BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segregasi pola permukiman kini sedang berkembang dan
merebak di masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya pola
pembangunan perumahan yang menandai dan membatasi areanya
dengan lingkungan sekitar. Kondisi seperti ini tentunya menyulitkan
masyarakat lain yang tinggal dan beraktivitas di area sekitar untuk
dapat mengakses ruang urban, yang ternyata juga berada di dalam
area perumahan ‘eksklusif’ tersebut.
Selain berdampak pada kesulitan penduduk untuk
mempergunakan akses, privatisasi area publik seperti ini ternyata juga
turut menghilangkan interaksi yang mungkin dapat terjadi antara
penghuni dengan penduduk yang tinggal di area sekitar perumahan
tersebut. Hal ini tak sesuai dengan pola hidup masyarakat perkotaan
yang penuh dengan aktivitas dan ‘interaksi hidup’ antar warganya
Kondisi kota yang padat dan tak lagi aman & nyaman, serta
perubahan gaya hidup masyarakat kota disinyalir menjadi salah satu
factor utama penyebab maraknya pertumbuhan Gated community ini di
perkotaan. Namun, apakah hanya hal ini yang lantas disalahkan atas
pertumbuhan fenomena Gated community itu? Sebenarnya
bagaimanakah perkembangannya? adakah alasan lain yang juga turut
mendukung pertumbuhan Gated community? Atas dasar ini penulis
mencoba untuk mengkajinya.
Di sini penulis akan mencoba menelusuri perkembangannya dari
kota dan perkembangan kota itu sendiri, baru kemudian dihubungkan
dengan komunitas dan gaya hidup manusia yang banyak terjadi di
masa sekarang. Hingga selanjutnya pembahasan dapat berlanjut
untuk menjelaskan bagaimana gated community dapat berkembang di
perkotaan.
1
2
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi pengkajian utama dalam penulisan ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan Gated Community itu?
2. Bagaimana perkembangannya di perkotaan?
3. Apa latar belakang serta faktor yang menyebabkan
pertumbuhannya?
4. Gated community dengan desain lingkungan yang seperti apakah
yang dinilai baik?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengungkap fenomena
tumbuhnya gated community di perkotaan. Perkembangan akan Gated
Community diperkirakan akan terus berlanjut, diharapkan dengan
adanya tulisan ini akan memberi gambaran dan pengetahuan akan
implikasi pembangunan perumahan baru terhadap sekitar, sehingga
dapat menjadi bahan pembelajaran bagi yang mendalami Gated
Community selanjutnya.
khususnya untuk daerah yang menjadi studi kasus, yakni daerah yang
berada di sekitar Kota Bengkulu.
E. Metode Penulisan
Metode yang dilakukan dalam penulisan ini terdiri dari dua jenis
yaitu penulisan normatif dan penulisan empiris. Dalam penulisan
normatif, penulis menghimpun data-data sekunder dari beberapa
sumber antara lain; buku-buku, makalah, artikel surat kabar, dan media
internet sehingga disebut juga dengan studi kepustakaan. Sementara
dalam tulisan empiris, penulis melakukan studi lapangan secara
langsung. Informasi yang diperoleh dari data tersebut dianalisis secara
deskriptif dengan mendeskripsikan keadaan di lapangan serta
menganalisisnya sebagai hasil tinjauan referensi.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Kota
Menurut Marbun (1992), kota merupakan kawasan hunian dengan
jumlah penduduk relatif besar, tempat kerja penduduk yang
intensitasnya tinggi serta merupakan tempat pelayanan umum.
Kegiatan ekonomi merupakan hal yang penting bagi suatu kota karena
merupakan dasar agar kota dapat bertahan dan berkembang
(Jayadinata, 1992). Kedudukan aktifitas ekonomi sangat penting
sehingga seringkali menjadi basis perkembangan sebuah kota.
Berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu kawasan menjadi potensi
perkembangan kawasan tersebut pada masa berikutnya.
(http://jembatan4.blogspot.co.id/)
B. Perkembangan Kota
Istilah perkembangan kota (urban development) dapat diartikan
sebagai suatu perubahan menyeluruh, yaitu yang menyangkut segala
perubahan di dalam masyarakat kota secara menyeluruh, baik
perubahan sosial ekonomi, sosial budaya, maupun perubahan fisik
(Hendarto, 1997).
