DI SUSUN OLEH:
LIA SUMARTI IMRAN
NIM : 2118027
B. Etiologi
Penyebab RA sampai sekarang belum di ketahui. Beberapa faktor di bawah ini di duga berperan
dalam timbulnya penyakit RA :
1. Faktor genetik dan ingkungan
Terdapat hubungan antara HLA-DW4 dengan Raseropositif yaitu penderita mempunyai resiko 4
kali lebih banyak terserang penyakit ini
2. Hormon seks
Faktor keseimbangan hormonal di duga ikut berperan karena perempuan lebih banyak menderita
penyakit ini dan biasanya sembuh sewaktu hamil
3. Infeksi
Dengan adanya infeksi timbul karena permulaan sakitnya terjadi secara mendadak dan di sertai
tanda-tanda peradangan. Penyebab infeksi di duga bakteri, mikoplasma atau virus.
4. Heat stok protein (HSP)
HSP merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang dii bentuk oleh tubuh sebagai
respons terhadap stress.
5. Radikal bebas
Contohnya radikal superokside dan lipid peroksidase yang merangsang keluarnya prostaglandin
sehingga timbul rasa nyeri, peradangan, dan pembengkakan.
6. Umur
Penyakit ini terjadi pada usia 20-60 tahun, tetapi terbanyak antara umur 35-45 tahun.
C. Patofisiologi
Pada RA, reaksi autoimun (yang sudah di jelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan
sinovial. Proses vagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim enzim tersebut akan
memecah kogen sehingga terjadi edema, poliverasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan
pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan terkena karena
serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekuatan kontraksi otot.
D. Manifestasiklinis
1. Geala – gejala konstitusional misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam
2. Poliatritis simetris, terutama pada sendi perifer : termasuk sendi-sendi di tangan, namun
biasanya tidak melibatkan sendi sendi interfalang distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat di
serang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam : dapat bersifat generalisata tetapi terutama
menyerang sendi berkali kali.
4. Artritis erosif : merupakan ciri khas penyakit pada gambaran radiologik
5. Deformitas : kerusakan jaringan penunjang sendi meningkat dengan pperjalanan penyakit
6. Nodul-nodul rheumatoid : adalah massa subkutan yang di temukan pada sekitar sepertiga orang
dewasa pasien artritis rheumatoid
7. Manifestasi dektra artikular : artritis rheumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain di luar
sendi.
E. Pemeriksaanpenunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Cairan synovial
- Kuning sampai putih : derajat kekeruhan menggambarkan peningkatan jumlah sel darah
putih
- Mucin clot : bekuan yang berat dan menurunnya viskositar menggambarkan penurunan
kadar asam hyaluronat
- Leukosit 5000 : - 5000/mm. Menggambarkan adanya proses inflamasi, didominasi oleh
sel neutrophil (65%)
- Glukosa : normal atau rendah
- Rheumatoid faktor positif : kadar lebih tingi dari serum, berbanding terbalik dengan
kadar komplemen cairan sinovium
- Penurunan kadar komplemen menggambarkan pemakaiannya pada reaksi imunologis
- Peningkatan kadar igG dan kompleks imun
- Phagocites neutraphils yang “difagosit” oleh kompleks imun
b. Darah tepi
- Leukosit : normal atau meningkat
- Anemia normositer atau mikrositer, tipe penyakit kronis
c. Pemeriksaa sero-imunologi
- Rheumatoid faktor + (igM) – 75% penderita ; 95% + pada penderita dengan nodul
subkutan
- Anti CCP antibodies positif telah dapat di temukan pada RA dini
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan medis
a. Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lakoal maupun siskemik
b. Mencegah terjadinya distruksi jaringan
c. Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian yang terlibat agar
sedapat mungkin tetap dalam keadaan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Data biografi
Nama : Ny.”YH”
Umur : 74 tahun
Jeniskelamin : perempuan
Status perkawinan : menikah
Jumlahanak :2
Agama / suku : islam
Warga Negara : WNI
Bahasa yang di gunakan : bahasa Indonesia
Pendidikan : Sekolahdasar (SD)
Pekerjaan : IRT
Alamatrumah : desaponelo
2. DATA MEDIK
Diagnose medic : RHEUMATOID ARTRITIS
3. KEADAAN UMUM
a. Keadaansakit
Pasientampaksakit (sedang)
b. Tanda-tanda vital
1. Kesadaran : composmentis
Skalakomaglas glow
a. Respon motoric :6
b. Responbicara :5
c. Responmebukamata : 4
Jumlah 15
Jenis : dada
1) Nadi : 80 x/menit
Irama : teratur tachikardi Bradichardi
Kuat Lemah
B. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 25 cm
4. IMT : kg/m²
Kesimpulan :
C. GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Pasien
e) Kebersihan genitalia : -
f) Kebersihan anus : -
2) Keadaan sejak sakit: nafsu makan berkurang, sehari hanya 2 kali makan
Observasi:
3) Pemeriksaan fisik:
a) Keadaan rambut : rambut lurus, agak jarang, warna putih, kulit kepala
bersih
b) Hidrasi kulit: bibir tampak kering
c) Palpebra/conjungtiva : konjungtiva agak pucat
d) Sclera: klera ikterik
e) Hidung : hidung simetris, tidak ada sekret
f) Rongga mulut :
Gusi: -
- Edema negatif
- Ikterik negatif
o) Lesi: -
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : -
b) USG : -
c) Lain-lain : -
4) Terapi : -
C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 2 kali sehari, dan BAK 3-4 kali sehari
2. Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan jarang atau hanya sekali BAB dalam sehari dan
BAK 2-3 kali dalam 3 hari
3. Observasi:
4. Pemeriksaan fisik :
a) peristaltik usus : 10 x/menit.
