https://www.google.com/search?q=urban+ecology&tbm=isch&ved=2ahUKEwj
n59vG-ML5AhVti9gFHaZ0AvwQ2-
Kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan
yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dengan coraknya yang materialistis
dengan wilayah belakangnya (Bintarto, 1977)
Kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya
yang semakin rapat dan wilayah terbangun terutama permukiman yang cenderung semakin luas, serta
semakin lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial dan ekonomi kota (Branch, 1995).
Kota adalah suatu permukiman yang bangunan rumahnya rapat, dan penduduknya bernafkah bukan
pertanian. Suatu hal yang khas bagi suatu kota adalah bahwa kota itu umumnya mandiri atau serba
lengkap (self contained), yang berarti penduduk kota bukan hanya bertempat tinggal saja di dalam kota itu,
tetapi bekerja mencari nafkah dan berekreasi pun dilakukan di dalam kota itu. Kota menyediakan segala
fasilitas bagi kehidupan baik sosial maupun ekonomi (Dickinson dalam Jayadinata, 1999).
Kota menurut perspektif sosial (Ferdinand Tönnies, 1887)
- Hubungan antar masyarakat kota bersifat gesellschaft/society/patembayan
- Hubungan antar masyarakat desa bersifat gemeinschaft/community/paguyuban
Ruang Kota menurut persepktif Antropologi Sosial (Hall dalam Suparlan, 2004)
- Fixed feature fungsinya jelas untuk 1 kegunaan
- Semi fixed feature fungsinya lebih dari 1 kegunaan
- Informal batas-batasnya tidak dapat dilihat
Kota Menurut perspektif Ekonomi (Max Weber, 1966)
- Market Place
- Market Settlements
National Urban Development Strategy (NUDS)
Menurutnya, pengertian kota adalah satu wilayah yang menjadi pusat pelayanan kegiatan
berbagai produksi, distribusi dan juga jasa-jasa sehingga mampu mendukung pertumbuhan
ekonomi di berbagai wilayah.
Bhudy Tjahjati Soegijoko
Kota adalah suatu wilayah yang menjadi pusat pelanan jasa, produksi, dan menjadi gerbang
transportasi bagi setiap kawasan permukiman di sekitarnya.
Ditjen Cipta Karya
Kota adalah permukiman yang memiliki jumlah masyarakat yang relatif besar dengan luas
areal terbatas, sehingga kota bersifat nonagraris.
Ir. Sutami
Kota adalah suatu daerah yang memiliki koleksi, distribusi, dan produksi (koldip), di berbagai
wilayah yang ada di sekitarnya
Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
(PP No. 21/2021)
Kota Dibentuk oleh ; 1) elemen fisik dan 2) elemen non fisik. Elemen fisik
tersebut merupakan elemen dasar pembentuk kota.
• Doxiadis : elemen kota terdiri dari ; nature, antropos, society, shells, network
• Kevin Lynch : elemen kota terdiri dari ; path, edge, district, node and
landmark
• Patrick Geddes : elemen kota terdiri dari; place, work, and folk
• Hamid Shirvani : elemen kota terdiri dari : land use, the age and condition of
buildings, traffic and parking, open spaces/green open spaces (GOS),
pedestrian ways, support for activities, signage preservation,
• Kussudiarso Hadinoto : elemen kota ; wisma, karya, marga, suka,
penyempurna
(Hidayat, 2019)
3. Perkembangan dan Pertumbuhan Kota (1)
(Lewis Mumford)
1. Tahap Eopolis : Perkembangan desa yang teratur menuju arah kehidupan kota.
2. Tahap Polis : Perkembangan kota yang sebagian penduduknya masih berorientasi pada sektor
agraris.
3. Tahap Metropolis : Perkembangan kota yang telah mengarah pada kegiatan industri.
4. Tahap Megapolis : Wilayah perkotaan yang terdiri atas gabungan beberapa kota metropolis.
5. Tahap Tyranopolis : Perkembangan kota yang ditandai dengan kekacauan, kemacetan lalu
lintas, dan tingkat kriminalitas tinggi.
6 Tahap Nekropolis : Suatu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya dan menjadi kota mati.
https://docplayer.info/68284524-Geografi-sesi-desa-kota-2-a-pengertian-kota-a-peraturan-menteri-dalam-negeri-ri-no-4-tahun-b-r-bintarto-b.html
Perkembangan dan Pertumbuhan Kota (2)
(Bintarto)
1. Perkembangan Horizontal
Cara perkembangan ini mengarah ke luar. Artinya daerah bertambah, sedangkan ketinggian
dan kuantitas lahan yang terbangun tetap. Perkembangan dengan cara ini ini terjadi di pinggir
kota, karena harga lahan masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke kota
2. Perkembangan Vertikal
Cara perkembangan ini mengarah ke atas. Artinya, daerah pembangunan dan kuantitas lahan
yang terbangun tetap, sedangkan ketinggian bangunan bertambah. Perkembangan dengan
cara ini sering terjadi di pusat kota dan di pusat-pusat perdagangan yang memiliki nilai
ekonomi. Hal itu dikarenakan harga lahan di daerah tersebut mahal
3. Perkembangan Interstisital
Cara perkembangan ini ke dalam. Artinya, daerah dan ketinggian bangunan rata-rata tetap
sama, sedangkan kuantitas lahan yang terbangun bertambah. Perkembangan dengan cara ini
sering terjadi di pusat kota serta antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah
dibatasi dan hanya dapat dipadatkan
https://docplayer.info/68284524-Geografi-sesi-desa-kota-2-a-pengertian-kota-a-peraturan-menteri-dalam-negeri-ri-no-4-tahun-b-r-bintarto-b.html
Perkembangan Kota Jakarta
https://www.researchgate.net/figure/Expansion-of-built-up-areas-in-Jakarta-and-its-
surrounding-areas-Djakapermana-2008_fig2_237757739
http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.387636&lon=106.925812&z=9&m=o
Fase Perkembangan Kota Depok
1695 Cornelis Chastelein membeli tanah di depok seluas 1.224 hektar untuk kegiatan
pertanian/perkebunan Depok Lama
1871 Pembentukan Pemerintahan Kota (Gemeente) Depok
1873 Pembangunan Jalur KA Jakarta-Bogor oleh Nederlansch Indisch Spoorweg
Maatschappij (NISM) Stasiun Depok
1930 Peresmian Elektrifikasi jalur KA Jakarta-Bogor
1953 Penyerahan Tanah Partikelir Depok ke Pemerintah Indonesia (Kawedanan Depok)
1976 Pemerintah (melalui Perum Perumanas) membangun Depok sebagai Dormitory Town
1982 Pembentukan Kota Administratif Depok di bawah Kabupaten Bogor
1987 Peresmian kampus baru UI
1992 Pelebaran Jalan Margonda sebagai akses utama
1999 Pembentukan Pemerintah Kota Depok
2003 Peresmian Jalan Juanda oleh Menteri Kimpraswil
2019 Peresmian jalan Tol Cijago Seksi II (Cisalak-Margonda) oleh Presiden
2019 Peresmian Jalan Tol Desari Seksi I
2. Teori Sektor (Homer Hoyt, 1939) 4. Teori Konsektoral (Tipe Eropa) (Peter Mann, 1965)
5. Teori Poros (Babcok ,1932) 7. Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955)
(Sitorus, 2019)
5. Citra, Identitas dan Morfologi Kota
A. Citra Kota
Citra dan identitas kawasan seakan telah menjadi tolak ukur bagi kualitas suatu lingkungan khususnya menyangkut
cara pandang orang terhadap nilai lingkungan tersebut (Lynch dalam Suryani).
1. Path (jalur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang
biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan
2. Edge (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai Path. Edge berada pada batas antara
dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan
kereta api, sungai, dan topografi.
3. Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling
bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas yang lain, misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan
terbang, pasar, taman, Square dan sebagainya.
4.District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah kawasan / District
memiliki ciri khas yang mirip (baik dalam hal bentuk, pola, dan wujudnya), dan khas pula dalam batasnya
5.Landmark (tetenger) merupakan lambang dan simbol untuk menunjukkan suatu bagian kota, biasanya
dapat berupa bangunan gapura batas kota (yang menunjukkan letak batas bagian kota), atau tugu kota.
http://eprints.itenas.ac.id/1425/5/05%20Bab%202%20242016063.pdf
Contoh foto Ilustrasi Citra Kota
Path : seluruh jalur transportasi Edge : jalan sebagai pembatas 2 district yang berbeda
Zona Perumahan
Node : Simpul transportasi (Stasiun Gambir) District : kawasan dengan fungsi yang sama
https://kabar24.bisnis.com/read/20180614/15/806510/
https://investor.id/national/144213/jembatan-ampera-dan-musi-jadi-agenda-utama berita-foto-menikmati-kemegahan-masjid-raya-baiturrahman
C. Morfologi Kota
Morfologi kota/perkotaan adalah 'studi bentuk perkotaan' dan memiliki kehadiran abadi
dalam geografi manusia, serta disiplin serumpun lainnya (https://www.sciencedirect.com/topics/earth-
and-planetary-sciences/urban-morphology)
morfologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana setiap elemen satuan membangun sebuah
kota, bagaimana sebuah individual project berkontribusi pada collective project (Loeckx dan
Vermeulen dalam Syafi’I, 2020)
https://www.researchgate.net/figure/A-few-examples-of-common-patterns-of-urban-form-t
hat-have-been-identified-and-documented_fig2_330191703 http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.383211&lon=106.812236&z=17&m=o
6. Permasalahan di Kota & Kawasan Perkotaan
1. Kemiskinan 3. Perkembangan tidak terkendali 5. Urbanisasi
1. Redevelopment adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dahulu melakukan
pembongkaran sarana dan prasarana pada sebagian atau seluruh kawasan tersebut yang telah dinyatakan tidak
dapat dipertahankan lagi kehadirannya
2. Gentrifikasi merupakan upaya peningkatan vitalitas suatu kawasan kota melalui upaya peningkatan kualitas
bangunan atau lingkungannya tanpa menimbulkan perubahan berarti terhadap struktur fisik kawasan tersebut.
3. Rehabilitasi merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi suatu bangunan atau unsure-unsur kawasan
kota yang telah mengalami kerusakan, kemunduran atau degradasi, sehingga dapat berfungsi kembali
sebagaimana mestinya.
4. Preservasi merupakan upaya untuk memelihara dan melestarikan lingkungan pada kondisinya yang ada dan
mencegah terjadinya proses kerusakannya.
5. Konservasi merupakan upaya untuk melestarikan, melindungi serta memanfaatkan sumber daya suatu
tempat, seperti kawasan dengan kehidupan budaya dan tradisi yang mempunyai arti, kawasan dengan
kepadatan penduduk yang ideal, cagar budaya, hutan lindung dan sebagainya.
6. Resettlement adalah proses pemindahan penduduk dari lokasi pemukiman yang sudah tidak sesuai
dengan peruntukannya ke lokasi baru yang sudah disiapkan sesuai dengan rencana permukiman kota.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00737-AR%20Bab2001.pdf
8. Tantangan Kota Masa Depan
(SDGs)