Anda di halaman 1dari 7

ANAK SALEH MENURUT AL-QUR’AN

A. Pengertian Anak Saleh


Secara bahasa Kata Anak adalah anak yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan
ibadah. Kata saleh secara bahasa adalah perbuatan yang sungguh-sungguh dalam menjalankan
ibadah atau menunaikan kewajiban agama
Secara istilah Anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang
perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan
oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. Kata Saleh adalah
orang yang senatiasa membaca Alquran di waktu malam, melaksanakan shalat malam (tahajjud),
beriman dan

beramal saleh, menyuruh kepada kebaikan, mencegah perbuatan mungkar dan bersegera
mengerjakan kebajikan.
Gabungan pengertian Anak dan Saleh menjadi anak saleh.
Pengertian anak saleh adalah:
-Secara bahasa anak saleh diartikan dengan perbuatan baik. Anak saleh itu sendiri secara
umum bearti anak saleh yang baik. Dan secara khusus, anak saleh bearti anak yang berpribadi baik
dalam menjalin hubungan dengan Allah swt dan baik pula dalam berhubungan dengan sesama
makhluk ciptaannya, terutama terhadap sesama manusia.
- Secara istilah anak saleh merupakan anak yang selalu mendoakan kepada kedua orang
tuanya baik yang masih hidup dan sudah meninggal. Anak yang saleh itu ibarat celengan
(tabungan) dunia akhirat. Ketika orang tuanya masih hidup dan anaknya berbuat baik, maka orang
tuanya dapat pahala, begitu pula akan mendapatkan pahala. Begitulah anak yang saleh. Ia adalah
tabungan dunia dan akhirat.
Menurut mefassir Al-Jazairi, yang disebut anak saleh adalah ―mereka yang
mampu melaksanakan kewajibannya dengan baik”. Terhadap Allah swt dan kepada sesama
manusia. Atau anak yang saleh adalah dominan amal baiknya dari amal jeleknya.
Dari pengertian tersebut penulis ambil pemahaman bahwa, anak saleh itu adalah anak yang
taat kepada Allah, taat kepada Rasul dan taat kepada kedua
orang tuanya serta berprilaku baik kepada sesama manusia dan lingkungannya. Atau anak
saleh adalah anak yang selalu siap mendamaikan, memperbaiki yang jelek serta mempunyai
keterampilan yang berguna kepada mesyarakat. Bukan dimonopoli hanya orang yang kuat kemasjid
dan banyak membaca tasbih, seperti pengertian klasik.
Dan anak sebagai amanah Allah bagi setiap orang tua, yakni ibu dan ayahnya. Ia dititipkan
kepada untuk diasuh, dididik, dan dibimbing menjadi anak yang saleh dan salehah. Setiap anak
memiliki keunikan dan kecenderungan masing-masing. Mareka tidak bisa disamakan, baik dalam
hal perlakuan, maupun kemampuannya. Masing-masing anak memiliki potensinya sendiri-sendiri.
Metode pendidikan dan perlakuan yang berhasil diterapkan kepada seorang anak, belum tentu
cocok bila diterapkan kepada anak yang lain, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama. Oleh
kerana itu, orang tua dituntut untuk mampu keatif, dan dapat menciptakan berbagai macam ide
dalam mendidik anak-anaknya.
Dari berbagai lafaz yang terdapat dalam Alquran, ada satu lafaz yang termasuk dalam
pembahasan bab ini. Lafaz tersebut dikenal dengan sebutan shaleh, makna shaleh adalah orang
yang baik, orang yang rusak atau orang yang patut dan cocok menurut ajaran Alquran.

B. Ciri-Ciri Anak Saleh menurut Al-Qur’an


Kedudukan anak saleh dalam Alquran dapat dipahami dari dua segi yang melekat pada dirinya, adalah :
1. Anak saleh sebagai qurrata’yun kata qurrata‘yun secara leksikal, sebagaimana
terungkap dalam Alquran surat Al-furqan ayat 74, bermakna ―penyenang hati‖. Dalam kamus al-
Marbawi, kata ini

