Anda di halaman 1dari 7

Skenario 2 - mendukung pasien dengan mengurangi efek emosional dan

perasaan terisolasi dari penerima berita buruk


Kata sulit:
- mengembangkan sebuah strategi dalam bentuk rencana terapi
1. Nilai moral: nilai moral adalah nilai-nilai yang berhubungan
dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi pedoman SPIKES
kehidupan manusia secara umum/ nilai-nilai yang dapat SPIKES atau sering juga disebut dengan A Six-Step Protocol for
mendorong manusia untuk bertindak atau melakukan sesuatu, dan Delivering Bad News. Merupakan singkatan dari enam langkah
merupakan sumber motivasi. sebagai berikut:
Langkah 1: S - SETTING up interview
Keyword: - Siapkan tempat dan suasana yang memberikan privasi.
1. Laki-laki berusia 23 tahun kaki kanan bawah hancur serta Sediakan tisu sebagai persiapan jika pasien menangis
perdarahan aktif serta kaki kiri bagian bawah juga bengkok - Melibatkan pasangan hidup atau keluarga terdekat. Jika
2. akan dilakukan operasi mengangkat perdarahan otak, amputasi anggota keluarga yang ada banyak, mintalah pasien untuk
kaki kanan bawah dan fiksasi kaki kiri oleh dokter ahli memilih 1 atau 2 orang yang mewakili
3. keluarga tidak menginginkan kaki kanan anaknya diamputasi - Pasien dan dokter dalam posisi duduk. Dalam posisi duduk,
4. keinginan keluarga pasien bertentangan dengan tatalaksana yang pasien akan lebih relaks dan juga penanda bahwa Kita tidak
benar dan tidak sesuai dengan nilai moral yang dianut dokter sedang terburu-buru
- Membangun koneksi dengan pasien dengan kontak mata
Rumusan Masalah (secukupnya) dan memegang tangan pasien (jika pasien
nyaman dengannya)
1. bagaimanakah prinsip dan langkah-langkah penyampaian berita
- Mengatur interupsi. Minimalisasi adanya interupsi seperti
buruk kepada pasien/keluarga pasien (Q: Dira, A: feby, shafa)
panggilan telepon. Jika sifatnya darurat, permaklumkanlah
Terdapat beberapa protokol, model atau tatacara penyampaian
dengan pasien untuk adanya interupsi.
berita buruk yang telah dipublikasikan pada saat ini. Protokol yang
Langkah 2: P – Assessing the patient’s PERCEPTION
pernah dipublikasikan seperti SPIKES, ABCDE dan BREAKS.
- Menilai pengetahuan pasien atau keluarga mengenai penyakit
Proses penyampaian berita buruk dapat dipandang sebagai usaha
yang diderita. Berikan pertanyaan terbuka, seperti: “Apa yang
untuk mncapai 4 tujuan esensial, yaitu:
telah diberitahukan kepada anda mengenai kondisi medis
- mengumpulkan informasi dari pasien yang akan menjadi bekal
Anda sampai saat ini?” atau “Apakah Anda mengerti alasan
dokter untuk menentukan pengetahuan, ekspektasi dan
kenapa kita melakukan pemeriksaan MRI?”. Berdasarkan
kesiapan pasien untuk mendengar berita buruk
informasi yang didapat, Kita dapat mengkoreksi jika terdapat
- memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
misinfomasi dan memudahkan penyampaian berita buruk jika
keinginan pasien.
pasien sudah mengerti kemungkinan penyakit yang
dideritanya. Selain itu, kita juga dapat menilai apakah terdapat
penolakan kondisi medis pada tahap ini, seperti: harapan yang merasa terisolasi, dan kemudian marah, dengan
tidak benar akan penyakit yang diderita atau ekspektasi akan kecenderungan untuk menyalahkan penyampai berita buruk.
terapi yang tidak realistik. o Berikan informasi sedikit-sedikit dan dinilai kembali secara
periodik apakah pasien mengerti.
