GEOGRAFI
“DESA, KOTA DAN URBANISASI”
DISUSUN OLEH:
FARSYA KHAIRANI ZULFA/B (21110119130042)
YONATHAN BUSISA/B (21110119130070)
HAIDAR ULIN NAJA/B (21110119130107)
DOSEN PENGAMPU:
NURHADI BASHIT S.T., M. Eng.
E-mail: geodesi@undip.ac.id
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan kedepannya menjadi
lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam masyarakat yang modern seperti sekarang ini, yang ditandai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang kehidupan, sering kita bedakan ruang tempat
tinggal manusia itu menjadi wilayah perkotaan dan pedesaan. Sedangkan wilayah perkotaan
merupakan wilayah pusat-pusat dari kegiatan manusia di luar sektor pertanian, seperti pusat
industri, perdagangan, sektor jasa, dan pelayanan masyarakat, pendidikan, pemerintahan, dan
sebagainya sehingga dalam kehidupan sehari-harinya, kota terlihat sangat sibuk. Tingkat
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan masyarakat kota umumnya
lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah pedesaan. Pada hakekatnya kota itu lahir dan
berkembang dari suatu wilayah pedesaan yang sebelumnya merupakan panorama alamiah
berupa sawahan, kebun atau daerah perbukitan dengan kesejukan udara dan keindahan
alamnya telah diubah oleh manusia menjadi bangunan-bangunan perkantoran, perumahan,
pasar, pusat-pusat pertokoan dan tempat-tempat fasilitas lainnya. Namun, desa adalah desa
sebelum dijamah menjadi kota. Tiap desa tentu memiliki potensi nya sendiri-sendiri yang
dapat dikembangkan sehingga menjadi daya tarik atau bahkan sumber ekonomi dari desa
tersebut.
Pada masa saat ini, kebanyakan kota-kota yang ada memilki fungsi yang banyak
(multi function city). Hal ini terjadi karena manusia memiliki kegiatan yang beragam
misalnya kegiatan politik, kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, yang
umumnya berpusat pada kota-kota tersebut. Masing-masing kota memiliki potensi dan
penonjolan fungsi-fungsi yang berbeda. Hal ini tekait dengan latar belakang historikal,
kultural, fisikal, kemasyarakatan, ekonomi, dan lain-lain yang saling berkaitan yang secara
bersamaan memberikan corak yang khas terhadap masing-masing kota. Selain memiliki
potensi, tiap kota pasti juga memiliki permasalahan tersendiri seperti salah satunya
urbanisasi. Bertambah pesatnya jumlah manusia di dunia salah satunya Indonesia yang
merupakan negara berkembang dengan perekonomian yang belum cukup besar pastinya
menjadi salah satu bukti akan adanya urbanisasi dari desa ke kota. Sehingga, hal ini menjadi
tugas bagi pemerintah untuk mencari solusi penanggulangan urbanisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara-cara meningkatkan potensi desa pada suatu wilayah?
BAB 2 PEMBAHASAN
A. DESA
B. KOTA
IB. UNSUR & POTENSI PERKOTAAN
Unsur-unsur kota berarti segala sesuatu yang menyusun dan membentuk sebuah kota,
baik unsur yang bersifat alami maupun non alami ataupun yang bersifat sosial maupun
nonsosial (Danang Endarto,2009). Kota adalah wilayah di mana jumlah penduduk sangat
besar dari pada kepadatan penduduk suatu negara. Kota adalah pemukiman yang diatur
secara administrasi dalam perundang-undangan dan memiliki ciri-ciri perkotaan.
1. Unsur fisik kota, yaitu unsur yang pengaruhnya berasal dari lokasi dan tempat kota itu
berada. Unsur fisik kota diantaranya adalah iklim dan cuaca, kesuburan tahan,
bentang alam, dan lain-lain.
2. Unsur sosial, yaitu unsur yang terbentuk karena pengaruh hubungan antar penduduk
sehingga menciptakan keserasian dan ketenangan.
3. Unsur ekonomis, yaitu segala fasilitas yang membantu masyarakat kota untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Unsur ekonomis biasanya berupa pasar, gedung
pertokoan, konter-konter ponsel, gerai mobil mewah, dan lain-lain.
4. Unsur-unsur budaya, yaitu unsur yang mendorong manusia untuk lebih bergairah
menjalani kehidupan perkotaan karena lebih memberikan corak yang berbeda
dibandingkan daerah bukan kota. Unsur budaya seperti gaya hidup masyarakat
perkotaan.
