Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN ILMU BEDAH MULUT Refarat

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Mei 2020

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Teknik Anamnesis

DISUSUN OLEH :

Rosmalita Laonu 162 2017 2 023

Tri Nilamsari Rajjas 162 2017 2027

Ria Irianti 162 2017 2047

Pembimbing : drg. H. Muhammad Fajrin Wijaya M.kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I ........................................................................................................ 3

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 3

1.2. Tujuan ........................................................................................... 4

BAB II ...................................................................................................... 5

2.1. Definisi Anamnesis ....................................................................... 5

2.2. Tujuan Anamnesis ...................................................................... 5

2.3. Jenis Anamnesis .......................................................................... 5

2.4. Teknik Anamnesis ...................................................................... 6

BAB III .................................................................................................... 11

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 11

Daftar Pustaka 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sebagai seorang dokter, komunikasi dan menjalin hubungan terapeutik
dengan pasien merupakan suatu keterampilan yang sangat berharga dalam perawatan
primer. Pada awalnya, dokter akan fokus dalam mengumpulkan informasi sebanyak
– banyaknya dan secara bersamaan akan mengembangkan kepercayaan pasien.1
Anamnesis atau wawancara merupakan kumpulan informasi subjektif yang
diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang
menyebabkan pasien mengadakan kunjungan ke dokter. Anamnesis diperoleh dari
komunikasi aktif antara dokter dan pasien atau keluarga pasien.1
Anamnesis harus dilakukan dan dicatat secara sistematis dan harus mencakup
semua hal yang diperkirakan dapat membantu untuk menegakkan diagnosis terutama
faktor resiko yang dimiliki oleh pasien dan bagaimana penjelasan penyakitnya. 2
Seorang dokter akan dapat mengarahkan kemungkinan diagnostik pada
seorang pasien melalui anamnesis yang baik. Anamnesis yang baik harus mengacu
pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan berpedoman pada empat pokok
pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred
Seven). Mengumpulkan riwayat penyakit yang lengkap merupakan langkah penting
untuk mengerti dan memahami pasien. Nilai kualitas riwayat pasien tentunya akan
bergantung pada kemampuan dalam mengkaji informasi yang relevan. Alasan pasien
datang kepada dokter adalah merupakan keluhan utama (chief complaint). Dokter
harus mampu mengidentifikasi keluhan utama yang membawa pasien tersebut untuk
datang ke dokter, karena sering kali pasien mengeluhkan banyak hal. 2
Di dalam praktiknya, baik dokter maupun pasien dapat berperan sebagai sumber
atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian. Pasien sebagai pengirim
pesan, menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab pertanyaan dokter sesuai
pengetahuannya. Sementara dokter sebagai pengirim pesan, berperan pada saat

iii
menyampaikan penjelasan penyakit, rencana pengobatan dan terapi, efek samping
obat yang mungkin terjadi, serta dampak dari dilakukan atau tidak dilakukannya
terapi tertentu. 2

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui teknik anamnesis dalam
kedokteran gigi.

iv
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Anamnesis

Anamnesis atau wawancara merupakan langkah pertama dalam tata cara kerja
yang harus ditempuh untuk membuat diagnosis.2

Anamnesis adalah upaya untuk menegakkan diagnosis dengan cara berbicara


dengan pasien. Anamnesis yang baik harus lengkap, rinci dan akurat sehingga dokter
bukan saja data mengenai organ atau system apa yang terserang penyakit, tetapi juga
kelainan dan penyebab terjadinya.3

2.2 Tujuan Anamnesis

Menurut Kariyoso tujuan anamnesa dapat dibagi sebagai berikut :


 Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau
dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka
informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakkan diagnose,
bahkan tidak jarang hanya dari anamnesa saja, seorang dokter sudah dapat
menegakkan diagnosis.
 Untuk membangun hubungan yang baik antara dokter dan pasiennya. Umumnya
seoraang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan
merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cenderung tertutup. Tugas
seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut.
 Pemeriksaan anamnesis adaalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun
hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan
kerja sama dari pasien untuk tahap – tahap pemeriksaan selanjutnya.4