Langkah 3: I - Obtaining the patient’s INVITATION o Jika prognosis buruk, hindari frase “tidak ada yang dapat
- Menanyakan kepada pasien seberapa dalam informasi kami lakukan untuk Anda”
mengenai penyakit yang ingin diketahui pasien. Walaupun Langkah 5: E - Adressing the patient’s EMOTIONS with
mayoritas pasien ingin mendengar informasi penyakitnya empathic responses (Mengatasi EMOSI pasien dengan tanggapan
secara menyeluruh, ada juga yang tidak. Pertanyaan yang empatik)
dapat dilakukan adalah “Bagaimana Anda ingin diberikan - Pertama, perhatikan setiap emosi yang muncul dari pasien.
informasi mengenai hasil tes? Apakah Anda ingin saya Bisa berupa air mata, tampang sedih, diam atau syok.
memberikan semua informasi atau hanya gambaran besar dan - Kedua, identifikasi emosi yang dirasakan oleh pasien dengan
lebih fokus membahas rencana terapi. Jika pasien tidak ingin menyebutkannya. Jika pasien tampak sedih tapi diam,
mendengar detail, tawarkan untuk menjawab pertanyaan gunakan pertanyaan terbuka untuk memastikan apa yang
apapun dikemudian hari atau informasi diberikan kepada dipikirkan dan dirasakan pasien.
sanak keluarga atau teman. - Ketiga, identifikasi alasan emosi. Hal ini biasanya terkait
Langkah 4: K - Giving KNOWLEDGE and information to dengan berita buruk. Namun, jika tidak yakin, dapat
patient ditanyakan kembali.
- Dapat diawali dengan kalimat: “Maaf, saya ada berita buruk - Keempat, setelah pasien diberikan sebuah periode singkat
untuk ibu/bapak”. Memberitahukan adanya berita buruk untuk mengekspresikan perasaannya, buatlah pasien
sebelum penyampaian isinya dapat meringankan stress yang mengetahui bahwa anda terkoneksi secara emosi. Hal ini bisa
ditimbulkan. terjadi dengan respon empati kita terhadap emosi tersebut.
- Pemberian informasi bersifat satu arah, sehingga untuk Misal dengan mendekatkan kursi kita ke arah pasien, sentuhan
meningkatkan kualitasnya, dapat dilakukan: ringan, membiarkan pasien mengekspresikan emosinya
o Mulai pembicaraan dengan kosakata dan tingkat sebentar
pemahaman yang sesuai dengan pasien Langkah 6: S - STRATEGY and SUMMARY
o Usahakan menggunakan kata non teknis seperti - Tanyakan dulu apakah pasien siap untuk mendengarkan
“penyebaran” dibandingkan “metastase” dan “sampel rencana tatalaksana yang harus diikuti
jaringan” dibandingkan “biopsi” - Paparkan terapi yang memungkinkan untuk pasien, dan
o Jangan memberitahukan informasi secara gamblang biarkan pasien yang melakukan pengambilan keputusan
berlebihan, contohnya ”kanker yang Anda derita sifatnya (pasien akan lebih merasa dihargai, dan akan menurunkan
sangat ganas, jika anda tidak mendapatkan terapi, Anda akan kemungkinan pemikiran bahwa kegagalan terapi disebabkan
segera meninggal.” Kalimat ini cenderung membuat pasien oleh karena dokter)
- Memeriksa pemahaman pasien kembali untuk menghindari Sampaikan secara realistis. Bahkan pada kondisi dimana terapi
kecenderungan pasien untuk salah menilai tujuan terapi sudah tidak mungkinpun dapat ditawarkan beberapa pilihan-
maupun efektifitas terapi. pilihan. Diskusikan pilihan-pilihan yang ada dan tindak lanjuti apa
yang menjadi keputusan pasien dan atau keluarganya. Eksplorasi
Protokol ABCDE apa makna informasi yang kita berikan bagi pasien. Tanyakan
A – Advance preparation informasi apalagi yang ingin diketahui oleh pasien. Tawarkan dan
Perkenalkan dan akrabkan diri anda dengan berbagai informasi berikan dukungan emosional dan spiritual apa yang dibutuhkan
klinik yang dibutuhkan. Idealnya juga mengetahui informasi pasien.
