Anda di halaman 1dari 14

BBAB I

PENDAHULUAN

131 Latar 4&.aan5

Kejang merupakan gejala yang sering timbul pada anak- anak Kejang ini dapat
disertai demam atau tidak dan bisa berdampak 'atal Namun masyarakat
belum mampu memberikan pertolongan ataupun tindakan pertama untuk pasien
kejang demam (espon yang ada di masyarakat pada umumnya adalah panik"
#emas dan terlambat memberikan pertolongan atau tindakan awal kepada
penderita kejang demam Akibatnya pasien tidak tertolong dan menambah angka
kematian )eskipun kejang tidak membahayakan" namun dapat merusak sara' otak
dalam waktu kurang dari *+ menit

Step atau Kejang Demam masih sangat umum terjadi pada anak anak )enurut
$DA$" kejadian kejang demam pada anak usia , bulan sampai + tahun hampir  - +.
Kejang merupakan hal yang menakutkan tetapi biasanya tidak membahayakan !rang
tua akan panik begitu mendapatkan anaknya menderita kejang demam /ika kejang
terjadi segera setelah demam atau jika suhu tubuh relati' rendah" maka besar
kemungkinannya akan terjadi kembali kejang demam (isiko berulangnya kejang
demam adalah *0. tanpa 'aktor risiko" +. dengan *
'aktor risiko" +0. dengan  'aktor risiko" dan dapat men#apai *00. dengan 1 2
'aktor risiko

Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam
waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan Salah satu penyebab terjadinya kejang demam
yaitu tingginya suhu badan anak Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan
sebagai kejang demam 3#on4alsio 'ebrillis5 atau stuip6step )asalahnya" toleransi
masing-masing penderita6 anak terhadap demam sangatlah
ber4ariasi Pada anak yang toleransinya rendah" maka demam pada suhu tubuh 27 8
pun sudah bisa membuatnya kejang Sementara pada anak-anak yang toleransinya
normal" kejang baru dialami jika suhu badan sudah men#apai 29 8 atau lebih

Dengan adanya kasus dan kejadian yang terjadi di masyarakat maka kita
sebagai perawat berusaha memberikan asuhan keperawatan yang e'ekti' dalam
mengatasi kejang demam di rumah sakit atau memberikan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat mengenai tindakan awal dalam mengatasi kasus kejang demam

132 R#!#6an Ma6a.ah

13 agaimana Asuhan Keperawatan pada pasien yang mengalami kejang


demam;

13 T#,#an

*2* Tujuan <mum

)engetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan


persyara'an yaitu kejang demam

*2 Tujuan Khusus

13 )engetahui de'inisi" patho'isiologi" etiologi" mani'estasi klinik"


pemeriksaan penunjang" komplikasi" klasi'ikasi dan penatalaksanaan
medis pada kejang demam

23 )engetahui pengkajian" diagnosa" inter4ensi" dan rasional pada


penderita kejang demam

13$ Man+aat

<ntuk menambah ilmu pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan pada klien


kejang demam
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
di atas 38° C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.

Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh suhu
tubuh rectal di atas 38°C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium

Kejang demam : kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang
disebabkan oleh kelainan ekstrakranium

Kejang demam : gangguan sementara yang terjadi pada anak-anak yang


ditandai dengan demam

Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron setara tiba-tiba yang


mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran" gerak" sensasi atau memori yang
bersifat sementara

Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan gejala
dengan demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38°C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang
demam sering juga disebut kejang demam tonikklonik" sangat sering dijumpai pada
anak-anak usia di bawah usia 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan
hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus.

Klasifikasi
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan
dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : kejang klinik, kejang tonik,
dan kejang mioklonik.

a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan
rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan
komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik
satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan
tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan leksi lengan
bawah dengan bentuk dekortikasi entuk kejang tonik yang menyerupai
deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh
rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus

b. Kejang Klonik

Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral bilateral dengan


pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang
klonik fokal berlangsung 1-3 detik terlokalisasi dengan baik, tidak disertai
gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang
ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar
dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.

c. Kejang Mioklonik

Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan
atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan
tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan
susunan saraf pusat yang luas dan hebat pada kejang mioklonik pada bayi tidak
spesifik.
Menurut Ngastiyah (1997), Klasifikasi kejang demam adalah
1. Kejang demam sederhana
yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum. Adapun
pedoman untuk mendiagnosa kejang demam sederhana dapat diketahui
melalui criteria Livingstone, yaitu :
a. umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
b. kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam
e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak
menunjukan kelainan
g. Erekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali

2. Kejang kompleks
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh kriteria
Livingstone biasanya dari kejang kompleks diandai dengan kejang yang berlangsung
lebih dari 15 menit fokal atau multiple ( lebih dari 3 kali dalam 24 jam). Di sini anak
sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang dalam atau
tanpa kejang dalam riwayat keluarga.