Pertumbuhan dan perkembangan kota pada prisipnya
menggambarkan proses berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan
kota mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang dalam hal ini
diindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh
sistem ekonomi kota tersebut. Semakin besar produksi berarti ada
peningkatan permintaan yang meningkat. Sedangkan perkembangan
kota mengacu pada kualitas, yaitu proses menuju suatu keadaan yang
bersifat pematangan. Indikasi ini dapat dilihat pada struktur kegiatan
perekonomian dari primer kesekunder atau tersier. Secara umum kota
akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui keterlibatan
4
5
C. Komunitas Perkotaan
Perkotaan merupakan kumpulan pemukiman, kawasan industri,
saranan dan prasarana pendidikan atau kesehatan serta tempat-
tempat hiburan seperti mal, kebun binatang,dan sebagainya.
Perkotaan merupakan tempat berkumpulnya penduduk dari asal
ataupun kepribadian yang berbeda-beda, maka tentunya mereka juga
memiliki minat dan hobi berbeda.
Landry (2008) mengemukakan bahwa membangun kesadaran
akan kebutuhan untuk berjejaring dan berkolaborasi jauh lebih sulit
bagi pelaku yang heterogen dengan masingmasing budaya organisasi
dan rencana yang dimilikinya. (Freska Fitriyana, 2012)
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa
organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan
dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di
dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
7
E. Gated Community
Sejak beberapa tahun terakhir jumlah perumahan berpola gated
community semakin berkembang. Bahkan, bisa dikatakan hampir
seluruh perumahan yang didirikan sekarang menggunakan konsep
“komunitas berpagar” tersebut. Pagar yang biasanya menjadi batas
kepemilikan lahan milik individual, kini justru menjadi pemisah lahan
tempat komunitas tertentu dengan lingkungan sekitarnya. Sejak tahun
1980, Fenomena ini sebenarnya sudah terjadi di Amerika Serikat.
Wacana yang dituliskan Gated Community Research Group (GCRG)
dari UII, Yogyakarta menuliskan jutaan keluarga telah tinggal pada
komunitas ini di Amerika Serikat. Dan kini (IMCO) mungkin saja jutaan
warga Indonesia juga telah menjadi komunitas yang hidup dalam
pagar tersebut, khususnya masyarakat di perkotaan.
Gated community digunakan sebagai respon terhadap kondisi
sosial lingkungan sekitar yang dirasa kurang kondusif terhadap
komunitas tertentu. Isu keamanan menjadi alasan dari penggunaan
pagar mengelilingi sebuah perumahan. Akibat dari hal tersebut
perumahan tidak dapat dipenetrasi oleh orang-orang yang tidak
berkepentingan, jika sudah begitu perumahan yang permeable didalam
sebuah struktur kota tinggallah harapan. Sistem satu pintu dengan
penjagaan ketat menjadi satu-satunya akses masuk bagi penghuni dan
pengunjung perumahan. Pada satu kesempatan ekskursi perumahan
di Tangerang, salah seorang pengembang mengatakan “Tidak ada
yang mampu menjamin tidak akan terjadi riot lagi di Jakarta”. Maka
10
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Fokus Penelitian
Suatu penelitian perlu adanya pembatasan masalah yang
diangkat. Selain itu, perlu juga menyatakan secara khusus batas-
batas masalah agar penelitian lebih terarah dan dapat memperoleh
gambaran yang jelas kapan penelitian tersebut dianggap telah selesai.
Menurut Moleong (2005:97) fokus penelitian dimaksudkan untuk
membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna untuk
memilih data yang relevan dan data yang tidak relevan. Hal yang
harus diperhatikan dalam penelitian kualitatif adalah masalah dan
fokus penelitian, karena fokus penelitian memberikan batasan dalam
studi dan batasan dalam pengumpulan data sehingga dengan batasan
15
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam hal ini merupakan tempat dimana peneliti
melakukan penelitian. Lokasi dalam Penelitian ini adalah Kantor
Pemerintahan Provinsi Bengkulu, DPRD Provinsi Bengkulu, Bappeda
Provinsi Bengkulu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesungguhnya gated community memang tak terpisahkan dari
perkotaan. Ia merupakan bagian dari kota dan kemunculannya juga tak
lepas sebagai dampak dari perkembangan kota itu sendiri. Di lain
pihak gated community juga tak bisa dilepaskan dari kehidupan
manusia karena keberadaannya merupakan pengaruh dari pergeseran
gaya hidup manusia yang semakin hari semakin berkembang.
