Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI SBAR

DI

OLEH:
KELOMPOK :

Zurratun Mahmudah 20010064


Nurhayati 20010126
Gemala Sari Manalu 20010118
Defi Maulida 20010112

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia
yang tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan
baik, shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw.
pembawa risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat
manusia didunia dan diakhirat.

Kami sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari


kesempurnaan, maka dari ini saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah
SWT. Amiin.

Sigli, Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan risiko kesalahan dalam
pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh kesalahan dalam pemberian obat
ke pasien, kesalahan melakukan prosedur tindakan perawatan. Mencegah
terjadinya risiko kesalahan pemberian asuhan keperawatan maka perawat harus
melaksanakan sasaran keselamatan pasien : komunikasi efektif di Instalasi Rawat
Inap. Komunikasi efektif dapat dilakukan antar teman sejawat (dokter dengan
dokter/ perawat dengan perawat) dan antar profesi (perawat dengan dokter).
Kualitas suatu rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk
teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan
medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien (Tjiptono,2001). 
Menurur Walker, Evan dan Robbson (2003), komunikasi efektif dalam praktik
keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal. Kegiatan
keperawatan yang memerlukan komunikasi efektif adalah saat serah terima tugas
(handover) dan komunikasi lewat telepon,

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Dari Komunikasi Dengan Metode S-BAR
2. Mengetahui Tujuan Dari Komunikasi Dengan Metode S-BAR
3. Mengetahui Cara Mengaplikasikan Komunikasi Dengan Metode S-BAR
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Komunikasi S-BAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang
logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara
akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur S-BAR
(Situation, Background, Assesment, Recomendation) untuk mencapai ketrampilan
berfikir kritis, dan menghemat waktu. (NHS, 2012).
S-BAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap
eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat
digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara
staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim
kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk
memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.

B. Tujuan Komunikasi Efektif S-BAR


Dengan berkomunikasi secara efektif dapat menjalin saling pengertian
dengan teman sejawat perawat atau perawat dengan dokter karena komunikasi
memiliki manfaat, antara lain adalah :
1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas
sesuai dengan yang dimaksudkan.
2. Adanya saling kesefahaman dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar
dari salah persepsi.
3. Memberikan sesuatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
pihak yang diberi informasi dapat memahaminya. 
C. Keuntungan Komunikasi Efektif S-BAR
1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham
akan kondisi pasien
3. Memperbaiki komunikasi / memperbaiki keamanan pasien

D. Pengaplikasian Komunikasi Metode S-BAR


Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh
semua tenaga kesehatan, sehingga dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri.
Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik.
sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.

E. Penjabaran S-BAR
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
b. Diagnosa medis
c. Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
a. Obat saat ini dan alergi
b. Tanda-tanda vital terbaru
c. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
d. Riwayat medis
e. Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi
pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :
a. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
b. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan.
c. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan.
d. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
e. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat
harian.

F. Peran Kasus Dengan Menggunakan Metode S-BAR


1. Pemeran
Karu : Fajar Satria Maha
Katim : Istikaratih
Perawat Sift Malam :
a. Surya Nanda (Pj Shift Malam)
b. Yuliana
Perawat Sift Pagi:
a. Muksalmina
b. Nuria Sari
2. Naskah Drama Operan
Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi : Assalamualaikum,,
Perawat malam : Walaikumsalam
Yuli : ehh,, sudah datang...
Ria : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Surya : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
Ria : baiklah,,

Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap
Karu, Katim dan perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
Surya : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.. do’a dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi
ini,.silahkan...
Surya : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien
baru..
Pasien Pertama (PJ surya)
S :          Tn. F (49 Tahun)
          Kamar 1
          Dx: Asma
          Keadaan komposmetis
          Klien masih sesak napas
          Pernapasan cuping hidung
          Pernapasan cepat
          Terdapat sekret yang kental

B :          Telah diberikan terapi O2 2 liter


          Telah diberikan terapi nebulizar

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 130/90 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 30 x/m
o   T : 37 oC
          Diet M2
          Terapi IVFD RL 20 tts/m

R :          Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam


          Lakukan pemberian terapi nebulizer 12 x/j
          Pantau pemberian Terapi O2

Ratih : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?


