Anda di halaman 1dari 55

KOMUNIKASI EFEKTIF

PERAWAT-PS/KLG-ANTAR PPA

RAHAYU NAWANGWULAN
 Tujuan Pembelajaran  Outline Pembelajaran
1. Komunikasi interpersonal
Peserta memahami tentang yang efektif
bagaimana komunikasi efektif :
• Perawat-ps/keluarga
2. Metode Komunikasi
• Perawat-PPA 3. Dokumentasi
Pengertian

Komunikasi merupakan proses transmisi informasi, gagasan, emosi,


keterampilan, dan lain-lain melalui penggunaan kata, angka, simbol, gambar, dan
lain sebagainya.

Proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa
yang dimaksud oleh penyampai pikiran atau informasi
Pengertian
Komunikasi Efektif

Komunikasi yg pada prosesnya dapat menghasilkan persepsi,


perilaku dan pemahaman yg berubah menjadi sama antara
komunikator dan komunikan dapat diperoleh.

pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan


perubahan sikap secara tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah
dipahami sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara
pemberi pesan dan penerima pesan
6
Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
Standar KE 2
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan
pelayanan.

Elemen Penilaian KE 2

a) Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga mengenai


asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit serta akses
untuk mendapatkan layanan tersebut. Informasi dapat disampaikan
secara langsung dan/atau tidak langsung.

b) Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan


keluarga terkait alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain,
apabila rumah sakit tidak dapat memberikan asuhan dan
pelayanan yang dibutuhkan pasien.
c) Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan secara
tepat waktu, dan status sosial ekonomi perawatan pasien
tidak menghalangi pasien dan keluarga untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

d) Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien dan keluarga mengenai


asuhan dan pelayanan di rumah sakit.
 Std KE 3: Rumah sakit melakukan pengkajian terhadap kebutuhan edukasi setiap
pasien, beserta kesiapan dan kemampuan pasien untuk menerima edukasi.
a) Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan pengkajian terhadap
kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga yang meliputi poin a) – f) pada
maksud dan tujuan, dan dicatat di rekam medis.
b) Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi dinilai sebelum pemberian
edukasi dan dicatat di rekam medis.
c) Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan dan kemauan belajar pasien/keluarga,
serta hasil pengkajian digunakan PPA untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi

 Std KE 4 : Edukasi tentang proses asuhan disampaikan kepada pasien dan keluarga
disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan bahasa yang dimengerti oleh pasien
dan keluarga.
a) Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga telah diberikan
dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami.
b) Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah dijelaskan mengenai hasil pengkajian, diagnosis,
rencana asuhan, dan hasil pengobatan, termasuk hasil pengobatan yang tidak diharapkan.
c) Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan cara cuci tangan yang
aman, penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi
interaksi obat-obat dan obat-makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik
rehabilitasi serta edukasi asuhan lanjutan di rumah.
• Std KE 6: Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang
berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan
berkelanjutan d) Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut
diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan.
• Std KE 7 : Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mampu memberikan
edukasi secara efektif. b) PPA telah memberikan edukasi yang efektif
kepada pasien dan keluarga secara kolaboratif
Komunikasi PPA – Pasien

Saat menyampaikan informasi kepada


pasien, penting untuk diperhatikan:
 Apa yang terjadi pada kesehatan pasien
 Apa yang perlu dilakukan pasien dan
mengapa
 Bagaimana mereka melakukannya
Strategi untuk komunikasi  Apa yang diharapkan (baik pro dan
 Memberi salam yang hangat kontra)
 Menjaga kontak mata  Alternatif (termasuk tidak ada
 Mendengarkan dengan seksama pengobatan)
 Memperhatikan bahasa tubuh pasien serta
bahasa mereka sendiri
 Berbicara perlahan dan konkret dalam
bahasa non-medis,
 Mendemonstrasi bila perlu
 Mendorong partisipasi dan pertanyaan pasien.
Komunikasi dengan Keluarga
dan “Caregiver”
 Identifikasi satu kontak keluarga yang
akan berkomunikasi dan update
 Pertimbangkan platform video untuk
pertemuan keluarga.
 Berikan informasi dari salah satu anggota
tim utama setidaknya setiap hari.
 Libatkan keluarga / caregiver dalam
mengembangkan rencana pulang yang
berpusat pada pasien sejak dini.
 Menilai literasi kesehatan pasien dan
caregiver
Tahapan
Komunikasi Terapetik
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1 2 3 4

