Anda di halaman 1dari 40

DASAR-DASAR

KOMUNIKASI
DOKTER-PASIEN
Pendahuluan

 Komunikasi Pubilk – merupakan sebuah kegiatan usaha dari


sumber atau agent untuk berkomunikasi dengan audience
tertentu atau public tertentu
 Pelaksaanannya dalam komunikasi public dapat dilakukan :
 Kelompok kecil dialogis-sirkuler
 Kelompok besar adanya umpan balik dari komunikator dan
komuikan
How give bad news

 Ada 5 langkah
 Personal preparation
 The physical setting
 Talking to the patient dan responding to their concern
 empati

 Arranging followup or referral


 Feedback dan handover to professional colleagues
Personal Preparation

 Dibutuhkan waktu yang tepat untuk menyampaikan


berita buruk
 Perlu menanamkan kepercayaan disertai dukungan
dan selalu siap dengan menjawab pertanyaan.

Kesulitannya
kurang berpikir jernih
bagaimana cara menyampaikannya
Physical Setting

 Yang dimaksud adalah menyiapkan ruangan


 Kondisi ruangan yang tenang, nyaman, dan
terkesan privasi
 Saat memberikan bad news
 Pasien dlam kiondisi siap
 Tidak memberikan berita buruk di koridor dan sambal
menerima telepon
 Tidak bersikap mondar mandir atau melakukan hal
yang menggangu pasien
Talking to the patient and
responding to concern
 Lakukan penyampain secara perlahan
 Formal
 Hindari jawaban pertanyaan dengan 1 kata
 Katakan dengan tegas kepada pasien
 Lakuan semua dengan tambahan
 Empati
 Informasi mengenai penyaki yang diderita dri pasien
 Apa yang pasien ingin tahu
 Akti
 Munculkan kekuatan diri pasien dan tanamakan harapan
yang realistis
Arranging follow up

 Setelah diberitahu kabar buruk


 Beri waktu pasien untuk memahami dan mengetaui
apa yang mereka butuhkan dan ketahui selama ini
 Salah paham ke arah depresi penolakan,
kecemasan bahkan bunuh diri
Feed back dan handover to
professional coleagues
 Meringkas keadaan pasien apa yang diketahui apa yang
dimengerti dan masalah apa yang dihadapi
 Berguna kepada rekan –rekan yang akan merawat dan
membantu pasien.

 Ada 6 langkah
 Setting, listening skill
 Patients perception
 invite patient to share info
 Knowledge transmission
 Explore emotions
 Summarize, strtegize
HARAPAN DAN KENYATAAN
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
 Komunikasi salah satu kompetensi dokter
 Komunikasi menentukan keberhasilan
menyelesaikan masalah pasien
 selama ini terabaikan, dianggap tidak
penting baik dalam pendidikan maupun
dalam praktik kedokteran
HARAPAN DAN KENYATAAN
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
 Dokter di Indonesia merasa tidak cukup waktu
untuk berbincang dengan pasien  bertanya
seperlunya, mendapatkan informasi yang tidak
cukup untuk menegakkan diagnosis dan
mengambil tindakan medis
 Pasien merasa dalam posisi lebih rendah takut
bercerita, hanya menjawab pertanyaan dokter
Evidences

 After only 18 seconds doctor interrupt patient’s story


(with their own medical agenda questions)
 After only 23 seconds doctor’s fail into hypothesis
(Workshop on SPs, 2005)
(and as consequences: does not want to listen
to patient’s story anymore)

 (Beckman &Frankel, 1984)


Evidences

 Indonesian patients still feel reluctant to be actively


involved in a communication with health professional; which
will lead to ineffective and inefficient communication session,

 (Kim YM, et al, 2002)


Komunikasi dokter-pasien

 tercapainya pengertian dan kesepakatan yang


dibangun dokter bersama pasien pada setiap
langkah penyelesaian masalah pasien.
 Perlukan pemahaman
- jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal),
- menjadi pendengar yang baik (active listener),
- penghambat proses komunikasi (noise),
- pemilihan channel yang tepat
- mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.
PENTINGNYA KOMUNIKASI
YANG BAIK DOKTER-PASIEN
 Berkorelasi dengan perbaikan outcome (keberhasilan terapi):
 Memperoleh informasi yang akurat
 Kerelaan pasien menjalani pengobatan
 Memperkecil kesalahan pengobatan
 Meningkatkan ketegaran pasien menghadapi penyakitnya

