Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN PADA PASIEN PRE DAN PASCA

BEDAH PADA KASUS KEBIDANAN

HJ. ERNI SETIAWATI. SST.MPd


Anestesi (pembiusan)
• Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa
Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos,
"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara
umum berarti suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh.
Tiga Macam Anestesi
• Anestesi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
anestesi lokal, regional, dan umum. Setiap
jenis anestesi memiliki cara kerja dan tujuan
yang berbeda-beda,
Anestesi lokal
Anestesi lokal dilakukan dengan memblokir sensasi atau
rasa sakit pada area tubuh yang akan dioperasi. Jenis
anestesi ini tidak memengaruhi kesadaran, sehingga
pasien akan tetap sadar selama menjalani operasi atau
prosedur medis.
Anestesi lokal dapat digunakan untuk operasi minor atau
kecil, seperti perawatan gigi, operasi mata, prosedur
pengangkatan tahi lalat, dan biopsi pada kulit. Anestesi
jenis ini dapat diberikan dengan cara disuntik, disemprot,
atau dioleskan ke kulit maupun selaput lendir yang akan
dioperasi.
Anestesi regional
Anestesi regional dilakukan dengan memblokir rasa sakit di
sebagian anggota tubuh. Seperti halnya anestesi lokal, pasien
akan tetap tersadar selama operasi berlangsung, namun tidak
dapat merasakan sebagian anggota tubuhnya.
Pada anestesi regional, obat akan diberikan dengan cara
disuntikkan di dekat sumsum tulang belakang atau di sekitar area
saraf. Suntikan ini akan menghilangkan rasa sakit pada beberapa
bagian tubuh, seperti pinggul, perut, lengan, dan kaki.
Terdapat beberapa jenis anestesi regional, yaitu blok saraf perifer,
epidural, dan spinal. Anestesi regional yang paling sering
digunakan adalah epidural, yang umum digunakan saat
persalinan.
Anestesi umum
Anestesi umum atau biasa disebut bius total adalah prosedur pembiusan yang
membuat pasien menjadi tidak sadar selama operasi berlangsung. Anestesi
jenis ini sering digunakan untuk operasi besar, seperti operasi jantung
terbuka, operasi otak, atau transplantasi organ.
Anestesi ini bisa diberikan melalui dua cara, yaitu melalui gas untuk dihirup
(inhalasi) dan obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah (intravena).
Anestesi umum dianggap cukup aman untuk sebagian besar pasien. Namun
pada kelompok tertentu, seperti lansia, anak- anak, atau pasien yang
kondisinya sangat buruk, pemberian anestesi jenis ini harus dilakukan
dengan sangat hati-hati karena dapat menyebabkan komplikasi yang
berbahaya.
Pemilihan dan pemberian anestesi akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan
pasien, prosedur medis yang akan dijalani, dan lamanya prosedur yang akan
dilakukan.
Beberapa Efek Samping Anestesi

Efek samping anestesi lokal:


• Rasa nyeri, ruam, serta pendarahan ringan di area
suntikan.
• Sakit kepala.
• Pusing.
• Kelelahan.
• Mati rasa pada area yang disuntik.
• Kedutan pada jaringan otot.
• Penglihatan kabur.
Efek samping anestesi regional:
• Sakit kepala.
• Reaksi alergi.
• Nyeri punggung.
• Perdarahan.
• Kejang.
• Sulit buang air kecil.
• Penurunan tekanan darah.
• Infeksi tulang belakang.
• Mual dan muntah.
• Mulut kering.
• Sakit tenggorokan.
• Suara serak.
• Rasa kantuk.
• Menggigil.
• Timbul nyeri dan memar di area yang disuntik atau
dipasangkan infus.
• Kebingungan.
• Sulit buang air kecil.
• Kerusakan gigi.
Pre operasi
• Masa sebelum dilakukan tindakan
pembedahan, dimulai sejak persiapan
pembedahan dan berahir sampai dimeja
bedah
• Persiapan Pre Operasi
Pegetahuan tentang persiapan pembedahan,
dan kesiapan psikologis.
Prioritas pada prosedur pembedahan yang
utama adalah inform consent yaitu
pernyataan persetujuan klien dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan yang
berguna untuk mencegah ketidak tahuan klien
tentang prosedur yang akan dilaksanakan
Persiapa dan Perawatan Pre Operasi
1. Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
2. Persiapan diet
3. Persiapan kulit
4. Latihan napas dan latihan batuk
5. Latihan kaki
6. Latihan mobilitas
7. Pencegahan cedera
Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
Informasi tersebut diantaranya tentang
 jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum
bedah,
 alat-alat khusus yang di perlukan,
 pengiriman ke kamar bedah,
 ruang pemulihan,
 dan kemungkinan pengobatan setelah bedah.
 Persiapan diet 8 jam sebelum bedah tersebut dilakukan,
pasien tidak diperbolehkan makan. Sedangkan cairan tidak
diperbolehkan 4 jam sebelum operasi, sebab makanan dan
cairan dalam lambung dapat menyebabkan aspirasi.
 Persiapan kulit membebaskan daerah yang akan dibedah
dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit dengan
sabun heksakloforin atau sejenisnya yang sesuai dengan
jenis pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut, maka
harus di cukur.
 Latihan napas dan latihan batuk Latihan ini dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru-
paru. Pernapasan yang dianjurkan adalah pernapasan
diafragma
 Latihan kaki Latihan ini dapat dilakukan untuk
mencegah dampak tromboflebitis.
 Latihan mobilitas Latihan ini dilakukan untuk
mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah
dekubitus, merangsang peristaltik, serta
mengurangi adanya nyeri.
 Pencegahan cedera Untuk mengatasi risiko
terjadinya cedera
Persiapan dan perawatan intra operasi