bermakna biji mata, kesayangan, atau kekasih. Dalam kamus al-Munjid, dijelaskan lebih lengkap
bahwa maksud dari qurrata‘yun adalah gembira melihat sesuatu yang menyenangkan.13
2. Anak saleh sebagai Zuyyinah, maksudnya kedudukan anak saleh adalah seperti hiasan
hidup bagi orang tuanya sebab kata zuyyinah secara bahasa bearti menghiasan atau
mempercantik.14
Dari kedua-dua kedudukan anak saleh tersebut, tentu sebagai orang tua menginginkan anak-
anaknya termasuk ke dalam kelompok qurrataa‘yun. Dalam konteks ini Alquran menyejajarkan
posisi anak anak saleh dengan harta sebagai sesuatu yang disenangi manusia pada umumnya.
Orang yang saleh dalam Alquran sangat banyak sekali, baik umat yang terdahulu ataupun
para Nabi, dengan tujuan bagi umat Islam dan menjadi umat untuk menegakkan agama Allah di
permukaan bumi ini, adalah agama Islam.
Antaranya contoh-contoh ciri-ciri anak saleh dalam Alquran adalah:
1. Patuh kepada perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Orang Islam adalah
orang yang telah menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi semua larangan-Nya. siapa saja
yang telah menjalankan perintah Allah, ia telah mengamalkan Islam (Muslim). Namun, apabila
belum beramal saleh secara continu ia belum mencapai derajat ihsan (keutamaan).1
2. Berbakti kepada kedua orang tuanya. Anak-anak secara khususnya memang sangat
memerlukan arahan untuk berbakti kepada kedua orang tua, Generasi yang mendidik dan
merawatnya. Karena, biasanya Keberadaan, Perasaan, dan Perhatian anak-anak itu di arahkan untuk
generasi yang akan menggantikan mereka, bukan yang akan mereka gantikan. Sementara mereka
didorong untuk menyongsong kehidupan masa depan yang akan datang dari Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang, yang tidak mengabaikan orang tua dan anak, yang tidak melupakan
anak-anak dan orang tua, dan mengajarkan hamba-hamba-Nya untuk saling menyayangi baik
mereka sebagai anak maupun sebagai orang tua.2
3. Selalu mendoakan kepada kedua orang tuanya. Yakni syukur kepada Allah swt adalah
dengan cara melakukan shalat lima waktu sehari semalam, sedangkan syukur kepada orang tua
adalahdengan cara mendoakannya lima waktu sehari semalam.3
4. Menjaga kehormatan kedua orang tuanya. Yakni keluarga adalah komponen kecil dari
suatu bangsa. Bangsa yang baik tentu di bangun dari komponen-komponen yang baik pula. Setiap
komponen tersebut tentunya mempunyai nilai dan kehormatan tersendiri. Kehormatan keluarga,
terutama orang tua harus dijaga oleh sang anak, baik dalam lingkungan keluarga maupun di luar
lingkungan keluarga. Bahkan dalam pergaulan sehari-hari pun, tetap harus dijaga karena sangat
mungkin si anak secara tidak sengaja malakukan penghina kepada orang tua sendiri.4
5. Cinta dan sayang kepada fakir miskin, anak terlantar, anak yatim, dengan memberikan
bantuan sesuai denagn keperluan mereka dan peduli serta tidak menjemu atau mengolok-olok
mereka sebab mereka adalah hamba Allah.
6. Cinta kepada Alquran, dengan selalu membacanya, kemudian berusaha menghafalnya
dan menjauhi apa yang dilarangnya.
7. Cinta shalat lima waktu dengan tidak sekalipun meninggalkannya serta mengerjakan
shalat- shalat sunah.