Etiologi

Menurut Mansjoer dkk (2000 : 434) Lumba Tobing (1995 : 18-19) dan Whaley and
Whong (1995 : 1929) adalah
1. Demam itu sendiri
Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
Pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu
timbul pada suhu yang tinggi.

2. Efek produk toksik daripadaa mikroorganisme

3. Respln Alergi atau keadaan umum, yang abnormal oleh infeksi

4. Perubahan Keseimbangan cairan dan elektrolit

5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofati
toksik sepintas.

Menurut staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI (1985 : 50), presipitasi kejang demam:
cenderung timbul 24 jam pertama pada waktu sakit demam atau dimana demam
mendadak tinggi karena infeksi pernafasan bagian atas. Demam lebih sering
disebabkan oleh virus daripada bakterial.
Sumber lain menyatrakan bahwa, Kejang dapat disebabkan oleh berbagai
kondisi patologis, termasuk tumor otak, trauma, bekuan darah pada otak, meningitis,
ensefalitis, gangguan elektrolit, dan gejala putus alkohol dan obat gangguan metabolik,
uremia, overderhidrasi,toksik subcutan dan anoksia serebral.
Sebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui etiologinya)

Patofisiologi

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel6organ otak diperlukan energi


yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yaitu glukosa sifat
proses ini adalah oksidasi dengan perantaraan 'ungsi paru-paru dan diteruskan ke otak
melalui sestem kardiovaskuler
Dari uraian di atas, diketahui bahwa sumber energi otak adalah glukosa yang
melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel yang dikelilingi oleh membran
yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+)
dan sangat sulit oleh natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida (CL-).
Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan ion Na + rendah, sedang di luar sel
neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena keadaan tersebut, maka terjadi perbedaan
potensial membran yang disebut potesial membran dari neuron. untuk menjaga
keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na - K Atp-
ase yang terdapat pada permukaan sel
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh perubahan
konsentrasi ion di ruang ekstraseluler rangsangan yang datangnya mendadak seperti
mekanise kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya dan perubahan patofisiologi dan
membran sendiri karena penyakit atau keturunan

Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 38°c
dan anak dengan ambang kejang tinggi kejang baru terjadi pada suhu 40°c atau lebih
kejang yang berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai apnea meningkatnya
kebutuhan dan untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia"
hiperkapnia" denyut jantung yang tidak teratur dan makin meningkatnya suhu tubuh
karena tingginya akti'itas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otek
meningkat.

Manifestasi Klinis

Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan


berupa klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak tetapi setelah beberapa detik
atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf Kejang
demam dapat berlangsung lama dan atau parsial. Pada kejang yang unilateral kadang-
kadang diikuti oleh hemiplegi sementara yang berlangsung beberapa jam atau
bebarapa hari Kejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh hemiplegi yang menetap.
kejang demam terkait dengan kenaikan suhu yang tinggi dan biasanya berkembang bila
suhu tubuh mencapai 39°c atau lebih ditandai dengan adanya kejang khas menyeluruh
tonik klonik lama beberapa detik sampai 10 menit. Kejang demam yang menetap > 15
menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik selain itu juga
dapat terjadi mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan dan kelemahan serta
gerakan sentakan terulang.

Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Komite Medik RSUP Dr. Sardjito (2000:193) dan Lumbantobing dan Ismail
(1989 :43), pemeriksaannya adalah :
1. EEG
Pemeriksaan EEG dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukan
kelainan likuor. Gelombang EEG lambat didaerah belakang dan unilateral
menunjukan kejang demam kompleks
2. Lumba Pungsi
Tes ini untuk memperoleh cairan cerebrospinalis dan untuk mengetahui
keadaan lintas likuor Tes ini dapaat mendeteksi penyebab kejang demam atau
kejang karena infeksi pada otak
- Pada kejang demam tidak terdapat gambaran patologhis dan
pemeriksaan lumbal pungsi
- Pada kejang oleh in'eksi pada otak ditemukan :
a. Warna cairan cerebrospinal :
berwarna kuning" menunjukan pigmen kuning santokrom
b. Jumlah cairam dalam cerebrospinal meningkat lebih dari normal (normal
bayi 40-60 ml, anak muda 60-100ml, anak lebih tua 80-120ml dan dewasa
130-150ml
c. Perubahan biokimia : kadar Kalium meningkat .

