
Berikan bengkok untuk tempat cloting
Berikan pinset anatomi panjang 18 cm untuk mengevaluasi
lokasi perdarahan
Berikan arteri klem vanpean bengkon 20 cm 2/3 untuk
menghentikan perdarahan
Berikan gunting mezenboum untuk memotong jaringan yang
rusak
Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk
menjahit bagian yang kearah pembuluh darah, untuk
menghentikan perdarahan.
(Evaluasi perdarahan), jika perdarahan siapkan hacting set
dengan benang cromic no:2
(instrument mengingatkan untuk mengambil kasa besar)
Berikan cairan NaCl 0,9 % (bila perlu) untuk mencuci intra
abdoment.
3. Penatalaksanaan Postoperatif
Setelah dilakukan tindakan pembedahan yang harus diperhatikan adalah
jadwal.
e) Perhatikan drainase.
f) Penuhi kebutuhan nutrisi klien.
g) Mobilisasi diri secara dini terutama pada hari pertama dan hari kedua.
h) Diet dan pemenuhan kebutuhan nutrisi:
(1) Hari 0: Bila pengaruh obat anestesi hilang boleh diberi minum
sedikit-sedikit
(2) Hari 1: Diet Vloiher atau bubur sumsum dan susu cair
(herniotomi
5. Komplikasi Laparatomy
a) Tromboplebitis
Tromboplebitis post opersi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi.
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari
dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke
paru-paru, hati dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki
post operasi,dan ambulatif dini.
b) Infeksi
lnfeksi luka sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi. Organisme
yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aureus,
organisme gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan.
Untuk menghindari infeksi luka yang paling penting adalah perawatan
luka dengan mempertahankan aseptik dan antiseptik
c) Eviserasi
Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.
Faktor penyebab eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup
waktu pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen
sebagai akibat dari batuk dan muntah.
adalah jenis anastesi umum inhalasi. Anastesi umum adalah suatu keadaan tidak
sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh hilangnya rasa nyeri di seluruh
berupa gas dan atau cairan yang mudah menguap melalui alat/mesin anestesia
jenis obat seperti N2O, enfluran, isofluran, sevofluran yang langsung memberikan
17
efek hipnotik, analgetik serta relaksasi pada seluruh otot klien (Mangku G, 2010).
Umumnya konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi untuk pemberian obat
lama penggunaan tergantung lama jenis operasi tindakan yang akan dilakukan dan
18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah
abdomen (Spencer) yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan
kandungan.Oleh karena itu sebagai perawat hendaknya mengetahui
tentang tekhnik dan perawatan pada klien dengan laparatomi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the
Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology.
Boston : Elsevier Saunders
20