Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HORMAT ORANG TUA

DI SUSUN OLEH : NOVA RAMADHANI


KELAS :XI IPA1
GURU PEMBIMBING:IBU NURHIDAYATI WAHYUNI S.Pd.i

SMA 2 TANAH PUTIH


TAHUN AJARAN
2022/2023

DAFTAR ISI
 
Halaman
judul..............................................................................................................       i
Kata
Pengantar......................................................................................................      ii   
        
Daftar isi.......................................................................................................      iii
BAB   I PENDAHULUAN .........................................................................      1
            A. Latar Belakang............................................................................       1
            B. Rumusan Masalah ......................................................................      1
BAB   II  PEMBAHASAN .........................................................................       1
A.   Pengertian Adab .........................................................................       1
B. Dalil Al Qur’an .............................................................................      2
C. kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang
anak kepada kedua ………………………………………………..     3
D. Hadist ............................................................................................      4
E. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat
    dan patuh kepada orang tua  ..........................................................     6
BAB   III   PENUTUP     
A. Kesimpulan....................................................................................      8
B. Saran...............................................................................................     8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................       9
 

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada kita agar taat dan berbakti kepada orang
tua, mengingat banyak dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua
terhadap anak, yaitu memelihara dan mendidik kita Sejak kecil tanpa
perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak mengharapkan balasan
sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan tetapi
orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak
memiliki macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan
kedua setelah Allah Swt, dan kita juga dilarang durhaka kepada orang tua.
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat
menghormati, saling menghargai satu sama lain, dalam keluarga sangatlah
penting di tanamkan abad dan tatakrama yang sopan terhadap kedua orang dan
santun apabila berbicara terhadap keduanya.
Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran
tentang adab atau prilaku sehingga menjurus kepada dekadensi moral, anak
dengan orang tua tiada jarak yang memisahkan seperti layaknya teman sebaya,
murid dengan guru sudah tidak bisa lagi dibedakan baik dalam perkataan,
perbuatan ataupun prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang seakan-akan tidak
mencerminkan prilaku seorang guru ataupun peserta didik. Dalam kehidupan
sehari-hari seringkali kita temukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kaidah
islamiyyah yang menjunjung tinggi rasa saling menghargai, menghormati.
Dalam berkehidupan saling berdampingan dalam satu kawasan ataupun daerah
individualisme lah yang sering dimunculkan di mana rasa gotong royong,
membantu satu sama lain sudah sangat sulit sekali kita temukan, terlebih di
kota-kota besar yang memang notabene memiliki beragam etnis, kebiasaan, dan
budaya yang berbeda beda.
           Dengan adanya makalah ini penyusun mencoba menjelaskan
tentang pandangan islam tentang adab/tatakrama/ prilaku yang seharusnya
dijunjung tinggi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
 
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas
A.   Pengertian Adab
B. Dalil Al Qur’an
C. kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua
D. Hadist
E. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada
orang tua 
 

 
BAB II
PEMBAHASAN
 
 
A.   Pengertian Adab
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan
budi pekerti, akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara
hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut
istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri
dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang,
mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang.
Maka

jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan
manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang baik.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia
mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak
merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di
dalam dirinya adalah pemberian dari Allah swt. Sifat-sifat tersebut telah
dimiliki Rasulullah saw. Secara utuh dan sempurna.
Menurut Imam al-Ghazali akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki
oleh para utusan Allah swt. yaitu para Nabi dan Rasul dan merupakan amal
para shadiqin. Akhlak yang baik itu merupakan sebagian dari agama dan hasil
dari sikap sungguh-sungguh dari latihan yang dilakukan oleh para ahli ibadah
dan para mutaqin.

 
B. Dalil Al Qur’an
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha
Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan
beriman kepada Allah, antara lain :
 
Artinya : “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang mulia.”(QS. Al Isra 23)
 
Artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.” (QS. al-Isra: 24)