Perkenalan
Pra Interaksi
/ Orientasi
Kerja Terminasi
1. Fase Pra Interaksi

• Mulai Evaluasi Diri


• Eksplorasi Perasaan: ketakutan, kecemasan
• Menggunakan diri secara maksimal
• Mendapatkan informasi tentang pasien
• Menetapkan kontak pertama dan selanjutnya
• Membuat rencana komunikasi
Persiapan Diri

Pengenalan Diri Penampilan Diri Fokus Pada Pasien

• Kemampuan • Sopan Santun • Senyum & sapa


• Kelemahan • Handal • Panggil nama/panggilan
• Fokus pada aspek positif : • Tanggap • Tatap wajahnya
(diri sendiri, pasien, klg • Percaya Diri • Hargai&perhatikan
dan tempat kerja) • Cepat • Dengarkan dengan
• Ceria seksama
• Bersih & Rapih • Pasien selalu benar
• Ciptakan hubungan yang
baik
• Setia pada pasien
• Tenang & sabar
• Lakukan yang terbaik
2. Fase Perkenalan/Orientasi

• Bina hubungan saling percaya


• Kaji keluhan utama / kebutuhan / keinginan/ masalah
• Komunikasi terbuka
• Kontrak
• Kaji lebih lanjut
• Identifikasi diagnosis/ masalah
Contoh

Orientasi:
a. Salam: Selamat pagi Ibu, saya Ners A perawat yang akan merawat ibu
di ruangan ini. Nama lengkap ibu siapa, nama panggilannya? tanggal
lahir ibu?
b. Evaluasi: Apa yang ibu rasakan?
c. Kontrak:
 Baik ibu saya akan memasang identitas ibu…
 Tidak lama ibu sambil ibu tiduran saja
3. Fase Kerja

• Laksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan standar


• Meningkatkan pemahaman pelanggan
• Persepsi
• Perasaan
• Perbuatan
• Pemenuhan kebutuhan pelanggan
• Membantu menyelesaikan masalah
• Meningkatkan kemandirian pelanggan
Tahap Kerja:
Pemasangan gelang identitas:
Bu, kami pasang gelang identitas ini untuk menjaga keamanan setiap dilakukan
tindakan, karena akan selalu dicek ya bu ibu.
Karena banyak yang sama nama, digelang ini ada nama lengkap, tgl lahir dan
no register
Setiap ada pemberian obat, tindakan, ambil darah akan ditanyakan nama
lengkap dan tgl lahir ibu, jadi tidak akan salah.
Kalau ada perawat atau dokter tidak melakukannya, ibu dapat
mengingatkannya. Sudah jelas ya bu ?
4. Fase Terminasi

• Evaluasi hasil tindakan


• Subjektif
• Objektif
• Rencana kegiatan pasien (Resep Keperawatan)
• Rencanakan tindak lanjut perawat
• Salam
Terminasi:
• Baik ibu, ada yang mau ditanyakan?
• Bu jangan lupa untuk keamanan setiap ada pemberian obat,
infus atau pengambilan darah minta agar dicek nama lengkap
dan tgl lahir ya

• Kontrak YAD:
• Bu , saya tinggal dulu, sebentar akan dilakukan beberapa
asuhan untuk panas ibu
Strategi Meningkatkan Komunikasi PPA-Pasien

Mulailah dengan Sapa pasien dengan Membuat kontak Tinjau rekam medik
perkenalan yang sebelum memasuki
hangat Namanya mata ruang rawat

Ingatlah bahwa Dengarkan dan Hindari mengganggu


Duduklah setelah
pasien mungkin hargai kekhawatiran pasien jika
memasuki ruangan.
merasa cemas. pasien. memungkinkan.

Konfirmasikan
Berikan instruksi
pemahaman melalui
Fokus pada pasien. tertulis kepada
ajarkan kembali /
pasien.
“teach-back”.
Edukasi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi terbaca → KE : format & bahasa yang mudah dimengerti

 Materi fokus pada satu materi pesan


 Menggunakan standar bahasa yang sederhana dan
menghindari jargon medis
 Menggunakan gaya percakapan seolah-olah
berbicara dengan seseorang secara verbal
 Menggunakan analogi yang secara budaya sesuai
dengan populasi pasien
 Membatasi jumlah detail yang dimasukkan dalam
materi hanya untuk informasi penting
 Menempatkan gambar yang relevan yang secara
budaya sesuai di sebelah teks yang sesuai
 Menempatkan keterangan yang sesuai yang
menyoroti bidang minat di sebelah gambar yang
sesuai
STANDAR KOMUNIKASI DAN EDUKASI

Komunikasi dan edukasi yang efektif akan membantu


pasien untuk memahami dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pengobatan yang dijalaninya. Keberhasilan pengobatan dapat ditingkatkan jika pasien dan keluarga diberi
informasi yang dibutuhkan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan serta proses yang sesuai dengan
harapan mereka.
Komunikasi antar
Tim / PPA

