• Keterampilan proses
bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien,
menggali dan mendapatkan riwayat pasien,
kemampuan verbal dan non verbal yang
digunakan,
bagaimana menciptakan suatu hubungan
dengan pasien, serta bagaimana cara
berkomunikasi secara terstruktur dan
terorganisasi.
• Keterampikan isi :
keterampilan mengenai isi pokok dari
pertanyaan dan respon yang diberikan kepada
pasien.
• Ketermapilan perseptual :
apa yang dipikirkan dan rasakan
mempengaruhi pembuatan keputusan
internal.
selama anamnesis harus berdasarkan five basic task of
doctor patient interview, sebagai berikut :
Secret Seven
tujuh macam pertanyaan yang bersifat pribadi dari diri pasien
diantaranya :
• Onset : dari sejak kapan sakit atau keluhan tersebut dirasakan.
• Lokasi : di mana rasa sakit atau keluhan tersebut dirasakan (di
bagian tubuh yang mana)
• Kronologis : bagaimana cerita tentang sakit atau keluhan
tersebut hingga bisa sampai seperti ini.
• Kualitas : rasa sakit dari keluhan pasien seperti apa (sakit
sekali, sakit bila disentuh, dan lain-lain).
• Kuantitas : apakah penyakitnya sering kumat,
atau seberapa sering penyakit tersebut
menyerang pasien.
• Gejala penyerta atau keluhan penyerta:
keluhan-keluhan lain.
• Faktor modifikasi : faktor yang memperberat
atau memperingan penyakit dari pasien
↓
faktor risiko
faktor diagnostik.
• Faktor risiko adalah faktor-faktor yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu
penyakit
• faktor prognostik adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
atau hasil pengobatan penyakit.
Faktor risiko dan faktor prognostik dapat
berasal dari pasien
Fundamental Four
Present history atau Present illnes :
keluhan utama, yaitu alasan utama yang
menyebabkan pasien memeriksakan diri atau
dibawa keluarganya ke dokter atau rumah
sakit.
Keluhan utama merupakan titik tolak
penelusuran informasi mengenai penyakit
yang diderita pasien dan riwayat penyakit
sekarang berdasarkan secret seven di atas.
Past health history :
keluhan seputar apakah dulu pernah mengalami
sakit yang sama seperti saat ini,
apakah ada penyakit lain sebelumnya,
apakah dulu pernah dioperasi, atau pun jenis
obat apa saja yang pernah dikonsumsi pasien
sebelumnya
Family health history :
apakah ada keluarga atau kerabat dekat yang
pernah mengalami gangguan yang sama atau
penyakit keturunan yang lain
Personal or social history :
pertanyaan mengenai tempat bekerja, pola
makan setiap hari, aktivitas olahraga, perokok
atau tidak, dan pernah meminum minuman
dengan kadar akohol tinggi atau tidak.
Reanamnesis
↓
anamnesis ulang atau pengambilan data
anamnesis tambahan setelah melakukan
pemeriksaan fisik atau setelah merawat
pasien.
Reanamnesis kadang kala diperlukan untuk
mengkonfirmasi data yang dianggap kurang
konsisten atau kurang lengkap.
Ringkasan Anamnesis
↓
dibuat berdasarkan analisis data anamnesis
↓
mengelompokkan data yang diperoleh yang
mengarah pada sindrom atau kriteria diagnostik
yang berhubungan dengan diagnosis tertentu.
Ringkasan anamnesis menggunakan bahasa medis
tidak lagi menggunakan bahasa pasien.
Kesimpulan Anamnesis
↓
Pada akhir anamnesis
↓
berupa perkiraan diagnosis yang dapat berupa
diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari
beberapa penyakit.
Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan
sesuai dengan keluhan utama pasien.
Bila menjumpai kasus yang sulit dengan banyak
keluhan yang tidak dapat dibuat
kesimpulannya, maka cobalah dengan
membuat daftar masalah atau keluhan
pasien.
Daftar tersebut kemudian dapat digunakan
untuk memandu pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan penunjang yang akan
dilaksanakan, sehingga pada akhirnya dapat
dibuat suatu diagosis kerja yang lebih terarah.
Panduan untuk Keluarga
• Kelengkapan dan kebenaran data yang diberikan keluarga
sangat berarti untuk menentukan diagnosis penyakit.
