Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada kita agar taat dan berbakti kepada
orang tua, mengingat banyak dan besarnya pengorbanan serta kebaikan
orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan mendidik kita Sejak kecil
tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak mengharapkan
balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan
tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu
seorang anak memiliki macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya
menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan kita juga dilarang durhaka
kepada orang tua.
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat
menghormati, saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah
penting di tanamkan abad dan tatakrama yang sopan terhadap kedua orang
dan santun apabila berbicara terhadap keduanya.
Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran
tentang adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak
dengan orang tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman
sebaya, murid dengan guru sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam
perkataan, perbuatan ataupun prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang
seakan-akan tidak mencerminkan prilaku seorang guru ataupun peserta
didik. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita temukan hal-hal yang
tidak sesuai dengan kaidah islamiyyah yang menjunjung tinggi rasa saling
menghargai, menghormati. Dalam berkehidupan saling berdampingan dalam
satu kawasan ataupun daerah individualisme lah yang sering dimunculkan di
mana rasa gotong royong, membantu satu sama lain sudah sangat sulit
sekali kita temukan, terlebih di kota-kota besar yang memang notabene
memiliki beragam etnis, kebiasaan, dan budaya yang berbeda beda.

1
Dengan adanya makalah ini penyusun mencoba menjelaskan tentang
pandangan islam tentang adab/tatakrama/ prilaku yang seharusnya dijunjung
tinggi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Adab?
2. Bagaimana Dalil Al Quran?
3. Bagaimana Kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak
kepada kedua Orang Tua?
4. Bagaimana Hadist Tentang Akhlak Terhadap Orang Tua?
5. Bagaimana Menunjukkan Contoh Perilaku Yang Mencerminkan Hormat
dan Patuh Kepada Orang Tua ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Bagaimana Pengertian Adab.
2. Mengetahui Bagaimana Dalil Al Quran.
3. Mengetahui Bagaimana Kriteria yang menunjukkan bentuk bakti
seorang anak kepada kedua Orang Tua.
4. Mengetahui Bagaimana Hadist Tentang Akhlak Terhadap Orang Tua.
5. Mengetahui Bagaimana Menunjukkan Contoh Perilaku Yang
Mencerminkan Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Adab

2
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan
kebaikan budi pekerti, akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab
yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan
manusia.Sedangkan menurut istilah Adab adalah suatu ibarat tentang
pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya
seseorang, mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai
seseorang. Maka jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di
sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang
baik.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia
mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak
merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di
dalam dirinya adalah pemberian dari Allah swt. Sifat-sifat tersebut telah
dimiliki Rasulullah saw. Secara utuh dan sempurna.
Menurut Imam al-Ghazali akhlak mulia adalah sifat-sifat yang
dimiliki oleh para utusan Allah swt. yaitu para Nabi dan Rasul dan
merupakan amal para shadiqin. Akhlak yang baik itu merupakan sebagian
dari agama dan hasil dari sikap sungguh-sungguh dari latihan yang
dilakukan oleh para ahli ibadah dan para mutaqin.

B. Dalil Al Quran
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah
ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah
keutamaan beriman kepada Allah, antara lain :

Artinya : dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

3
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia. (QS. Al Isra 23)
Artinya, Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil. (QS. al-Isra: 24)
Surat Al-Isra ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan
berkarakter. Definisi dari karakter adalah satu kesatuan yang
membedakan satu dengan yang lain atau dengan kata lain karakter adalah
kekuatan moral yang memiliki sinonim berupa moral, budipekerti, adab,
sopan santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu
yakni berupa Al-Quran dan Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan
sopan santun sumbernya adalah filsafat. Kembali kepada pengertian dari
Surah Al-Isra ayat 23 disebutkan bahwa yang pertama Allah
memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menyembah Dia semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya.yang kedua, kita harus berbakti kepada orang
tua. Lalu pada ayat 24 disebutkan bahwa anak hendaknya mendoakan
kedua orang tuanya.
Ulama menegaskan bahwa doa kepada kedua orang tua yang
dianjurkan adalah bagi yang muslim, baik yang masih hidup atau telah
meninggal. Sedangkan bila ayah atau ibu yang tidak beragama islam
telah meninggal, maka terlarang bagi anak untuk mendoakannya. Dari
penjelasan di atas sangat jelas bahwa ketika kita menghargai dan
menyayangi orang tua kita dengan baik maka akan menumbuhkan akhlak
serta moral yang baik pula bagi anak sedangkan jikalau kita acuh maka
akan timbuh akhlak dan moral yang tidak baik. Dengan kata lain, hal ini
sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter. Antara orangtua sebagai
pendidik dan anak. Segala sesuatu yang diajarkan dengan baik pada
mulanya akan menanamkan karakter yang baik pula pada anak. Untuk itu
berbakti kepada orang tua merupakan suatu cara yang harus dilakukan.