Hal yang perlu di dikaji dalam intrabedah adalah


pengaturan posisi pasien.
Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan
mencakup aspek pemantauan fisiologis
perubahan tanda vital, sistem kardiovaskular,
keseimbangan cairan, dan pernafasan.
Selain itu lakukan pengkajian terhadap tim, dan
instrumen pembedahan, serta anestesia yang
diberikan.
Persiapan intra operasi
1. Penggunaan baju seragam bedah.
2. Mencuci tangan sebelum pembedahan
3. Menerima pasien di daerah bedah.
4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah.
5. Pembersihan dan persiapan kulit.
6. Penutupan daerah steril.
7. Pelaksanaan anestesia.
8. Pelaksanaan pembedahan
Persiapan dan perawatan post operasi
merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang
dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan
berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Setelah tindakan pembedahan (pra oprasi), beberapa
hal yang perlu dikaji diantaranya adalah status
kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi dan
perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan
elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan
dan sekitarnya, serta alat- alat yang digunakan dalam
pembedahan
Perawatan post operasi
1. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri
dapat dilakukan manajemen luka. Amati kondisi luka operasi dan
jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal.
Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas, tarik
napas yang dalam dengan mulut terbuka, lalu tahan napas selama 3
detik dan hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan menarik
napas melalui hidung dan menggunakan diafragma, kemudian napas
dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut yang dikuncupkan.
3. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang berisiko
tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan
harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna untuk memperlancar
vena.
Peran bidan pada fase pre operatif
1. Pengkajian Praoperatif di klinik/per telepon
a. melakukan pengkajian perioperatif awal
b. merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
c. melibatkan keluarga dalam wawancara
d. memastikan kelengkapan pemeriksaan perioperatif
e. mengkaji kebutuhan pasien terhadap transportasi dan perawatan pascaoperatif.
2. Unit Bedah
a. melengkapi pengkajian praoperatif
b. mengkoordinasi penyuluhan pasien dengan staf keperawatan lain
c. menjelaskan fase -fase dalam periode perioperatif dan hal hal yang diperkirakan terjadi
d. membuat rencana asuhan.
3. Ruang Operatif
a. mengkaji tingkat kesadaran pasien
b. menelaah lembar observasi pasien
c. mengidentifikasi pasien
d. memastikan daerah pembedahan.
4. Perencanaan
a. menentukan rencana asuhan
b. mengkoordinasi pelayanan dan sumber sumber yang
sesuai.
5. Dukungan Psikologis
a. menceritakan pada pasien apa yang sedang terjadi
b. menentukan status psikologis
c. memberikan peringatan akan stimuli nyeri
d. mengkomunikasikan status emosional pasien pada
anggota tim kesehatan yang berkaitan
4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit, dengan memberikan cairan sesuai
kebutuhan pasien, serta mempertahankan nutrisi
yang cukup.
5. Mempertahankan eliminasi, dengan
mempertahankan asupan dan output, serta
mencegah terjadinya retensi urine.
6. Discharge Planning. Merencanakan kepulangan
pasien dan memberikan informasi kepada klien
dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu
dihindari dan dilakukan sehubungan dengan
kondis/penyakitnya post operasi.
Perawatan luka perineum
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam
masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ
genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Bentuk Luka Perineum
1. Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin
atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak
teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
(Hamilton, 2002).
2. Episotomi Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum
untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum
keluarnya kepala bayi
Waktu perawatan
1. Saat mandi Pada saat mandi, ibu post partum pasti
melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu
dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada
perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil Pada saat buang air kecil, pada saat
buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air
seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
• Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan
sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah
terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka
diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah botol,
baskom dan gayung atau shower air hangat dan
handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air hangat, pembalut nifas baru dan
antiseptik

Anda mungkin juga menyukai