Surya : tidak ada ratih,,
Muksal : masih sering sesak bapak ini?
Surya : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di
pantau.
Muksal : oh iyaa bg..
Pasien Kedu (PJ surya)
S :         Tn. B (40 Tahun)
         Dx: GE
          Pasien mengatakan badannya masih lemas
          Turgor kulit jelek

B :          Kekurangan cairan


          Telah diberikan terapi IVFD RL 20tts/m

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 130/80 mmHg
o   P : 80 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 36 oC
          Diet M2
R :          Lanjutkan pemberian terapi IVFD RL 20tts/m
          Diet M2

Ria : bapak ini ada muntah bang?


Surya : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..

Pasien Ketiga (Perawat yuli)


S :          Tn. I (48 Tahun)
    -    Dx: Post Ob Debridemen et DM + selulitas pada
lengan
atas sebelah kiri.

B :          Hb 10

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 120/90 mmHg
o   P : 70 x/m
o   R : 22 x/m
o   T : 37 oC
          Diet M2
          Urine pekat

R :          Cek Hb
          Kontrol intake & output
          Kontrol TTV setiap 3 jam

Ria : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak yul ?


Yuli : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
Ria : baik kak,,,

Pasien Keempat (perawat yuli)


S :          Tn. S (35 Tahun)
          Dx: Hepatitis
          Pasien lemas, kurang nafsu makan
          Kelihatan kuning

B :          Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2 mg/dl)


          Tidak memiliki riwayat alergi

A :          Pemeriksaan TTV


o   TD : 110/90 mmHg
o   P : 60 x/m
o   R : 24 x/m
o   T : 36,7 oC
          Diet M2
          Terapi IVFD RL 20 tts/m

R :          Cek Bilirubin


          Cek Hb

Muksal : ini HB nya berapa kak?


Yuli : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Muksal : ya sudah, sudah...
Fajar : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
Surya : siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya Ratih,
Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam 14.00 siang..
dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
Surya : baik,, sudah selesai,
Fajar : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Fajar : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah
bagi yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau
pulang silahkan, dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri
hasil operan ini,, kita berdo’a dulu menurut agama dan kepercayaan
masing-masing, supaya selamat sampai tujuan, berdo’a dimulai.. berdo’a
selesai. Untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-
masing.. terimakasih
assalamualaikum..
Perawat : Walaikumsalam..
Surya & Yuli : kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat : walaikumsalam..
Ratih : iya, hati-hati dijalan..
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi efektif adalah unsur utama dari sasaran keselamatan pasien
karena komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient
safety). Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan
pasien. Maka dalam komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan,
ketepatan, sesuai dengan konteks baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis,
dan budaya.
Kerangka komunikasi yang efektif yang digunakan adalah komunikasi
model SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation). Metode ini
digunakan secara efektif saat serah terima antara shift atau antara staf di daerah
klinis yang sama atau berbeda. SBAR juga digunakan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya (perawat – dokter).

B. Saran
Dengan komunikasi efektif diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian asuhan ke pasien. Komunikasi efektif dengan metode SBAR akan
terbentuk catatan dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Sehingga disarankan
dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik, sehingga
tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient


safety). Jakarta: Bakti Husada.
 
Permenkes RI No 1691 (2010). Keselamatan pasien rumah sakit. Jakarta :
Menteri Kesehatan RI.
                                                                                                              
Materi komunikasi efektif. Diakses http:// galericampuran.blogspot.com/2013/03/
materi-komunikasi-efektif.html

Joint Commission Accreditation of Health Organization. (2010). National patient


safety goals.

Rofii, Muhamad. (2013). Komunikasi efektif dengan SBAR. Disampaikan dalam


pelatihan di RSUD Tugurejo Semarang tanggal 21 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai