Teknik Anamnesis
DISUSUN OLEH :
BAB I ........................................................................................................ 3
BAB II ...................................................................................................... 5
Daftar Pustaka 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan dan terapi, efek samping
obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan atau tidak dilakukannya
terapi tertentu. 2
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui teknik anamnesis dalam
kedokteran gigi.
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anamnesis atau wawancara merupakan langkah pertama dalam tata cara kerja
yang harus ditempuh untuk membuat diagnosis.2
v
pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan
menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien
sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa sesungguhnya yang dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan.
Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab
pertanyaan, atau pada pasien anak – anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan
permasalahannya. Anamnesis yang didapat dari informasi orang lain disebut
aloanamnesis atau heteroanamnesis. Tidak jaarang dalam sehari – hari anamnesis
dilakukan bersama – sama auto dan alloanamnesis.4
vi
Berikut beberapa teknik yang dapat dilakukan dokter saat pasien datang :
Mempersilahkan masuk dan mengucap salam
Memanggil atau menyapa pasien dengan namanya
Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,
menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak
lelah.
Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas atau perannya (apakah dokter
umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan
tumbuh kembang dan lain – lain)
Menanyakan apakah ada yang dikhawatirkan.4
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh
butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis
dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
vii
Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan. Kemudian setelah
keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan menggunakan
tujuh butir mutiara anamnesis, yaitu :
1. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.5
Menggali riwayat penyakit saat ini wajib dilakukan sebagai penuntun
menegakkan diagnosa. Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakukan
melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu , yang kemudian diikuti
pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ”ya” atau ”tidak”. Dokter
merupakan seorang ahli yang akan menggali riwayat kesehatan pasien sesuai
kepentingan medis (Disease Perspective ). Selama proses ini terus dilakukan
fasilitasi agar pasien mengungkapkan keluhannya dengan terbuka, serta proses
negosiasi saat dokter hendak melakukan komunikasi satu arah maupun rencana
tindakan medis.6
viii
dengan keluhan sakit gigi dengan abses disebelah kanan bawah, tanyakan
penyakit yang pernah diderita pada masa lalu; apakah pernah mengalami
kecelakaan, pernah dioperasi, dan sebagainya. Hal ini perlu dipikirkan bahwa
kecelakaan dan operasi yang dialami berhubungan dengan keluhan yang sekarang
diderita yaitu abses gigi sebelah kanan bawah. Pada saat melakukan anamnesis
permasalahan kesehatan masa lalu,dapat dipergunakan pertanyaan tertutup dan
terbuka tergantung informasi yang dibutuh spesifik atau tidak spesifik.
Contohnya menanyakan tentang kemungkinan pernah menderita penyakit
diabetes, allergi,hipertentsi, asthma, penyakit infeksi, dan lain – lain.6
ix
4. Berilah kesempatan pada pasien untuk memberikan respons baik secara verbal
maupun nonverbal. Tehnik yang digunakan bisa pemberian dukungan/ dorongan,
adanya pengulangan, paraphrasing, interpretasi, dll.
5. Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang ditunjukkan oleh pasien.
6. Mengklarifikasi pernyataan pasien yang kurang jelas, atau yang membutuhkan
suatu keterangan tambahan.
7. Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang dibuat pasien untuk
memverifikasi pengertian anda. Mintalah pasien untuk mengkoreksi pernyataan
anda, atau mintalah pada pasien untuk memberikan keterangan tambahan bila
diperlukan.
8. Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan
istilah – istilah medis yang tidak dipahami pasien.
9. Buatlah urutan waktu suatu kejadian.5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien diartikan sebagai
tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada
setiap langkah penyelesaian masalah pasien. Komunikasi yang efektif, pasien akan
memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter
x
dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi
pasien. Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti
pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan), menjadi pendengar yang baik, adanya
penghambat proses komunikasi, pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi
yang tepat, dan mengekspresikan perasaan dan emosi.
Dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang
disampaikan. Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan
memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang dimaksud oleh
pasien, dokter sesekali perlu membuat pertanyaan atau pernyataan klarifikasi.
Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan
pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai
penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar benar
memahami pesan yang telah disampaikannya. Idealnya, dengarkan pasien ketika
menggambarkan masalah dengan kata-katanya sendiri. Tidak ada cara yang terbaik
untuk menanyai pasien. Kesuksesan dalam interview memerlukan pencegahan dalam
penggunaan istilah medis dan gunakan gambaran bahasa yang familier.
DAFTAR PUSTAKA
xi
4. Awal. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. 2012
5. Redhono dhani, Putranto Wachid dan Budiastuti Veronika Ika. History Taking –
Anamnesis.
6. Hernani Yuli Endang dkk. Buku Panduan Skill Lab Komunikasi 2. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya. 2017.
xii