Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anamnesa merupakan salah satu bagian pentIng dalam membentuk
diagnosis dan terapi pasien. Keberhasilan dalam penggalian informasi pasien
memiliki peranan sebesar 75% untuk menentukan ketepatan dalam diagnosis,
anamnesa dilakukan untuk mengetahui identitas pasien, keluhan pasien, riwayat
penyakit sekaraang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga serta riwayat
pengobatan dalam interaksi dokter dan pasien, saat-saat awal pertemuan
merupakan landasan terhadap keberhasilan tahapan hubungan selanjutnya.
Bagaimana cara menyampaikan salam kepada pasien dan orang lain yang berada
dalam ruang periksa akan mempengaruhi kenyamanan pasien. Setelah hubungan
dokter dan pasien mulai terjalin, maka seorang dokter akan lebih mudah
mendaapatkan informasi dari pasien. Beberapa ciri keberhasilan hubungan dokter
dengan pasien, pasien merasa nyaman dalam mengungkapkan keluhan yang
dialami, pasien akan mengutarakan riwayat penyakitnya secara terbuka dan mulai
membangun rasa kepercayan anatara dokter dengan pasien. Terkadang pasien
tidak mengutarakan keluhan atau masalah spesifik mereka hanya ingin
memeriksakan tekanan darahnya, atau melakukan pemeriksaan rutin.
Beberapa pasien mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan
pemeriksaan fisik. Namun sebenarnya, mereka merasa kurang nyaman untuk
menyampaikan permasalahan yang sebenarnya. Sehingga sebagai seorang dokter,
selain melakukan anamnesa, dokter juga harus berusaha memahami penggunaan
isyarat baik verbal maupun non verbal yang dilakukan pasien dan menghindari kata-
kata klinis yang hanya akan membuat pasien bingung. Komunikasi antar pasien dan
dokter juga diperlukan untuk keberhasilan penyempaian informasi dalam inform
consent, jika komunikasi berjalan dengan baik maka rekam medik pasien akan
memudahkan untuk kepentingan pasien selanjutnya dengan begitu, kegiatan
anamnesa, rekam medik dan inform consent akan menjadi dasar penentun
hubungan antara pasien dengan dokter dan memudahkan dokter untuk menentukan
diagnosa dan terapi yang menguntungkan dan tidak merugikan kedua bela pihak.
B. Rumusan Masalah
1. definisi anamnesa.
2. apa tujuan anamnesa.
3. Apa saja hambatan anamnesa.
C. Tujuan
1. Mengetahui cara yang benar dalam meganamnesa pasieen.
2. Agar dapat mengetahui dan memahami mengenai anamnesa

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anamnesa

Anamnesa berasaal dari bahasa yunani yaitu anamnesis, yang artinya


mengingat kembali. Anamnesa merupakan pengambilan data yang
dilakuan oleh sorang dokter maupun perawat dengan cara melakukan
serangkaian wawancara dengan psien atau keluarga pasien dalam
keadaan tertentu dengan penolong pasien.berbeda dengan wawancara
biasa, anamnesa dilakukan dengan cara yang khas, berdasarkan
pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang ada
dibalik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang
dikeluhkan oleh pasien. Jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada
pasien dalam anamnesa sangat beragam dan bergantung pada beberapa
faktor. Cakupan dan banyaknya informasi dibutuhkan bergantung dari
kebutuhan dan keluhan pasien, keadaan klinis yang ingin dicapai dokter,
dan keadaan klinis (misalnya pasien rawat nginap, rawat jalan, jumlah
waktu yang tersedia, praktek umum atau spesialisasi). Untuk pasien baru,
seorang dokter maupun perawat membutuhkan suatu anamnesa kesehata
konfherensfif. Untuk pasien lain dengan kunjungan klinik karena keluhan
spesifik seperti batuk atau sakit pada saat kencing, membutuhkan
anamnesa yang lebih spesifik berdasar pada keluhan pasien tersebut,
anamnesa seperti ini biasa disebut anamnesa berorientasi dari masalah
(problem-oriented history). Biasanya 80% untuk menegkkan diagnosa
didapatkan dari anamnesa.

B. Tujun anamnesa

1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang


di alami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesa dilakukan
denagan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat
berharga bagi penegakan diagosis, bahkan tidak jarang hanya dari
anamnesa saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis.
Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar
sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesa yang benar.
2. Membangun hubungan yang baik antara seorang dokter, perawat, dan
pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya
bertemu dengan dokter maupun perawatnya akan merasa canggung,
tidak nayaman dan takut, sehingga cenderung tertutup. Tugas seorang
dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan
anamnesa adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun
hubungan dokter, perawat, dan pasiennya sehingga dapat
mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-
tahap pemeriksaa selanjutnya.

