DISUSUN OLEH :
1. Dhian Trisati (P1337420520054)
2. Galuh Herdianingtyas (P1337420520056)
3. Brylyana Nurodyna Al-Azam (P1337420520057)
4. Danang Sangaji Pangasih (P1337420520058)
5. Aulia I’anatul Fitriyana (P1337420520059)
6. Aprilia Setyowati (P1337420520060)
KELAS SETIYAKI 2
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang diberikan pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Peran Perawat Dalam Pemberian Obat Sistem Otonom ”
ini tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lupa untuk
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari
teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun agar kami dapat memperbaikinya. Akhir kata, kami
mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
1
SURAT PERNYATAAN
yang dibuat untuk melaksanakan tugas mata kuliah Farmakologi sejauh yang kami
ketahui isi dari makalah yang disebutkan diatas adalah hasil karya kami sendiri
berdasarkan referensi buku dan bukan merupakan hasil plagiat/menjiplak karya
makalah orang lain.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Secara garis besar sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi (SST). SST memiliki 2 divisi yaitu sistem saraf sensoris
dan saraf motorik, selanjutnya saraf sensoris dibagi menjadi saraf somatik
sensoris dan saraf viseral sensorik sedangkan saraf motorik dibagi menjadi
saraf motorik somatik dan saraf motorik otonom.
4
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing
jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion.
Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf perifer yang
sebagian besar bertindak independen dari kontrol sadar (sengaja) dan terdiri
dari saraf di otot jantung, otot polos, eksokrin dan kelenjar endokrin.
5
d.) Peran Perawat Sebelum Memberikan Obat
e.) Peran Perawat Waktu Pemberian Obat
f.) Peran Perawat Setelah Memberikan Obat
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi
(Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).Obat
merupakan benda yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh. Obat
merupakan senyawa kimia selain makanan yang bisa mempengaruhi
organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis,
menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.
8
B.) PENGHAMBAT ADRENERGIK (simpatolitik)
Merupakan Obat yang mempunyai efek penghambatan aktivitas
susunan saraf simpatik.
Fenoksibenzamin
Propanolol
9
α, β yang terdistribusi luas pada sistem kardiovaskuler. Distribusi
reseptor adrenergik α, β di vaskuler, jantung, neural dan sistem
hormonal berperan pada regulasi tekanan darah. Efek pada tekanan
darah juga dipengaruhi oleh mekanisme barorefleks untuk menjaga
homeostasis.
Efek lainya pada saraf pusat adalah efeknya mulai
kecemasan sampai “adrenalin rush”. Efek tidak langsung dari
amfetamin yang menembus sawar otak dari sirkulasi menyebabkan
kenaikan NE di SSP menimbulkan efek berupa peningkatan mood,
insomnia, euforia, dan anoreksia sampai dengan gejala psikiatrik.
C.) Kolinergik
10
memberikan antimuskarinik atropin. Dapat pula diberikan
pralidoksim yang mampu mengaktivasi enzim asetilkolinesterase.
D.) AntiKolinergik
11
kesalahan yang dapat berakibat fatal kepada klien.Maka dari itu ada
beberapa langkah perawat sebelum memberikan obat kepada klien :
1.Benar Klien
2. Benar Obat
12
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau
sesudah makan atau bersama makanan
Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
13
2.5 Peran Perawat Waktu Pemberian Obat
Menutup korden / pintu atau hal hal yang lain untuk menjaga
privasi klien.
Mencuci tangan.
bersandar.
14
Evaluasi
1.Respon klien dalam pemberian obat
2.Kemampuan klien dan keluarga pada saat setelah
pemberian obat.
3.Membuat catatan mengenai Tindakan Keperawatan yang
telah dilakukan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai perawat dirumah sakit kita harus tahu apa saja jenis jenis obat
mengenai obat saraf otonom,jangan sampai kita sebagai perawat kita salah
memberikan obat kepada klien sehingga terjadi masalah yang dapat berakibat
fatal. Sama seperti sistem dan struktur tubuh lainnya, sistem saraf otonom juga
sering mengalami masalah dan gangguan . Penyakit pada sistem saraf otonom
tentunya beragam yg membuat obat-obatan yang digunakan juga beragam.
Terdapat berbagai macam jenis obat yang digunakan dalam pengobatan
penyakit pada sistem saraf otonom. Oleh karena itu, peran perawat dalam
pemberian obat-obatan kepada klien sangat perlu diperhatikan. Tidak hanya
saat pemberian obat kepada klien, tetapi juga sebelum dan setelah pemberian
obat kepada klien.
3.2 Saran
16
Daftar Pustaka
Katzung B.G., Masters S.B., and Trevor A.J. (2012). Basic & Clinical
Pharmacology. San Francisco: Mc Grew Hill Companies Inc.
Mutshler Ernst, Dinamika Obat, edisi 5, penerbit ITB, Bandung
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. (2007). Farmakologi & Terapi. Edisi 5. Jakarta.
17