maupun data laboratorium dari pasiennya guna didiskusikan
dengan pasien dan keluarganya. Termasuk didalamnya informasi Protokol BREAKS
mengenai pilihan-pilihan atau modalitas terapi dan prognosisnya. B – Background
Susun dan siapkan waktu khusus di tempat yang nyaman dan Effective therapeutic communication sangat tergantung dari
usahakan suasana pribadi dapat terjaga. Susun kata-kata yang seberapa dalam pengetahuan tentang pasien itu sendiri.
sebaiknya akan anda gunakan maupun dihindari penggunaannya. Pergunakan berbagai media untuk mengakses informasi yang
B - Build a therapeutic environment/ relationship diperlukan dalam memberikan informasi kepada pasien, sehingga
Tentukan apa dan sejauh mana informasi yang diinginkan oleh dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
pasien. Jika memungkinkan sertakan juga anggota keluarga atau disampaikan oleh pasien dan atau keluarganya. Sangat mungkin
orang lain yang diinginkan oleh pasen sebagai pemberi dukungan. pasien datang setelah melakukan “googling” tentang penyakit dan
C – Communicate well masalah-masalahnya. Walaupun tidak mungkin menjawab semua
Tanyakan kepada pasien apakah sudah siap menerima informasi pertanyaan-pertanyaan pasien, paling tidak dapat memberikan
yang akan disampaikan. Bisa juga kita tanyakan harapan pasien penjelasan-penjelasan yang mengurangi atau menghilangkan
akan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Bicaralah terus keraguan pasien.
terang tetapi penuh empati dan menghibur. Hindari menggunakan R – Rapport
ungkapan-ungkapan maupun istilah-istilah medis yang Yang dimaksudkan rapport disini adalah membangun dan
mengundang kesalahpahaman dan kecemasan. Gunakan kata-kata mempertahankan hubungan secara professional. Seorang dokter
yang lumrah dan umum dipakai di masyarakat yang sesuai dengan seharusnya menjaga hubungan yang baik dengan pasiennya.
kondisi penyakita pasien. Mereka memerlukan penghargaan tanpa pengecualian. Hubungan
D – Deal with patient and family reactions yang baik ini akan mempengaruhi suasana komunikasi medis.
Kenali dan berikan respon terhadap reaksi emosional pasien. Pasien diusahakan selalu berada pada kondisi yang nyaman.
Perhatikan strategi adaptasi pasien(menolak, menghakimi diri, E – Exploring
intelektualisasi, tidak percaya, dan menerima), sesuaikan dengan bagi pasien hal itu mungkin tidak semuanya mudah untuk
bahasa tubuh dari pasien. menerimanya, terutama jika penyakitnya serius dan parah.
