Disusun oleh :
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota merupakan kawasan permukiman dengan jumlah dan kepadatan
penduduk yang relatif tinggi, memiliki luas areal terbatas, pada umumnya
bersifat non agraris, tempat sekelompok orang-orang dalam jumlah tertentu dan
bertempat tinggal bersama dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung
berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualis. Perkembangan suatu
perkotaan biasanya diawali dari pertumbuhan pusat kota. Pusat kota merupakan
pusat aktitivitas yang terjadi pada kota tersebut. Pusat kota ini ditandai dengan
adanya pusat perekonomian, pusat pemerintahan, maupun pusat aktivitas
campuran yang membentuk CBD (central bussins district). Keterpusatan
perkotaan menyebabkan perubahan fungsi dari yang semula merupakan pusat
kegiatan pemerintahan atau jasa dan pelayanan umum lainnya menjadi
kegiatan lain, misalnya perdagangan. Adanya kemungkinan perkembangan
yang cukup besar dari masing-masing kegiatan tanpa diikuti oleh kesempatan
perkembangan yang cukup karena ruang atau wilayah yang terbatas, hal ini
dapat menyebabkan terjadinya penyebaran kegiatan tersebut ke wilayah luar
atau perdesaan. Perdesaan merupakan daerah yang letakya berbatasan dengan
daerah lain, baik itu daerah perkotaan maupun daerah lainnya. Perkembangan
kota serta pembagian klasifikasinya sangat berpengaruh terhadap kepadatan
kota tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
bagaimana perkembangan dan klasifikasi dari daerah perkotaan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu
bagaimana perkembangan dan klasifikasi dari daerah perkotaan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk dapat mengetahui
bagaimana perkembangan dan klasifikasi daerah perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Daerah Perkotaan
Menurut sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia tidak sama,
ada yang berasal dari pusat perdagangan, pusat perkebunan, pusat
pertambangan, dan pusat administrasi pemerintahan.
1. Perkembangan kota dari pusat perdagangan
Hampir seluruh kota yang didirikan sebelum zaman industri dan mesin,
terletak di pinggir sungai atau pinggir pantai. Tujuan utamanya adalah untuk
mempermudah pemasaran dan tukar-menukar barang dagangan. Kota-kota
tersebut antara lain Jakarta, Palembang, Jambi, Bagansiapiapi, Pontianak,
Banjarmasin, Samarinda, dan sebagainya.Semakin maju dan terbukanya
perdagangan dengan daerah-daerah lain, kota-kota di tepi pantai dan di pinggir
sungai tersebut semakin berkembang pesat.
2. Perkembangan kota dari pusat perkebunan
Usaha perkebunan sering disebut pertanian besar, sebab tanamannya
diselenggarakan secara besar-besaran. Jenis tanaman yang ditanam adalah jenis
tanaman musiman, seperti tembakau, tebu, dan tanaman tahunan seperti karet,
kopi, teh, kina, dan kelapa sawit. Perkebunan bertujuan menghasilkan barang,
baik untuk dikonsumsi oleh rakyat maupun untuk diekspor. Usaha perkebunan
memerlukan tanah yang luas dan cukup subur dengan curah hujan dan iklim
yang sesuai dengan tanamannya. Di samping itu usaha perkebunan banyak
memerlukan tenaga kerja, oleh sebab itu daerah perkebunan selalu didatangi
tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar
perkebunan. Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya berkembang
menjadi desa dan bila perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota.
Kota-kota di Indonesia .yang berkembang dari per-luasan perkebunan,
antara lain Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang, dan
sebagainya.
3. Perkembangan kota dari pusat pertambangan
Usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja, oleh sebab
itu daerah pertambangan juga banyak didatangi tenaga kerja. Para pekerja
tersebut akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan.
Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan
akhirnya bila perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di
Indonesia yang berkembang dari perluasan per-tambangan .antara lain Plaju,
Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Bontang, Umbilin, Sawahlunto, Tanjung
Enim, Bukit Asam, Wonokromo, Cepu, dan sebagainya,
4. Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan
Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan, kemajuannya
banyak tergantung pada campur tangan para penguasa atau pemerin-tah,
misalnya kota Jakarta dan Yogyakarta. Perkembangan kota dari unsur
campuran Perkembangan kota dari unsur campuran, mak-sudnya
perkembangan kota tersebut bukan hanya satu aspek tetapi beberapa aspek
yang sama-sama mempengaruhi baik dari pemerintahan, perekonomian,
perdagangan, lokasi, dan sebagainya. Di Indonesia perkembangan kota dari
unsur campuran misalnya Jakarta, Surabaya, Ujungpandang, Semarang,
Medan, dan sebagainya.
3.2 Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari teknik
penyajian maupun teknik penjelasan. Diharapkan setelah membaca ini materi
yang didapatkan dapat dikembangkan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Penerbit Alumni ITB.
Maryani, E., & Waluya, B. (2008). Hand Out Geografi Desa Kota. Bandung:
Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.