• Keluarga tidak perlu merasa segan atau malu dalam
memberikan informasi.
• Kesalahan data akan mempengaruhi diagnosis dan
tindakan
• Dalam langkah anamnesis, dokter ,perawat/bidan akan
bertindak seperti seorang detektif yang menyelidiki suatu
kasus, jadi keluarga tidak perlu merasa bosan apabila
untuk kepentingan tertentu menanyakan hal yang sama
secara berulang
Sebaliknya kadangkala keluarga terpancing
untuk memberikan informasi yang tidak
diperlukan → karena pasien atau keluarga
dapat merasakan kehangatan komunikasi
yang diciptakan
Pada tahap anamnesis sebaiknya pasien atau
keluarga membatasi diri dalam hal yang tidak
berhubungan dengan anamnesis.
• Pada saat memberi kesempatan untuk
komunikasi di luar anamnesis.
• Data yang diperoleh dalam anamensis akan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan akan
menentukan langkah selanjutnya, yakni
penetapan diagnosis sementara dan penentuan
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
(laboratorium, radiologi, dan sebagainya). Kerja
sama yang baik antara pasien, keluarga dan
dokter mempunyai makna yang sangat besar.
Tantangan dalam Anamnesis
Pasien yang tertutup.
Anamnesis akan sulit dilakukan bila pasien
membisu dan tidak mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan
Keadaan ini dapat disebabkan pasien merasa
cemas atau tertekan, tidak leluasa
menceritakan keluhannya atau dapat pula
perilakunya yang demikian karena gangguan
depresi atau psikiatrik.
Tergantung masalah dan situasinya kadang
perlu orang lain (keluarga atau orang-orang
terdekat) untuk mendampingi dan menjawab
pertanyaan (heteroanamnesis), tetapi kadang
pula lebih baik tidak ada seorangpun kecuali
pasien dan dokternya,perawat/bidan
Bila pasien dirawat di rumah sakit maka
anamnesis dapat dilanjutkan pada hari-hari
berikutnya setelah pasien lebih tenang dan
lebih terbuka.
• Pasien yang terlalu banyak keluhan dari ujung kepala
sampai ujung kaki.
• pilih keluhan mana yang merupakan keluhan
utamanya dan mana yang hanya keluh kesah.
Diperlukan kepekaan dan latihan untuk membedakan
mana yang merupakan keluhan yang sesungguhnya
dan mana yang merupakan keluhan mengada-ada.
• Apabila benar-benar pasien mempuyai banyak
keluhan harus dipertimbangkan apakah semua
keluhan itu merujuk pada satu penyakit atau
kebetulan pada saat tersebut ada beberapa penyakit
yang sekaligus dideritanya.
Hambatan bahasa dan atau intelektual.
• mayoritas penduduknya menggunakan bahasa
daerah yang belum kita kuasai dan bila perlu dapat
meminta bantuan tenaga kesehatan lainnya untuk
mendampingi dan membantu menerjemahkan
selama anamnesis.
• Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi
pasien yang karena intelektualnya yang rendah tidak
dapat memahami pertanyaan atau penjelasan
→dituntut untuk mampu melakukan anamnesis atau
memberikan penjelasan dengan bahasa yang sangat
sederhana agar dapat dimengerti pasiennya.
• Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa.
Diperlukan satu tehnik anamnesis khusus bila
berhadapan dengan penderita gangguan atau
penyakit jiwa.
• Mungkin saja anamnesis akan sangat kacau, setiap
pertanyaan tidak dijawab sebagaimana seharusnya.
Justru di dalam jawaban-jawaban yang kacau
tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk
menegakkan diagnosis.
• Petugas tidak boleh bingung dan kehilangan kendali
dalam melakukan anamnesis pada kasus-kasus ini.
• Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan.
Selama anamnesis mereka menyalahkan semua
yang pernah memeriksanya, menyalahkan keluarga
atau orang lain atas masalah atau keluhan yang
dideritanya.
• Sebagai petugas kita tidak boleh ikut terpancing
dengan menyalahkan sejawat dlain karena hal
tersebut sangat tidak etis.
• Seorang petugas juga tidak boleh terpancing
dengan gaya dan pembawaan pasiennya sehingga
terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan
anamnesis dan membuat diagnosis yang benar.