2.3 Jenis Anamnesis


Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan yakni Autoanamnesis dan
Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis yang dilakukan
dengan teknik autoanamnesis yaaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap

v
pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan
menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien
sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa sesungguhnya yang dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan.
Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab
pertanyaan, atau pada pasien anak – anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan
permasalahannya. Anamnesis yang didapat dari informasi orang lain disebut
aloanamnesis atau heteroanamnesis. Tidak jaarang dalam sehari – hari anamnesis
dilakukan bersama – sama auto dan alloanamnesis.4

2.4 Teknik Anamnesis


Komunikasi dokter kepada pasien dalam satu kesempatan tentunya tidak dapat
menuntaskan ssemua upaya untuk memberikan informasi, melakukan edukasi atau
memotivasi pasien dalam rangka menyelesaikan masalah kesehatannya. Jika tanpa
penggalian informasi yang akurat, dokter dapat terjerumus ke dalam sesi
penyampaian informasi (termaksud nasehat, sugesti atau motivasi dan konseling)
secara premature akibatnya pasien tidak melakukan sesi anjuran dokter.
Sesi penggalian informasi dimulai dengan mengenai alasan kedatangan pasien,
dimana belum tentu keluhan utama secara medis. Pasien menceritakan keluhan atau
apa yang dirasakan sesuai sudut pandangnya. Pasien berada pada posisi sebagai
orang yang paling tahu tentang dirinya karena mengalaminya sendiri.
Sesi ini akan berhasil apabila dokter mampu menjadi pendengar yang aktif.
Pendengar yang aktif adalah fasilisator yang baik sehingga pasien dapat
mengungkapkan kepentingan, harapan, kecemasan secara terbuka dan jujur. Hal ini
dapat membantu dokter dalam menggali riwayat kesehatan yang merupakan data –
data penting untuk menegakkan diagnosa untuk itu diperlukan pengetahuan dan
keterampilan dalam menggali informasi dari pasien yang memerlukan teknik
anamnesa dalam menyelesaikan masalah pasien tersebut.4
Teknik penggalian riwayat penyakit

vi
Berikut beberapa teknik yang dapat dilakukan dokter saat pasien datang :
 Mempersilahkan masuk dan mengucap salam
 Memanggil atau menyapa pasien dengan namanya
 Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu,
menganggap penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak
lelah.
 Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas atau perannya (apakah dokter
umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan
tumbuh kembang dan lain – lain)
 Menanyakan apakah ada yang dikhawatirkan.4

Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh
butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis
dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan


adalah identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan
pekerjaan.5

1. Riwayat Penyakit Sekarang,


Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama
adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan
untuk mencari pertolongan, misalnya : demam, sesak nafas, nyeri pinggang, dll.

vii
Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan. Kemudian setelah
keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan menggunakan
tujuh butir mutiara anamnesis, yaitu :
1. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.5
Menggali riwayat penyakit saat ini wajib dilakukan sebagai penuntun
menegakkan diagnosa. Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakukan
melalui pertanyaan-pertanyaan terbuka dahulu , yang kemudian diikuti
pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ”ya” atau ”tidak”. Dokter
merupakan seorang ahli yang akan menggali riwayat kesehatan pasien sesuai
kepentingan medis (Disease Perspective ). Selama proses ini terus dilakukan
fasilitasi agar pasien mengungkapkan keluhannya dengan terbuka, serta proses
negosiasi saat dokter hendak melakukan komunikasi satu arah maupun rencana
tindakan medis.6