8. Berpegang teguh pada kebaikan. Tiadalah baginya kemaksiatan dan dosa-dosa besar,
melainkan hanya dosa-dosa kecil setiap-tiap manusia tiadalah yang mampu untuk luput dari dosa
kecil. Bahwasanya ia senantiasa berpegang teguh pada kebaikan dan senantiasa menjauhi maksiat
yang hanya mendekatkan dirinya pada murka Allah.
9. Murah hati dan rela berkorban untuk saudaranya. Hati yang mengasihi dan hati untuk
melayani harus senentiasa kita miliki dalam menjalankan Amanat Agung-Nya, baik dalam
lingkungan keluarga, studi, Pekerjaan, bisnis, bermasyarakat, maupun berbangsa dan Negara.
Disaat kita di mampukan untuk mengerjakan hal tersebut dengan kerelaan hati dan ketaatan.
10. Meminta izin sebelum memasuk kekamarnya. Islam menetapkan kewajiban meminta
izin kepada orang tua ketika hendak masuk ke kamar pada tiga waktu, yaitu sebelum shalat fajar,
siang hari ketika waktu tidur siang serta setelah shalat isya. Ketiga waktu tersebut merupakan
waktu istirahat bagi orang tua ketika mereka memakai pakaian ringan dan mungkin sedang
beradadalam kondisi yang tidak boleh dilihat.
Meliputi semua di atas menunjukkan bahwa salah satu ciri utama orang beriman adalah
seorang hamba yang bertaqwa kepada Allah swt, dan orang salehah termasuk golongan orang-
orang yang bermanfaat disisi-Nya. Hanya Allah saja yang menguasai segala manfaat dan mudharat.
Inilah yang menentukan kuat lemahnya iman seorang hamba. Semakin kuat taqwanya, semakin
kuat pula imannya. Sering kali kita mendengar kata saleh atau salehah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam berbagai kesempatan, kata tersebut, memang sering diungkapkan oleh orang tua kita,
guru kita dan saudara-saudara kita sesama muslim. Mengapa demikian? Karena kata tersebut,
apabila dikaitkan dengan anak menjadi satu doa yang kelak diharapkan menjadi suatu kenyataan
khususnya bagi orang tua.
orang saleh adalah orang yang prilaku dan akhlaknya sesuai dengan ajaran-ajaran Alquran.
dijalaskan dalam Alquran, orang saleh adalah orang yang senentiasa membaca Alquran di waktu
malam, melaksanakan shalat malam (tahajjud), beriman dan beramal saleh, menyuruh kepada
kebaikan, mencegah perbuatan mungkar dan bersegera mengerjakan kebajikan.
C. CIRI-CIRI ANAK SALEH MENURUT AL-HADITS

Hadis yang agung ini menunjukkan keutamaan memiliki anak yang saleh serta keutamaan
menikah untuk tujuan mendapatkan keturunan yang saleh. Orang saleh memiliki ciri-ciri tertentu.
Hal ini digambarkan di antaranya:
1. Membaca Alquran di waktu malam.
Banyak hadis Nabi saw yang membicarakan tentang keutamakan dan keistimewaan
membaca alquran. Oleh karena itu, banyak diantara umatnya yang membacanya. Membaca alquran
di waktu pagi dan sore bagi seorang muslim merupakan hal biasa. Akan tetapi membaca Alquran di
waktu pertengahan malam adalah sesuatu hal yang luar biasa. Mengapa demikian? Karena firman
allah dalam surat Ali Imran ayat 113-114 mengelompokkan orang-orang yang membacanya di
waktu pertengahan malam kedalam golongan orang-orang saleh.
2. Mengerjakan Qiyamul Lain.
Ciri orang saleh yang kedua berdasarkan Alquran adalah mereka menegakkan shalat malam
atau tahajjud.
3. Ciri orang saleh, selain membaca Alquran di pertengahan malam dan mengerjakan shalat
tahajjud juga memiliki ciri yang lain yakni beriman kepada Allah, hari akhir dan beramal saleh.
Hal ini dijelaskan oleh alquran dalam surat ali Imran ayat 114 dan al-Angkabut ayat 9.
4. Mengajurkan berbuat baik
Orang saleh bukan saja mengerjakan perbuatan baik untuk dirinya. Akan tetapi, ia juga
harus mengajur orang lain berbuat kebaikan dan kesalehan sebagaimana ini juga didasarkan pada
Alquran Ali Imran ayat 114.
5. Mencegah kemunkaran.
Disamping sebagai pengajur dan penunjuk jalan kebaikan, orang saleh juga mempunyai
tugas lain yakni mencegah dirinya dan orang lain untuk berbuat kemungkaran. Hal ini juga
didasarkan pada Alquran ali Imran ayat 114.
Mencegah orang lain berbuat mungkar biasanya lebih mudah daripada mencegah dirinya
padanya. Ibarat peribahasa mengatakan: ―kuman diseberang lautan tanpak. Tapi gajah di pelupuk
mata tak Nampak‖. Oleh sebab itu, orang saleh dituntut harus memiliki ilmu pengetahuan agama
yang mendalam. Bagaimana mungkin, ia bisa memberi saran dan nasehat kepada orang lain kalau
dirinya itu bodoh, alias tidak berpengetahuan.
Perlu diketahui bahwa mencegah kemungkaran merupakan kewajiban setiap prang muslim
6. Bersegera dalam berbuat kebajikan.
Bersegara dalam berbuat kebajikan bukanlah suatu hal yang mudah. Coba kita perhatikan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saja, kita mendengar suara adzan. Apakah langsung
segera menyambut panggilan tersebut atau justru sebaliknya, bermalas-malas dan santai-santai
saja? Orang yang langsung dengan segera menyambutnya bisa dikatagorikan orang saleh. Namun,
orang munafik. Hal ini didasarkan pada Alquran surat An-Nisa‟ ayat 142.
Sementara itu, kata Al-Khair biasanya diartikan dengan kebaikan atau kebajikan. Namun
dalam hadis Nabi saw „Al-Khair‟ diartikan ―mengikuti Alquran dan Sunnah‖. Jadi,
dengan kata lain
„yusariuna fil khair mengandung arti bersegera mengikuti Alquran dan sunnah. Oleh karena itu, ciri
orang saleh yang terakhir ini bisa dikatakan yang paling berat. Sebab, ia akan selalu bersegera
dalam setiap melakukan amal kebajikan, tidak terbatas pada panggilan adzan saja Sesungguhnya
seseorang berboleh derajat yang saleh lagi salehah adalah karena ketinggian ilmunya akan ajaran
syar‟I yang lurus lagi mengikuti segala apa-apa yang diperintahkan oleh Allah swt dan
meninggalkan sehala apa-apa yang dilarang-Nya serta mengikuti sunnah Rasulullah saw. dan
adalah mereka itu beriman dan bertaqwa