E – Encourage and validate emotions Beberapa pasien mengalami was-was ketika mengetahui
penyakitnya. Dokter mestinya melakukan konfirmasi dan 2. Apa saja yg menjadi pertimbangan seorang dokter dalam
sekaligus mengantisipasi akan hal itu. Terutama eksplorasi tentang mengambil keputusan terhadap pasien (Q: Feby A: nabila, resti)
riwayat pasien dan penyakitnya, lakukan pengecekan kesulitan- 3. Undang-undang kesehatan dan undang undang Indonesia yg
kesulitan yang dihadapi. Apa yang pasien dan keluarganya mengatur terkait pengambilan keputusan pada pasien, khususnya
pikirkan sehubungan dengan penyakitnya dan bagaimana jika terjadi kegawatan yg mengancam nyawa (Q: Bela A:
kemungkinan penerimaan pasien dan atau keluargnya. Nasyhada, amel)
A – Announce - Sebelum memberikan tindakan medis kepada pasien tersebut,
Pada tahap ini dokter akan mengumumkan atau menyampaikan berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, UU
berita tentang hasil diagnosis penyakitnya. Kehati-hatian patut No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran dan
diperhatikan agar beritanya tidak meledak dan mengagetkan Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan
penderita. Bahasa ungkapan boleh dipergunakan asal tidak Tindakan Kedokteran, dokter harus mendapatkan persetujuan
membingungkan pasien. Yang jelas pasien mempunyai hak untuk medik dari pasiennya atau informed consent, karena tanpa itu
mengetahui diagnosis penyakitnya tetapi pada saat yang sama juga dokter dapat dipersalahkan secara hukum atas tindakannya.
mempunyai hak untuk menunda mengetahuinya. - Dalam keadaan gawat darurat Informed consent tetap
K – Kindling merupakan hal yang paling penting walaupun prioritasnya
Setiap orang merespon berbeda ketika mendengarkan apa diakui paling bawah. Prioritas yang paling utama adalah
diagnosis penyakitnya. Terutama jika penyakitnya berupa tindakan menyelamatkan nyawa. Walaupun tetap penting,
keganasan. Paling sering pasien tidak secara aktif mendengarkan namun Informed consent tidak boleh menjadi penghalang atau
apa yang menjadi penjelasan dokter. Dokter perlu mengetahui hal penghambat bagi pelaksanaan emergency care sebab dalam
ini agar memastikan bahwa pasien mendengarkan dengan baik keadaan kritis dimana dokter berpacu dengan maut, ia tidak
penjelasan akan penyakitnya. Dapat diajukan berulang-ulang mempunyai cukup waktu untuk menjelaskan sampai pasien
pertanyaan, “apakah ibu mendengarkannya” atau “apakah ibu benar-benar menyadari kondisi dan kebutuhannya serta
dapat mengerti” Bahkan dapat menanyakannya kembali tentang memberikan keputusannya. Dokter juga tidak mempunyai
apa yang diketahui oleh pasien. banyak waktu untuk menunggu kedatangan keluarga pasien.
S – Summarize Kalaupun keluarga pasien telah hadir dan kemudian tidak
Buat ringkasan terutama poin-poin penting termasuk care plans menyetujui tindakan dokter, maka berdasarkan doctrine of
selanjutnya. Buat penekanan akan penyesuaian-penyesuaian yang necessity, dokter tetap harus melakukan tindakan medik. Hal
diperlukan antara kebutuhan emosional dan praktis. Catat dan ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
ingatkan tentang pandangan-pandangan optimis yang dikeluarkan 585/PerMenKes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan
oleh pasien sehingga dapat dipertahankan guna membantu pasien Medik, bahwa dalam keadaan emergency tidak diperlukan
keluar dari krisis. Informed consent
- Pada Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran Pasal 4 ayat 1 serta 5. Prinsip komunikasi dalam mengahadapi kasus sensitive (Q: Resti,
penjelasan Pasal 45 UU Praktik kedokteran tindakan medik A: nandong, bela)
dapat dilakukan dokter kepada pasien gawat darurat meski - Mulai pembicaraan dengan kosakata dan tingkat pemahaman
tanpa adanya informed consent yang sesuai dengan pasien
- Permenkes No 209/Menkes/Per/III/2008 pada pasal 4 ayat (1) - Usahakan menggunakan kata non teknis seperti “penyebaran”
bahwa tidak diperlukan informed consent pada keadaan gawat dibandingkan “metastase” dan “sampel jaringan”
darurat. Namun pada ayat (3) lebih di tekankan bahwa dokter dibandingkan “biopsi”
wajib memberikan penjelasan setelah pasien sadar atau pada - Jangan memberitahukan informasi secara gamblang
keluarga terdekat. Berikut pasal 4 ayat (3) “ Dalam hal berlebihan, contohnya ”kanker yang Anda derita sifatnya
dilakukannya tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud sangat ganas, jika anda tidak mendapatkan terapi, Anda akan
pada ayat (1), dokter atau dokter gigi wajib memberikan segera meninggal.” Kalimat ini cenderung membuat pasien
penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah pasien merasa terisolasi, dan kemudian marah, dengan
sadar atau kepada keluarga terdekat” kecenderungan untuk menyalahkan penyampai berita buruk.