Surat Al-Isra ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan


berkarakter. Definisi dari karakter adalah satu kesatuan yang membedakan satu
dengan yang lain atau dengan kata lain karakter adalah kekuatan moral yang
memiliki sinonim berupa moral, budipekerti, adab, sopan santun dan akhlak.
Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa Al-Qur’an dan Sunah.
Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat.
Kembali kepada pengertian dari Surah Al-Isra ayat 23 disebutkan bahwa yang
pertama Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menyembah Dia
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.yang kedua, kita harus berbakti kepada orang
tua. Lalu pada ayat 24 disebutkan bahwa anak hendaknya mendoakan kedua
orang tuanya. Ulama menegaskan bahwa doa kepada kedua orang tua yang
dianjurkan adalah bagi yang muslim, baik yang masih hidup atau telah
meninggal. Sedangkan bila ayah atau ibu yang tidak beragama islam telah
meninggal, maka terlarang bagi anak untuk mendoakannya. Dari penjelasan di
atas sangat jelas bahwa ketika kita menghargai dan menyayangi orang tua kita
dengan baik maka akan menumbuhkan akhlak serta moral yang baik pula bagi
anak sedangkan jikalau kita acuh maka akan timbuh akhlak dan moral yang
tidak baik. Dengan kata lain, hal ini sangat berpengaruh dalam pendidikan
karakter. Antara orangtua sebagai pendidik dan anak. Segala sesuatu yang
diajarkan dengan baik pada mulanya akan menanamkan karakter yang baik pula
pada anak. Untuk itu berbakti kepada orang tua merupakan suatu cara yang
harus dilakukan.
C. kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua
Ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada
kedua orang tuanya.
1.      Tidak ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau
tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi
memilih untuk tetap bersabar dan berharap pahala kepada Allah dengan hal
tersebut, sebagaimana dulu keduanya bersabar terhadap bau-bau yang tidak
enak yang muncul dari diri kita ketika kita masih kecil. Tidak ada rasa susah
dan jemu terhadap orang tua sedikit pun.
2.      Tidak menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
3.      Mengucapkan ucapan yang lemah lembut kepada keduanya diiringi
dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada
keduanya. Tidak memanggil keduanya langsung dengan namanya, tidak
bersuara keras di hadapan keduanya. Tidak menajamkan pandangan kepada
keduanya (melotot) akan tetapi hendaknya pandangan kita kepadanya adalah
pandangan penuh kelembutan dan ketawadhuan.
 
Urwah mengatakan jika kedua orang tuamu melakukan sesuatu yang
menimbulkan kemarahanmu, maka janganlah engkau menajamkan pandangan
kepada keduanya. Karena tanda pertama kemarahan seseorang adalah
pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia marahi.
4.      Berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai
balasan kasih sayang keduanya terhadap kita.
5.      Bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya, dengan
menaati keduanya selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah
serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh
keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.

Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum,
mencakup hal-hal yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai
oleh anak. Bahkan sampai-sampai al-Qur’an memberi wasiat kepada para anak
agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun mereka adalah orang-orang
yang kafir.
 
Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk  mempersekutukan  dengan 
Aku  sesuatu yang  tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di
dunia dengan  baik,  dan  ikutilah jalan   orang   yang  kembali 
kepada-Ku,  kemudian  hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
Lukman:15).
 
D. Hadist
Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
 
F‫ضى‬َ ‫ هللاُ فى ِر‬F‫ضى‬َ ‫ ِر‬:‫ هللا عنهما قال قال رسو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬F‫ع َْن َع ْب ُد هللا بن َع ْم ٍرو رضي‬
)‫الوالِ َد ْي ِن و َس َخطُ هللا فى َس َخطُ ال َوالِ َد ْي ِن ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم‬
َ
 
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah
bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua,
dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi.
Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Ridhonya Orang Tua adalah Ridho-Nya Allah, Murkanya Orang Tua adalah
Murka-Nya Allah.
          Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari
keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat
maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan
keinginan– keinginannya dari pada kepentingan dan keinginan pribadi .
Pernahkah anda membayangkan saat pulang kerumah mendapati orang tua kita
sudah terbaring kaku dibungkus dengan kain kafan. Perasaan menyesal terbesit
dalam hati karena sebagai anak belum cukup berbakti. Untuk itu tunaikanlah
kewajiban kita selagi kedua orang tua masih hidup. Berbuat baiklah pada kedua
orang tua.
        Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran,
bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan
bahwa berbakti kepada Kedua orang tua (Ibu – Bapak) adalah wajib. Anak
berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus ditunaikan
semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya dengan cara
membantah dan berkata kasar pada mereka. Termasuk durhaka kepada kedua
orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang baik
kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan. Kemudian bagaimanakah kita
sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.
Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka
kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya.
‫ ان هللا حرم عليكم عقوق االمهات ووأد البنات ومنع‬: ‫عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري‬
 
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah
bersabda: “ Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka
kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan
mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang
yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.
 
         Setelah orang muslim mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan
menunaikannya dengan sempurna karena mereka mentaati Allah Ta’ala dan
merealisir wasiat-Nya, maka juga menjaga etika-etika berikut ini terhadap
kedua orang tuanya :
1.    Taat kepada kedua orang tua dalam semua perintah dan larangan keduanya,
selama di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan kepada Allah, dan
pelanggaran terhadap syariat-Nya, karena manusia tidak berkewajibab taak
kepada manusia sesamanya dalam bermaksiat kepada Allah, berdasarkan
dalil-dalil berikut :
2.    Hormat dan menghargai kepada keduanya, merendahkan suara dan
memuliakan keduanya dengan perkataan dan perbuatan yang baik, tidak
menghardik dan tidak mengangkat suara di atas suara keduanya, tidak
berjalan di depan keduanya, tidak mendahulukan istri dan anak atas
keduanya, tidak memanggil keduanya dengan namanya namun memanggil
keduanya dengan panggilan, “Ayah, ibu,” dan tidak berpergian kecuali
dengan izin dan kerelaan keduanya.
3.    Berbakti kepada keduanya dengan apa saja yang mampu ia kerjakan, dan
sesuai dengan kemampuannya, seperti memberi makan-pakaian keduanya,
mengobati penyakit keduanya, menghilangkan madzarat dari keduanya, dan
mengalahkan untuk kebaikan keduanya.
4.    Menyambung hubungan kekerabatan dimana ia tidak mempunya hubungan
kecuali dari jalur kedua orang tuanya mendoakan dan memintakan ampunan
untuk keduanya, melaksanakan janji (wasiat), dan memuliakan teman-teman
keduanya. 
 