Sedangkan unsur-unsur pembentuk lingkungan kota menurut Koes Hadinoto (1970) Secara
umum lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma
2. Karya
Unsur karya dalam suatu perkotaan dapat mencakup ruang atau bangunan dimana
bangunan tersebut memeiliki fungsi-fungsi sebagai lahan pekerjaan bagi masyarakat,
contohnya: Kantor pemerintahan, Kantor swasta, Kantor pelayanan, Perdagangan, dll.
3. Marga
4. Suka
Suka merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian. Unsur ini merupakan
aspek penting yang akan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat khususnya masyarakat
perkotaan seperti kualitas kesehatan dan psikologis. Unsur suka dalam perkotaan dapat
berupa alun alun, lapangan, taman bermain, ruang terbuka hijau, art center, dll.
5. Penyempurna
Unsur Penyempurna memiliki sifat menyempurnakan atau meningkatkan kualitas
hidup masyarakat perkotaan yang menjadi cakupannya. Unsur penyempurna pada perkotaan
merupakan suatu unsur yang memiliki peran sebagai sarana sarana pelengkap pada perkotaan
yang akan membuat kawasan tersebut memiliki kualitas lebih baik, secara umum unsur
penyempurna perkotaan dapat berupa fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,
perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota merupakan pusat berbagai pelayanan bagi masyarakat, maka dari itu berbagai
potensi yang dimiliki perlu diketahui. Potensi – potensi tersebut, sebagai berikut:
1. Potensi sosial, yakni fasilitas yang mampu menciptakan ketenangan hidup warga kota.
Sebagai contoh, rumah sakit, tempat ibadah, yayasan sosial maupun organisasi sosial.
2. Potensi budaya, yakni adanya sarana kesenian maupun pendidikan yang dapat memberi
gairah hidup bagi warga kota.
3. Potensi politik, yakni adanya aparatur kota yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam melayani masyarakat, lembaga politik maupun partai politik.
4. Potensi ekonomi, yakni adanya fasilitas yang mampu memenuhi kebutuhan hidup bagi warga
kota, contohnya pasar, pusat perbelanjaan, bank, kawasan industri maupun sarana
transportasi.
Kota adalah tempat permukiman penduduk dengan beraneka ragam aktivitas dan
kepentingannya serta latar belakang sosial budayanya. Kota memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Kota-kota yang memiliki beragam karakteristik tersebut dapat diklasifikasikan.
Klasifikasi yang dimaksud adalah usaha untuk menggolong-golongkan kota-kota tertentu atas
dasar karakteristiknya. Berikut adalah macam-macam klasifikasi kota
4. Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan fungsinya, kota diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kota pusat produksi adalah kota yang memiliki fungsi sebagai pusat produksi atau
pemasok. Baik yang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi.
Contoh: Surabaya, Gresik, dan Bontang.
2. Kota pusat hiburan adalah kota yang berfungsi sebagai pusat rekreasi yang di
dalamnya mengandung sesuatu yang menarik bagi orang luar untuk dituju sebagai
tempat untuk berekreasi. Contoh: Monte Carlo dan Honolulu.
3. Kota pusat perdagangan adalah kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
perdagangan, baik untuk domestik maupun internasional. Biasanya kota ini memiliki
pelabuhan yang besar atau infrastruktur transportasi darat penghubung kota yang baik.
Contoh: Hongkong, Jakarta, dan Singapura.
4. Kota pusat pemerintahan adalah kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
pemerintahan atau sebagai ibu kota negara. Contoh: Jakarta dan Putrajaya.
5. Kota pusat kebudayaan adalah kota yang memiliki fungsi sebagai pusat
kebudayaan ataupun pusat keagamaan. Contoh: Yogyakarta, Vatikan, Mekah, dan
Surakarta.
Los Angeles dengan jumlah penduduk sebanyak 3.792.621 jiwa sesuai Sensus Amerika
Serikat 2010, adalah kota terpadat di negara bagian California, dan kota terpadat
kedua di Amerika Serikat, setelah New York City. Luasnya mencapai 468,67 mil persegi
(1213,8 km2), dan terletak di California Selatan. Terkenal dengan inisial L.A.-nya, kota ini
merupakan titik utama wilayah statistik metropolitan Los Angeles-Long Beach-Santa
Ana dan region Wilayah Los Angeles Raya, yang dihuni 12.828.837 dan hampir 18 juta jiwa
pada tahun 2010, menjadikannya salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia dan yang
terbesar kedua di Amerika Serikat. Los Angeles juga merupakan ibu kota County Los
Angeles, salah satu county terpadat dan paling beragam etnisnya di Amerika Serikat,
sementara seluruh wilayah Los Angeles sendiri diakui sebagai kota besar yang paling
beragam di negara ini. Penduduk kota Los Angeles disebut "Angelenos".