Kehidupan manusia di jaman sekarang selalu dipenuhi oleh kesibukan
& aktivitas, hingga akibatnya gaya hidup yang dijalani adalah gaya
hidup individualis. Oleh karena itulah, tepat jika dikatakan bahwa
fenomena gated community di perkotaan memang tak terelakkan. Kini
hampir semua kota di dunia memiliki gated community dengan
karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Di Indonesia
sendiri, gated community yang ada menunjukkan karakteristik yang
berbeda dari gated community pada umumnya. Walaupun “membatasi
diri” dengan dinding dan pagar di sekelilingnya, Gated community di
Indonesia masih mengijinkan orang luar (non-penghuni) untuk masuk
dan menikmati sebagian fasilitas yang ada. Kondisi yang seperti ini tak
lain disebabkan oleh adanya peraturan ‘Pembangunan Perumahan
oleh Pengembang’ yang mengatur agar sebagian lahan yang dibangun
tersebut menyerahkan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdapat
didalamnya, ke pemerintah daerah setempat agar dapat dipergunakan
oleh publik. Peraturan inilah yang menyebabkan pola-pola perumahan
yang ada di Indonesia umumnya berbentuk cluster-cluster yang
terkumpul dalam satu kompleks. Ditambah dengan fasilitas serta jalan
utama yang juga masih dapat dimanfaatkan oleh umum.
Ditinjau dari faktor penyebabnya, gated community di Indonesia
dilatarbelakangi oleh faktor yang berbeda pula. Yang menjadi faktor di
21
22
B. Saran
Pola desain perumahan Gated Community ideal yang penulis
ungkapkan di atas hanyalah sebagai sebuah acuan untuk penelitian
yang lebih mendalam mengenai hal itu lagi selanjutnya. Tentunya
terdapat keterbatasan bagi Penulis saat ini untuk dapat
mengungkapkan pola desain perumahan seperti apa yang ideal bagi
gated community. Karena penulisan yang dilakukan saat ini hanyalah
bertujuan untuk mengungkap tumbuh kembangnya fenomena gated
community di perkotaan. Tentunya hal ini menjadi penting mengingat
tipikal perumahan seperti gated community, kini sedang tumbuh
dengan pesat. Oleh karena itu Penulis berharap jika suatu saat nanti
akan dilakukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam
tentang desain gated community. Karena hal tersebut pastinya akan
berguna sebagai bahan pengkajian bagi pihak yang mendalaminya.
24
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Gallion, B.Arthur & Eisner Simon, 1985. “Pengantar sejarah perencanaan
perkotaan”, Intermedia, Bandung,
JURNAL :
Derajad S. Widhyharto, Komunitas Berpagar: Antara Inovasi Sosial dan
Ketegangan Sosial, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 13,
Nomor 2, November 2009
ARTIKEL :
https://apakatajapra.wordpress.com/2008/06/21/gated-community/
http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/11/definisi-dan-konsep-
perkembangan-kota.html
http://teknikkomunikasi.wixsite.com/lima/info
MEDIA ONLINE :
http://properti.kompas.com/read/2016/12/31/190000621/indonesia.darurat.
penataan.ruang.
http://industri.bisnis.com/read/20170921/45/691801/kementerian-pupr-
kemas-panduan-pembangunan-perkotaan-lewat-buku-populer
https://www.kompasiana.com/muhammadrezkihr/komunitas-berpagar-
ancaman-bagi-aglomerasi-perkotaan-
yogyakarta_54f71937a33311cc2c8b4788
25
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul Pengaruh Gated Community di Perkotaan Dalam Pembangunan
Kota Bengkulu tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu dengan tugas yang kami sajikan berdasarkan pengamatan yang telah
kami lakukan. Karya Tulis Ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa. Saya sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan Karya Tulis Ilmiah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Bengkulu, Januari
2018
Penyusun,
i
26
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
D. Ruang Lingkup Penulisan ........................................................ 2
E. Metode Penulisan .................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................... 4
A. Definisi Kota ............................................................................. 4
B. Perkembangan Kota ................................................................ 4
C. Komunitas Perkotaan ............................................................... 6
D. Perumahan dan Permukiman ................................................... 7
E. Gated Community .................................................................... 8
F. Isu-isu Gated Communities ...................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 14
A. Tipe dan Pendekatan Penelitian .............................................. 14
B. Fokus Penelitian ....................................................................... 14
C. Lokasi Penelitian ...................................................................... 15
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 15
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 17
F. Teknik Analisa Data ................................................................. 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 18
BAB V PENUTUP ............................................................................... 24
A. Kesimpulan .............................................................................. 24
B. Saran........................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA
ii
27
Disusun Oleh :
Riswanty Dora J.R
13060030
Dosen Pembimbing:
Dr. YANMESLI, M.Pd