2
C. Jenis-jenis anamnesa

1. Auto anamnesa, merupakan anamnesa yang di dapat langsung dari


keluhan pasien. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan
dokter dan menceritakan semua permasalahannya. Ini adalah cara
anamnesa terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk
menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan. Meskipun
demikian dalam praktiknya tidak selalu autoanamnesa dapat dilakukan.
Pada pasien tidak sadar, sangat lemah atau sakit untuk menjawab
pertanyaan, pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk
menceritakan permasalahannya.
2. Allo anamnesa atau hetera anamnesa, merupakan anamnesa yang
didapat dari ornag tua atau sumber lain yang dekat dan tau betul
tentang riwayat pasien. Tidak jarang dalam prkatik sehari-hari
anamnesa dilakukan bersama-sama auto dan allo anamnesa.

D. Persiapan anamnesa

Hal yang harus dikuasai dalam anamnesa antara lain :


1. Keterampilan proses : meliputi bagaimana cara berkomunikasi dengan
pasien, menggali dan mendapatkan riwayat pasien, kemampuan verbal
dan nonverbal yang digunakan, bagaimana menciptakan suatu
hubungan dengan pasien, serta bagaimana cara berkomunikasi secara
terstruktur dan terorganisasi.
2. Keterampilan isi : yaitu keterampilan mengenai isi pokok dan
pertanyaan dan respon yang diberikan kepada pasien.
3. Keterampilan perseptual: yakni apa yang dipikirkan dan rasakan
mempengaruhi pembuatan keputusan internal. Selain itu,seorang
perawat maupu n dokter juga perlu terampil dalam mengajukan
pertanyaan yang bersifat terbuka ataupun yang tertutup dan terampil
dalam mendengarkan baik secara aktif, empatik, dan reflektif.

E. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam anamnesa.

Adapaun hal yang harus diperhatikan oleh seseorang dokter maupun


perawat sebelum memulai wawancara, anatara lain:
1. tempat dan suasana
tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus
diusakan cukup nyaman bagi pasien. Anamnesa akan berjalan lancar
kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana diciptakan agar
pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.
2. Penampilan dokter
Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan
meningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak
rapi dan bersih akan lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor.
Demikia juga seorang dokter yang tampak ramah, santai akan lebih

3
mudah melakukan anamnesa dari pada yang tampak galak, ketus dan
tegang.
3. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesa dilakukan sebaiknya periksa terlebuh dahulu
kartu aatau data pasien dan cocokkan dengan keberdaan pasiennya.
Tidak tetutup kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data
pasiean atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan paseian A
tetapi kartu datanya pasien B, atau mungkin saja ada dua pasien
dengan naama yang sama persis. Untuk pasien lama lihat juga data-
datpemeriksaatn saar inia pemeriksaan diagnosis dan terapi
sebelumnya. Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna
untuk anamnesis dan pemeriksaan saat ini
4. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan
agar pasien dapat dengan leluasa menceritakan apaa saja keluhannya.
Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti cerita pasien,
jangan terus menerus mamotong, tatapi arahkan bila melantur. Pada
saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-
pertanyaan singkat untuk meminta klarifikasi atau informasi lebih detail
dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita pasien
sehingga melantur kaman-mana
5. Gunakan bahasa atau istilah yang dapat dimengerti selama tanya
jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat
dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada pandangannya
dalam bahasa indonesia atau sulit dimengerti, beerikn penjelasan atau
deskripsi dari istilah tersebut.
6. Buat catatan adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-
catatan kecil saat seoraang dokter melakukan anamnesis, terutama
bila pasien yang mempunyai riwaayat penyakit yang panjang.
7. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesa berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara
dan gerak gerik pasien. Apakah pasien dalam keadaan sadar
sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau posisi letak
paksa, apakah tempak santai atau menahan sakit, apakah tampak
sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat kalimat panjang atau
terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu, pucat dan lain-lain.
8. Gunakan metode sistematis
Anamnesa yang baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut
kerangkaa anamnesis yang baku. Dengan cara demikian maka
diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.