Dijuluki City of Angels, Los Angeles adalah pusat dunia bisnis, perdagangan
internasional, hiburan, budaya, media, mode, ilmu pengetahuan, olahraga, teknologi, dan
pendidikan terdepan, serta merupakan kota terkaya ketiga di dunia dan kota paling kuat dan
berpengaruh kelima di dunia. Kota ini adalah tempat berdirinya berbagai institusi yang
mencakup berbagai bidang profesional dan budaya dan merupakan salah satu mesin ekonomi
terpenting di Amerika Serikat. Wilayah statistik gabungan (CSA) Los Angeles
memiliki produk metropolitan bruto (PMB) senilai $831 miliar (tahun 2008),
menjadikannya pusat ekonomi terbesar ketiga di dunia, setelah wilayah metropolitan Tokyo
Raya dan New York. Sebagai basis Hollywood, kota ini dijuluki "Ibu Kota Hiburan Dunia",
yang memimpin pembuatan produksi televisi, permainan video, dan musik rekaman kelas
dunia. Bisnis hiburan di kota ini mendorong banyak selebriti menetap di Los Angeles dan
pinggiran kotanya. Selain itu, Los Angeles pernah menyelenggarakan Olimpiade Musim
Panas tahun 1932 dan 1984.
Los Angeles merupakan kota yang berbentuk Spreedsheet/Grid. Bentuk grid ini
mempunyai hirarki, dan bergantung satu sama lain. dan setiap grid dihubungkan dengan
jalan. Merupakan penyebaran dari pertumbuhan yang sama secara umum tanpa adanya
perbedaan yang berarti dan mempunyai pusat lokal utama. Bentuk ini biasanya digunakan
untuk kota yang daerahnya datar. Bentuk kota seperti ini sangat menguntungkan, karena
dapat membuat perkembangan pada kota tersebut berjalan dengan cepat tanpa ada banyak
gangguan. Bentuk kota seperti ini juga mengakibatkan adanya rute jalan yang tidak
membingungkan bagi masyarakat dan juga dapat memperlancar transportasi menjadi efektif
dan efisien.
Pembagian lahan dan pembangunan kota juga akan menjadi teratur sehingga pemerataan
fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dapat berjalan. Hal ini pun membuat banyak pekerjaan
menjadi lebih efektif dan efeisien. Di samping itu, hal ini menjadi penunjang dalam
menciptakan kota yang tidak stres bagi masyarakat di dalamnya. Kemudahan-kemudahan itu
secara tidak langsung akan membuat masyarakat di dalamnya tidak stres dan mampu
mencapai titik optimal ketika bekerja. Los Angeles memiliki lembaga pengembangan kota
yang disebut “The City Planning” yang memiliki beberapa sub-tujuan:
2 Agustus 1769 : Los Angeles ditemukan oleh Fransiskan Juan Crespi yg merupakan
misionaris kekaisaran Spanyol
Tahun 1771: Fransiskan memimpin pembangunan di Los Angeles
Tahun 1820 : populasi di Los Angeles bertambah menjadi 650 jiwa
Tahun 1900 : populasi di Los Angeles menjadi 102.000 jiwa
Tahun 1910 : adanya Hollywood dan 10 perusahaan film lainnya
Tahun 1913 : Willian Mullholand memimpin dan menjamin pertumbuhan kota secara
terus menerus
Tahun 1921 : lebih dari 80% industri film dunia terkonsentrasi di LA. Uang dari
industri ini berhasil mengamankan kota dari guncangan ekonomi di seluruh Amerika
Serikat selama Depresi Besar.
Tahun 1930 : populasinya melebihi 1 juta penduduk
Tahun 1969 : Los Angeles menjadi salah satu tempat lahirnya Internet
Tahun 1970-1980 an : Pemerintah membentuk lembaga “The City Planning
Department” guna membentuk dan membuat perencanaan serta tata kota Los Angeles.
"The City Planning Department" sekarang ini telah memperbaharui rencana umum
perkotaan sesuai dengan refleksi kota Los Angeles 20 tahun mendatang dan juga
untuk mempersiapkan kota abad-21. Dibentuknya “The City Planning Department”
tersebut untuk menanggulangi masalah macet, mencegah banjir, dan mengatasi
kepadatan penduduk. Lembaga pemerintahan tersebut menggunakan sistem
Zoning/Pengelompokan yang ternyata berhasil dan berpengaruh. Karena
sebelumnya, Los Angeles adalah kota yang tidak di desain sama sekali. Sampai saat
ini, Los Angeles sudah memikirkan dan mempersiapkan kebutuhan mendatang yang
dibutuhkan oleh masyarakatnya. Konsep lingkungan perkotaan juga digerakkan untuk
menciptakan lingkungan tempat tinggal yang aman dan nyaman.
C. URBANISASI
DAFTAR PUSTAKA