b) palpasi kandung kemih - penuh kosong.
c) nyeri ketuk ginjal positif. negatif
d) mulut uretra : -
e) anus: -
- peradangan : -
- Hemoroid : -
- Fistula : -
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : -
b) USG : -
c) Lain-lain : -
6. Therapi :
1. Keadaan sebelum sakit: pasien mengatakan semua aktivitas di lakukan sendiri tanpa
bantuan orang lain, biasanya berkerja dari pagi sampai sore
2. Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan saat ini masih dapat melakukan kegiatan secara
mandiri, walaupun kadang merasakan nyeri saat bekerja yang berat berat.
3. Observasi :
a) Akitivitas harian :
- Makan :0
- Mandi :0
- Pakaian :0 1. mandiri
2. bantuan dengan alat
- Kerapihan :0 3. bantuan orang
4. bantuan alat dan orang
- Buang air besar :0 5. bantuan penuh
e) Fiksasi : -
f) Tracheostomi : -
4. Pemeriksaan fisik
a) JVP : 7 cmH20
Sianosis : -
Stridor : -
- Palpasi :
Vocal fremitus : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : sonor .
Batas paru hepar : di ICS 4 sampai ICS 6
Kesimpulan :
- Auskultasi :
Suara napas : vesikuler
Suara ucapan : -
Suara tambahan : -
d) Jantung
- Inspeksi :s
Ictus cordis : -
- Palpasi :
Ictus cordis : -
- Perkusi :
Batas atas jantung : -
- Auskultasi :
Bunyi jantung II A : -
Bunyi jantung II P : -
Bunyi jantung I T : -
Bunyi jantung I M : -
Murmur : -
HR : x/menit
Bruit : Aorta : -
A. Renalis : -
A. Femoralis : -
- Rentang gerak : -
Kanan : derajat 4
Refleks fisiologi : -
- Refleks patologi : -
Babinski, kiri : negatif
Kanan : negatif
- Clubbing jari-jari : -
- Varises tungkai : -
f) Columna vertebralis :
- Inspeksi : -
- Palpasi : -
N. III-IV-VI :
N. XI : -
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) Laboratorium : -
Hasil pemeriksaan: -
b) Lain-lain : -
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien bangun jam 4.30 pagi
untuk beres beres rumah
4. Therapi : -
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada rasa nyeri
2. Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan sejak sakit pasien merasakan nyeri pada bagian
kaki
3. Obervasi :
4. Pemeriksaan fisik :
a) penglihatan :
- Cornea : -
- Visus : -
- Pupil : -
- Lensa mata : -
b) Pendengaran :
c) N. I : tidak terkaji
d) N.II : tidak terkaji
e) N.V : tidak terkaji
f) N.VII : tidak terkaji
g) N.VIII : tidak terkaji
h) Test Romberg : tidak terkaji
5. Pemeriksaan diagnostik :
a) laboratorium : -
b) Lain-lain : -
c) Therapi : -
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien sering keluar rumah
sekedar jalan jalan
2. Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan setelah sakit pasien sudah jarang keluar karena
sering merasakan nyeri pada kakinya ketika berjalan
3. Observasi :
a) Kontak mata : baik
b) Abdomen : -
Bentuk : -
Bayangan vena : -
Benjolan massa : -
d) Penggunaan protesa :-
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit pasien berinteraksi baik dengan
tetangga
2. Keaadaan sejak sakit : pasien mengatakan sejak sakit pasien dudah jarang keluar rumah
kecuali untuk hal hal mendadak
3. Observasi :
3. Observasi : -
4. Pemeriksaan fisik : -
5. Pemeriksaandiagnostik : -
a). Laboratorium : -
b) lain-lain : -
6. Therapi :
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan untuk mengatasi stress pasien selalu keluar
rumah untuk sekedar jalan jalan
2. Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan untuk mengatasi stress pasien selalu mengajak
suaminya untuk berdiskusi berdua
3. Observasi :
4. Pemeriksaan fisik :
a) Tekanan darah :
c) Kulit :
Basah : -
5. Therapi :
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan dulu sebelum sakit sering sholat di mesjid
2. Keadaan sejak sakit : pasien mengetakan setelah sakit hanya bisa sholat di rumah
3. Observasi :
ANALISA DATA
DO :
-Ny Y.H berumur 74 tahun
- TD 110/80 mmHg
- kekuatan otot 5 4
53
- skala nyri 6
- lantai tanah yang berada di dapur
tampak licin dan lembab
DS : Kurang pengetahuan, Kurang informasi dan
- keluarga mengatakan mengetahui ketidak tahuan tentang keterbatasan mencapai
penyakit di keluarganya tetapi tidak penyakit informasi, ketidakmampuan
mnegetahui sama sekali apa keluarga mengenal masalah
penyebabnya. Keluarga Ny. Y.H kesehatan
mengatakan hanya sedikit
mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apa
saja yang harus di hindari
mencegah terjadinya penyakit pada
NY Y.H.