Cara melakukan anamnesa dalam menganamnesa pasien, terdapat


beberapa tata cara yang dikenal dengan istilah secret seven dan
fundamental four. Namun sebelum mengarah kepada dua tata cara tersebut,
ada baiknya jika seorang perawat mengetahui data-data umum mengenai
pasien terlbih dahulu, seperti :

4
1. Nama pasien : sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau
alias.
2. Jenis kelamin : sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya
3. Umur : terutama paling penting pada pasien anak-anak karena
kadaang-kadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dpat
digunakan untuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita,
beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
4. Alamat : apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka
tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada
waktu passien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadang
diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau
untuk data epidemiologi penykit.
5. Pekerjaan : bila seorang dokter menurigai terdapatnya hubungan
antara penyakit pasien dengan pekerjaanya maka tanyakan bukan
hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya.
6. Perkawinan : kadang berguna untuk mengetahui latar belakang
psikologi pasien.
7. Agama : keteranagan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh
ilakukan dan tidak boleh (tantangan) seorang pasien menurut
agamanya.
8. Suku bangsa : berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-
peyakit yang berhubungan dengan ras atau suku bangsa tertentu.
Setelah melakukan pemeriksaan data-data tersebut, maka langkah
selanjutnya yaitu melanjutkan wawancara dengan secret seven dan
fundamental four.
1. Secret seven merupakan tujuh macam pertanyaan yang bersifat
pribadi dari diri pasien tersebut, diantaranyaa :
 On set : dari sejak kapan sakit atau keluhan tersebut
dirasakan
 Lokasi : dimana rasa sakit atau keluhan tersbut dirasakan
(dibagian tubuh yang mana).
 Kronologis : bagaimana cerita tentang sakit atau keluhan
tersebut hingga bisa sampai seperti ini.
 Kualitas : rasa sakit dan keluhan pasien seperti apa (sakit
sekali, sakit bila disentuh, dan lain-lain)
 Kuantitas : apakah penyakitnya sering kumat, atau seberpa
sering penyakit tersebut menyerang pasien.
 Gejala penyerta atau keluhan : keluhan-keluhan lain.
 Faktor modifikasi : faktor yang memperberat atau
memperingan penyakit dari pasien. Faktor modifikasi juga
terkadaang dibagi menjadi faktor resiko dan diagnostik.
Faktor resiko adalah faktor-faktor yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya suatu penyakit, sedangkan faktor
prognostik adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit atau hasil pengobatan. Faktor

5
reiko dan faktor prognostik dapat berasal dari pasien,
keluarganya maupun lingkungan.
2. Fundamental foura
a. Peresent history atau presnt illnes : keluhan utama, yaitu alsan
utama yang menyebabkan pasien memeriksakan diri atau
dibawah keluarganya kedokter atau rumah sakit. Keluhan
utama merupakan titik tolak penelusuran informasi mengenai
penyakit yang diderita pasien yang riwayat penyakit sekarang
berdasarkan secret seven.
b. Past health history : keluhan seputar apakah dulu pernah
mengalami sakit yang sama seperti saat ini, apakah ada
penyakit lain sebelumnya, apakah dulu pernah dioperasi,
ataupun jenis obat apa saja yang pernah dikonsumsi pasien
sebelumnya.
c. Familly health history : apakah ada keluarga atau kerabat dekat
yang pernah mengalami gangguan yang sama atau penyakit
keturunan yang lain.
d. Personal or social history : pertanyaan mengenai tempat
beekerja, pola makan setiap hari, aktivitas olehraga, perokok
atau tidak, dan pernah meminum-minuman denagan kadar
alkohol tinggi atau tidak.

F. Cara Menganamnesa Pasien

Menurut patricia A potter tahun 2005, jenis tekhnik anamnesa meliputi :


 Tekhnik mencari masalah
Anamnesa mencari masalah mengidentifikasi masaalah potensial
klien, dan pengumpulan data selanjutnya difokuskan pada masalah
tersebut. Sebagai contoh, perawat menanyakan kepada klien
teentng perubahan yang di alami dalam pencernaan, seperti kurang
nafsu makan, mual, muntah atau diare. Jika klien mengatakan
bahwa sebagian daari gejala ini dialaminya, perawaat melanjutkan
dengan pertanyaan pemecahan masalah yang difokuskan pada
perubahan spesifik pada pencernaan.
 Tekhnik pemecahan masalah
Tekhnik anamnesa pemecaahan masalah difokuskan pada
pengumpulan data yang lebih mendalam pada masalah spesifik
yang diidentifikasi oleh klien atau peraawat. Sebagai contoh, jika
klien melaporkan bahwa muntah telah dalaam 2 hari, perawat
menanyakan apa pencetus muntah pertama kalinya, apakah klie
mengalaami gejala lain, apakah terjadi setiap kali klien makan atau
minum dan bagaimana kerekteristik muntah . informasi tenteng
pasien, faktor pemberat, gejala yang berkaaitan, tindakan pereda
yang telah klien coba, dan keefektifan tindakan ini pada akhirnya
memadu pemilihan perawat tentang intervensi keperawatan.