4
C. Kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua
Ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada
kedua orang tuanya.
1. Tidak ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau
tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi
memilih untuk tetap bersabar dan berharap pahala kepada Allah dengan
hal tersebut, sebagaimana dulu keduanya bersabar terhadap bau-bau yang
tidak enak yang muncul dari diri kita ketika kita masih kecil. Tidak ada
rasa susah dan jemu terhadap orang tua sedikit pun.
2. Tidak menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
3. Mengucapkan ucapan yang lemah lembut kepada keduanya diiringi
dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada
keduanya. Tidak memanggil keduanya langsung dengan namanya, tidak
bersuara keras di hadapan keduanya. Tidak menajamkan pandangan
kepada keduanya (melotot) akan tetapi hendaknya pandangan kita
kepadanya adalah pandangan penuh kelembutan dan ketawadhuan. Urwah
mengatakan jika kedua orang tuamu melakukan sesuatu yang
menimbulkan kemarahanmu, maka janganlah engkau menajamkan
pandangan kepada keduanya. Karena tanda pertama kemarahan seseorang
adalah pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia marahi.
4. Berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai
balasan kasih sayang keduanya terhadap kita.
5. Bersikap tawadhu dan merendahkan diri kepada keduanya, dengan
menaati keduanya selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah
serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh
keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.
Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum,
mencakup hal-hal yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai
oleh anak. Bahkan sampai-sampai al-Quran memberi wasiat kepada para
anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun mereka adalah
orang-orang yang kafir.
Artinya : Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia

5
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Lukman:15).

D. Hadist Tentang Akhlak Terhadap Orang Tua


Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang
tua.
:

( )
Artinya: dari Abdullah bin Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah
bersabda: Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan
murka Allah itu terletak pada murka orang tua. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis
ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Ridhonya Orang Tua adalah Ridho-Nya Allah, Murkanya Orang Tua
adalah Murka-Nya Allah. Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu
mengharap keridoan dari keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya,
sepanjang tidak untuk berbuat maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan
keduanya dengan mendahulukan keinginan keinginannya dari pada
kepentingan dan keinginan pribadi. Pernahkah anda membayangkan saat
pulang kerumah mendapati orang tua kita sudah terbaring kaku dibungkus
dengan kain kafan. Perasaan menyesal terbesit dalam hati karena sebagai
anak belum cukup berbakti. Untuk itu tunaikanlah kewajiban kita selagi
kedua orang tua masih hidup. Berbuat baiklah pada kedua orang tua.
Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran,
bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini
menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu Bapak) adalah
wajib. Anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang
harus ditunaikan semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya
dengan cara membantah dan berkata kasar pada mereka. Termasuk durhaka
kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan
hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian

6
bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar
kepadanya.
Hadis Al-Mughirah bin Subah tentang Allah mengharamkan durhaka
kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya.
:
( )
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syuban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah
bersabda: Sungguh Allah taala mengharamkan kalian durhaka kepada
ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-
hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara,
banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.
Setelah orang muslim mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan
menunaikannya dengan sempurna karena mereka mentaati Allah Taala dan
merealisir wasiat-Nya, maka juga menjaga etika-etika berikut ini terhadap
kedua orang tuanya :
1. Taat kepada kedua orang tua dalam semua perintah dan larangan
keduanya, selama di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan kepada Allah,
dan pelanggaran terhadap syariat-Nya, karena manusia tidak berkewajibab
taak kepada manusia sesamanya dalam bermaksiat kepada Allah,
berdasarkan dalil-dalil berikut :
2. Hormat dan menghargai kepada keduanya, merendahkan suara dan
memuliakan keduanya dengan perkataan dan perbuatan yang baik, tidak
menghardik dan tidak mengangkat suara di atas suara keduanya, tidak
berjalan di depan keduanya, tidak mendahulukan istri dan anak atas
keduanya, tidak memanggil keduanya dengan namanya namun memanggil
keduanya dengan panggilan, Ayah, ibu, dan tidak berpergian kecuali
dengan izin dan kerelaan keduanya.
3. Berbakti kepada keduanya dengan apa saja yang mampu ia kerjakan, dan
sesuai dengan kemampuannya, seperti memberi makan-pakaian keduanya,
mengobati penyakit keduanya, menghilangkan madzarat dari keduanya,
dan mengalahkan untuk kebaikan keduanya.

7
4. Menyambung hubungan kekerabatan dimana ia tidak mempunya
hubungan kecuali dari jalur kedua orang tuanya mendoakan dan
memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji (wasiat), dan
memuliakan teman-teman keduanya.
Al-Quran
1. Surat An-Nisaa ayat 36:
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada
dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat,
ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
2. Surat Luqman ayat 15:
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu
apa yang Telah kamu kerjakan.
3. Surat Al-Ahqaaf ayat 15:
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah
dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat
kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang
berserah diri".
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari orang tuanya dan darahnya

8
adalah juga mengalir darah orang tuanya. Seorang anak kandung merupakan
bagian dari darah dan daging orang tuanya, sehingga apa yang dirasakaan oleh
anaknya juga dirasakan oleh orang tuanya dan demikian sebaliknya.
Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan
mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri.
Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan sepenuhnya terutama oleh ibu,
semenjak anak masih dalam kandungan sampai ia lahir dan menyusui bahkan
sampai tua. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua
pengorbanan yang diberikan kepada anak.
Harapan orang tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang
saleh dan salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan
mendoakan mereka setelah mereka meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain
yang menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua, bukan saja
saat keduanya masih hidup, tetapi kebaktian anak itu harus lanjut sampai kedua
orang tuanya meninggal.
Orang tua yang sudah meninggal dunia tidak lagi dapat menerima apa-apa,
selain apa yang mereka lakukan selama di dunia kecuali jika mereka memiliki
tiga hal yang mensubsidi bekal berupa pahala untuk mereka di akhirat sebagai
tambahan dari mereka bawa dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
diajarkan, dan anak yang saleh yang mendoakannya.
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari doa yang disampaikan anaknya. Hal ini
juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendoakan orang
tuanya yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, doa yang
paling besar kemungkinan diterima Allah adalah doa seorang anak untuk
orang tuanya dan doa oaring fakir untuk orang kaya.
Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap
sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak
terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.

E. Menunjukkan Contoh Perilaku Yang Mencerminkan Hormat Dan Patuh


Kepada Orang Tua
1. Pengertian Birrul Walidain

9
Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain.
Birru atau al-birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang
tua atau ibu bapak. Jadi, Birrul Walidain adalah berbuat kebajikan
terhadap kedua orang tua.
2. Kedudukan Birrul Walidain
Birrul Walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran
Islam. Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang
sangat istimewa, sehingga berbuat baik pada keduanya juga menempati
posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada keduanya
menempati posisi yang sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak
yang sangat besar sekali dalam proses reproduksi dan regenerasi umat
manusia. Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan
perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan
mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung
tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi,
membesarkan dan mendidik anaknya, sehingga mempu berdiri bahkan
sampai waktu yang sangat tidak terbatas. Berdasarkan semuanya itu, tentu
sangat wajar dan logis saja, kalau si anak dituntut untuk berbuat kebaikan
kepada orang tuanya dan dilarang untuk mendurhakainya.
3. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:
a. Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh
orang tua dalam nasihat, dan perintahnya selama tidak menyuruh
berbuat maksiat atau berbuat musyrik, bila kita disuruhnya berbuat
maksiat atau kemusyrikan, tolak dengan cara yang halus dan kita tetap
menjalin hubungan dengan baik.
b. Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat,
sopan santun, baik dalam tingkah laku maupun bertutur kata,
memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
c. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek
kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun

10
masalah lainnya. Selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan
ajaran Islam.
d. Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum
berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang
tua terutama ibu. Dan mengerjakan pekerjaan rumah.
e. Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat
dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirta.
f. Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
g. Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.
h. Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa
diteruskan dengan cara antara lain:
1) Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
2) Melunasi semua hutang-hutangnya
3) Melaksanakan wasiatnya
4) Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup
5) Memuliakan sahabat-sahabatnya
6) Mendoakannya.
4. Doa Anak untuk Orang Tua
Seorang anak yang ingin mendoakan kedua orang tuanya dapat
mengambil contoh dari ayat suci Alquran yaitu, doa Nabi Ibrahim as ketika
mengajukan permohonan kepada Allah Swt agar dapat lah kiranya Allah
memberi ampunan pada kedua orang tuanya dari dosa-dosa yang telah
mereka perbuat. Doa Nabi Ibrahim as dalam Q.S.Ibrahim:41
Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).
Permohonan Nabi Ibrahim dalam Q.S. Al-Israa: 24
dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.
5. Uququl Walidain

11
Uququl Walidain artinya mendurhakai kedua orang tua. Durhaka
kepada kedua orang tua adalah dosa besar yang dibenci oleh Allah Swt,
sehingga adzabnya disegerakan oleh Allah di dunia ini. Hal ini mengingat
betapa istimewanya kedudukan kedua orang tua dalam ajaran Islam dan
juga mengingat betapa besarnya jasa kedua orang tua terhadap anaknya,
jasa itu tidak bisa diganti dengan apapun.
Adapun bentuk pendurhakaan terhadap orang tua bermacam-macam
dan bertingkat-tingkat, mulai dari mendurhaka di dalam hati, mengomel,
mengatakan ah ( uffin, berkata kasar, menghardik, tidak menghiraukan
panggilannya, tidak pamit, tidak patuh dan bermacam-macam tindakan
lain yang mengecewakan atau bahkan menyakitkan hati orang tua.) di
dalam Q.S. A-Israa:23 di ungkapkan oleh Allah dua contoh pendurhakaan
kepada orang tua yaitu, mengucapkan kata uffin dan menghardik ( lebih-
lebih lagi bila kedua orang tua sudah berusia lanjut)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan
budi pekerti, akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara
hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut
istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri
dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang,
mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka
jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan
manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang baik.

12
1. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama.
2. Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua.
3. Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan
yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih
tersebut.
4. Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan
dipanjangkan umur.
5. Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke
jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di dalam hadits Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak
akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang
berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala ke jannah (surga).
Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran,
bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini
menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu Bapak) adalah
wajib. Anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus
ditunaikan semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya dengan
cara membantah dan berkata kasar pada mereka. Termasuk durhaka kepada
kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang
baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian bagaimanakah
kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.

B. Saran
Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari
keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat
maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan keduanya dengan
mendahulukan keinginan keinginannya dari pada kepentingan dan keinginan
pribadi .

13
DAFTAR PUSTAKA

Ritonga, A. Rahman. 2005. Akidah merakit hubungan manusia dengan khaliknya


melalui pendidikan anak usia dini. Surabaya: Amalia

Zakie al-Kaaf, Abdullah. 2002. Etika Islami. Bandung : Pustaka Setia

Nawawi Muhammad. 1996. Nasehat Bagi Hamba Allah. Surabaya : Al-Hidayah

14
MAKALAH
Akhlak Terhadap Orang Tua

Disusun Oleh :

Dosen Pembimbing :

PRODI PENDIDIKAN
FAKULTAS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
BENGKULU
2016

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

15
C. Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Adab..................................................................................
B. Dalil Al Quran...................................................................................
C. Kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak
kepada kedua Orang Tua.....................................................................
D. Hadist Tentang Akhlak Terhadap Orang Tua......................................
E. Menunjukkan Contoh Perilaku Yang Mencerminkan Hormat
F. Dan Patuh Kepada Orang Tua ............................................................

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas ii rahmat yang diberikan Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah
memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Desember 2016

Penulis

i
16

Anda mungkin juga menyukai