Tugas
Agama
Latar Belakang
Anak merupakan karunia Allah SWT yang sangat besar nilai dan fungsinya bagi
kehidupan keluarga. Maka setiap orang tua senantiasa selalu bersyukur apabila telah
dikaruniai anak dan menyadari bahwa anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah
SWT kepada orang tuanya.
PEMBAHASAN
Rasulullah saw bersabda, “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka
putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau
anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)
Anak-anak adalah anugerah dari Allah swt yang tentunya sangat berharga bagi
orangtuanya. Anak-anak juga merupakan amanah yang dipercayakan Allah swt kepada
orangtua, yang harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa
mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Bila kita telah menikah dan membentuk sebuah rumah tanggah, tentunya kita
berharap untuk dikaruniai anak-anak yang baik, sholeh dan sholehah, yang bukan saja
dapat membahagiakan orangtuanya di dunia, namun juga bisa menyelamatkan
orangtuanya di akhirat kelak. Seperti dalam sabda Rasulullah saw, “Apabila anak Adam
(manusia) meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)
Orangtua mana yang tidak mau mempunyai anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Oleh karena itu, orangtua juga harus memiliki perbekalan agar bisa memberikan
pendidikan agama yang sempurna bagi anak-anaknya. Karena, mendidik anak merupakan
salah satu tugas dan tanggung jawab orangtua yang cukup penting.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orangtua yang ingin memiliki anak-anak
yang sholeh dan sholehah yaitu senantiasa berdoa kepada Allah swt. Hal ini sesuai dengan
amalan para nabi dan rasul yang selalu memohon kepada Allah swt untuk diberikan
keturunan yang baik. Firman Allah swt, “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya
seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali Imran:38)
Keimanan dalam diri anak-anak sangat penting agar mereka agar tidak tersesat
nantinya. Keimanan tersebut dilambangkan dengan ketaatan dan kepatuhan kepada
Tuhannya, Allah swt. Dalam hal ini, orangtua juga perlu memberikan tuntunan beribadah
yang sesuai dengan syariat Islam, bahwa ibadah yang dilakukan itu adalah semata-mata
karena Allah swt serta senantiasa menyerahkan segala jiwa dan raganya terhadap segala
perintah Allah swt dan meninggalkan segala larangan-Nya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah swt, “Katakanlah:” Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al An’am:162)
Dan yang terkahir, amalan yang paling penting dalam membesarkan anak-anak
yaitu memberi mereka makan dari sumber yang halal. Firman Allah swt, “Wahai sekalian
manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:168)
Harta yang halal yang didapatkan orangtua bukan saja mampu memperolah ridho
dan berkat dari Allah swt. Anak-anak yang memakan makanan dari usaha orangtuanya yang
halal akan tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan pintar, sehingga mereka akan
senantiasa melakukan kebaikan dan dirahmati Allah swt. Sebaliknya, memberi makan
pada anak-anak dari hasil usaha yang haram hanya akan membuat anak sakit-sakitan
karena tidak barokah. Untuk itu, orangtua harus menjauhi usaha yang bersifat haram dan
tercela seperti mencuri, riba, korupsi, menipu, dan sebagainya.
1. Cinta kepada Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan
tidak beribadah kepada selainNya seperti beribadah kepada Nyi Roro Kidul, Kerbau,
Kuburan orang sholeh ,Matahari, Dewa-Dewi, Batu, Pohon-pohon besar, patung dan
lain sebagainya. Ingat dosa syirik tidak akan terampuni sebelum taubatan nashuha.
2. Cinta Rasulullah Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah dengan mematuhi
perintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya, serta percaya dengan risalah yang
dibawanya yaitu hadits atau As-Sunnah. Genggam terus syariat islam ya, meski
bagai menggenggam bara api. Ini merupakan sikap mental yang penting agar bisa
menjadi anak sholeh dan sholehah.
9. Berbakti kepada kedua orang tua, dengan mematuhi perintahnya, tidak menyakiti
hati mereka, selalu berbuat baik kepada mereka, berusaha menyenangkan hati
orang tua dan tidak menyusahkan atau membandel terhadap keduanya.
11. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan
memberikan bantuan sesuai dengan keperluan mereka dan peduli serta tidak
mencemooh atau mengolok-olok mereka sebab mereka adalah juga hamba Allah,
menyumbang untuk anak yatim, mejenguk mereka saat sakit, baik di rumah sakit
atau saat sudah dirumah dan berbagai aktivitas lain.
Untuk referensi tambahan mengenai ciri anak sholeh dan sholehah dalam Islam,
agaknya kita perlu mentadaburi kembali surat Luqman dari ayat 12 sd 19. Luqman memang
bukan nabi dan rasul, namun hikmah yang Allah karuniakan sungguh layak kita teladani.
Insyaa Allah ada banyak pelajaran mendidik anak islami dari sana.
12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah
kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka
sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, “Wahai anakku!Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar.”
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang
yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka
akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan
memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti.
17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf
dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membanggakan diri.
Demikian lah pembahasan tentang anak anak yang sholeh & sholehah
KESIMPULAN
· Anak adalah amanah dari Alloh, dan kita diperintahkan agar bisa menunaikan
amanah dengan sebaik-baiknya. Semoga kita mampu menjaga dan menunaikan amanat
yang diberikan kepada kita.
· Semua anak dilahirkan diatas fitrah, orang tuanya-lah yang menjadikannya yahudi
atau nashrani atau majusi.
· Dan barang siapa yang tidak menempati amanahnya, maka Allah akan mengazabnya
di akhirat nanti
· Semoga kita mampu menjaga dan menunaikan amanat yang diberikan kepada kita.
Setelah mempelajari uraian ringkas ini, kita sebagai orang tua diharapkan mampu
memahami dan mengerti tentang pentingnya pendidikan anak sejak dini secara benar
untuk menuju kehidupan bermasyarakat yang penuh intrik dan multikultural. Diharapkan
pula agar dapat menjadikan pendidikan agama islam yang diperoleh di sekolah sebagai
salah satu upaya untuk merubah karakter yang ada, baik ataupun buruk, menjadi lebih
baik lagi dan bermanfaat di dunia dan akhirat.