Anda di halaman 1dari 1

Saya ingin bertanya, Dok.

Selain pasien yang terdiagnosis depresi atau yang mengalami


psikosis, kira-kira pasien dengan kondisi apa lagi ya dok yang perlu lebih diperhatikan
karena berisiko melakukan bunuh diri? Terima kasih dok.

Alodokter,
Pada saat kita berbicara tentang bunuh diri maka akan ada banyak sekali kerangka teori
tentang terjadinya ide bunuh diri, percobaan bunuh diri, kematian akibat bunuh diri,
Untuk memudahkan kita bisa menggunakan teori Biopsikososial:
Biologis --> genetik, herediter (misalnya pada keluarga penulis Ernest Hemingway dalam 4
generasi terdapat 5 anggota keluarga melakukan percobaan bunuh diri dan juga riwayat
gangguan bipolar dan penyalahgunaan zat), penyakit yang menyertai dan tidak kunjung
sembuh dan sangat menyiksa pasien (misalnya kanker stadium akhir)
Psikologis --> jika sudah menginjak usia 18 tahun, maka seseorang sudah mempunyai ciri
kepribadiannya masing-masing. Ciri kepribadian akan sangat menentukan bagaimana
seseorang akan bersikap terhadap masalah atau peristiwa lain dalam kehidupan termasuk
negative life events. Ciri kepribadian narsisistik misalnya, rentan mengalami narcissistic
injury. Mekanisme defens juga penting untuk diketahui, dan perlu dipahami bahwa
HUMOR, altruisme, dan asketisme adalah beberapa mekanisme defens yang sifatnya
MATUR atau dewasa. Mekanisme copingnya juga seperti apa? Apakah yang fokus
menyelesaikan masalah atau fokus pada emosi? Temperamen juga penting, misalnya
novelty-seeking atau selalu mencari sesuatu yang baru, pencapaian baru sehingga juga
cenderung impulsif. Apakah ada gangguan jiwa yang menyertai? Misalnya gangguan
depresi berat dengan ide bunuh diri/percobaan bunuh diri, gangguan bipolar yang rapid
cycling (bahaya pada remaja perempuan), dan gangguan skizoafektif yang depresif
sehingga isi pikiran bisa nihilistik disertai bisikan di telinga yang merendahkan dirinya,
menyuruh mati saja, dan lain-lain. Skizofrenia juga perlu diwaspadai dengan delusi dan
halusinasi auditoriknya yang commenting terutama commanding untuk menyuruh mati
saja.
Kemudian untuk faktor sosial, penting sekali dipahami tentang kehidupan sosial seseorang,
misalnya di sekolah (apakah ada peer pressure, kehidupan rumah tangga (tidak harmonis),
di kantor (mengalami krisis eksistensial karena merasa karir mandeg, sementara generasi
lebih muda sudah bermunculan), dan lain-lain.
Stresor psikososial yang lazim pada remaja (sebagai kelompok rentan terjadinya bunuh
diri), diantaranya adalah pemikiran tentang bahwa prestasi dirinya lebih rendah dari
ekspektasi, adanya bullying (verbal dan fisik), bahkan adanya idola yang meninggal
misalnya idola dari Korea.
Selain aspek biopsikosial, perlu dipahami faktor protektif seperti agama, kelompok yang
suportif, dan lain-lain, Tidak lupa untuk mengeksplorasi atau memahami adanya WARNING
SIGN. Karena warning sign yang terabaikan, bisa berakhir pada percobaan bunuh diri jika
ada trigger.
Demikian.
Salam Sehat Jiwa

faktor biologis, psikologis, sosial, psikososial, biopsikososial

Anda mungkin juga menyukai