 Meningkatkan kepuasan pasien :


 Pemahaman komunikasi multietnik dan multikultural
 Hubungan dokter-pasien yang baik  pasien percaya pada dokter

 Memperkecil claim malpraktis


 Mengurangi kesalahfahaman
Aspek Hukum (UU 29 tahun 2004
tentang praktik kedokteran)

 Kontrak terapetik dimulai saat anamnesis


 Tindakan medis harus menggunakan informed
consent berdasarkan informasi yang diberikan
dokter
Kewajiban Pasien

1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur


tentang masalah kesehatannya;
2. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter
gigi;
3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan; dan
4. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima.
Hak Pasien

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang


tindakan medis
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
(second opinion)
3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
medis;
4. Menolak tindakan medis; dan
5. Mendapatkan isi rekam medis
Kewajiban Dokter/Dokter
Gigi
. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
a

standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan
juga setelah pasien meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya;
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.
Hak Dokter/Dokter Gigi

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang


melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi
dan standar prosedur operasional;
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien
atau keluarganya
d. menerima imbalan jasa.
4 kelompok pasien yang tidak perlu
mendapat informasi secara langsung,

 Pasien yang diberi pengobatan dengan placebo yaitu


merupakan senyawa farmakologis tidak aktif
 Pasien yang akan dirugikan jika mendengar informasi
tersebut, misalnya karena kondisinya
 Pasien yang sakit jiwa dengan tingkat gangguan yang
tidak memungkinkan untuk berkomunikasi
 Pasien yang belum dewasa
Pendekatan komunikasi
dokter-pasien
 Disease centered communication style ( doctor centered
communication style)  berdasarkan kepentingan dokter
dalam usaha menegakkan diagnosis, termasuk
penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan
gejala-gejala.
 Illness centered communication style (patient centered
communication style)  berdasarkan apa yang dirasakan
pasien tentang penyakitnya yang secara individu yang
merupakan pengalaman unik. termasuk pendapat pasien,
kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi
kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.
Illness
(scripts
LITERATURE
) REVIEW
“Disease”
 Disease Framework is
Dat doctor’s traditional &
a central agenda (including
investigation of sign &
DIAGNOSI symptoms and differential
diagnosis)
S

 Illness Framework is
individual patient’s unique
Fear of sickness experiences
(including ideas, concerns,
expectation, feelings,
thoughts, and effects).

Questions (Stewart & Roter 1989)

Meaning of this
for future life?
Problem
KEPENTINGAN KEPENTINGAN
DIAGNOSIS PASIEN
DOKTER
•Worries
•Anamnesis •Concern
(History Taking) •Expectation
•Proses •Impact
Penalaran Klinik
(Clinical reasoning)
QUESTIONS
Bentuk komunikasi dokter
- pasien
 Sasaran : pasien, sejawat, tenaga kesehatan lain, instansi
lain
 Metode / bentuk
- Oral : autoanamnesis, alloanamnesis
 Tertulis : surat-surat keterangan, persetujuan tindakan
 Nonverbal : ekspresi, sikap tubuh, dll
 Tingkat kesulitan:
 Tidak dengan penyulit
 Dengan penyulit
Aplikasi Komunikasi efektif
dokter-pasien
1. Sikap Profesional Dokter : mampu menyelesaikan tugas
sesuai fungsi, mampu mengatur diri sendiri (ketepatan
waktu, pembagian tugas) mampu menghadapi berbagai
macam tipe pasien, bekerja sama dengan profesi
kesehatan yang lain  sikap profesional penting untuk
membangun rasa nyaman, aman, dan percaya pada
dokter  komunikasi efektif
Aplikasi Komunikasi efektif
dokter-pasien
2. Sesi Pengumpulan Informasi :
- Mengenali alasan kedatangan pasien
- Penggalian riwayat penyakit