6
 Tekhnik pertanyaan langsung
Anamnesa pertanyaan langsung adalah format struktur yang
membutuhkan jawaban satu atau dua kata dan sering kali
digunakan untuk mengklarifikasi informasi sebelumnya atau
memberikan informasi tambahan. Sebagai contoh “apakah anda
mengalami nyeri ketika muntah ?” adalah suatu pertanyaan
langsung. Dengan tekhnik ini pertaanyaan tidak mendorong klien
untuk secara suka relaa memberikan informasi lebih banyak dari
yang ditanyakan langsung. Tipe pertanyaan seperti ini sangat
berguna dalam mengumpulkan data biografi dan informasi spesifik
menegenai masalah kesehaatan seperti, gejala, faktor pencetus
dan tindakan.
 Teknik pertayaan terbuka
Anamnesa pertanyaan terbuka ditunjukkn untuk mendapatkan
respons lebih dari satu kata atau dua kata. Tekhnik ini mengarah
kepada pada diskusi di mana klien secara aktif menguraikan status
keehatan mereka. Metode ini menguatkan hubungan perawat klien
karena tekhnik ini mennjukkan bahwa perawat ingin meluangkan
waktu untuk mendengarkan pikiran klien.contoh pertanyaan terbuka
adalah sebagai berikut : “Bagaimana perasaan anda ? “

G. Fase-fase anamnesa

Fase-fase anamnesa adalah sebagai berikut :


a. Fase orientasi
Perawat membuka wawancara dengan menjelaskan tujuan dari
wawancara. Perawat juga mendiskusikan tipe pertanyaan yang akan
ditanyakan dan para klien dalam proses wawancara. Kemudian
perawat meluangkan waktu beberapa menit untuk saling mengenal
dengan klien.
b. Fase kerja
Dengan berkembangnya wawancara, perawaat mengajukan
pertanayaan untuk membentuk dasar yang digunakan sebagai dasar
mengembangkan rencana asuhan keperawatan
c. Fase teminasi
Terminasi membutuhkan keterampilan dari pihak wawancara.
Idealnnya klien harus diberi isyarat bahwa wawancara akan segera
berakhir.

H. Komponen Anamnesa

Menurut patricia A. Tahun 2005, riwatyat kesahatan keperawatan


adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien ( saat
ini daan masa lalu). Riwayat keluarga, perubahan pola kehidupan, riwayat
sosial budaya, kesehatan spiritual dan reaksi mental serta emosi terhadap

7
penyakit. Riwatyat keperawatan dikumpulkan selama anamnesa, dan
merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Macam-
macam riwayat kesehatan keperawatan :

a. Riwayat kesehatan masa lalu


Informasi yang dikumpulkan tentaang riwayat masa lalu
memberikan data tentang pengalaman kesehatan klien. Perawat
mengkaji apakah klien pernah dirawat di rumah sakit atau pernah
menjalani operasi. Perawaat juga mengidentifikasi kebiasaan dan
pola gaya hidup pasien.
b. Riwayat keluarga
Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data
tentang hubungan kekeluargaan langsung dan hubungan darah.
Sasarannya untuk menentukan apakah klien beresiko terhadap
penyakit yang bersifat genetik atau familial dan untuk
mengidentifikasiarea tentang promosi kesehatan dan penegahan
penyakit.
c. Riwayat lingkungan
Riwayat lingkungan memberikan data tentang lingkungan rumah
klien dan segala sistem pendukung yang anggota keluarga dan
klien dapat digunakan. Riwayat lingkunagn misalnya
mengidentifikasi pemanjanan polutan yang dapat mempengaruhi
kesehatan, tingkat kriminalitas yang tinggi sehingga menghambat
klien untuk berjalan-jalan sekitar lingkungan rumah dan sumber
yang dapat membantu klien dalam kembali ke komunitas.
d. Riwayat psikososial
Riwayat psikososoial yang lengkap menunjukkan siepa sistem
pendukung klien, termasuk pasangan, anak-anak anggota keluarga
lain, atau teman dekat. Riwayat psiokososial termasuk informasi
tentang cara-cara yang biasanya klien dan anggota keluarga
gunakan untuk mengatasi stres. Perilaku yang sama seperti
berjalan-jalan, membaca, atau berbicara dengan teman, dapat
digunakan sebagai intervensi keperawatan jika klien mengalami
stres ketika menerima perawatan kesehatan. Perawat juga belajar
apakah klien telah mengalami suatu kehilangan baru-baru ini yang
dapat menciptakan suatu rasa berduka.

