Anda di halaman 1dari 4

Menyampaikan Berita Buruk (Breaking Bad News)

Tujuan belajar :
Dapat menerapkan komunikasi dokter –pasien dalam menyampaikan berita buruk kepada pasien dan keluarganya

Berita buruk adalah ‘setiap informasi yang secara serius dapat mempengaruhi pandangan seseorang atas masa
depannya’. Seseorang tidak dapat memperkirakan pengaruh dari berita buruk hingga kita memahami harapan
dan pemahaman dari penerima berita buruk. Contohnya, pada seorang pasien dengan keluhan nyeri punggung
yang ternyata diketahui sebagai akibat dari kanker payudara yang rekuren padahal dalam bayangannya nyeri
punggungnya akibat nyeri otot, maka ia akan syok ketika mengetahui kondisi yang sesungguhnya.
Menyampaikan berita buruk merupakan proses komunikasi yang kompleks. Tidak hanya membutuhkan
kemampuan verbal yang baik, namun menyampaikan berita buruk membutuhkan beberapa keterampilan yang
lain. Mampu memberikan respon yang tepat terhadap reaksi emosi pasien, melibatkan pasien dalam proses
pengambilan keputusan, dealing dengan stress pada pasien akibat harapan mereka pada kesembuhan
penyakitnya, berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain serta kemampuan memberikan harapan kepada
pasien saat kondisi yang dihadapi pasien merupakan kondisi yang kurang menyenagkan. Sulitnya menyampaikan
berita buruk sering kali menyebabkan terjadinya miskomunikasi antara dokter dengan pasien atau dokter dengan
keluarga pasien. Bentuk miskomunikasi yang sering muncul adalah salahnya pemahaman pasien tentang
prognosis penyakit atau tujuan pengobatan yang dilakukan.

Terdapat 6 langkah SPIKES (SETTING UP the interview, Assessing Patient’s PERCEPTION, Obtaining the Patient’s
INVITATION, Giving KNOWLEDGE and information to the patient berita , Addressing the patient;s EMOTION with
emphatic responses and STRATEGY and SUMMARY) yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menyampaikan berita bruk kepada pasien dan keluarganya.

SETTING UP the interview


Persiapan situasi dan kondisi perlu dilakukan sehingga proses penyampaian berita buruk dapat berjalan baik.
Sebelum kita masuk ke dalam ruangan tempat kita akan menyampaikan berita buruk, hendaknya kita sudah
memiliki rencana. Hal yang perlu kita ingat adalah menyadari bahwa informasi yang akan kita sampaikan meski
akan memberikan kesedihan yang mendalam, namun hal tersebut sangat penting karena akan membantu pasien-
pasien tersebut untuk menyusun rencana masa depan mereka. Dengan demikian kita hendaknya menyusun
rencana informasi apa saja yang akan disampaikan, bagaimana menyampaikannya serta bagaiamana akan
berespon terhadap reaksi emosi pasien atau terhadap pertanyaan pasien. Selain persiapan mental kita,
menyiapkan ruangan yang baik untuk menyampaikan berita buruk juga perlu dilakukan. Ruangan hendaknya
menjamin privacy dan cukup kondusif untuk berdiskusi.
Beberapa panduan yang dapat dilakukan :
- Siapkan ruangan yang menjamin privacy, jika tidak memungkinkan atau tidak tersedia ruangan khusus,
ruangan dapat ditutup dengan korden.
- Libatkan kerabat pasien. Sebagian besar pasien menginginkan untuk didampingi keluarganya, namun
hendaknya ditanyakan kepada pasien apakah memang ia menghendaki ada orang lain yang mendampingi
dan siapakah yang ia inginkan untuk mendampingi.
- Duduk yang nyaman. Saat duduk pastikan tidak ada penghalang antara kita dan pasien. Jika kita akan
menyampaikan berita buruk setelah memeriksa pasien, pastikan pasien telah berpakaian kembali.
- Membina sambung rasa dengan pasien. Menjaga kontak mata kadang dapat membuat pasien tidak
nyaman, namun cara ini merupakan cara yang penting untuk membina sambung rasa. Memberikan
sentuhan di lengan atau tangan pasien (jika pasien nyaman) dapat juga dilakukan untuk membina
sambung rasa.
- Atur waktu. Sampaikan pasien berapa waktu yang dibutuhkan untuk berdiskusi
Langkah ini dapat diawali dengan pertanyaan “Bagaimana perasaan anda sekarang ?”. Pertanyaan ini dapat
menunjukkan kepada pasien bahwa diskusi yang akan berlangsung berikutnya adalah 2 arah. Bahwa dokter
sangat terbuka untuk mendengarkan apa yang ingin diutarakan apsien.

Assessing the patient’s PERCEPTION


Pada langkah ini dokter akan mencari tahu sebaerapa banyak informasi yang telah dimiliki pasien. Langkah kedua
dan ketiga merupakan pokok utama dari proses komunikasi yang mengaplikasikan axioma “sebelum
menyampaikan, tanya”. Dokter sebelum mendiskusikan temuan medis, dokter hendaknya menggunakan
pertanyaan terbuka untuk mendapatkan gambaran bagaimana pandangan pasien terhadap kondisi kesehatan
yang dihadapinya. Apakah pasien mengetahui kondisi yang dihadapinya, apakah kondisi yang dihadapinya
merupakan kondisi yang serius atau bukan. Pertanyaan yang dapat diajukan seperti :

“Apakah yang telah anda ketahui tentang kondisi anda sekarang ini ?”
“Apakah yang anda pahami mengenai alasan kami meminta anda melakukan pemeriksaan MRI ?”

Lebih lanjut lagi, terkait dengan persepsi pasien mengenai penyakit atau kondisinya dapat digali seberapa banyak
yang ia telah ketahui, darimana ia tahu (Dokter D mengatakan ada kelainan yang ditemukan dari hasil CT scan
saya), tingkat pengetahuan pasien (Saya menderita ….), kondisi emosi pasien (Saya takut dok…. Jangan-jangan
saya terkena kanker….)
Terkadang pasien atau keluarganya tidak dapat menjawab atau memberikan respon terhadap pertanyaan yang
diajukan karena bisa jadi mereka memang tidak mengetahui tentang panyakit atau kondisi yang sedang
dihadapinya. Teknik yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut adalah dengan menanyakan kembali hal-hal yang
telah diketahui, misalnya terkait dengan riwayat penyakit, hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Adanya langkah ini mendorong dokter untuk dapat memperbaiki jika ada informasi yang kurang tepat dan dapat
menyampaikan berita buruk sesuai dengan pemahaman pasien. Langkah ini juga dapat untuk menggali apakah
pasien menyangkal kondisi yang dihadapinya. Bentuk penyangkalan pasien terhadap penyakit dapat berupa
sangat yakin jika penyakitnya dapat disembuhkan, atau harapan terhadap terapi yang tidak realistik.

Obtaining the patient INVITATION


Pada langkah ini dokter akan mengetahui seberapa banyak informasi yang ingin didapatkan pasien. Sebagian
besar mengharapkan penjelasan yang lengkap mengenai diagnosis, prognosis, detail terkait kondisi mereka,
namun sebagian lagi tidak. Sehingga penting untuk menanyakan kepada pasien seberapa detail informasi yang
ingin didapatkannya. Pertanyaan yang dapat diajukan pada langkah ini adalah :
“Bapak , hasil laboratoriumnya sudah keluar. Apakah bapak menginginkan saya menjelaskan kepada bapak
secara lengkap atau garis besarnya saja ?”

Jika pasien tidak menginginkan penjelasan yang lengkap, tawarkan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan
yang ingin ia tanyakan atau tawarkan untuk dapat berbicara dengan keluarganya.

Giving KNOWLEDGE and information to the patient


Informasi yang dapat diberikan kepada pasien pada langkah inui mencakup diagnosis, penanganan, prognosis dan
dorongan. Namun demikian, tidak semua hal tersebut harus diberikan sekaligus dalam sekali penyampaian.
Hendaknya 1-2 hal terlebih dahulu, yang paling sesuai untuk disampaikan pada kondisi tersebut.
Memberi tanda kepada pasien bahwa berita buruk akan disampaikan dapat mengurangi syok pada pasien setelah
mendengarkan berita buruk dan membantu proses penyampaian informasi. Kalimat yang dapat digunakan adalah
:

Ibu Ratna, saya khawatir berita yang akan saya sampaikan ini adalah berita yang kurang baik.
Mohon maaf, saya harus menyampaikan berita ini….
Selanjutnya, sampaikan fakta medis. Berikut ini panduan untuk dapat menyampaikan fakta medis :
a. Pertama, mulai dengan bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman pasien.
b. Kedua, gunakan kata-kata non teknis (misalnya menyebar bukan metastasis, contoh jaringan bukan
biopsi).
c. Ketiga, hindari memberikan informasi berlebihan (misalnya Anda terkena kanker stadium lanjut dan jika
anda tidak mendapatkan terapi segera, maka anda tidak akan bertahan lebih lama).
d. Keempat, sampaikan informasi secara bertahap dan cek secara periodik pemahaman pasien.
e. Kelima, jika prognosisnya buruk, hindari menyampaikan seperti ini “Sepertinya tidak ada yang dapat kami
lakukan untuk anda”. Cara seperti itu tidak sesuai dengan kenyataan bahwa bagaimanapun pasien masih
tetap memiliki terapi lain, seperti anti nyeri atau obat simptomatik lainnya.

Adressing the patient’s EMOTION with emphatic response.


Memberikan respon terhadap emosi pasien merupakan tantangan tersulit dalam penyampaian berita buruk.
Reaksi emosional pasien dapat bervariasi dari diam, tidak percaya, menangis, menyangkal ataupun marah.
Langkah ini tidak dapat dilakukan jika emosi pasien belum jelas. Sehingga jika pasien diam atau pasien
menunjukkan ekspresi yang kurang jelas, gunakan pertanyaan terbuka untuk klarifikasi.
Reaksi emosional pasien pada umumnya merupakan ekspresi dari syok, rasa terisolasi. Pada kondisi ini dokter
hendaknya dapat memberikan dorongan dalam bentuk memberikan empati yang sesuai. Memberikan respon
empati dapat dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu :
- Tahap 1, amati emosi yang muncul pada pasien yang dapat berupa perasaan terluka, sedih, diam atau
syok
- Tahap 2, identifikasi emosi yang diekspresikan pasien dengan naming it to oneself. Jika pasien tampak
sedih namun diam, gunakan pertanyaan terbuka untuk menanyakan apa yang mereka pikirkan atau apa
yang mereka rasakan.
- Tahap 3, identifikasi alasan dari emosi yang muncul. Pada umumnya emosi yang muncul adalah akibat
berita buruk yang disampaikan, namun jika kita tidak yakin maka tanyakan kepada pasien.
- Tahap 4, setelah kita memberikan beberapa waktu kepada pasien untuk menunjukkan perasaannya,
biarkan pasien mengerti bahwa kita telah paham perasaan mereka. Tahap ini dilakukan dengen refleksi isi
dan perasaan.
Jika emosi pasien belum reda, akan sulit untuk melanjutkan diskusi ke hal yang lainnya. Apabila emosi pasien
tidak segera mereda, akan baik jika dokter dapat memberikan respon empatik lebih lanjut hingga pasien lebih
tenang. Dokter juga dapat menunjukkan respon empatik dengan cara menunjukkan bahwa ia pun sedih
mendapatkan informasi tersebut (contohnya “Saya juga berharap kondisi ibu lebih baik…”). Ungkapan
pembenaran kepada perasaan pasien dapat menunjukkan dukungan kepada pasien, pasien jadi menyadari
bahwa perasaannya diakui.

Contoh ungkapan empatik lainnya :


Saya dapat melihat bahwa hal ini membuat anda sedih
Saya paham bahwa berita ini bukan berita yang baik buat anda
Hal ini juga berat untuk saya
Saya juga sangat mengharapkan hasil yang lebih baik

Contoh pertanyaan eksplorasi :


Apa maksud anda ?
Dapatkah anda menjelaskan lebih lanjut ?
Anda menyatakan bahwa hal ini menakutkan ?
Dapatkah anda menjelaskan apa yang membuat anda khawatir ?