Model :
•Patient takes the lead (through open question by the
doctor)
• Doctors takes the lead (through closed question
by the doctor)
• Negotiating agenda by both
Van Dalen, 2005
Aplikasi Komunikasi efektif
dokter-pasien
3. Sesi Penyampaian Informasi
 Materi : Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik, Kondisi saat
ini dan kemungkinan diagnosis,rencana tindakan medis, pilihan
terapi, prognosis dll
 yang diberi informasi : pasien, keluarga/wali jika kondisi pasien
tidak memungkinkan
Menggali penyakit pasien
(history taking)
 Active listening
 Open ended question
 Appropriate respon
Active listening

 Look
 Nod (mengangguk)
 I see
 Repeat phrase
 Summarize
 Pauses
 Minimize questions
 Reflect feelings
Physical sorounding

 Tempat komunikasi :
 tenang,
 privacy terjaga,
 jarak pasien-dokter
 Gangguan telepon
 Aktifitas penganggu
 dll
linguistic
 Merencanakan proses dan langkah komunikasi
Langkah-langkah
Komunikasi
 S = Salam  sapa, tunjukkan ada waktu
 A = Ajak Bicara  dua arah, dorong agar
pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan
perasaannya., hargai pendapatnya, fahami kecemasannya,
mengerti perasaannya.
 J = Jelaskan jelaskan halyang menjadi perhatiannya, yang
ingin diketahuinya, yang akan dihadapinya, luruskan persepsi
yang keliru.
 I = Ingatkan ingatkan hal penting, klarifikasi apakah pasien
telah mengerti benar, mengulang kembali pesan kesehatan
yang penting.
Elemen esensial komunikasi dokter
pasien (Boelen at al, 2002) :

1. Membuka diskusi :
 Memberi kesempatan pasien menyelesaikan statement
pembukanya
 Mendapatkan perhatian penuh dari pasien
 Mempertahankan hubungan personal
2. Mengumpulkan informasi
 Menggunakan open-ended dan close ended Question
dengan tepat
 Menyusun,mengklarifikasi, dan menyimpulkan informasi
 Mendengarkan dengan aktif menggunakan teknik
nonverbal (eye contac) dan verbal
3. Memahami pandangan pasien
 Menggali faktor kontekstual (keluarga, kultur, usia dan
seks, sosio ekonomi, status, dan kepercayaan)
 Menggali kepercayaan, perhatian, dan harapan tentang
sehat dan sakit
 Memahami dan ide, perasaan, dan value pasien
4. Memberi informasi
 Menggunakan bahasa yang dimengerti pasien
 Mencek pemahaman pasien
 Memberi kesempatan pasien untuk bertanya.
Komunikasi dokter-pasien dengan
pendekatan kedokteran keluarga
(Boelen et al 2002)

 Mengggali peyakit dan pengalaman sakit pasien


 Memahami pasien sebagai manusia seutuhnya
(karakteristik biopsikososiokultural)
 Mencari informasi sebagai dasar untuk manajemen
penyakit
 Memperhatikan faktor pencegahan dan promosi kesehatan
 Meningkatkan hubungan dokter-pasien
 Bersifat realistis dengan kondisi pasien
Time manajemen

 Sampaikan waktu yang tersedia


 Jika pasien merasa kurang janjikan waktu lain
untuk tambahan
 Tanyakan pasien akan mulai dari mana
 Fahamkan pasien secara bijak tentang kesibukan
dokter
Komunikasi dengan
penyulit
 Pasien dengan emosi tinggi dan personality yang
sulit (ketergantungan, narsis, kompulsif, dll)
 Komunikasi sulit pada orang tua dan anak (issue
sensitif, ketidaksetujuan, kompleks komunikasi, dll)
 Kelompok dewasa khusus (lanjut usia, remaja, dll)
Referensi

 Konsil Kedokteran Indonesia, 2006. Komunikasi


efektif dokter pasien. Jakarta
  Adler BR, Rodman G, 2006. Understanding Human
Communiacation. Oxford University Press New
york
  Elizabeth Macdonald, 2004. Difficult conversations
in medicine . Oxford University Press New york
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai