digunakan untuk memahami bagaimana kota berkembang dan bagaimana kota dapat
direncanakan dan dibangun secara efektif. Paradigma ini melibatkan berbagai disiplin ilmu,
seperti geografi, arsitektur, perencanaan, ekonomi, dan sosiologi. Beberapa teori yang terkait
dengan paradigma pembangunan kota adalah:
1. Teori Modernisasi
Teori modernisasi mengemukakan bahwa pembangunan kota dapat dicapai melalui
pengembangan ekonomi dan teknologi. Konsep ini berasal dari era pasca Perang Dunia II
dan menyatakan bahwa pembangunan kota harus melibatkan industrialisasi, modernisasi,
dan kemajuan teknologi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Teori Ketergantungan
Teori ketergantungan menyatakan bahwa pembangunan kota harus dilihat dalam
konteks hubungan internasional yang lebih besar, terutama hubungan antara negara-negara
maju dan berkembang. Teori ini mengemukakan bahwa negara-negara berkembang
bergantung pada negara-negara maju dan harus memecahkan masalah struktural dan
sistemik untuk memajukan pembangunan kota.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Endogen
Teori pertumbuhan ekonomi endogen mengemukakan bahwa pembangunan kota dapat
dicapai dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan mengembangkan sektor-sektor
ekonomi yang unik bagi kota tersebut. Konsep ini menekankan pentingnya inovasi dan
pengembangan sektor-sektor ekonomi lokal yang mampu memberikan lapangan pekerjaan
dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
4. Teori Partisipatif
Teori partisipatif menyatakan bahwa pembangunan kota harus melibatkan partisipasi
aktif masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Konsep ini
menekankan pentingnya inklusi sosial dan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan kota.
1
perkotaan yang terletak di sekitar pusat kota, sementara outer city merujuk pada wilayah
perkotaan yang terletak di luar pusat kota. Kajian teori mengenai inner city-outer city
meliputi sejumlah teori dan perspektif yang berbeda, termasuk di antaranya teori
perkembangan kota, teori stratifikasi sosial, teori ekonomi perkotaan, dan teori politik
perkotaan.
Inner city adalah wilayah perkotaan yang berada di pusat kota atau dekat dengan pusat
kota yang biasanya ditandai dengan kondisi sosial dan ekonomi yang rendah, kepadatan
penduduk yang tinggi, dan lingkungan fisik yang kurang sehat. Wilayah ini sering kali
dianggap sebagai kawasan kumuh dan terabaikan oleh pemerintah atau masyarakat
sekitarnya.
Beberapa konsep penting yang terkait dengan inner city antara lain gentrifikasi,
segregasi, dan marginalisasi sosial. Gentrfikasi adalah proses di mana wilayah yang
sebelumnya dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah dikembangkan menjadi daerah
yang lebih bermartabat secara ekonomi dan sosial. Segregasi mengacu pada pembagian
wilayah perkotaan berdasarkan ras atau kelas sosial, sementara marginalisasi sosial adalah
ketidakmampuan individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Outer city adalah wilayah di pinggiran kota atau di luar kota yang terletak di sekitar pusat
kota. Wilayah ini biasanya memiliki kondisi sosial dan ekonomi yang lebih baik daripada
inner city, dan lebih jarang dihuni oleh penduduk berpenghasilan rendah. Outer city
umumnya ditandai dengan perumahan yang lebih baru dan lebih modern, pusat
perbelanjaan yang besar, dan wilayah industri yang berkembang.
Beberapa konsep penting yang terkait dengan outer city antara lain suburbanisasi, urban
sprawl, dan perubahan pola mobilitas. Suburbanisasi adalah proses di mana masyarakat
bermigrasi dari pusat kota ke pinggiran kota atau luar kota, sedangkan urban sprawl
mengacu pada pertumbuhan kota yang tidak terkontrol ke wilayah yang lebih luas.
Perubahan pola mobilitas mengacu pada pergeseran dari transportasi publik ke transportasi
pribadi, yang seringkali berdampak pada kemacetan lalu lintas dan polusi udara.
2
pengembangan kota.
3
Beberapa konsep utama dari UOP adalah partisipasi masyarakat, tata ruang yang ramah
lingkungan, pengembangan ekonomi lokal, dan integrasi kearifan lokal dan budaya dalam
pengembangan kota. UOP memandang kota sebagai sistem yang kompleks dan menyatakan
bahwa pengembangan kota harus memperhatikan keseluruhan sistem kota.
4
3. Aksesibilitas yang Menyulitkan: Wilayah peri urban seringkali sulit diakses karena
kondisi jalan dan transportasi yang belum teratur. Hal ini dapat menghambat
mobilitas penduduk dan perkembangan ekonomi di wilayah tersebut.
4. Masalah Lingkungan: Perkembangan fisik dan sosial yang terjadi di wilayah peri
urban seringkali mengakibatkan masalah lingkungan yang serius, seperti kerusakan
lingkungan, penurunan kualitas air dan udara, serta banjir.
5
pembangunan perkotaan diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan
fokus pada pembangunan infrastruktur dan industri.
6
7