 Diskusi/pertemuan secara teratur untuk


meninjau rencana dan kemajuan perawatan
pasien.
 Libatkan anggota tim yang bekerja dari jarak
jauh melalui telepon atau pesan instan yang
aman.
 Libatkan tim konsultan dalam komunikasi
langsung pasien / keluarga pada saat-saat
kritis
Tujuan Komunikasi antar PPA
 Komunikasi antar profesional pemberi asuhan yang
akurat, jelas dan mudah dipahami sehingga tidak
terjadi misinterpretasi yang dapat berpengaruh
terhadap penanganan pasien selanjutnya.
ANTAR PPA

DPJP

LAINYA PPJA

APOTEKER DIETISEN
Komunikasi dokter dengan dokter
Dalam memberikan pelayanan ke pasien seorang dokter
menemukan penyakit diluar disiplin yang dia tekuni. Untuk
itu perlu dikonsulkan kepada teman sejawat dokter ahli
yang lain beberapa hal yang perlu dikomunikasikan
diantaranya :
- Konsul pasien pre operasi
- Konsul pasien rawat gabung
- Pelimpahan pasien karena berhalangan hadir
- Pelimpahan kasus pada dokter spesialis
- Pelimpahan visite dokter penanggung jawab ke dokter jaga
- Konsul dokter jaga ke dokter penanggungjawab
- Hasil konsul atau komunikasi dicatat dan
didokumentasikan pada rekam medis pasien
Komunikasi Dokter dengan Perawat

Ada beberapa hal yang perlu dikomunikasikan antar dokter dan


perawat diantaranya :
1) Perawat melaporkan keadan umum pasien ke dokter.

Dalam hal melaporkan keadaan umum pasien ke dokter perawat


betul-betul memahami cara identifikasi kebutuhan pasien dengan cermat
dan benar sehingga meningkatkan komunikasi antar perawat dan dokter .
sistem komunikasi yang digunakan dengan SBAR (Situation-Background-
Assessment-Recommendation)
2) Pelimpahan wewenang dokter kepada perawat pemberian terapi,
advist konsul ke dokter spesialis lain.
3) Pemberian tambahan terapi via telpon yang berkaitan dengan
kondisi pasien
Apoteker dengan dokter
Apoteker I asisten apoteker mengkonfirmasikan dokter penulis resep
terhadap hal-hal yang kurang jelas( nama obat, aturan pakai, kemiripan
nama obat dengan beda khasiat, mengganti padanan obat apabila stok
kosong )

Apoteker dengan perawat


Apabila ada ketidak jelasan tentang aturan pemberi obat perawat
mengkonfirmasikan kepada apoteker
Dokter dengan ahli gizi

Dalam hal menentukan gizi pasien dokter bersama ahli gizi


mendiskusikan kecukupan nutrisi demi kesembuhan pasien

Laboratorium dengan perawat


Petugas laboratorium memberikan informasi kepada perawat hasil laborat
apabila dibutuhkan sesegera mungkin untuk keperluan pengobatan

Perawat dengan perawat


Memberikan informasi tentang kondisi pasien dan asuhan keperawatan
pada setiap shif.
Komunikasi antar PPA dalam standar
Akreditasi Rumah sakit

 Standar SKP 2

 Standar PAP 1.1


SKP 2
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan
dan / atau telepon di antara para profesional pemberi asuhan (PPA), proses
pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses
komunikasi saat serah terima (hand over)

STANDAR ELEMEN PENILAIAN DATA DAN BUKTI TELUSUR


SKP 2. EP 1 Rumah sakit telah menerapkan komunikasi Dokumen rekam medik bukti
saat menerima instruksi melalui telepon: Penerapan komunikasi saat
menulis/menginput ke komputer – menerima instruksi melalui telepon,
membacakan – konfirmasi kembali” saat melaporkan kondisi pasien
(writedown, read back, confirmation dan kepada DPJP ( menulis/menginput ke
SBAR saat melaporkan kondisi pasien komputer – membacakan –
kepada DPJP serta di dokumentasikan konfirmasi kembali )
dalam rekam medis.
SKP 2
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan
dan / atau telepon di antara para profesional pemberi asuhan (PPA), proses
pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses
komunikasi saat serah terima (hand over)