DO :
-keluarga tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang pengertian
penyakit, pencegahan, dan
prawatan dan pengobatannya
DO :
-skala nyeri sedang 6
- klien tampak perlahan lahan saat
berjalan karena menahan nyeri
- klien tampak lambat dalam
berjalan
- tingkat fungsional klien 0, namun
kadang-kadang 1
DS ; Nyeri Agen cedera fisik (rematik)
-N.y Y.H mengatakan sering
merasa linu di persendian kakinya
sehingga kaku untuk berjalan
DO :
-skala nyeri sedang (6)
- klien tampak perlahan-lahan saat
berjalan karena menahan nyeri
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Diagnosa : resiko jatuh berhubungan dengan rheumatoid, lantai yang licin, ketidakmampuan
keluarga merawat anggota yang sakit
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Ny YH dan keluarga
(bobot 1) mengetahui bahwa Ny YH
Skala : : mengelami penyakit linu pada
3 : aktual kakinya dan pernah hampir
2 : resiko jatuh
1 : sejahtera
Kemungkinan masalah dapat 1/2x2 =1 Keluarga mengatakan Ny YH
di ubah (bobot 2) sering tidak mau di ajak ke
Skal : tempat pelayanan kesehatan,
2 : mudaj kecuali benar benar parah. Ny
1 : sebagian YH merasa masih dapat
0 : sejhtera melakukan aktivitas sehingga
sering tidak mau di bantu
dalam beraktivitas
Potensial masalah untuk di 3/3 x 1 =1 Keluarga mengatakan jika Ny
cegah (bobot 1) YH tidak banyak melakukan
3 : tinggi aktivitas dan banyak
2 : cukup beristirahat maka penyakit Ny
1 : rendah YH dapat terminimalisir
Menonjolnya masalah 0/2 1 = 0 Keluarga mengatakan hanya
(bobot 1) satu kali Ny YH pernah
2 : berat, segera di tangani) hampir jatuh dan Ny YH sudah
1 : tidak perlu segera di bisa mengimbangkan tubunya
tangani untuk berjalan maupun lambat
0 :tidak di rasakan
Total 2 2/3
2. Diagnosa : kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit berhubunga dengan kurang
informasi dan keterbatasan kemampuan mencapai informasi, ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Ny YH mengatakansering
Bobot 1 merasa linu di persendian
Skala : kakiknay sehingga kaku untuk
3 : aktual berjalan. Ketika bangun pagi
2 : resiko kakinya merasa semut semut
1 : sejahtera (nyeri) dan berat untuk
berjalan. Ny YH pernh hampir
jatuh karena kakinya merasa
tidak kuat kuat menopang
badannya
Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 =2 Keluarga Ny YH mengatakan
di ubah (bobot 2) jika ada anggota keluarga yang
Skala : sakit segera di bawa ke bidan
2 : mudah atau puskesmas terdekat,
1 : sebagian namun belum ada petugas
0 : tidak dapat yang menjelaskan nagaimana
penyakitnya
Potensial masalah untuk di 2/2 x 1 = 1 Ny YH mengatakan
cegah (bobot 1) penyakitnya mengganggu
3 : tinggi aktiitas geraknya sehingga
2 : cukup menyusahkan keluarga yang
1 : rendah lain
Total 34/3
3. Diagnosa : hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, gangguan muskulus skeletal,
kaku sendi, gangguan sensori perseptual
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah 3/3 x 1 =1 Ny YH mengatakan
(bobot 1) penyakitnya mengganggu
3 : aktual aktivitas geraknya sehingga
2 : resiko menyusahkan keluarga yang
1 : sejahtera lain
Kemungkinan masalah dapat ½ x 2 =1 Keluarga Ny YH mengatakan
di ubah ( bobot 2 ) Ny YH bisa
Skala : menyeimbangkan badannya
2 : tinggi walaupun dengan gerakan
1 : sebagian yang lambat
0 : tidak dapat
Potensi masalah untuk di 2/3 x 1 = 2/3 Ny YH mengatakan
cegah (bobot 1 ) aktivitasnya terganggu
3 : tinggi
2 : cukup
1 : rendah
Menonjolnya masalah 2/2 x 1= 1 Ny YH mengatakan capek
(bobot 1) dengan penyakitnya yang
2 : berat, segera di tangani tidak sembuh sembuh dan
1 : tidak perlu segera di mengganggu geraknya
tangani sehingga menyusahkan
0 : tidak di rasakan keluarga
Total 32/3