kepada Allah dengan suatu juapun, serta beriman seperti yang dikabarkan dalam rukun Iman dan rukun
Islam.

D. CIRI-CIRI ANAK SALEH MENURUT KEARIFAN LOKAL


Sering kita dengar dari kalangan Muslim, orang yang mempertentangkan antara kesalehan
individual dan kesalehan sosial. Mereka memisahkan secara dikotomis antara dua bentuk kesalehan
ini. Seolah-olah dalam Islam memang ada dua macam kesalehan: ―kesalehan individual/
ritual‖ dan
―kesalehan sosial‖. Dalam kenyataannya, kita juga melihat masih terdapat ketimpangan yang
tajam antara kesalehan individual dan kesalehan sosial. Banyak orang yang saleh secara individual,
namun tidak atau kurang saleh secara sosial.
Kesalehan individual kadang disebut juga dengan kesalehan ritual, kenapa? Karena lebih
menekankan dan mementingkan pelaksanaan ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat, haji, zikir,
dst. Disebut kesalehan individual karena hanya mementingkan ibadah yang semata-mata
berhubungan dengan Tuhan dan kepentingan diri sendiri. Sementara pada saat yang sama mereka
tidak memiliki kepekaan sosial, dan kurang menerapkan nilai-nilai islami dalam kehidupan
bermasyarakat. Pendek kata, kesalehan jenis ini ditentukan berdasarkan ukuran serba formal, yang
hanya hanya mementingkan hablum minallah, tidak disertai hablum minan nas.
Dalam Islam, sebenarnya kedua corak kesalehan itu merupakan suatu kemestian yang tak usah
ditawar. Keduanya harus dimiliki seorang Muslim, baik kesalehan individual maupun kesalehan sosial.
Agama mengajarkan ―Udkhuluu fis silmi kaffah !‖ bahwa kesalehan dalam Islam mestilah secara total
!‖. Ya shaleh secara individual/ritual juga saleh secara sosial. Karena ibadah ritual selain bertujuan
pengabdian diri pada Allah juga bertujuan membentuk kepribadian yang islami sehingga punya
dampak positif terhadap kehidupan sosial, atau hubungan sesama manusia.
Karena itu, kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari seperti ibadah ritualnya
shalat dan puasanyanya, tetapi juga dilihat dari output sosialnya/ nilai-nilai dan perilaku sosialnya:
berupa kasih sayang pada sesama, sikap demokratis, menghargai hak orang lain, cinta kasih, penuh
kesantunan, harmonis dengan orang lain, memberi dan membantu sesama.
Saya pikir ketika soleh ritual dan sosial sudah melekat pada suatu masyarakat muslim, ini
sangat erat kaitannya dengan terwujudnya masyarakat madani.
Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat diartikan sebagai
suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau civilized society, yang berarti
masyarakat yang berperadaban.
Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga
berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun
622 M, yang telah membawa keberadaban terhadap masyarakat yang tadinya jahiliyah kepada
masyarakat yang maju dan bermoral.
Kolerasinya dengan realitas modernitas hari ini tentu pemahaman madani ini
mampu untuk dikembangkan dengan konsep negara berdemokrasi seperti negara Indonesia kita ini,
untuk mengukur dalam hal partisipasi masyarakat Indonesia dalam membangun negara yang
religius, demokrasi, humanis dan menyesuaikan dalam keberadaban modernitas ini.