STANDAR ELEMEN PENILAIAN DATA DAN BUKTI TELUSUR


SKP 2. EP 2 Rumah sakit telah menerapkan komunikasi Dokumen rekam medis / Interview :
saat pelaporan hasil kritis pemeriksaan bukti Penerapan komunikasi melalui
penunjang diagnostic melalui telepon: telepon pelaporan hasil kritis
menulis/menginput ke komputer – pemeriksaan penunjang diagnostic
membacakan – konfirmasi kembali” (menulis/menginput ke komputer –
(writedown, read back, confirmation dan membacakan – konfirmasi kembali )
di dokumentasikan dalam rekam medis
SKP 2
Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan
dan / atau telepon di antara para profesional pemberi asuhan (PPA), proses
pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan diagnostic termasuk POCT dan proses
komunikasi saat serah terima (hand over)

STANDAR ELEMEN PENILAIAN DATA DAN BUKTI TELUSUR


SKP 2. EP 3 Rumah sakit telah menerapkan komunikasi Dokumen rumah sakit / Dokumen
saat serah terima sesuai dengan jenis rekam medis : Bukti Penerapan
serah terima meliputi poin 1) - 3) dalam komuniskasi saat serah terima
maksud dan tujuan. (antara PPA, antara unit perawatan
yang berbeda di dalam rumah sakit,
dari ruang perawatan pasien ke unit
layanan diagnostik )
PAP. 1.1 Proses pelayanan dan asuhan pasien yang terintegrasi serta terkoordinasi
telah dilakukan sesuai instruksi.

STANDAR ELEMEN PENILAIAN DATA DAN BUKTI TELUSUR


PAP.1.1 EP b Rumah sakit telah menetapkan Dokumen rekam medis : Instruksi oleh
kewenangan pemberian instruksi PPA yang seragam di CPPT
oleh PPA yang kompeten, tata cara
pemberian instruksi dan
pendokumentasiannya.
STANDAR ELEMEN PENILAIAN DATA DAN BUKTI TELUSUR
PAP 1.1 Ep d Prosedur dan tindakan telah Dokumen rekam medis : Instruksi oleh
dilakukan sesuai instruksi dan PPA PPA yang seragam di CPPT untuk
yang memberikan instruksi, alasan pemeriksaan penunjang
dilakukan prosedur atau tindakan Rekam medis : Bukti prosedur dan
serta hasilnya telah tindakan telah dilakukan
didokumentasikan di dalam rekam
medis pasien.
KOMUNIKASI ANTAR PPA

 Gunakan Tulis – Baca Ulang – Konfirmasi


( TBaK / TULBAKON ) untuk instruksi dan
perintah verbal baik pada saat face to face
maupun melalui telepon
 Baca Kembali yang bertujuan untuk memverifikasi
bahwa pesan diterima dengan benar dan memberikan
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan informasi
 Baca ulang digunakan mengkonfirmasi hal – hal
seperti identitas pasien,pesanan obat,nilai /hasil kritis
instruksi dan item Tindakan
 Untuk obat yang terdengar serupan / nama obat rupa
ucapan mirip dilakukan pengejaan ( English phonetic
spelling alphabet ) dan menyatakan untuk apa obat itu digunakan
 Perintah lisan /verbal harus digunakan dalam rekam medis dan
ditanda tangani atau disetujui
 Apa yang disampaikan / diisntruksikan
 Baca ulang apa yang
 Apa yang ulang
Melaporkan Nilai /Hasil Kritis
Nilai/ hasil kritis  Adanya kondisi patologis yang beriko tinggi atau
mengancam nyawa yang gawat atau darurat ,mungkin memerlukan
tindakan medis segera untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah
kejadian yang tidak diinginkan.
Dapat berupa hasil pemeriksaan diagnostic mencakup semua
pemeriksaan sepertiLaborat,Pencitraan /Radiologi ,diangnostik jantung
Juga pada hasil pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien
( point of care testing )POCT
Metode - metode komunikasi interpersonal

DRAW
ituasi Diagnosa
Recent Changes
ackground
What to watch for in the next interval of care
sesmen
ecomendation

dentification llnes severity


ituasi atient summary
ackground ction list
ssesment ituastion awareness and contingency
ecomedation/ Read plans
back/Risk ynthesis by receiver
SAAT HANDOVER
Transfer antar unit/ Rs
Transfer pasien antar PPA per shift ( operan jaga )

MELAPORKAN KONDISI PASIEN


( apa yang terjadi saat ini )
Background ( apa keadaan yang
mengarah pada situasi ini )
( apa masalahnya )
(apa yang harus
dan telah anda lakukan untuk
mengatasi masalah tersebut )
DOKUMENTASI
Dokumentasi pelaporan kondisi pasien di catat dalam CPPT dalam format SOAP
,dicatat tanggal dan jam ,nama pelapor dan ttd, dokter melakukan verifikasi dalam
rentang waktu 24 jam ( catat tgl,jam ,nam ,dan ttd)