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Ditanyakan adakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan
kapan terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta
mencari penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik
(hipertensi, diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, riwayat
pengobatan dan riwayat menstruasi (untuk wanita).5
Informasi tentang penyakit yang diderita sebelumnya sangat penting,
kemungkinan berhubungan dengan penyakit yang sedang dideritanya sekarang
dan berpengaruh pada penatalaksanaannya. Sebagai contoh: seorang datang

viii
dengan keluhan sakit gigi dengan abses disebelah kanan bawah, tanyakan
penyakit yang pernah diderita pada masa lalu; apakah pernah mengalami
kecelakaan, pernah dioperasi, dan sebagainya. Hal ini perlu dipikirkan bahwa
kecelakaan dan operasi yang dialami berhubungan dengan keluhan yang sekarang
diderita yaitu abses gigi sebelah kanan bawah. Pada saat melakukan anamnesis
permasalahan kesehatan masa lalu,dapat dipergunakan pertanyaan tertutup dan
terbuka tergantung informasi yang dibutuh spesifik atau tidak spesifik.
Contohnya menanyakan tentang kemungkinan pernah menderita penyakit
diabetes, allergi,hipertentsi, asthma, penyakit infeksi, dan lain – lain.6

3. Riwayat Penyakit Keluarga


Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan
dari pihak keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat
penyakit yang menular.5

4. Riwayat sosial dan ekonomi


Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan,
pekerjaan, pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum
alkohol atau merokok, obatobatan, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan).5

Keterampilan mengeksplorasi masalah pasien :


1. Memberi kesempatan pada pasien untuk menceritakan permasalahan yang
dihadapinya (dengan kata – kata pasien sendiri).
2. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat. Mulailah dengan
pertanyaan terbuka terlebih dahulu, baru diikuti dengan pertanyaan tertutup.
3. Dengarkan dengan penuh perhatian. Berilah kesempatan pada pasien untuk
menyelesaikan ceritanya, dan jangan menginterupsi.

ix
4. Berilah kesempatan pada pasien untuk memberikan respons baik secara verbal
maupun nonverbal. Tehnik yang digunakan bisa pemberian dukungan/ dorongan,
adanya pengulangan, paraphrasing, interpretasi, dll.
5. Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang ditunjukkan oleh pasien.
6. Mengklarifikasi pernyataan pasien yang kurang jelas, atau yang membutuhkan
suatu keterangan tambahan.
7. Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang dibuat pasien untuk
memverifikasi pengertian anda. Mintalah pasien untuk mengkoreksi pernyataan
anda, atau mintalah pada pasien untuk memberikan keterangan tambahan bila
diperlukan.
8. Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan
istilah – istilah medis yang tidak dipahami pasien.
9. Buatlah urutan waktu suatu kejadian.5

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien diartikan sebagai
tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada
setiap langkah penyelesaian masalah pasien. Komunikasi yang efektif, pasien akan
memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter

x
dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi
pasien. Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti
pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan), menjadi pendengar yang baik, adanya
penghambat proses komunikasi, pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi
yang tepat, dan mengekspresikan perasaan dan emosi.
Dokter bertanggung jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang
disampaikan. Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan
memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang dimaksud oleh
pasien, dokter sesekali perlu membuat pertanyaan atau pernyataan klarifikasi.
Mengingat kesenjangan informasi dan pengetahuan yang ada antara dokter dan
pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai
penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar benar
memahami pesan yang telah disampaikannya. Idealnya, dengarkan pasien ketika
menggambarkan masalah dengan kata-katanya sendiri. Tidak ada cara yang terbaik
untuk menanyai pasien. Kesuksesan dalam interview memerlukan pencegahan dalam
penggunaan istilah medis dan gunakan gambaran bahasa yang familier.

DAFTAR PUSTAKA

1. Williams, Lippincott and Wilkins. Bate’s Guide Physical Examination and


History Taking Eight Edition.
2. Novitasari, Andra dkk. Instrumentasi penilaian Diri Kompetensi Klinik
Mahasiswa Keokteran. Journal of Educational Research and Evaluation. Vol. 6.
No. 1. 2017
3. Setyawan, Febri. Komunikasi Medis : Hubungan Dokter Pasien. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Vol 1. No 4. 2017.

xi
4. Awal. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. 2012
5. Redhono dhani, Putranto Wachid dan Budiastuti Veronika Ika. History Taking –
Anamnesis.
6. Hernani Yuli Endang dkk. Buku Panduan Skill Lab Komunikasi 2. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya. 2017.

xii

Anda mungkin juga menyukai