Ciri-ciri Anak Saleh menurut Kearifan Lokal :


1. Memiliki agama yang kuat
Ini merupakan kunci utama bagi laki-laki juga perempuan. Ketika agama yang kuat ada
dalam diri seorang laki-laki, maka semua hal lain mengikutinya. Selalu menjaga ketaatannya pada
Allah dan Rasulullah, menjaga sholatnya dan dilakukan berjamaah dan tepat waktu, karena laki-laki
sangat dianjurkan sholat berjamaah di masjid, menjalankan amalan-amalan sunnah, rajin dalam
beribadah dan menuntut ilmu, selain itu juga selalu memelihara diri dari perbuatan yang dibenci
Allah. InsyaAllah ketika laki-laki telah memiliki keteguhan iman yang kuat dan bertaqwa kepada
Allah SWT, ia akan bersinar dan memiliki wajah yang tenang. Laki-laki yang seperti ini tentu amat
sangat didambakan oleh semua wanita shalihah.
2. Berakhlakul Kharimah
Point utama bagi laki-laki sholeh yakni berakhlak atau berbudi pekerti dan berperangai yang
baik. Akhlak merupakan cerminan seseorang, jika akhlaknya baik maka orang tersebut baik secara
umum, jika akhlaknya buruk maka kejelekanpun menjadi lebel untuk seseorang yang tidak bisa
menjaga adabnya.
3. Bertanggung jawab
Bagaimana cara melihat seorang laki-laki yang bertanggung jawab? Kita bisa lihat dari
kehidupannya sehari-hari. Bisa juga dilihat dari bagaimana cara dia memperlakukan kedua
orangtuanya, orang-orang terdekatnya, juga terhadap apa yang dia lakukan. Laki-laki sholeh tidak
mungkin mengabaikan apa yang telah menjadi hak dan kewajibannya baik terhadap Rabbnya,
pekerjaannnya, dirinya sendiri dan orang lain.
4. Tegas
Tegas bukan berarti galak, tetapi tidak plin plan dan tegas dalam mempertahankan
martabatnya dan tegas dalam menyampaikan nasehat-nasehat serta kebaikan. Karena laki-laki
adalah imam bagi istri dan anak-anaknya, sehingga dibutuhkan ketegasan, namun tetap memiliki
hati yang lembut, sopan tutur katanya, tidak mudah menyakiti hati orang lain, serta berhati mulia.
5. Bergaul Dengan Orang-orang Saleh
Berkumpul di masjlis dzikir atau selalu berkumpul dengan orang-orang yang mengajak pada
kebajikan. Bagaimana dia dikatakan sholeh, namun setiap harinya berkumpul dengan orang-orang
yang melalaikan agama. Menjauhi pergaulan bebas, seperti bergaul antara laki-laki dan perempuan
tanpa batas, dan tetap menjaga maruahnya dihadapan Allah SWT.
6. Karismatik dan selalu menjaga kebersihan diri
Laki-laki yang memiliki karisma, selalu tampil dengan busana yang rapi dan menjaga
badannya untuk selalu bersih. Bersih tidak hanya dengan mandi sehari minimal 2 kali, tetapi juga
menjaga dari bau badan tak sedap.
7. Memiliki cinta dan kasih sayang
Laki-laki sholeh tentu memiliki hati yang luas juga penuh cinta dan kasih sayang. Dapat
dilihat dari bagaimana ia memperlakukan ibunya, bapaknya, saudara-saudaranya, serta orang-orang
mukmin lainnya. Dari cinta dan kasih sayang yang luas, maka akan timbul pengertian dan
perhatian. Sungguh

luar biasa cukup sempurnanya seorang laki-laki jika memiliki tanggung jawab, cinta dan kasih
sayang serta penuh perhatian.

Anda mungkin juga menyukai