Dokumentasi serah terima ( hand over ) antar unit /RS dimasukan dalam Rekam
medik,sedangkan hand over antar PPA pada shift jaga tidak perlu dimasukan dalam
rekam medik ( misalnya dibuku catatan ) ditulis jelas kepada siapa tanggung jawab
pelayanan diserahterimakan ,kemudian dapat dibubukan tanda tangan ,tanggal dan
waktu pencatatan

Waktu terbaik mendokumentasikan peristiwa sesegera mungkin setelah peristiwa


( sewaktu ) karena ingatan tentang detail cenderung memudar seiring waktu (lupa )
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Tgl dan Profesional Hasil Asesmen Pasien dan Pemberian Pemberian Intruksi PPA termasuk Review dan Verifikasi DPJP
Jam Pemberi Pelayanan Pasca Bedah ( Instruksi (Tulis nama beri paraf, tgl,Jam
Asuhan Kolaborasi PPA melalui ditulis dengan rinci dan ) ( DPJP harus membaca dan
CPPT Jelas ) mereview seluruh Rencana
asuhan )
21/08/2022 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam yang lalu Monitor nyeri setiap 30
Jam 08.00 O : Skala nyeri VAS : 7 menit
Tensi : 165 / 90 mmHg ,Nadi : 140 x/mnt, Konsul DPJP kolaborasi
Frekuensi Pernafasan : 30x / menit pemberian anti
A : Nyeri akut artrisis gout inflamasi dan analgetic DPJP Clinical
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dengan target Leader
VAS < 4 Integrasi –
paraf… Asuhan
- Lapor skala nyeri 2
21/08/2022 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi jam lagi
Jam 08.35 O ; Lutut kiri agak merah,nyeri tekan , skala NRS - Foto Rontgen lutut
7-8 ,hangat pada palpasi . hari ini bila nyeri
A : Gout arthritis, flare genu sinistra mereda atau
P : Injeksi steroid 62,5 mg, tab colchicine 2x 0,5 toleransi cukup
mg/hari

paraf…
Catatan/ Notasi DPJP…..paraf DPJP….. Paraf DPJP tiap lenbar
STUDY KASUS
KASUS 1

Ny. R, usia 34 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sudah 2 hari naik
turun. Dan saat datang ke IGD pasien mengatakan demam terakhir adalah 40
⁰c. Dokter IGD menganjurkan kepada keluarga pasien untuk dirawat, keluarga
pasien setuju dan perawat melakukan pemberian parasetamol infus.

Simulasikan cara menjelaskan tindakan pemberian parasetamol infus


KASUS 2
Juli, perawat di Ruang Rawat Dewasa melakukan observasi pada pasien A (17 tahun) dengan
diagnose medis post operasi laparatomi hari ke 2. Hasil observasi menunjukan pasien tersebut
tampak lemah, muntah- muntah, pasien terlihat gelisah, keringat dingin, Tekanan Darah 100/60
mmHg, Nadi 120 kali/menit, pernapasan 30 kali/menit, suhu 40C. Pasien merasakan mual dan
perut tidak enak. Perawat A melaporkan langsung perubahan kondisi pasien kepada DPJP utama.
Tindak lanjut dari komunikasi dengan DPJP, perawat A diinstruksikan memberikan obat primperan
3x 10 mg iv dan paracetamol infus 3 x 500 mg.

a. Diskusikan dan simulasikan perawat A melakukan komunikasi lisan dengan DPJP menggunakan
pola SBAR

b. Diskusikan dan simulasikan perawat A mendokumentasikan instruksi melalui telphon dengan


TBAK
KASUS 3

Pasien Tn M, usia 40 tahun di rawat di ruang perawatan dengan diagnose medis CHF. Dokter
DPJP menganjurkan dilakukan pemeriksaan laboratorium Natrium dan kalium. Saat diperiksa
petuga laboratorium mendapatkan hasil kalium 8 mEq/l diatas nilai kritis. (nilai kritis rendah <
2,8 mEq/l dan > 6,5 mEq/l).

Diskusikan dan simulasikan pelaporan nilai kritis dari petugas laboratorium ke perawat ruangan
dan perawat ruangan melapor ke DPJP.
KESIMPULAN

Dengan komunikasi yang efektif dapat menjalin kolaborasi


yang baik antar tenaga profesional pemberi asuhan, pasien
mendapatkan pelayanan yang baik dan keselamatan pasien
terjaga ,mutu Rumah Sakit meningkat

Anda mungkin juga menyukai