E. Menunjukkan contoh perilaku yang mencerminkan hormat dan patuh kepada orang
tua
1.    Pengertian Birrul Walidain
Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-
birruartinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu
bapak. Jadi, Birrul Walidain adalah berbuat kebajikan terhadap kedua orang
tua.
2. Kedudukan Birrul Walidain
Birrul Walidain mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam.
Allah dan Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat
istimewa, sehingga berbuat baik pada keduanya juga menempati posisi yang
sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada keduanya menempati posisi
yang sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak yang sangat besar sekali
dalam proses reproduksi dan regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan
perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan
mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut mengandung tapi
dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi,
membesarkan dan mendidik anaknya, sehingga mempu berdiri bahkan
sampai waktu yang sangat tidak terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si
anak dituntut untuk berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk
mendurhakainya.
3. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:
1. Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang
tua dalam nasihat, dan perintahnya selama tidak menyuruh berbuat maksiat atau
berbuat musyrik, bila kita disuruhnya berbuat maksiat atau kemusyrikan, tolak
dengan cara yang halus dan kita tetap menjalin hubungan dengan baik.
2. Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan
santun, baik dalam tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya,
terlebih di usia senja.
3. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek
kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah
lainnya. Selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam.
4. Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum
berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua terutama
ibu. Dan mengerjakan pekerjaan rumah.
5. Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirta.
6. Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
7. Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.
8. Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa diteruskan
dengan cara antara lain:
–         Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
–         Melunasi semua hutang-hutangnya
–         Melaksanakan wasiatnya
–         Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup
–         Memuliakan sahabat-sahabatnya
–         Mendoakannya.
4.Doa Anak untuk Orang Tua
Seorang anak yang ingin mendoakan kedua orang tuanya dapat
mengambil contoh dari ayat suci Alquran yaitu, doa Nabi Ibrahim as ketika
mengajukan permohonan kepada Allah Swt agar dapat lah kiranya Allah
memberi ampunan pada kedua orang tuanya dari dosa-dosa yang telah
mereka perbuat.

Doa Nabi Ibrahim as dalam Q.S.Ibrahim:41


41. Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan
sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
Permohonan Nabi Ibrahim dalam Q.S. Al-Israa’: 24
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
5. ‘Uququl Walidain
‘Uququl Walidain artinya mendurhakai kedua orang tua. Durhaka
kepada kedua orang tua adalah dosa besar yang dibenci oleh Allah Swt,
sehingga adzabnya disegerakan oleh Allah di dunia ini. Hal ini mengingat
betapa istimewanya kedudukan kedua orang tua dalam ajaran Islam dan juga
mengingat betapa besarnya jasa kedua orang tua terhadap anaknya, jasa itu
tidak bisa diganti dengan apapun.
Adapun bentuk pendurhakaan terhadap orang tua bermacam-macam dan
bertingkat-tingkat, mulai dari mendurhaka di dalam hati, mengomel,
mengatakan “ah” ( uffin, berkata kasar, menghardik, tidak menghiraukan
panggilannya, tidak pamit, tidak patuh dan bermacam-macam tindakan lain
yang mengecewakan atau bahkan menyakitkan hati orang tua.) di dalam Q.S.
A-Israa:23 di ungkapkan oleh Allah dua contoh pendurhakaan kepada orang
tua yaitu, mengucapkan kata “uffin” dan menghardik ( lebih-lebih lagi bila
kedua orang tua sudah berusia lanjut)
 
BAB III 
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan
budi pekerti, akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara
hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut
istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri
dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang,
mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka
jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia
apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang baik.
 1.      Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama.
2.      Bahwa ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua.
3.      Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan
yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan amal shahih
tersebut.
4.      Dengan berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan
dipanjangkan umur.
5.      Manfaat dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke
jannah (surga) oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di dalam hadits Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak
akan masuk surga. Maka kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang
berbuat baik kepada kedua orang tua akan dimasukkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala ke jannah (surga).Berbakti kepada kedua orang tua
sering sekali disebutkan dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan
tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan bahwa berbakti kepada
Kedua orang tua (Ibu – Bapak) adalah wajib. Anak berkewajiban berbuat
baik kepada kedua orang tuanya yang harus ditunaikan semaksimal
mungkin. Apalagi jkia sering menyakitinya dengan cara membantah dan
berkata kasar pada mereka.
          Termasuk durhaka kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan
tidak mau memberikan hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan
kemampuan. Kemudian bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan
muka dan berkata kasar kepadanya.
 
B.  SARAN
          Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari
keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat
maksiat. Juga anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan
keinginan– keinginannya dari pada kepentingan dan keinginan pribadi .

Anda mungkin juga menyukai