- Berikan informasi sedikit-sedikit dan dinilai kembali secara
4. Contoh kasus sensitif yang memerlukan pendekatan komunikasi periodik apakah pasien mengerti.
khusus (Q: Shafa A: dira, radit) - Jika prognosis buruk, hindari frase “tidak ada yang dapat kami
Secara alami setiap orang ingin mendengar berita baik akan lakukan untuk Anda”
dirinya, tidak mau dikatakan sakit. Salah satu contoh kasus
sesnsitive adalah kanker sebagai penyakit keganasan apapun 6. Bagaimana teknik komunikasi ketika menolak permintaan pasien
bentuknya dan dimanapun lokasinya, selalu berkonotasi buruk (Q: Nasyhada A: amel, nandong)
baik prognosis maupun dampaknya bagi pasien. - Tanyakan baik-baik alasan menolak pengobatan
- Penyampaian diagnosis Ca Mammae Ajak anggota keluarga tersebut bicara baik-baik dan tanyakan
- Penyampaian diagnosis Hemiplegia (kelumpuhan) pada pasien alasan mengapa menolak prosedur penyembuhan. Gunakan
cedera tulang punggung (akibat kecelakaan lalu lintas) tutur kata yang lembut dan sopan, diikuti dengan intonasi yang
- Penyampaian diagnosis Leukemia pada anak umur 6 tahun tenang. Bersikaplah perhatian dan dengarkan apa alasan
(berita disampaikan pada orang tuanya). pasien menolak pengobatan.
- Penyampaian keputusan terapi amputasi jari pada pemain - Jangan memaksa
piano profesional Pahami bahwa anggota keluarga Anda sedang dalam masa
- Penyampaian hasil pemeriksaan pap smear dengan hasil yang sulit untuk menerima semuanya. Memaksa hanya akan
neoplasia cervix uteri membuatnya marah dan merengganggakan hubungan. Untuk
- penyampaian hasil pemeriksaan anak perempuan usia SMP itulah, Anda harus sabar di samping terus membujuknya untuk
yang positif hamil (ditemani oleh orang tua)
mengikuti pengobatan. Utarakan mengapa Anda
menginginkan pengobatan. Siapa tahu ia akan memahami.
- Ajak konsultasi ke dokter
Pasien yang menolak pengobatan mungkin akan sedikit
tergugah hatinya untuk menjalani pengobatan jika
mendengarkan saran yang diberikan dokter. Biasanya, dokter
akan menyampaikan bagaimana kondisi pasien yang
sebenarnya, pengobatan apa yang bisa dijalani, serta berapa
besar kesempatan untuk sembuh. Bagaimanapun juga, pasien
harus menerima pengobatan agar kondisinya tidak memburuk.
- Dapatkan perawatan yang suportif
- Selalu beri perhatian dan dukungan
Jika ia tetap menolak, tunjukkan bahwa di dunia ini masih
banyak hal yang bisa dilakukan, itulah kenapa ia tidak boleh
menyerah terhadap kanker. Jika semua hal di atas sudah Anda
lakukan dan tetap belum berhasil, maka memberi pasien
sedikit waktu untuk berpikir adalah langkah yang tepat.
Mungkin, setelah mendengar bujukan Anda dan mendapatkan
beberapa pilihan perawatan, anggota keluarga mau mendapat
pengobatan

Anda mungkin juga menyukai