I. Tantangan dalam Anamnesa

1. Pasien yang tertutup


Anamnesa akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dokternya. Keadaan ini dapat
disebabkan pasien merasa cemas atau tertekan, tidak leluasa
menceritakan keluhannya tau dapat pula perilakunya yang demikian
karena gangguan depresi atau psikiatrik. Tergantung masalah dan
situasinya kadang perlu orang lain untuk mendampingi dan menjawab

8
pertanyaan dokter, tetapi kadang pula lebih baik tidaak ada
seorangpun kecuali pasien dan dokternya. Bila dirawat dirumah sakit
maka anamnesa dapat dillanjutkan pada hari-hari berikutnya setelah
pasien lebih tenang dan lebih terbuka.

2. Pasien yang terlalu banyak keluhan


Sebaiknya tidak jarang seorang pasien datang ke dokter dengan begitu
banyak keluhan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tugas seorang
dokter untuk memilah-milah keluhan mana yang merupakan keluhan
utamanya dan mana yang hanya keluh kesa. Diperlukan dan kepekaan
dan latihan untuk membedakan mana yang merupakan keluhan
sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan yang mengada-
ada. Apabila pasien benar-benar mempunyai banyak keluhan harus
diperumbangkan apakah semua keluhan itu merujuk pada satu
penyaakit atau kebetulan pada saat tersebut ada beberapa penyakit
yang sekaligus dideritanya.
3. Hambatan bahasa dan Intelektual
Seorang dokter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu
daerah yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa yang
belum kita kuasai. Keadaan semacam ini dapat menyulitkan dalam
pelaksanaan anamnesis.seorang dokter harus segera beljar bahasa
daerah tersebut agar dapat memperlancar anamnesis, dan bila perlu
memintaa bantuaan perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk
membantu dan mendampingi menerjemahkan selama aanamnesis.
Kesulitaan yaang sama dapat pula terjadi ketika mengahadapi pasien
yang karena intelektualnya rendahh tidak dapat memahami pertanyaan
atau penjelasan dokternya. Seorang dokter dituntut untuk mampu
melakukan anamnesis atau memberikan penjelasan dengan bahasa
yang sangat sederhana agar dapat dimengarti pasiennya.
4. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa
Diperlukan satu tekhnik anamnesa khusus bila seorang dokter
berhadapan sengan penderita gangguan penyakit jiwa. Mungkin saja
anamnesis akan sangat kacau, setiap pertanyaan tidak dijawab
asebagaimana seharusnya. Justru didalam jawaban yang kacau
tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk menegakkan diagnosis.
Seorang dokter tidak boleh bingung dan kehilangan kendali dalam
melakukan anamnesis pada kasus-kasus ini.
5. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan
Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang kedokter sudah
dalam keadaan marah dan cenderung menyalahkan. Selama
anamnesis mereka menyalaahkan semua dokter yang pernah
memeriksanya, menyalahkan keluarga atau orang lain atas masalah
atau keluhan yang dideritanya. Umumnya ini teradi pada pasien-pasien
yang tidak mau menerima kenyataan diagnosis atau penyakit yang
dideritanya. Sebagai seorang dokter kita tidak boleh ikut terpaancing
dengan menyalahkan teman sejawat dokter lain karena hal tersebut

9
sangat tidak etis. Seorang dokter juga tdak boleh terpancing dengan
gaya dan pembawaan pasiennya sehingga terintimidasi dan menjadi
takut untuk melakukan anamnesa dan membuat diagnosis yang benar.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anammesa merupakan pengambilan data yang dilakukan


oleh soerang dokter maupun perawat dengan cara melakukan
serangkaian wawancara denagan pasien atau keluarga pasien
atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. Dan hasil
dari wawancara tersebut dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosa medis ataupun diagnosa keperawatan, selain itu dapat
juga untuk tindak lanjut terapi yang akan diberikan kepada pasien
ataupun keluarga.

B. Saran

Bagi perawat dalam melakukan pemeriksaan harus menggunakan


ketelitian.

11

Anda mungkin juga menyukai