Penatalaksanaan

Fakto yang perlu dikerjakan :

* S egera diberikan dieGepam i ntra4ena dosis rata-rata 0"2mg6kg


atau diaGepam rektal dosis L *0 kg 1 +mg6kg
ila kejang tidak berhenti
tunggu *+ menit
dapat diulangi dengan dosis6#ara yang sama
K e an berhenti
berikan dosis awal 'enobaritol
neonatus 120 mg $)
M *0 kg 1 *0 mg
* bln-* thn1+0 mg $) I*
thn1=+ mg $)
Pengobatan rumat

4 jam kemudian
Hari I+II=Fenobaritol 8-10 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Hari berikutnya = diagama tidak tersedia langsung memakai cenobarbital
dengan dosis awal selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.
3. membebaskan jalan nafas, oksigenasi secukpnya
meurunkan panas bila demam atau hipereaksi" dengan kompres seluruh tubuh dan
bila telah memungkinkan dapat diberikan parasetamol 10mg/kg/BB/kali
kombinasi diazepam oral 0,3 mg/kg BB
4. memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama (> 10 menit )
dengan IV : D5 ¼, D5 1/5, RL.
(asional : Dengan mengkaji kualitas" 'rekuensi dan kedalaman perna'asan"
kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien

# !bser4asi tanda-tanda 4ital 3suhu" nadi" tekanan darah" (( dan respon


pasien5
(asional : Peningkatan (( dan ta#hi#ardi merupakan indikasi adanya
penurunan supali oksigen dalam darah

d ?akukan auskultasi suara na'as tiap -> jam

(asional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara na'as pada


bagian paru-paru

e Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian ! dan obatobatan


serta 'oto thoraO

(asional : Pemberian oksigen dapat menurunkan beban perna'asan dan


men#egah terjadinya sianosis akibat hiponia Dengan 'oto thoraO dapat
dimonitor kemajuan dari berkurangnya #airan dan kembalinya daya
kembang paru

Dia5n6a / 1 Kurang pengetahuan keluarga b6d kurangnya in'ormasi

Tujuan 1 Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil 1 Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam"


keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit" perawatan dan kondisi
klien

$nter4ensi

• Kaji tingkat pendidikan keluarga klien Kaji tingkat pengetahuan


keluarga klien
• /elaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam
melalui penkes
• eri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum
dimengerti ?ibatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien
kesehatan lainya
BAB I

PENUTUP

Kesimpulan

Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 3suhu
tubuh re#tal di atas 27o 85 yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonikklonik" sangat sering
dijumpai pada anak-anak usia di bawah + tahun Kejang ini disebabkan oleh adanya
suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak
pada in'eksi bakteri atau 4irus

Diagnosa yang mungkin mun#ul pada pasien dengan kejang demam


* (esiko tinggi terhadap #idera bd akti4itas kejang
 @ipertermi bd e'ek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
2 Per'usi jaringan #erebral tidak e'ekti' bd reduksi aliran darah ke otak
> Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi" prognosis"
penatalaksanaan dan kebutuhan pengobatan bd kurangnya
in'ormasi
Saran

)ahasiswa keperawatan dan seseorang yang berpro'esi sebagai perawat


diharapkan mampu memahami dan menguasai berbagai hal tentang
penyakit kejang demam terutama pada mani'estasi" penatalaksanaan dan
pen#egahan terhadap penyakit ini Serta mampu mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien anak yang mengalami kejang demam
DAFTAR PUSTAKA

?umbantobing"S)*979 Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak./akarta :


EK<$
Ngastiyah 00+ Perawatan Anak Sakit " ed  /akarta: %8
@ttp:66Teguhsubiantoblogspot#om Di akses tanggal *0 No4ember 009 pukul
**00
http:66khaidirmuhajblogspot#om6009606askep-anak-kejang-demamhtml Di
Akses Tgl *0 No4ember Pkl*>20

http:66wwwblogdokternet600=602676kejang-demam-'ebris-kon4ulsi Di Akses
Tgl *0 No4ember Pkl*>20 http:66askepblogspot#om600760*6asuhan-
keperawatan-pada-anakdenganR+9*html Di akses tanggal Tgl 7 No4ember 009
Pukul 000

Anda mungkin juga menyukai