Ungkapan pengakuan terhadap perasaan pasien :


Saya dapat memahami mengapa anda berpikir / merasakan hal tersebut
Saya rasa, orang lain pun jika dalam posisi anda, akan merasakan hal yang sama
Anda tepat telah berpikir demikian..
Ya, pemahaman anda terhadap hasil pemeriksaan anda sangat baik
Banyak pasien dengan kondisi serupa anda, merasakan hal yang sama juga…

STRATEGY and SUMMARY


Pada langkah ini dokter hendaknya dapat menyampaikan kesimpulan apa yang menjadi perhatian pasien serta
menyampaikan hal medis ke dalam rencana selanjutnya yang nyata dapat dilakukan oleh pasien. Sampaikan
secara bertahap rencana yang akan dilakukan, jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan serta apa yang
akan didapatkan atau apa yang mungkin dihadapi pasien pada langkah tersebut. Serta buat semacam
kesepakatan untuk hal tersebut.
Pasien yang telah memiliki rencana untuk masa depan mereka pada umumnya lebih kurang merasakan cemas.
Sebelum mendiskusikan rencana penatalaksanaan, lebih baik menanyakan pasien apakah ia sudah siap untuk
berdiskusi. Menjelaskan kepada pasien pilihan penanganan yang mungkin (jika ada) untuk kondisi mereka bukan
hanya tentang aspek legal namun juga menunjukkan bahwa dokter memperhatikan harapan mereka. Berbagi
tanggung jawab dalam membuat keputusan bersama pasien dapat mengurangi bahwa jika terdapat kegagalan
dalam pengobatan adalah kesalahan dokter. Sangat penting saat proses diskusi mengecek pemahaman pasien
sehingga dapat dihindari adanya salah paham berupa harapan kemanjuran yg berlebih atau salah paham
mengenai tujuan pengobatan.
Dokter umumnya merasakan ketidaknyaman saat harus menyampaikan pilihan pengobatan dan prognosis jika
kondisinya kurang baik. Kondisi tersebut umumnya terjadi karena beberapa hal, diantaranya akibat
ketidakpastian akan harapan pasien, khawatir dapat menghancurkan harapan pasien atau tidak cukup siap
mengahdapi reaksi emosi pasien. Untuk menghadapi kondisi tersebut, diskusi dapat difasilitasi oleh beberapa hal
berikut ini :
- Sebagian pasien telah memiliki gambaran tentang keparahan penyakitnya atau keterbatasan pengobatan
yang ada. Menggali pengetahuan dan harapan pasien di langkah kedua SPIKES dapat membuat dokter
memahami dimana posisi pasien saat ini dan dapat memulai diskusi dari titik tersebut. Ketika pasien
memiliki harapan yang tidak realistik, menanyakan kepada pasien riwayat perjalanan penyakit umumnya
dapat menggali juga ketakutan, harapan dan emosi yang ada dibalik harapan pasien. Pasien melihat
kesembuhan dari penyakitnya merupakan solusi global bagi berbagai masalah yang dihadapinya, seperti
ancaman kehilangan pekerjaan, ketidakmampuan merawat keluarganya, sakit dan penderitan, atau tidak
mampu berakktifitas normal. Memahami kekhawatiran dan memberikan perhatian kepada pasien dapat
meninjukkan kepada pasien keseriusan kondisi pasien. Jika pasien tampak emosional, akan sesuai jika
menerapkan langkah kelima dari SPIKES.
- Memahami tujuan khusus penanganan dari setiap kondisi pasien, seperti kontrol terhadap gejala, dan
memberikan kepastian kepada pasien bahwa mereka akan mendapatkan penanganan terbaik yang sesuai
serta keberlanjutan perawatan akan mendorong dokter untuk dapat membentuk sebuah pengharapan
yang sesuai kepada pasien. Hal ini dapat memberikan kenyamanan kepada pasien.
Beberapa bentuk pernyataan atau pertanyaan yang dapat disampaikan pada langkah ini :

Situasinya memang demikian ibu…. Dibutuhkan pemeriksaan tambahan untuk memastikan penyebaran penyakit
putra ibu. Setelah ini, kami akan melakukan pemeriksaan foto dada. Dari hasil tersebut nantinya akan membantu
kami dalam menentukan penanganan yang sesuai… Jika hasilnya sudah ada, kita dapat bertemu kembali untuk
mendiskusikan langkah berikutnya… Untuk saat ini, adakah hal lain yang dapat saya bantu, ibu ?

Dari apa yang saya dapat dari ibu, ibu ingin mengetahui lebih lanjut tentang berapa persen kemungkinan putra
ibu dapat sembuh ?

Jadi, dari hasil diskusi kita tadi, bapak khawatir tentang pengobatan yang akan dilakukan ? Apa yang bapak
khawatirkan ?

Anda mungkin juga menyukai